Anda di halaman 1dari 4

Nama : Ahmad Hasbulaah Al Khoiri

Nim 200203110072

Matkul : Studi Fiqih

1. . Pengertian Istihsan
Istihsan secara etimologi merupakan bentuk masdar dari ‫ اسرح س‬yang berarti menganggap
baik sesuatu. 1Atau mengira sesuatu itu baik. Abu Hanifah tetap menggunakan arti lughawi
sebagai dasar pemakaian istihsan yaitu ‫( ا سرحس‬astahsin) berarti saya menganggap baik2.Arti
lain dari istihsan adalah mengikuti sesuatu yang lebih baik atau mencari yang lebih baik
untuk diikuti karena memang disuruh untuk itu.

#. Pembagian istihsan dan contohnya


Abdul Karim Zaidan dalam bukunya Al-Wajiz fî Ushul Fiqh, membagi istihsan dari segi
sandaran dalilnya dibagi menjadi menjadi berapa macam:163
1. Istihsan yang disandarkan kepada teks Al-Quran atau hadis yang lebih kuat. Seperti jual
beli salam.
2. Istihsan yang disandarkan kepada ijma‟. Contoh, bolehnya mengambil upah dari orang
yang masuk WC. Menurut kaidah umum, tidak boleh seseorang mengambil upah tersebut,
karena tidak bisa diketahui dan dipastikan berapa lama si pengguna berada di dalam WC,
juga tidak bisa diketahui seberapa banyak dia menggunakan air di dalam WC. tetapi
berdasarkan istihsan, diperbolehkan si petugas mengambil upah dari pengguna WC tersebut,
karena sudah membantu menghilangkan kesulitan orang, juga sudah menjadi kebiasaan dan
tidak ada penolakan dari seorang pun sehingga menjadi ijma‟.
4. Istihsan yang disandarkan kepada adat kebiasaan (‘urf). Seperti pendapat sebagian ulama
yang membolehkan wakaf dengan barang-barang yang bergerak, seperti mewakafkan buku,
mobil dan barang-barang lainnya. Menurut kaidah umum, wakaf itu harus pada barang-
barang yang tidak bergerak, seperti tanah, atau bangunan. Kemudian ulama membolehkan
wakaf dengan barang-barang yang bergerak tadi karena sudah menjadi adat (‘urf) di
lingkungan tersebut.
5. Istihsan yang disandarkan kepada urusan yang sangat darurat. Seperti, membersihkan
sumur yang terkena najis, hanya dengan mengambil sebagian air dari sumur itu. Menurut
qiyas, air sumur tersebut tidak bisa dibersihkan lagi, karena alat untuk membersihkan air itu
sudah kena najis, dan tidak mungkin dibersihkan. Tetapi menurut istihsan, air itu bersih lagi
hanya dengan mengeluarkan sebagian airnya saja. Karena mengeluarkan sebagian air itu
tidak mempengaruhi kesucian sisanya. Inilah yang dinamakan dengan darurat, yang bertujuan

1
Umar Hubeis dan A. Yazid, Fiqh al-Lughah al-„Arabiyah, Jilid II (Cet. IX; Surabaya Pustaka Progresif, 1985),
h. 187
2
Abu Zahrah, Ushul, op.cit., h. 402
3
Abdul Karim Zaidan, Al-Wajiz Fi Ushul Fiqhi, (Beirut: Penerbit Mu‟assasah Risalah, 2002), h. 230.
untuk memudahkan urusan manusia. Selain itu juga dalam ayat Al-Quran sudah disebutkan
bahwa agama itu bukan untuk menyusahkan manusia. Allah SWT. Berfirman (QS.22:78)
“Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.”

6. Istihsan yang disandarkan kepada qiyas khafi. Seperti bolehnya minum air sisa minum
burung buas seperti elang dan gagak.

2. jelaskan dan berikan contoh:


a.Tidak memberatkan:hal in iberar titidak membebani manusia dengan

kewajiban diluar kemampuanya.

Contoh:keringanan berbukapuasa bagi orang yang sedang sakit

b.menyedikitkan beban:tidak mewajibkan sesuatu yang mungkin

memberatkan umatnya yang kurang mampu

contoh:sunna nya berhaji

c.berangsur-angsur dalam menetapkan hukum :menetapkan hukum secara

berangsur-angsur supaya tidak mengejutkan bangsa yang baru

mengenalny asehingga perubahan itu tidak terlalu dirasakan yang akhirnya

sampai pula pada hukum ketentuan syari‟ah yang tegas

contoh:mengharamkan sesuatu secara berangsur-angsur

d.memperhatikan kemaslahatan manusia dalam menetapkan hukum :hukum

ketikamanusia membutuhkan hukum-hukum tersebut.

Contoh:hukum sosial distancing bagimasyarakat untuk saat ini karena

Ancaman wabah yang kianmarak.

e.keadilanyangmerata:menurutsyariatislam keduduknasemuaumat

muslim sama dimata Allah SWT,yang membedakan adalah tingkatan

taqwa

contoh:seorangulama‟dan seorang politikus yang tidak mengertiislam

tingkatannya jauh dibaw ahulama4


3. perbedaan maqosid,sabab,dab illah

4
https://ahmadmusliminblog.wordpress.com/2016/08/31/istishab
Maqashid al-Syariah adalah maksud atau tujuan yang melatarbelakngi ketentuan-
ketentuan hukum Islam atau dengan bahasa yang sederhana adalah maksud dan tujuan
disyariatkannya hukum. Tujuan pensyariatan hukum adalah untuk kebahagiaan hidup
manusia didunia dan akhirat, dengan jalan mengambil yang bermanfaat dan mencegah
atau menolak yang merusak. Dengan kata lain, tujuan pensyariatan hukum adalah untuk
mencapai kemaslahatan hidup manusia, baik rohani maupun jasmani.1Kemudian Abdur
Rahman
mengartikan syari‟ah jalan yang harus diikuti atau secara harfilah berarti jalan menuju
mata air. 2

Perbedaan ‘Illat dengan Sebab


Perbedaannya yaitu sebab merupakan tanda yang memberitahu adanya suatu hukum
seperti tergelincirnya matahari yang merupakan tanda yang memberitahu adanya sholat,
sedangkan
„illat adalah perkara, yang karenanya, terwujud suatu putusan hukum. Jadi, „illat adalah
sebab pensyariatan hukum, bukan sebab adanya hukum, sehingga „illat termasuk dalil
hukum.

Contoh-Contoh ‘Illat
Dilarangnya minuman keras, menganggap bahwa minuman bir itu dilarang pula. Menurut
hukum agama, dasarnya ialah tiap-tiap minuman yang memabukkan adalah dilarang, dan
sesuatu yang apabila dimakan dalam jumlah yang banyak mengakibatkan mabuk, maka
dalam jumlah sedikit pun termasuk haram. Dilarangnya minuman keras, menganggap
bahwa minuman bir itu dilarang pula.
contoh sebab
tenggelamnya matahari menjadi sebab dilaksanakan sholat magrib

B.contoh hifz a nasl pada dharuriyat,hajiyat,tasinniyat ;

- hifz al nasl dhururiyat


contoh : disyariatkannya nikah dan diharamkan zina
- hifz a nasl hajiyyat
contoh : menebutkan mahar saad akad
- Hifz al nasl tahsiniyyat
Contoh : khitbah dan walimah

5
Ahsan Lihasanah, “al-Fiqh al-Maqashid „Inda al-Imami al-Syatibi”,(Dar as-Salam: Mesir,2008), h.11
Nur Hayati, Ali Imran Sinaga,“Fiqh dan Ushul Fiqh”, (Jakarta : Prenadamedia Group, Ed. 1,2018) hal.75

Anda mungkin juga menyukai