Stuti Kasus Gawat Darurat Luka Bakar
Stuti Kasus Gawat Darurat Luka Bakar
Disusun Oleh:
MULYA EKAWATI
18 04 048
Makassar
Disusun Oleh:
Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
penulis dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah akhir dengan judul “Manajemen
Burn Injury Grade III 6% dan Grade IIB 1% Di IGD Luka Bakar RSUP Dr. Wahidin
Karya ilmiah ini penulis persembahkan kepada kedua orang tua (Jamima
dan Abdurahman) yang telah tulus iklas memberikan kasih sayang, cinta, doa,
perhatian, dukungan moral, dan meteril yang telah diberikan selama ini. Terima
mengiringi perjalanan hidup penulis dengan dibarengi alunan doa yang tiada henti
besarnya kepada Bapak Ns. I Kade Wijaya, S.Kep,. M.Kep selaku pembimbing
institusi yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan meluangkan waktu, tenaga
dan pikiran untuk memberikan bimbingan serta arahan kepada penulis sehingga
2. Bapak Dr. Ns. Makkasau Plasay., M.Kes., M.EDM selaku ketua Sekolah
3. Ns. Suriyani, S.Kep., M.Kep selaku ketua Program Studi Profesi Ners
Kiranya KIA ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi pembaca.
Terima Kasih.
Mulya Ekawati
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .......................................................................... 1
B. Tujuan umum ............................................................................ 5
C. Tujuan khusus ........................................................................... 6
D. Manfaat penulisan ..................................................................... 7
E. Sistematika penulisan .............................................................. 8
Gambar 2.3 Lapisan yang terkena pada luka derajat III .......................... 33
Gambar 2.5 Penilaian luas luka bakar dengan rule of nine. ..................... 40
DAFTAR SINGKATAN
BB Berat Badan
DM Diabetes Mellitus
EKG Electrocardiography
HT Hematokrit
Hb Hemoglobin
IV Intra Vena
TBC Tubercullosis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Electrical injury atau luka akibat arus listrik Adalah kerusakan jaringan
tubuh yang disebabkan oleh arus listrik yang melintasi tubuh. Dapat berupa
yang dialiri arus listrik sering dialami secara kebetulan dalam rumah. Paparan
masyarakat. Kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka bakar di Amerika
penanganan rawat jalan dan 100.000 pasien dirawat di rumah sakit, sekitar
merupakan masalah kesehatan yang sangat serius dan sering dihadapi para
dokter. Setiap tahun ada lebih dari 300.000 kematian akibat luka bakar
elektrik. Di Indonesia pasien dengan kasus luka bakar juga relatif banyak,
Pada pasien luka listrik derajat keparahan trauma yang dialami pada
organ dalam pasien tidak sebanding dengan luka bakar di permukaan tubuh.
Kerusakan pada jaringan akibat luka bakar listrik tidak hanya meliputi
Oleh karenanya luka bakar listrik digolongkan sebagai luka bakar berat.
Seperti pada luka bakar dengan sebab lain, luka bakar listrik juga dapat
Luka bakar saat ini masih merupakan suatu jenis trauma dengan
dari fase akut, subakut dan lanjut. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada
kasus luka bakar ini sangat dipengaruhi oleh prognosis pada pasien luka
bakar khususnya luka bakar berat. Baik buruknya prognosis luka bakar berat
ditentukan oleh penanganan yang tepat baik dari faktor pasien (usia, gizi,
jenis kelamin dan faktor premorbid), faktor trauma (jenis, luas, kedalaman
sukar dan lama, serta diperlukannya tenaga medis yang terlatih dan terampil.
Hal ini tentunya sangat berpengaruh pada prognosis pasien dan jika tidak
ditangani secara tepat makan akan muncul berbagai komplikasi yang fatal
2015).
dunia akibat luka bakar. Di India, lebih dari satu juta orang menderita luka
Pakistan, 17% anak dengan luka bakar menderita kecacatan sementara dan
bakar juga dapat menyebabkan kecacatan (WHO, 2017). Trauma akibat luka
bakar kerap menimbulkan stress dan pada keadaan tertentu dapat memicu
suatu keadaan stress pasca trauma atau Post Traumatic Syndrome Disorder
mengalami lika bakar akibat sengatan arus listrik dari seluruh pasien luka
selatan sebanyak 12.8% dan terendah di daerah Jambi sebanyak 4.5%. Jenis
Dari Data yang diperoleh dari Unit Luka Bakar Rumah Sakit Cipto
Mangun Kusumo Jakarta dari tahun 2009-2010 didapatkan dari 303 pasien
yang dirawat sebagian besar pasien dengan luas luka bakar 20-50% adalah
30,4% diikuti dengan api (25,7%) dan air panas (19,1%). Rata- rata pasien
sejak bulan Agustus – oktober 2019 jumlah pasien luka bakar sebanyak 24
pasien dan oktober sebanyak 4 orang. Dari 24 pasien luka bakar tersebut ada
pada semua kelompok umur, laki-laki cenderung lebih sering mengalami luka
bakar dari pada wanita, terutama pada orang tua atau lanjut usia
dkk, 2016).
Luka bakar saat ini masih merupakan suatu jenis trauma dengan
dari fase akut, subakut dan lanjut. Morbiditas dan mortalitas yang tinggi pada
kasus luka bakar ini sangat dipengaruhi oleh prognosis pada pasien luka
bakar khususnya luka bakar berat. Baik buruknya prognosis luka bakar berat
ditentukan oleh penanganan yang tepat baik dari faktor pasien (usia, gizi,
jenis kelamin dan faktor premorbid), faktor trauma (jenis, luas, kedalaman
sukar dan lama, serta diperlukannya tenaga medis yang terlatih dan terampil.
Hal ini tentunya sangat berpengaruh pada prognosis pasien dan jika tidak
ditangani secara tepat makan akan muncul berbagai komplikasi yang fatal
2015).
B. Tujuan Umum
pada Tn “S” dengan diagnosa medis Electrical Burn Injury di IGD luka bakar
C. Tujuan Khusus
Makassar.
Sudirohusodo Makassar.
Makassar.
Makassar.
D. Manfaat Penulisan
1. Institusi Pendidikan
Makassar.
Sudirohusodo Makassar.
bakar.
4. Penulis
E. Sistematika Penulisan
a. Tempat
Sudirohusodo Makassar
oktober 2019
pemeriksaan laboratorium.
BAB II
A. Tinjaun Teori
1. Pengertian
(Leong M, 2012)
karena arus listrik searah (DC), lebih jarang dan pada umumnya
terjadi di pabrik-pabrik, seperti pabrik pemurnian logam dan
mA, ia dapat mati; akan tetapi dengan arus listrik searah yang
2012).
a) Intensitas (I)
b) Tegangan atau voltase (V)
Voltase yang rendah, yaitu sekitar 1000 volt lebih sering
menyebabkan kematian bila dibandingkan dengan voltase yang
lebih tinggi; misalnya 10.000 volt malah tidak mematikan.
Peralatan rumah tangga yang menggunakanlistrik sebagai
sumber energi, aman bila voltase dari peralatan tersebut
maksimal sebesar 42 volt. Perbedaan Kematian orang yang
terkena listrik yang bertegangan rendah disebabkan karena
terjadinya fibrilasi ventrikel sedangkan mereka yang terkena
arus listrik bertegangan tinggi kematian biasanya karena luka
bakar / panas.
c) Tahanan (R)
listrik dalam bak mandi berisi air kelainan (electric mark) bisa
tidak ditemukan.
d) Arah aliran
kursi listrik.
e) Waktu
a) Electric Mark
b) Joule Burn
hangus terbakar.
c) Extragenous Burn
(Leong M, 2012).
(resusitasi).
badan dan kaki diangkat liputi dengan selimut atau mantel agar
tetap hangat.
fraktur.
terkena listrik.
diposisikan.
B. Luka Bakar
1. Pengertian
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik, dan radiasi (Smeltzer, suzanna, 2002, dikutip oleh Amin
panas yaitu, api, air atau uap panas, bahan kimia, radiasi, dan arus
atau pajanan akut lain baik secara langsung maupun tidak langsung.
Luka bakar terjadi saat sel yang ada pada kulit atau jaringan lainnya
2. Anatomi Fisiologi
Prayogi, 2013).
panas ini akan hilang mealui kulit, selain itu kulit yang terpapar
dari tubuh.
kolagen.
kaki.
haid.
c. Fisiologi Kulit
1) Fungsi proteksi
cara yaitu:
permukaan kulit.
2) Fungsi absorsi
3) Fungsi eksresi
b) Kelenjar keringat
4) Fungsi presepsi
panas aka erbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu
bawah kulit.
3. Etiologi
a. Paparan api
cairan.
c. Uap panas
Uap panas terutama ditemukan di daerah industri atau
cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap serta
d. Gas panas
e. Aliran listrik
f. Zat kimia
g. Radiasi
curah jantung.
cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar
ditutup. Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar
Luka tambahan karena listrik adalah luka bakar pada kulit pada
tempat masuk dan keluarnya arus listrik karena putaran suhu tinggi
oleh aliran listrik (2,5000C) pada permukaan kulit, luka bakar yang
tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada kulit telah
menyebabkan pembengkakan.
Pada luka bakar yang luas, kehilangan sejumlah besar
2 (dua), yaitu :
lanjut
perineum.
perineum
1) Fase akut.
menyebabkan :
c) Keadaan hipermetabolisme.
3) Fase lanjut
Gambar 2.6 Penilaian luas luka bakar dengan rule of nine / rule of
Wallace
6) Punggung :9%
7) Bokong :9%
8) Genetalia :1%
Total : 100%
6. Pemeriksaan Penunjang
ketidakadekuatan cairan.
pompa, natrium.
respon stress.
atau distritmia.
12) Fotografi luka bakar : Memberikan catatan untuk
7. Komplikasi
1) Sindrom kompartemen
Syndrome)
pasien.
5) Syok Sirkulasi
denyut nadi.
Penatalaksanaan Medik
(pre hospital):
kimia
dengan :
steroid.
kooperatif
volume kontrol.
c) Kaji sirkulasi
CVP
peningkatan CVP.
rumah sakit)
kesehatan.
saraf pada yang terletak pada bagian tepi dari luka akan
kesehatan.
a. Pengkajian
1) Primary Survey
a) Airway
hitam.
b) Breathing
c) Circulation
luas.
d) Disability
e) Exposure
2) Secondary Survey
belakang.
b) Pemeriksaan fisik
1996).
e) Review of System
(1) Aktivitas/istrahat
perubahan tonus.
(2) Sirkulasi
listrik).
dan kecacatan.
(4) Eliminasi
(6) Neurosensori
nyeri.
(8) Pernapasan
(9) Keamanan
a. Diagnosa Keperawatan
cairan aktif
inflamasi
hospitalisasi
b. Intervensi Keperawatan
memfasilitasi rehabilitasi.
d. Evaluasi
B. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a) Identitas Pasien
IIb 1%
a) Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada luka bagian paha dan pada tangan
kanan post op amputasi, nyeri dirasakan pada saat klien bergerak dan
tidur, nyeri dirasakan pada saat klien bergerak dan saat ganti verban.
Terdapat nyeri tekan pada area luka bagian paha dan bagian tangan
post op. tampak luka bakar pada lengan kanan grade III dengan luas
2% , tangan kiri grade III dengan luas 2 %, paha kiri grade IIA 1%, kaki
kanan grade III dengan luas 1% dan kaki kanan grade III dengan luas
1%, jadi luas luka bakar 7 %. Luka masih basah dan berwarna merah
muda dan masih terdapat slop. Nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk
dan bersifat hilang timbul sekitar 1-3 menit dengan skala nyeri 3 ringan
(0-10) NRS
c) Pengkajian Primer
1) Airway
Bebas Tersumbat
Resusitasi :-
Re evaluasi :-
2. Masalah keperawatan :-
3. Intervensi/ Implementasi : -
4. Evaluasi :-
2) Breathing
a) Fungsi pernapasan :
(7) Assesment :-
(8) Resusitasi :-
(9) Re evaluasi :-
b) Masalah keperawatan :-
c) Intervensi/Implementasi : -
d) Evaluasi :-
3) Circulation
1. Keadaan sirkulasi :
dengan luas 2%
(7) Assesment :
(8) Resusitasi : -
(9) Re evaluasi : -
2. Masalah keperawatan :
3. Intervensi/Implementasi :-
4. Evaluasi : -
4) Disability
b) Masalah keperawatan :-
c) Intervensi/Implementasi : -
d) Evaluasi :-
5) Exposure
a) Penilaian Hipotermia/hipertermia
b) Tidak ada peningkatan dan penurunan suhu, dengan suhu :
36,5oC
c) Masalah keperawatan :-
d) Intervensi/Implementasi : -
e) Evaluasi :-
6. Trauma Score
2. Frekuensi pernafasan
10 -25 :4
25 -35 :3
> 35 :2
< 10 :1
0 :0
3. Usaha pernafasan
Normal :1
Dangkal :0
4. Tekanan darah
> 89 mmHg :4
70-89 :3
50-69 :2
1- 49 :1
0 :0
5. Pengisian kapiler
< 2 dtk :2
> 2 dtk :1
0 :0
14 -15 :5
11- 13 :4
8 – 10 :3
5 - 7 :2
3 - 4 :1
1) Riwayat Kesehatan
menarik bagian yg terasa nyeri saat nyeri nya timbul, ada luka
(2) A : alergi
(3) M : Pengobatan :
dan terjatu.
Rasa terbakar
d) Pernafasan : 20 x/menit
4) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
tekan
(2) Mata
(3) Telinga
adanya serumen.
(b) Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada
nyeri tekan
(4) Hidung
(6) Wajah
luka bakar
b) Leher
c) Dada/thoraks
(1) Paru-paru
napas : 20 x/menit
(2) Jantung
d) Abdomen
f) Genitalia :-
g) Ekstremitas :
(d) kaki kanan :Luka bakar grade III dengan luas 1%.
(e) Kaki kiri :Luka bakar grade III dengan luas 1%.
5) Hasil Laboratorium :
Kesan/Saran : Leukositosis
6) Hasil Pemeriksaan Diagnostik
7) Pengobatan :
2. Diagnosis Keperawatan
TGL TGL
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
DITEMUKAN TERATASI
1. Nyeri akut b/d agen cidera
Domain 12 : Kenyamanan 07-10-2019
-
Kelas 1 : Kenyamanan fisik
Kode : 00132
2. Kerusakan integritas kulit/jaringan
b/d gangguan turgor kulit
Domain 11 : 07-10-2019
Keamanan/perlindungan
Kelas 2 : Cidera fisik
Kode : 00046
3. Hambatan mobilitas fisik b/d
dengan ketidaknyamanan (nyeri)
07-10-2019
Domain 4 : Aktivitas/ istirahat
Kelas 2 : aktivitas/ latihan
Kode : 00085
4. Resiko infeksi
Domain 11 :
07-10-2019
Keamanan/Perlindungan -
Kelas 1 : infeksi
Kode : 00004
3. Intervensi Keperawatan
Tabel 2.8 Intervensi keperawatan kasus kelolaan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi Keperawatan
Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Hasil (NOC) Keperawatan (NIC)
1 Nyeri akut b/d agen Setelah dilakukan 1400. Manajemen
cidera tindakan keperawatan Nyeri
Domain 12 : selama 30 menit, Aktivitas
Kenyamanan maka diharapkan Keperawatan:
Kelas 1 : Kenyamanan pasien akan : 1. Observasi
fisik 1. Menunjukkan reaksi
Kode : 00132 Tingkat Nyeri nonverbal dari
(2102), yang ketidaknyamana
dibuktikan oleh n.
indikator : 4 2. Lakukan
(ringan), dan 5 pengkajian nyeri
(tidak ada). secara
2. Memperlihatkan komprehensif
Pengendalian termasuk lokasi,
Nyeri (1605), yang karakterisitik,
dibuktikan oleh durasi,
indkator sebagai frekuensi,
berikut : 4 (sering), kualitas dan
dan 5 (selalu). faktor
Kriteria Hasil: presipitasi.
1. Melaporkan nyeri 3. Ajarkan teknik
berkurang non
2. Memperlihatkan farmakologis :
tehnik relaksasi tekni relaksasi
secara individual napas dalam,
yang efektif distraksi,
3. Mampu mengontrol kompres
nyeri (tahu hangat.
penyebab nyeri, 4. Berikan
mampu informasi
menggunakan mengenai nyeri
teknik seperti
nonfarmakologi penyebab nyeri,
untuk mengurangi berapa lama
nyeri, mencari nyeri dirasakan.
bantuan) 2210. Pemberian
4. Melaporkan bahwa Analgesik
nyeri berkurang Aktivitas
dengan Keperawatan:
menggunakan 1. Cek adanya
manajemen nyeri. riwayat alergi
5. Tidak mengalami obat
gangguan dalam 2. Pilih rute
frekuensi pemberian
pernapasan, denyut analgesic
nadi, dan tekanan (Intravena,
darah. Intramuskular
atau per Oral)
3. Kolaborasi
pemberian obat
analgetik
2. Kerusakan Integritas Setelah dilakukan 3520. Perawatan
Kulit/jaringan tindakan keperawatan Luka
berhubungan dengan selama 1x24 jam, Aktivitas
gangguan turgor kulit. pasien diharapkan : Keperawatan:
Domain 11 : 1. Menunjukkan 1. Persiapkan
Keamanan/perlindungan Penyembuhan lingkungan
Kelas 2 : Cidera fisik Luka : Primer yang steril dan
Kode : 00046 (1102), yang pertahankan
dibuktikan dengan maksimum
indicator sebagai aseptic selama
berikut: (4-5 = proses tindakan
besar-sangat perawatan luka
besar) 2. Lepaskan
Kriteria Hasil: balutan/ perban
1. Persentase bagian luar
kesembuhan area dengan cara
luka bakar menggunting
meningkat dan membasahi
2. Pertumbuhan dengan cairan
jaringan granulasi saline atau air
meningkat 3. Lakukan
3. Menunjukkan debridement
pemahaman dalam luka, sesuai
proses perbaikan kebutuhan.
kulit dan mencegah 4. Aplikasikan
terjadinya cedera agen topical
berulang pada luka,
4. Warna dasar luka sesuai
pink (epitelisasi) kebutuhan
5. Tidak ada eritema 5. Berikan balutan
disekitar luka oklusif tanpa
melakukan
tekanan
6. Jaga agar luka
tetap lembab
untuk
membantu
proses
penyembuhan
luka.
7. Ajarkan
keluarga untuk
menjaga kulit
pasien agar
tetap kering
8. Anjurkan
keluarga untuk
mobilisasi
setiap 2 jam
9. Monitor kulit
dan daerah luka
akan adanya
tanda
kemerahan
kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang didapatkan penulis pada
pasien Tn “S” yang dirawat di ruang IGD luka bakar dengan masalah
1. Primery Survey
a. Airway
arus listrik yang terlalu tinggi dan tidak ditemukan adanya luka
bakar.
b. Breathing
menit, suara napas kiri dan kana terdengar jelas pasien tidak
mengeluh sesak.
pernafasan.
c. Circulation
pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena
bakar derajat I, IIb, dan III dengan luas 7%. Tekanan darah
normal (131/60 mmHg), nadi 100 kali/menit, CRT <2 detik, dan
disebutkan bahwa luka bakar yang luas atau >10% dapat terjadi
luas luka bakar 7%, CRT >2 detik, namun pada saat dilakukan
balance (seimbang).
d. Disability
sejak kapan.
pengkajian.
e. Exposure
2. Secondary Survey
a. Keluhan Utama
pernafasan.
dapat memperberat.
pada pasien.
G. Diagnosa Keperawatan
aktif
turgor kulit
(nyeri)
4. Resiko infeksi
dengan kasus dalam hal penegakan diagnosa pasien luka bakar yaitu
kasus karena pada saat pengkajian tidak ditemukan tanda dan gejala
penyembuhan.
H. Intervensi Keperawatan
tujuan dan kriteria hasil. Sehingga tujuan yang telah ditetapkan tercapai.
Pada perencanaan ini tidak jauh beda antara tinjauan teori yaitu NIC-
NOC (2013) dan tinjauan kasus yang dilaksanakan atas dasar teori dan
I. Implementasi Keperawatan
rencana keperawatan.
dalam.
(nyeri).
4. Resiko infeksi
J. Evaluasi
fisik hasil yang di dapatkan nyeri berkurang dari skala 3 (sedang menjadi
berarti. Namun bila dilihat perubahan sejak pasien awal dirawat telah
menunjukkan perubahan yang sangat baik. kemudian pada hambatan
lain. Hal ini disebabkan karena pasien mempunyai semngat dan motivasi
untuk cepat sepat sembuh. Dan pada resiko infeksi pasien tidak
PENUTUP
A. Kesimpulan
standar pada teori yang ada serta disesuaikan dengan kondisi dan
kriteria hasil yang diharapkan pada pasien, yaitu nyeri berkurang, pasien
dan masalah yang ada pada pasien sehingga tujuan yang diberikan lebih
efektif serta dapat mencapai tujuan yang diharapkan dari hasil yang
optimal.
5. Dalam evaluasi hasil yang telah dicapai khususnya pada sistem
pada Tn “S”.
B. Saran
1. Insitusi Pendidikan
2. Rumah Sakit
3. Bagi Perawat
nyeri.
DAFTAR PUSTAKA
A. Identitas
Nama Lengkap : Mulya Ekawati
Nama Panggilan : Eka / Cindy
Tempat / Tgl Lahir : Mata, 09 Oktober 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl.Adhyaksa 9
No Hp :082339108407
Nama orang tua :
Ayah :Abdurahman
Ibu :Jamima
B. Riwayat Pendidikan
1. SDN mata 2002 - 2008