Fermentasi Tape..
Fermentasi Tape..
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga saya diberi kesempatan yang luar biasa
ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan laporan percobaan dengan judul
“Pembuatan Tape Ketan” ini dengan tepat waktu.
Kami sadari bahwa dalam pembuatan tugas ini masih banyak kekurangan,
untuk itu kami mohon kritik dan saran dari Ibu guru.
Semoga bermanfaat dan mencapai tujuan, atas bantuan dari semua pihak
kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
3.1. Bahan-bahan
3.2. Alat-alat
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB V Kesimpulan
DAFTAR PUSTAK
BAB I
PENDAHULUAN
Tape mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aroma
semerbak yang khas. Tekstur lunak dan berair serta mengasilkan cairan yang
merupakan efek dari efek fermentasi. Rasa manis pada tapai dipengaruhi oleh
kadar gula dari tapai itu sendiri. Tetapi kadang-kadang pada sejenis tapai tertentu
timbil rasa asam agak menyengat. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlakuan
selama proses pembuatan yang kurang teliti, misalnya penambahan ragi yang
terlampau banyak, penutupan yang kurang sempurna selama proses fermentasi
berlangsung, ataupun karena proses fermentasi yang terlalu lama (Oyon
Suwaryono dan Yusti Ismaeni, 1987 dalam Santosa, 2010).
3.1. Bahan-bahan
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
Tapai mempunyai rasa sedikit manis dengan sedikit rasa alkohol dan aroma
semerbak yang khas. Tekstur lunak dan berair serta mengasilkan cairan yang
merupakan efek dari efek fermentasi. Rasa manis pada tapai dipengaruhi oleh
kadar gula dari tapai itu sendiri (Santosa, 2010).
Rasa manis pada tape ketan ini karena terjadi perubahan dari karbohidrat
yaitu berupa pati dihidrolisis oleh mikroorganisme dalam ragi dipecah menjadi
glukosa. Glukosa menimbulkan rasa manis pada tape ketan. Semakin banyak
glukosa yang dihasilkan maka semakin tinggi rasa manis yang ditimbulkan.
Pembentukan glukosa merupakan tahapan suatu rangkaian proses yang panjang.
Dalam pemanfaatan proses fermentasi ini agar mendapatkan rasa tape yang manis
harus dikonsumsi pada waktu yang tepat yaitu sekitar 2-3 hari setelah pemeraman.
Mula-mula Amylomyces rouxu akan merombak pati (amilopektin) menjadi gula
kemudian Saccharomyces cerevisiae akan mengubah gula menjadi alkohol dan
Hansenullan membentuk aroma. Jika ada alkohol maka bakteri asam asetat akan
muncul dan menjadikan tape berasa masam (Rukmana, 2001). Cepat tidaknya
tape tersebut masam tergantung lama fermentasi dan jumlah bakterinya
Pembuatan tape ketan ini tidak terlepas dari proses fermentasi. Fermentasi adalah
suatu proses penghasilan energi utama dari berbagai mikroorganisme yang hidup
dalam keadaan anaerob (Campbell et al. 2009).
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi
makanan,namun reaksi fermentasi berbeda-beda tergantung bahan dasar yang
digunakan. Persamaan Reaksi Kimia pada Tape Ketan:
2(CHO)n + nH₂O-n CiH₂Om
BAB VII
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Berlian. (2016). Uji Kadar Alkohol Tapai Ketan Putih Singkong Melalui
Fermentasi dengan Dosis Ragi yang Berbeda. Jurnal Biota. 2(1): 17-29 hal
Campbell, N.A. Reece, J.B., & Mitchell, L.G. (2008). Biologi Edisi Kedelapan
Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga Hidayati, D. (2013). Pola Pertumbuhan Ragi
pada Fermentasi Kulit
Rukmana. Rahmat. Yuniarsih dan Yuyun. (2001). Aneka Olahan Ubi Kayu.
Yogyakarta: Kanisius
Santosa, A., dan Prakosa, C. (2010). Karakteristik Tapai Buah Sukun Hasil
Agrointek. 22 (73): 92-120 hal Sutanto dan Teja D. (2006). Studi Kandungan
Etanol Dalam Tapai Hasil Fermentasi Beras Ketan Hitam Dan Putih. Jurnal
Gradien. 2(1):43-77
Hal Winarno, F.G. (1999). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama