Anda di halaman 1dari 7

PERILAKU TEMPER TANTRUM PADA

ANAK TUNA GRAHITA RINGAN KELAS XI DI SMALB


PELAIHARI

Agus Pratomo Andi Widodo


Risnawati
(andi.plb@unlam.ac.id)

Abstrak: Penelitian ini mengemukakan tentang perilaku temper tantrum pada anak
tunagrahita ringan kelas XI di SMALB Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Permasalahan
yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku temper
tantrum yang muncul pada anak, faktor penyebab perilaku itu muncul, dampak yang terjadi
jika perilaku muncul serta mengetahui bagaimana cara menangani ataupun tindakan
pencegahan jika perilaku itu muncul pada anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif deskriptif dengan analisis data kualitatif model Milles & Huberman. Ada dua
faktor yang mempengaruhi dan sebagai pemicu perilaku temper tantrum yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Dampak yang terjadi akibat perilaku temper tantrum bisa
dirasakan oleh anak itu sendiri dan lingkungan sekitarnya, baik dirumah maupun disekolah.
Secara garis besar ada dua cara dalam mengatasi perilaku temper tantrum yaitu penanganan
dan pencegahan. Penanganan dilakukan apabila anak sudah memunculkan perilaku temper
tantrum sedangkan pencegahan dilakukan ketika diketahui bahwa anak akan memunculkan
perilaku tantrumnya.

Kata kunci; Tunagrahita, Temper tantrum, kualitatif

PENDAHULUAN emosi yang merupakan respon terhadap


Perkembangan dan pertumbuhan stimulus baik itu secara internal maupun
pada anak terdiri dari beberapa aspek, eksternal.
Salah satu aspek yang penting adalah Anak tunagrahita, walaupun usia
sosial-emosional. Aspek ini merupakan sebenarnya telah mencapai usia remaja
aspek penting dalam perkembangan bahkan dewasa, tetapi usia mental nya
karakter dan kepribadian anak untuk sama bahkan dibawah anak normal yang
menyesuaikan diri dengan lingkungan. berusia 5-7 tahun. Perilaku yang muncul
Setiap anak memiliki kemungkinan dari perkembangan usia mental nya itu,
mengalami masalah emosi. Anak–anak sama dengan perilaku yang muncul pada
yang mengalami gangguan emosi sangat anak dengan usia kronologi anak 5-7
sering mengalami ketidakmampuan lain, tahun, Termasuk perilaku temper tantrum
seperti ketidak mampuan belajar atau yang biasanya muncul pada anak normal
keterbelakangan mental, dan sering sulit dengan usia 3-6 tahun, juga akan muncul
mengatakan apakah masalah emosi pada anak tunagrahita dengan usia
menyebabkan penurunan kinerja kronologi 15-17 tahun. Perilaku temper
akademis atau kegagalan sekolah tantrum yang sering muncul pada anak
menyebabkan masalah emosi. tunagrahita dengan usia remaja tidak jauh
Salah satu ekspresi emosi adalah berbeda dengan anak-anak usia 5-7 tahun
perilaku temper tantrum. Temper tantrum seperti menangis, mengamuk, menendang
merupakan aspek sosial-emosional pada dan lain-lain.Berdasarkan masalah
anak yang mendasari perilaku ekspresi tersebut, maka penulis tertarik untuk

10
Agus pratomo, Andi Widodo, Perilaku Temper Tantrum … 11

melakukan penelitian tentang perilaku teori. Landasan teori dimanfaatkan


temper tantrum anak tunagrahita ringan sebagai pemandu agar fokus penelitian
kelas XI di SMALB Pelaihari. sesuai dengan fakta dilapangan.Selain
Secara umum, penelitian ini itu, landasan teori juga bermanfaat untuk
bertujuan untuk menemukan, memberikan gambaran umum tentang
mengembangkan, dan membuktikan latar penelitian dan sebagai bahan
pengetahuan tentang perilaku temper pembahasan hasil penelitian.
tantrum anak tunagrahita dan secara
khusus tujuan penelitian ini adalah untuk HASIL PENELITIAN DAN
mengetahui bagaimana perilaku temper PEMBAHASAN
tantrum anak tunagrahita ringan, faktor- Berdasarkan hasil observasi dan
faktor apa yang menyebabkan terjadinya wawancara kepada sumber data, maka
perilaku temper tantrum pada anak penelitian ini menghasilkan beberapa
tunagrahita ringan, bagaimana dampak informasi tentang perilaku temper
dari perilaku temper tantrumdan tantrum pada anak tunagrahita ringan,
Bagaimana cara mengatasi perilaku faktor penyebab perilaku temper tantrum,
temper tantrum pada anak tunagrahita dampak dari perilaku temper tantrum
ringan kelas XI SMALB Pelaihari. serta cara penanganan yang biasanya
dilakukan kepala sekolah, guru dan orang
METODE PENELITIAN tua untuk menekan munculnya perilaku
Dalam penelitian ini pendekatan temper tantrum atau mengatasi perilaku
yang dilakukan adalah melalui tersebut jika perilaku itu telah muncul.
pendekatan kualitatif. Artinya data yang Bedasarkan hasil observasi dan
dikumpulkan bukan berupa angka-angka, wawancara ditemukan bahwa perilaku
melainkan data tersebut berasal dari yang muncul pada saat anak mengalami
naskah wawancara, catatan lapangan, temper tantrum adalah memukul.
dokumen pribadi, catatan memo, dan memukul dinding, tembok atau meja dan
dokumen resmi lainnya. untungnya anak tidak pernah memukul
Penelitian ini menggunakan orang lain.Melemparkan atau sampai
metode kualitatif deskriptif, yang ber merusak barang apa saja yang berada
upaya untuk menggambarkan situasi yang disekitarnya, seperti meja, kursi,
sebenarnya terjadi dilapangan. Penelitian penghapus, rak kecil, dan buku. Perilaku
ini bertujuan untuk mengungkapkan menendang-nendang benda-benda yang
fakta, keadaan, fenomena dan keadaan ada disekitarnya seperti pot bunga, tong
yang terjadi saat penelitian berjalan dan sampah, meja, kursi dan dinding atau
menyuguhkan apa adanya sehingga data tembok juga membanting pintu bahkan
tersebut dapat menjadi akurat dan layak mengunci pintu kelas sambil mengurung
digunakan dalam penelitian. diri juga kadang muncul pada anak pada
Pengumpulan data yang dilakukan tantrum nya. Anak pernah beberapa kali
bersifat induktif berdasarkan fakta - fakta menghancurkan pintu, merusak gagang
yang didapatkan dan kemudian dapat dan engsel pada pintu, memecahkan kaca
dikonstruksikan menjadi hipotesis atau jendela, dan melepas kusen pada jendela
12 Jurnal Disabilitas, Jilid 1, No. 1 Juli 2017 hlm. 10-15

untuk di buang.Perilaku ini muncul menahan diri dari perilaku mengamuk.


dengan durasi yang lama, dan akan terus Apabila perilaku menangis ini terlalu
berlangsung apabila ada stimulus dari lama atau terlambat penanganan, maka
luar kemudian akan berhenti hanya jika perilaku menangis ini akan di iringi
ada guru yang memberikan penanganan. dengan perilaku menggerutu, atau bisa
Perilaku temper tantrum yang jadi anak akan mengeluarkan tantrum
paling sering muncul pada anak adalah fisik yang cenderung membahayakan
berteriak-teriak. Teriakan ini sangat keras dirinya dan orang lain.
dan lama sehingga seringkali teriakan ini Setiap perilaku yang muncul
menggemparkan warga sekolah, kadang pastilah ada penyebabnya. Begitu pula
teriakan ini disertai dengan makian, perilaku temper tantrum yang terjadi pada
umpatan, ancaman dan perilaku lainnya anak tunagrahita ringan di SMALB
seperti menangis dan mencari senjata Pelaihari. Faktor penyebab ini secara
tajam.Senjata tajam yang sering dicari garis besar terbagi menjadi dua yaitu
anak sering berupa apa saja, seperti pisau, faktor internal dari dalam diri anak dan
parang atau botol yang dipecahkan dan faktor eksternalyang berasal dari
bisa jadi hanya kayu yang berujung lingkungan, baik lingkungan keluarga
tajam. Hal ini sering dilakukan un tuk maupun lingkungan sekolah.
mencari perhatian. Hal lain yang Secara internal, yang menjadi
dilakukan anak jika dia ingin mencari faktor penyebab terjadinya perilaku
perhatian adalah memanjat gedung temper tantrumadalah berasal dari anak
sekolah, menara tandon atau pohon. itu sendiri. Ketunagrahitaan pada anak
Perilaku ini biasanya disertai dengan merupakan faktor utama penyebab
ancaman akan bunuh diri dengan terjun terjadinya perilaku temper tantrum. Anak
dari tempat tinggi. Perilaku lainnya yang tunagrahita tentunya memiliki usia mental
dilakukan anak untuk mencari perhatian yang jauh dibawah usia kronologinya.
adalah dengan berpura-pura sakit atau Hal ini menyebabkan anak bersifat masih
berpura-pura kesurupan dan perilaku ini seperti anak kecil walaupun usianya
akan sangat sulit untuk diberikan sudah remaja atau beranjak dewasa.
penanganan, bahkan sampai ber jam-jam Sepertinya hal nya temper
atau sampai jam sekolah berakhir. tantrummerupakan sifat bawaan dari
Frustasi juga merupakan salah dalam diri seorang anak yang berusia 5-7
satu perilaku yang muncul pada anak tahun. Masalah ketidakstabilan emosi
ketika dia sedang mengalami temper pada anak tunagrahita juga merupakan
tantrum. Perilaku ini juga berlangsung salah satu penyebab internal munculnya
dengan durasi yang cukup lama, anak perilaku temper tantrum. Ini tentu wajar
akan mengurung diri di kelas, tidak mau mengingat anak tunagrahita sangat sulit
berbicara dengan siapa pun bahkan selalu dalam mengendalikan emosinya dan anak
menghindar jika didekati.Menangis dan juga tidak mampu bersikap dan kadang
menjerit adalah salah satu perilaku yang tidak mengerti perilaku baik dan buruk.
muncul pada jika dia sedang sedih Selain faktor internal, faktor
bertujuan untuk mengolah rasa agar bisa lingkungan juga mempengaruhi
Agus pratomo, Andi Widodo, Perilaku Temper Tantrum … 13

munculnya perilaku temper tantrumantara Emosi yang berupa rasa sedih


lain faktor lingkungan keluarga dan juga seringkali menjadi pemicu
sekolah. munculnya perilaku temper tantrumpada
Faktor Penyebab munculnya anak. Seperti hal nya anak lain yang usia
perilaku temper tantrumdi lingkungan kronologinya sudah remaja, tentunya
keluarga dikarenakan beban fikiran anak akan merasakan sensasi indah ketika
akibat perpisahan orang tua. Kurangnya melihat lawan jenis atau jatuh cinta. Sama
asuhan seorang ayah juga membuat anak dengan remaja umumnya tentu juga
jadi tempramental dalam bersikap. Selain pernah merasakan sedih, resah dan
itu, ibunya juga jarang memperhatikan gelisah akibat putus cinta. Akan tetapi,
anak karena ibu bekerja dari pagi sampai remaja pada umumnya, akan mampu
sore hari. Perilaku temper tantrum juga menahan emosi jika mengalami hal itu.
akan muncul pada anak saat dirumah jika Berbeda dengan anak ini, ketidakstabilan
keinginannya tidak cepat terpenuhi. emosinya mengakibatkan anak tidak
Lingkungan bermain anak disekitar mampu mengekspresikan perasaan
rumah juga berpengaruh pada perilaku sedihnya itu kecuali dengan temper
anak. Saat dirumah anak bergaul dengan tantrum.
orang-orang dewasa yang tentunya Segala sebab tentu ada akibat.
memiliki banyak masalah sehingga anak Begitu juga perilaku temper tantrum yang
kadang terbawa-bawa masalah itu saat dialami oleh anak tunagrahita ringan.
dirumah nya. Beberapa dampak atau akibat perilaku
Di lingkungan sekolah, faktor temper tantrumpada anak tunagrahita
utama penyebab munculnya perilaku ringan kelas XI di SMALB Pelaihari.
temper tantrumpada anak adalah teman- Di lingkungan rumah,ada
teman nya. Penyebab temper tantrum beberapa dampak atau akibat yang di
pada anak utamanya dikarenakan anak timbulkan dari perilaku temper tantrum
marah akibat sering di olok-olok teman yang terjadi seperti dijauhi orang lain,
sekelasnya. Selain itu, penyebab anak membuat kekhawatiranbagi orang tua dan
berperilaku temper tantrum adalah ingin saudaranya. Jika anak sering mengamuk,
mencari perhatian dari warga sekitar anak sulit punya teman, dianggap gila,
sekolah, ini wajar dilakukan anak karena tidak waras sehingga dijauhi masyarakat
dirumah anak kurang perhatian oleh sekitar. Sealin itu, akibat dari perilaku
pihak keluarganya. temper tantrum yaitu barang-barang
Penyebab lain anak mengalami banyak yang rusak, apapun yang
perilaku temper tantrumsaat disekolah ditemuinya pasti dibanting atau
adalah perasaan yang hipersensitif. dilemparkan.
Hipersensitif pada anak terjadi saat dia Di sekolah, dampak atau akibat
mengalami malu atau merasa bersalah. yang di timbulkan dari perilaku temper
Apabila saat hipersensitif anak disentuh tantrum yang terjadi pada anak
dengan sentuhan fisik atau verbal maka tunagrahita ringan antara lain tidak jauh
akan muncul perilaku temper tantrum. berbeda dengan yang terjadi dirumah,
seperti dijauhi teman-teman nya, barang
14 Jurnal Disabilitas, Jilid 1, No. 1 Juli 2017 hlm. 10-15

sekolah banyak yang rusak dan punishment, membujuk sambil


munculnya kekhawatiran warga sekolah. memberikan masukan positif pada anak
Selain itu, dampak yang terjadi secara sederhana, time out, dan mengajak
akibat perilaku temper tantrum yang anak bercanda. Walaupun setiap guru
muncul pada anak tunagrahita ringan di memiliki cara yang berbeda dalam
sekolah adalah pembelajaran di kelas jadi penanganan perilaku temper tantrum
kurang kondusif. Perilaku tantrum atau yang muncul pada anak, akan tetapi
setelah temper tantrumnya selesai akan semuanya telah sepakat dalam mencegah
mengakibatkan terganggunya kegiatan perilaku temper tantrum yang muncul
belajar mengajar. Ini tidak hanya pada anak. Semua guru dan kepala
mengganggu diri pribadi anak, tapi juga sekolah berupaya menciptakan suasana
mengganggu konsentrasi teman sekolah dimana anak tidak akan merasa
sekelasnya. terusik mental, fisiknya dan emosi yang
Dampak perilaku temper tantrum akan memicu munculnya perilaku
yang muncul pada anak yaitu sering tersebut. Seperti memisahkan nya dari
terjadi perkelahian antara anak dengan teman-teman sebaya disekolah yang suka
temannya. Perkelahian ini merupakan mengganggunya, tidak membiarkan nya
akibat hipersensitif pada anak. Tantrum menjadi pusat perhatian saat dia sedang
verbal seperti memaki, mengumpat, hipersensitif dan tidak memberikan
mengancam dan menggerutu merupakan tekanan ketika diketahui TDR sedang
awal mula penyebab perkelahian itu melakukan kesalahan.
terjadi. Perilaku temper tantrum
verbalnyasering mengeluarkan kata-kata KESIMPULAN
kasar dan membuat teman nya Perilaku temper tantrum adalah
tersinggung, sehingga itu memicu suatu ekspresi kemarahan yang sangat
perkelahian antara dia dengan orang lain. kuat, yang lepas kontrol, yang disertai
Secara garis besar ada dua cara dengan perilaku-perilaku seperti
dalam mengatasi perilaku temper menangis, menjerit, perilaku agresif
tantrumpada anak yaitu penanganan dan seperti menendang, memukul bahkan
pencegahan. Penanganan dilakukan cenderung menghancurkan barang–
apabila anak sudah memunculkan barang dan juga mengarah ke perilaku
perilaku temper tantrumsedangkan yang cenderung ingin meminta perhatian
pencegahan dilakukan ketika diketahui dengan berpura-pura sakit, berpura-pura
bahwa anak akan memunculkan perilaku kesurupan dan memanjat bangunan. Ada
tantrumnya. dua faktor yang mempengaruhi dan
Berdasarkan informasi, bahwa sebagai pemicu perilaku temper tantrum
masing-masing guru memiliki yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
penanganan tersendiri untuk Dampak yang terjadi akibat perilaku
menghentikan perilaku temper temper tantrum bisa dirasakan oleh anak
tantrumyang muncul pada anak itu sendiri dan lingkungan sekitarnya,
tunagrahita ringan di SMALB Pelaihari. baik dirumah maupun disekolah. Secara
Seperti, satiasi, ekstingsi, rewadr dan garis besar ada dua cara dalam mengatasi
Agus pratomo, Andi Widodo, Perilaku Temper Tantrum … 15

perilaku temper tantrum yaitu S. Willis, Sofyan. (2012). Psikologi


penanganan dan pencegahan. Penanganan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
dilakukan apabila anak sudah Slavin, Robert. E. (2009). Psikologi
memunculkan perilaku temper tantrum Pendidikan Teori dan Praktik
sedangkan pencegahan dilakukan ketika (jilid 2). Jakarta: Indeks.
diketahui bahwa anak akan memunculkan Sobur, Alex. (2013). Psikologi Umum
perilakutantrumnya. dalam Lintasan Sejarah.
Bandung: Pustaka Setia.
DAFTAR PUSTAKA Somantri, Sutjihati. (2012). Psikologi
Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. Anak Luar Biasa. Bandung:
(2014). Psikologi Remaja, Refika Aditama.
Perkembangan Peserta Didik. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian
Jakarta: Bumi Aksara. Pendidikan Pendekatan
Baharudin, (2010). Psikologi Pendidikan Kuantitatif, kualitatif dan R & D.
Refleksi Teoritis Terhadap Bandung: Alfabeta.
Fenomena. Jogjakarta: Ar-Ruzz Sujanto, Agus. (2001). Psikologi Umum.
Media. Jakarta: Bumi Aksara.
H. Ahmadi, Abu. (2009). Psikologi Sukmadinata, Nana Syaodih.(2011).
Umum. Jakarta: Rineka Cipta Landasan Psikologi Proses
Hayes, Eileen. 2003. Tantrum. Jakarta : Pendidikan. Bandung: Remaja
Erlangga. Rosdakarya.
Libal, Autumn. (2009). Pemuda Sumanto, M. A. (2014). Psikologi
Berkebutuhan Khusus, Namaku Perkembangan, Fungsi dan Teori.
Bukan Si Lamban, Pemuda Yogyakarta: CAPS (Center of
Penyandang Tunagrahita. Klaten: Academic Publishing Service)
Intan Sejati. Suryabrata, Sumadi. (2004). Psikologi
Mansur, Hamsi et al. (2013).Pedoman Pendidikan. Jakarta: Raja
Penulisan Karya Ilmiah. Grafindo Persada.
Banjarmasin: Pustaka Banua. Yusuf L. N, Syamsu dan M. Sugandhi,
Nuryanti, Lusi. (2008). Psikologi Anak. Nani. (2013). Perkembangan
Jakarta: Indeks. Peserta Didik. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai