BAB 1
PENDAHULUAN
anak, yang menyebabkan orang tua terjebak didalam siklus ini, dan benar-benar
menghukum anak atas perilaku mereka yang buruk.1 Salah satu bentuk ekspresi
dengan perilaku tantrum atau temper tantrum yang dapat dikategorikan sebagai
Temper tantrum atau disebut tantrum adalah episode dari kemarahan dan
frustasi yang ekstrim, tampak seperti kehilangan kendali yang dicirikan oleh
perilaku menangis, berteriak, dan gerakan tubuh yang kasar atau agresif seperti
kaki di lantai. Pada anak yang lebih kecil biasanya sampai muntah, buang air
kecil, atau bahkan nafas sesak karena terlalu banyak menangis, dan berteriak. 3,4
Tantrum pada anak-anak umumnya hanya terjadi sekitar 30 detik sampai 5 menit
merupakan kondisi yang normal bila terjadi pada anak-anak yang berusia 1-3
tahun, apabila tidak ditangani dengan tepat dapat bertambah sampai usia 5-6
2
tahun.5 Penelitian dari beberapa literatur menunjukkan bahwa dari 87% anak-anak
yang berusia antara 18-24 bulan mengalami setidaknya satu kali amukan dalam
sebulan dan meningkat menjadi 91% pada usia 30-36 bulan, kemudian turun
tua, studi ini menemukan bahwa 84% dari anak-anak usia 2-5 tahun meluapkan
frustasinya dengan mengamuk dalam satu bulan terakhir, dan 8,6% diantaranya
memiliki tantrum sehari-hari yang justru jika itu terjadi setiap hari merupakan hal
yang tidak normal.7 Data yang didapatkan di Indonesia menyatakan bahwa anak
yang biasanya mengalami tantrum dalam waktu satu tahun sekitar 23-83% dari
menyenangkan serta kesalahan pola asuh orang tua.9 Hasil penelitian Esti pada
anaknya atau bekerja, terdapat 17 anak yang beresiko temper tantrum (73,9%) dan
bahwa anak yang kurang mendapat perhatian atau kurang asuhan memiliki temper
tantrum yang tinggi.10 Cara orang tua yang mengasuh anaknya berperan
ditolak, orang tua yang terlalu mendominasi anak, orang tua yang mengasuh tidak
gambaran mengenai perilaku temper tantrum dan bagaimana orang tua merespon
terhadap temper tantrum. Hasilnya banyak orang tua yang berespon tidak tepat
dalam menghadapi temper tantrum anak. Respon orang tua dibagi ke dalam empat
bagian, yaitu: (1) mencoba untuk menuruti kemauan anak sebesar 59%, (2)
mengacuhkan sebesar 37%, (3) mencoba menenangkan anak sebesar 31 % dan (4)
perilaku yang tergolong normal dan merupakan bagian dari proses perkembangan
yang pasti akan berakhir. Hal positif yang bisa dilihat dari perilaku temper
frustasi, dan membuat orang dewasa mengerti kalau mereka bingung, lelah, atau
sakit. Namun demikian, bukan berarti bahwa tantrum didukung. Jika orang tua
benar kepada anak maka perkembangan emosional anak dapat terganggu dan juga
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Temper tantrum adalah salah satu dari sekian banyak kelainan pada
pada orang tua, yang biasanya tampak dalam bentuk menjerit-jerit, berteriak dan
Temper tantrum umumnya muncul ketika anak sakit, lapar, frustrasi, atau lelah.
cepat, dan akan membuat anak memulai temper tantrum. Tantrum pada anak
umumnya hanya terjadi sekitar 30 detik sampai 5 menit saja dan lebih jarang
Kejadian ini sering kali muncul pada anak usia 15 bulan sampai 5 tahun.
Tantrum terjadi pada anak yang aktif dengan energi yang melimpah.9 Menurut
Hurlock pada tahun 2010, temper tantrum adalah ledakan amarah yang kuat,
ketakutan yang hebat dan iri hati yang tidak masuk akal.14 Hal ini tampak
mencolok pada anak-anak usia 2,5-3,5 tahun dan 5,5-6,5 tahun. Ledakan amarah
mencapai puncaknya antara usia dua dan empat tahun, setelah itu amarah
Temper tantrum dapat menjadi masalah yang serius. Temper tantrum dapat
menit, atau muncul lebih dari 5 kali per hari dikategorikan abnormal dan mungkin
Menurut Mah pada tahun 2008 terdapat 4 jenis temper tantrum, yaitu:
1. Manipulative tantrums
konteks sosial budaya. Anak-anak secara aktif belajar dari mengamati dan
berpartisipasi dengan anak-anak lain serta dengan orang dewasa, termasuk orang
tua, dan guru. Anak-anak mengamati semua kejadian dalam lingkungan dan
merefleksikan apa yang mereka pahami dari interaksi sosial, dari mengajukan
ketika orang dewasa menentang model kerja yang telah mereka bangun.16
Anak akan berprilaku seolah-olah menjadi anak baik dan dia akan
menirukan perilaku orang yang tidak dia sukai dan menarik perhatian dengan cara
yang mengalami distress. Anak upset temper tantrums berada dalam keadaan
merusak. Merusak benda, orang lain ataupun diri sendiri. Hal yang harus
diperhatikan pada anak yang mengalami upset temper tantrums adalah bagaimana
6
orang tua mampu berbahasa dengan lembut kepada anak, menampilkan ekspresi
wajah yang hangat, dan memberikan sentuhan yang nyaman untuk anak.16
Anak yang helpless temper tantrums adalah anak yang merasa putus asa,
tidak berdaya, takut, dan anak tersebut tidak bergairah. Anak-anak akan
mengatakan bahwa orang dewasa tidak adil kepadanya. Anak merasa bahwa
Pada tipe ini semua kegiatan anak diatur oleh orang dewasa, mulai dari
kebebasan untuk memilih apa yang diinginkan. Ketika semuanya telah ditetapkan,
anak tidak mampu untuk menolak apa yang telah ditetapkan dan anak akan
mengalami stres. Ketika stres yang dirasakan oleh anak berlebihan, anak tidak
bisa mengontrol emosi, sehingga anak butuh waktu untuk sendiri. Respon yang
diberikan anak adalah menolak bahwa dia tidak berada dalam keadaan stres, anak
menyendiri, dan tidak mau mengungkapkan apa yang mereka rasakan kepada
orang dewasa. Dalam hal ini yang diperlukan anak adalah bimbingan dari orang
tua untuk memanajemen stres. Apabila orang tua tidak bisa memenuhi keinginan
anak tersebut maka anak akan menjadi tantrum. Tantrum yang ditampilkan adalah
menjauh dari lingkungannya atau anak butuh waktu untuk sendiri, tetapi anak
jenis, yaitu:
7
1. Tantrum aktif
Tantrum aktif terjadi ketika anak tidak bisa mendapatkan apa yang
dirinya. Tantrum aktif bisa juga muncul ketika anak marah dengan temannya.
2. Tantrum pasif
Tantrum pasif terjadi ketika anak merasa tidak puas terhadap suatu hal.
Biasanya anak merengek, ngambek atau terus menerus bertanya dengan cara
menganggu. Tantrum pasif juga terjadi ketika anak tidak suka melakukan sesuatu
1. Manipulative tantrum
yang dia inginkan. Perilaku ini akan berhenti saat keinginan anak dituruti. 18
Contoh perilaku manipulative tantrum menurut Amin tahun 2010, yaitu saat
Tantrum jenis ini terjadi jika anak tahu apa yang dia inginkan, tetapi tidak
tahu bagaimana cara menyampaikan keinginannya dengan jelas kepada orang lain.
Anak akan mengalami frustasi. Tantrum jenis ini akan menghilang sejalan dengan
membuang benda-benda yang ada disekitarnya jika orang tua berteriak marah
maka anak akan semakin marah menjatuhkan diri di lantai, biasanya terjadi karena
3. Temperamental tantrum
Tantrum ini dapat terjadi jika tingkat frustasi anak mencapai tahap yang
sangat tinggi, anak menjadi sangat tidak terkontrol, dan sangat emosional. Anak
akan menjadi sangat lelah dan sangat kecewa. Pada tantrum jenis ini anak akan
dimungkinkan untuk memakai cara temper tantrum agar menekan orang tua untuk
mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa dan orangtua pun tidak dapat memahami
maka hal ini dapat memicu anak menjadi frustasi yang terjadi dalam bentuk
temper tantrum.11
Aanak yang aktif membutuhkan ruang dan waktu yang cukup untuk selalu
bergerak dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Apabila saat anak tersebut
harus menempuh perjalanan panjang dengan mobil, maka anak tersebut akan
tantrum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapat apa yang di inginkan,
Pola asuh orangtua dalam hal ini sebenarnya lebih pada bagaimana orang
tua dapat memberikan contoh atau teladan kepada anak dalam setiap bertingkah
10
laku karena anak akan selalu meniru setiap tingkah laku orang tua. Jika anak
melihat orang tua meluapkan kemarahan atau meneriakkan rasa frustasi karena hal
kecil, maka anak akan kesulitan untuk mengendalikan diri. Seorang anak perlu
melihat bahwa orang dewasa dapat mengatasi frustasi dan kekecewaan tanpa
harus lepas kendali, dengan demikian anak dapat belajar untuk mengendalikan
diri.11
5. Anak merasa lelah, lapar atau dalam keadaan sakit kondisi sakit, lelah
Anak yang merasa terancam, tidak nyaman, dan stress apalagi bila tidak
tantrum, yaitu:14
1. Rintangan terhadap gerak yang diinginkan anak, baik rintangan itu berasal
anak.
Tantrum sering terjadi pada anak yang dianggap sulit, terjadi pada anak
yang aktif dengan energi yang berlimpah, dengan ciri-ciri sebagai berikut:9,18
1. Mempunyai kebiasaan tidur, makan, dan buang air besar tidak teratur;
pada usia di bawah 3 tahun, 3-4 tahun, dan lebih dari 5 tahun. Manifestasi temper
menunjukkan perilaku tantrum seperti pada anak berusia kurang dari 3 tahun.
Perilaku tantrum anak usia 3-4 tahun juga dapat terjadi, seperti anak akan
Pada usia 5 tahun ke atas anak akan menunjukkan perilaku seperti pada
mengancam.9,11,19
tahap respon, dan tahap pembentukan. Tahap pemicu tampak pada saat anak
diserang, dikritik atau diteriaki oleh orangtua atau saudara dengan sesuatu yang
secara agresif dan destruktif. Jika perilaku agresi yang dimunculkan oleh anak
tersebut mendapatkan reward dari penyerang (attacker) dengan menjadi diam atau
berhenti mengkritik, maka taktik ini dianggap berhasil oleh anak. Anak akan
mulai belajar membentuk perilaku tantrum sebagai senjata untuk melawan segala
1. Anak usia 2-3 tahun: pada usia ini 80% anak menunjukan tingkah laku
tantrum dan 20% anak tantrum 2 kali atau lebih dalam sehari.2,9
2. Anak usia prasekolah (3-5 tahun): anak usia prasekolah 20% diantaranya
melakukan tantrum yang rendah dan anak diatas usia 4 tahun hanya 11% yang
3. Anak usia sekolah (6-8 tahun): Tantrum pada anak usia sekolah ditunjukan
jika sedang marah. Tingkah laku tantrum ini muncul jika anak mengalami trauma,
diatur orang tua dengan sangat ketat atau karena perubahan lingkungan. 2,9
4. Tantrum pada usia remaja dan dewasa: beberapa orang remaja dan dewasa
juga dapat menunjukan tingkah laku tantrum. Tingkah laku tantrum pada remaja
dan orang dewasa ditunjukan dengan mengamuk ketika keinginanya tidak dapat
dipenuhi. Tingkah laku tantrum yang masih menetap hingga usia dewasa
dari orang tua.2 Orang tua sering sekali merespon anak yang tantrum dengan cara
dan sebanyak 31 % menyuruh anak untuk diam. Data ini menunjukan bahwa
orangtua sering keliru ketika menghadapi anak yang mengalami tantrum. Karena
itulah penting sekali bagi orang tua untuk mengetahui cara merespon tantrum
secara tepat.21
tantrum Ketika temper tantrum terjadi hal yang sangat penting bagi orang
tua adalah segera mengambil tindakan yang tepat, sebab apapun tindakan yang
dilakukan oleh orangtua akan berdampak pada perilaku dan respon anak pada
masa-masa yang akan datang.2 Orang tua dapat mencoba mengerti dan memahami
jenis tantrum yang terjadi pada saat anak marah besar. Jika anak menunjukkan
melihat kearah anak, mencoba bersikap tenang, dan tetap melakukan pekerjaan.
Tetapi jika anak menunjukkan verbal frustration orang tua sebaiknya jangan
masalahnya.18 Jika anak tidak dapat memecahkan masalahnya sendiri beri dia
Terdapat tiga hal lain yang dapat dilakukan sesegera mungkin saat tantrum
emosinya, serta tidak ambil peduli terhadap pandangan sinis atau ucapan negatif
dari lingkungan. Jika tantrum terjadi maka biarkan anak untuk melampiaskan
emosinya tapi pastikan bahwa segala sesuatunya dalam keadaan aman, baik bagi
evakuasi anak pada tempat-tempat yang empuk seperti kasur atau sofa, jauhkan
anak pada benda-benda yang rawan untuk dirusak. Anak sebaiknya didekap atau
dipeluk dengan penuh kasih sayang akan tetapi jika dia meronta-ronta, memukul
atau bahkan mencakar orangtua atau pengasuhnya sebaiknya tindakan ini jangan
dilakukan sebab hanya akan memicu dan memprovokasi orang tua untuk
bertindak kasar pada anak. Orang tua harus tetap tenang serta berusaha
mengontrol emosi untuk tetap stabil. Jaga emosi jangan sampai memukul dan
dalam periode tantrum yang tinggi tidak dapat mengerti atau mendengar apa yang
dikatakan orang tua, memberikan nasihat-nasihat moral agar anak diam. Meminta
anak untuk diam dengan memberi hadiah atau menjanjikan hadiah juga
merupakan tindakan yang perlu dihindari. Hal ini sama saja mengajarkan anak
atau mendapatkan hadiah. Paling penting untuk dihindari adalah memaksa anak
diam dengan kata-kata kasar atau menggunakan hukuman dan kekerasan karena
16
hal ini sama dengan mengajarkan anak menggunakan caracara kekerasan jika
Salah satu teknik yang dapat digunakan pada saat anak sedang tantrum
atau 3 menit. Hal ini juga memberi kesempatan kepada orang tua untuk
mengontrol emosinya. Dua atau tiga menit sudah cukup untuk mencegah orang
meninggalkan kamar. Cara ini akan sangat membantu orang tua menjaga anak dan
bisa tetap konsisten pada aturan, terutama kepada anak yang lebih tua dan anak
usia sekolah.2
Orang tua juga tidak boleh memberikan keinginan anak yang semula
dilarang dengan harapan dia akan diam dan berhenti tantrum. Cara ini mungkin
efektif untuk menghentikan tantrum anak pada saat itu tapi mungkin juga tidak. 18
keinginan dan harapannya yang terhalang oleh pertimbangan orangtua. Tentu saja
ini dapat diterapkan pada anak yang relatif sudah lebih dewasa, sekitar usia 3-6
tahun.2
Ketika anak sudah mulai reda tunjukkanlah ekspresi cinta pada anak dan
biarkan dia merasa aman. Ajak anak untuk bermain dan bergembira. Tunjukkan
kasih sayang pada anak, sekalipun anak telah berbuat salah. Orang tua perlu
17
tantrum orang tua harus memahami penyebab yang terjadi yang terjadi pada anak,
mungkin anak merasa lapar, lelah, sehingga harus berhati-hati. Jika ingin
mengajar dan memberi nasihat, jangan dilakukan segera setelah tantrum berakhir,
tapi lakukanlah ketika keadaan sedang tenang dan nyaman bagi orang tua dan
anak. Waktu yang tenang dan nyaman adalah ketika tantrum belum terjadi,
bahkan ketika tidak ada tanda-tanda akan terjadi tantrum. Saat orang tua dan anak
sedang gembira, tidak merasa frustrasi, lelah dan lapar merupakan saat yang
ideal.2,18
C. Pencegahan
kebiasaan-kebiasaan anak dan mengetahui secara pasti pada kondisi seperti apa
tantrum terjadi pada anak. Misalnya, pada anak yang aktif bergerak dan gampang
stres maka orang tua perlu mengatur kondisi agar anak tidak dibuat bosan.
tidak terbatas pada tugas-tugas sekolah, tapi juga bermain bersama, sehingga
ketika anak mengalami kesulitan orang tua dapat membantu dengan memberikan
petunjuk. Hal lain yang bisa dilakukan adalah orang tua perlu memperlakukan
anak secara tepat dengan tidak terlalu memanjakan dan tidak pula terlalu
menelantarkan anak.2,18
Hal lai yang perlu diperhatikan untuk mencegah temper tantrum, yaitu
orang tua perlu mengetahui adakah perilaku dari orang tua atau orang lain
18
disekitar anak yang justru mendorong dan memberi penguatan terhadap terjadinya
tantrum. Jika ada maka perlu dihilangkan. Selain itu, perlu juga diwujudkan atau
dibangun sebuah sistem reward untuk menjaga anak tetap berperilaku terkontrol.
Memberikan penghargaan atau hadiah pada saat tantrum terjadi adalah tidak tepat
sebab akan mengkondisikan anak untuk selalu mengulanginya. 16,18 Pada anak yang
usianya lebih tua perlu diajarkan dan dilatih dengan coping skill dalam
Cara lain untuk yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah terjadinya
kemarahan, menghindari rasa malu kepada anak perihal rasa marah, ajarkan anak
mengenai intensitas tingkat kemarahan, atur secara jelas batasan harapan akan
dengan memberikan pemahaman akan efek yang bisa ditimbulkan dari sikap
BAB 3
KESIMPULAN
Temper tantrum adalah salah satu dari sekian banyak kelainan pada
pada orang tua yang biasanya tampak dalam bentuk menjerit-jerit, berteriak dan
tantrum umumnya muncul ketika anak sakit, lapar, frustrasi, atau lelah. Sebagian
anak menggunakan temper tantrum untuk mendapatkan perhatian orang tua, agar
inginkan. Temper tantrum sering kali muncul pada anak usia 15 bulan sampai 5
tahun. Temper tantrum sering terjadi pada anak yang aktif dengan energi yang
melimpah.
tantrums (distress), helpless temper tantrums (not distress but despair), stress and
aktif maupun yantrum pasif. Penyebab perilaku temper tantrum bisa disebabkan
oleh pola asuh orang tua, masalah di keluarga mapun di lingkugannya. Ciri-ciri
temper tantrum pada anak yaitu mempunyai kebiasaan tidur, makan, dan buang air
20
besar tidak teratur sulit menyukai situasi, makanan, dan orang-orang baru, tidak
mudah beradaptasi terhadap perubahan, suasana hati (mood) lebih sering negatif,
tatalaksana yang tepat agar mengurangi terjadinya temper tantrum pada anak.
21
DAFTAR PUSTAKA
10. Listiana, Esti. Perbedaan Resiko Temper Tantrum Anak Usia Prasekolah
antara Ibu tidak Bekerja dan Bekerja di RAMAN Gebang Kelurahan
Patran. 2015
11. Zaviera, F. 2008. Mengenali dan memahami tumbuh kembang anak.
Jogjakarta: Kata Hati.
12. Mireault, G., Trahan, J. Tantrum and anxiety in eearly chilhood: A pilot
study. Early Chilhood Reaseach And Practice. 2007; 9(2).
13. Kartono, Kartini. 1991. Bimbingan Bagi Anak dan Remaja yang
Bermasalah. Jakarta: CV. Rajawali.
14. Hurlock, E.B. 2010. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
15. Chaplin, J.P. 2009. Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
16. Mah, R. 2008. The One-Minute Temper Tantrum Solution: Strategies for
Responding To Children’s Challenging Behaviors. USA: Corwin Perss.
17. Rahmah, N. F. 2012. Mendesain perilaku anak sejak dini. Surakarta: Adi
Citra Cemerlang.
18. Wiyani, Novan A. 2014. Penanganan Anak Usia Dini Berkebutuhan
Khusus. Yogyakarta: Ar-ruzz
19. Soetjiningsih, dan Gde. Ranuh. 2013. Tumbuh Kembang Anak: Edisi 2.
Jakarta: EGC.
20. Tavris, C. 1989. Anger: The misunderstood emotion (rev.ed). New York:
Simon and Schuster.
21. Gina, M., dan Jessica, T. Tantrums and Anxiety in Early Childhood: A
Pilot Study. Early Childhood Research and Practice Juornal. 2007; 9(2).
22. Lorenz, B., E. How to Deal with Your Child’s Temper Tantrums. 2010.