KEPUTUSAN INVESTASI
Nilai uang dari waktu kewaktu akan mengalami perubahan, walaupun secara nominal
tidak berubah. Perubahan ini terjadi pada kemampuan atau daya beli uang tersebut,
yang makin lama akan menurun. Hal ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
a. Harga 1 kg beras Tahun 1990 = Rp. 600
1991 = Rp. 800
1992 = Rp. 1.000
2000 = Rp. 2.500
b. Seseorang meminjamkan uang sebesar Rp. 10.000, akan dibayar kembali oleh
peminjam sebesar Rp. 10.100 setelah satu bulan berikutnya.
Kedua fenomena diatas menggambarkan bahwa nilai uang senantiasa berubah (turun)
dengan berjalannya waktu. Kasus a, terlihat bahwa untuk mendapatkan barang yang
sama dalam jumlah uang sama diperlukan uang yang semakin banyak. Fenomena ini
dalam ekonomi dikenal dengan istilah inflasi. Kasus b, terlihat bahwa nilai uang
sebesar Rp. 10.000 sekarang sama / ekuivalen dengan Rp. 10.100, setelah satu bulan
kemudian. Fenomena ini dikenal dengan istilah tingkat bunga. Data tersebut
menunjukan bahwa bunga uang tersebut adalah Rp. 100, atau tingkat bunganya
sebesar 1% (100/10000 x 100%).
Kedua kasus tersebut, memperlihatkan nilai uang dengan kemampuan atau daya beli
yang sama pada periode waktu yang berbeda. Pada kasus a, nilai uang sebesar Rp.
600 pada tahun 1990 ekivalen dengan Rp. 2.500 pada tahun 2000. Ekivalensi nilai
uang dapat dilakukan jika diketahui :
a. Jumlah pinjaman / investasi. Makin besar jumlah uang yang dipinjamkan atau yang
diinvestasikan, maka makin besar pula nilai ekivalennya yang harus dikembalikan
dimasa yang akan datang, karena nilai ekivalennya dihitung dengan suatu
prosentase terhadap nilai awalnya.
b. Periode / waktu pinjaman / investasi. Makin besar waktu yang dibutuhkan untuk
investasi atau pinjaman, maka makin besar pula nilai ekivalennya dimasa yang
akan datang.
c. Tingkat bunga yang dikenakan. Makin besar tingkat bungan yang dikenakan, maka
makin besar pula nilai ekivalennya dimasa yang akan datang.
Tingkat bunga didefinisikan sebagai rasio dari bunga yang dibayarkan terhadap
induk/pokok (pinjaman/investasi awal) dalam suatu periode waktu dan biasanya
dinyatakan dalam prosentase dari induk/pokok (ANZI. Z. 94.5 – 1972).
Bunga Sederhana
Dalam ekonomi dikenal bunga sederhana dan bunga majemuk. Bunga sederhana
dihitung hanya dari induk, tanpa memperhitungkan bunga yang telah diakumulasikan
pada periode sebelumnya. Rumus Bunga sederhana adalah:
I = P. i. N 2.1
Bunga Majemuk
Bunga majemuk dihitung berdasarkan besarnya induk ditambah dengan besarnya
bunga yang terakumulasi pada tahun-tahun sebelumnya. Bunga ini juga dikenal
sebagai bungan berbunga, yaitu bunga yang terjadi pada periode yang lalu akan turut
dibungakan pada periode sekarang dan akan datang.
Konsep ini yang digunakan dalam sistem perbankan sekarang, dengan menawarkan
bunga harian dalam tabungannya. Tabungan-tabungan pada bank umumnya
memperhitungkan bunga secara harian, tetapi dibukukan secara bulanan. Jadi setiap
hari uang yang disimpan pada bank akan mendapatkan bunga, dan akan berbunga
lagi untuk hari-hari berikutnya. Gambaran untuk contoh soal diatas, dengan konsep
bunga majemuk, dapat dilihat pada tabel berikut.
Bunga yang diperoleh pada tahun pertama adalah 100.000 x 0,1 = Rp. 10.000,
sehingga jumlah hutang pada akhir tahun pertama adalah Rp. 110.000. Bunga yang
diperoleh pada tahun kedua adalah 110.000 x 0,1 = Rp. 11.000, sehingga jumlah
hutang pada akhir tahun kedua adalah Rp. 121.000. Bunga yang diperoleh pada tahun
ketiga adalah 121.000 x 0,1 = Rp. 21.100, sehingga jumlah hutang pada akhir tahun
ketiga adalah Rp. 133.100, dan bunga yang diperoleh pada tahun keempat adalah
133.100 x 0,1 = Rp. 13.310, sehingga jumlah hutang pada akhir tahun keempat adalah
Rp. 146.410. Secara total, nilai ini lebih besar dari hasil yang diperoleh dari
perhitungan bunga sederhana. Hal ini disebabkan, pada bunga majemuk, bunga yang
diperhitungkan didasarkan pada hasil penjumlahan bunga dan induknya pada periode
sebelumnya.
Aliran Kas
Aliran kas adalah jumlah uang yang masuk maupun keluar dalam suatu periode waktu
antara dua atau lebih pihak yang bertransaksi. Jika seseorang menerima uang baik
dalam bentuk tunai maupun cek atau sejenisnya, maka akan terjadi aliran kas masuk,
sebaliknya jika ia mengeluarkan uang baik tunai maupund alam bentuk cek, maka
akan terjadi lairan kas keluar. Jika aliran kas terjadi pada saat bersamaan antara
masuk dan keluar, maka aliran kas netonya merupakan selisih antara penerimaan dan
pengeluaran.
Organisasi atau perusahaan dengan aktivitas yang tinggi, akan mempunyai aliran kas
baik masuk maupun keluar yang cukup tinggi. Frekwensi aliran kas yang tinggi, sangat
sulit untuk diilustrasikan dalam gambar. Oleh sebab itu dibuat suatu asumsi agar dapat
membantu dalam penggambaran, yaitu aliran kas diasumsikan terjadi pada akhir
periode bunga. Dengan demikian, maka aliran kas neto dari semua aliran kas yang
terjadi, selama periode tersebut dianggap terjadi pada akhir periode tersebut. Periode
bunga adalah suatu masa yang dijanjikan oleh kedua belah pihak sebagai dasar
perhitungan bunga.
Aliran kas ini digambar dalam suatu diagram berbentuk garis dengan beberapa
ketentuan sebagai berikut:
1 Periode
| | | | | װ ׀
0 1 2 3 4 N
Anak panah melambangkan aliran kas. Anak panah yang digambarkan dibagian atas
garis, melambangkan aliran kas masuk, sedangkan anak panah yang digambarkan
dibagian bawah garis melambangkan aliran kas keluar. Jadi gambar anak panah diatas
atau dibawah akan berbeda bagi orang yang menerima uang dan yang mengeluarkan
uang pada suatu transaksi yang sama.
Periode digambarkan secara berurutan pada aliran kas, dimana periode awal
digambarkan sebelah kiri dan periode akhir digambarkan sebelha kanan. Setiap
periode menggambarkan waktu pemajemukan dari aliran kas tersebut. Waktu 0,
melambangkan masa sekarang dan waktu N, melambangkan suatu periode dimasa
akan datang.
P Pemajemukan
| | | | | װ ׀
0 1 2 3 4 N
P Diskonting
| | | | | װ ׀
0 1 2 3 4 N
Notasi yang digunakan dalam ANZI. Z. 94.5 – 1972 (Standar Nasional Amerika untuk
terminologi teknik industri untuk Ekonomi Teknik), untuk melakukan perhitungan
pemajemukan dan diskonting adalah sebagai berikut:
Rumus ini digunakan untuk menghitung nilai ekuivalen dimasa akan datang (F) dari
suatu investasi atau pinjaman yang dilakukan saat sekarang (P), dengan tingkat suku
bunga efektif i% dan selama waktu N.
i%
| | | | | װ ׀
0 1 2 3 4 N
F = P ( 1 + i )N 2.2a
Contoh, pinjaman Rp. 1.000.000, dengan bunga 12% pertahun dan akan
dikembalikan sekaligus dalam 5 tahun.
P = Rp. 1.000.000
i = 12 %
׀ ׀ ׀ ׀ ׀
0 1 2 3 4 5
F=?
Perhitungan :
F = 1.000.000 ( 1 + 0,12 )5
= 1.000.000 ( 1,7623 ) = Rp. 1.762.300
Rumus 2.2b, dibaca sebagai berikut: nilai mendatang adalah nilai sekarang dikalikan
dengan faktor untuk mencari nilai mendatang (F) dari nilai sekarang (P) dengan tingkat
suku bunga efektif per-periode i% dan periode N. Faktor tersebut adalah faktor jumlah
pemajemukan pembayaran tunggal, dan ditulis:
SPCAF = F/P = (1 + i)N
Faktor ini dapat dilihat pada tabel-tabel pemajemukan, kolom F/P.
Pada dasarnya rumus ini merupakan kebalikan dari rumus pembayaran tunggal.
Rumus ini digunakan untuk menghitung nilai ekuivalen dimasa sekarang (P) dari suatu
pembayaran yang akan dilakukan di suatu saat akan datang (F), dengan tingkat suku
bunga efektif i% dan selama waktu N.
P = F / (1 + i)N 2.3a
P = F (P/F, i, N) 2.3b
Rumus 2.3b, dibaca sebagai berikut: nilai sekarang adalah nilai mendatang dikalikan
dengan faktor untuk mencari nilai sekarang (P) dari nilai mendatang (F) dengan tingkat
suku bunga efektif per-periode i% dan periode N. Faktor tersebut adalah faktor nilai
sekarang pembayaran tunggal (single payment present worth factor = SPPWF), dan
ditulis:
SPPWF = P/F = 1 / (1 + i)N
Faktor ini dapat dilihat pada tabel-tabel pemajemukan, kolom P/F.
Contoh 1, berapa banyak uang yang harus disimpan sekarang, agar 5 tahun lagi
bernilai Rp.10.000.000, jika bunga yang berlaku adalah 18 % per tahun
Diagram aliran kas :
P=?
i = 18 %
׀ ׀ ׀ ׀ ׀
0 1 2 3 4 5
F = Rp. 10.000.000
Perhitungan:
P = 10.000.000 x 1/(1 + 0,18)5
= 10.000 000 (0,4371) = Rp. 4.371.000
Contoh 2, berapa tahun uang sejumlah Rp. 4.000.000,- harus disimpan dengan bunga
15 % per tahun agar menghasilkan Rp.10.000.000,-
Diagram aliran kas
P = Rp. 4.000.000
i = 15 %
׀ ׀ ׀ װ ׀ ׀
0 1 2 3 4 N
F = Rp. 10.000.000
Perhitungan :
F = P ( 1 + i )N
10.000.000 = 4.000.000 (F/P, I%)N
2,5 = 1,15N
N = ln 2,5 / ln 1,15
= 0,91629 / 0,13976 = 6,556 tahun
Contoh 3, berapa bunga yang diperhitungan jika uang sejumlah Rp. 5.000.000,-
disimpan selama 6 tahun agar menghasilkan Rp.11.000.000,-
P = Rp. 5.000.000
i=?%
׀ ׀ ׀ ׀ ׀ ׀
0 1 2 3 4 5 6
F = Rp. 11.000.000
Perhitungan :
F = P (F/P,iI%, N)
11.000.000 = 5.000.000 (F/P, i%, 6)
(F/P, i%,6) = 2,2
Untuk menyelesaikan perhitungan ini, digunakan tabel B pada lampiran. Pada tabel B,
carilah nilai F/P, yang mendekati 2,2 pada tahun ke-6. Dari tabel tersebut diperoleh
nilai F/P yang mendekati 2,2 berada pada i = 12%, yaitu 1,9738 dan i= 15%, yaitu
2,3131. Untuk memperoleh jawaban, maka hasil tersebut harus diinterpolasi.
2,3131 0,3393
2,2 0,2262
1,9738
12% 15%
i= 12% ? 15% a
Rumus 2.2 dan 2.3 terdiri dari 4 variabel yang sama, yaitu P, F, i dan N. Jadi jika tiga
variabel telah diketahui, maka variabel yang keempat dapat dicari.
Jika seseorang ingin menabung secara rutin uangnya di bank sebesar A, selama N
tahun dengan tingkat bunga efektif i%, maka setelah N tahun ia akan memperoleh
sejumlah uang sebesar F. Nilai uang sebesar F diperoleh sebagai berikut:
F = A + A(1+i) + A(1+i)2 + A(1+i)3 + ……. + A(1+i)N-1
Jika seluruh ruas tersebut dikalikan dengan (1+i), maka hasilnya adalah:
F (1+i)= A(1+i) + A(1+i)2 + A(1+i)3 + A(1+i)4 +……. + A(1+i)N
Jika persamaan terakhir dikurangi dengan persamaan pertama, maka hasilnya adalah:
F (1+i) - F = A (1+i)N – A
F + iF – F = A {(1+i)N – 1}
iF = A {(1+i)N – 1}
Sehingga,
F = A {(1+i)N – 1} / i 2.4a
F = A (F/A, i, N) 2.4b
Rumus 2.4b, dibaca sebagai berikut: nilai akan datang (F) adalah nilai seragam (A)
dikalikan dengan faktor untuk mencari nilai akan datang (F) dari nilai seragam (A)
dengan tingkat suku bunga efektif per-periode i% dan periode N. Faktor tersebut
adalah faktor pemajemukan deret seragam (uniform series compound amount factor =
USCAF), dan ditulis:
i = 1%
׀ ׀ ׀ ׀ װ ׀ ׀ ׀ ׀
0 1 2 3 4 5 23 24 25
A A A A A A A A= Rp. 100.000
Perhitungan :
Jika menggunakan tabel pada lampiran B, maka faktor (F/A, 1%, 25) = 28,2432
F = 100.000 (28,2432) = Rp. 2.824.320
Faktor ini merupakan kebalikan dari factor pemajemukan deret seragam. Jika nilai
mendatang (F) diketahui, maka nilai deret seragam (A) dapat dicari untuk suku bunga
efektif i%, dalam waktu N periode. Rumusnya adalah sebagai berikut
A = F i / {(1+i)N – 1} 2.5a
A = F (A/F, i, N) 2.5b
Rumus 2.5b, dibaca sebagai berikut: nilai deret seragam (A) adalah nilai akan datang
(F) dikalikan dengan faktor untuk mencari nilai deret seragam (A) dari nilai mendatang
(F) dengan tingkat suku bunga efektif per-periode i% dan periode N. Faktor tersebut
adalah faktor singking fund deret seragam (uniform series singking fund factor =
USSFF), dan ditulis:
Contoh 1, seorang pemuda ingin membeli motor 3 tahun kemudian, dengan cara
mulai menabung dari sekarang. Jika harga motor tersebut 3 tahun kemudian adalah
Rp. 11.500.000, dan bank memberikan bunga setiap bulan sebesar 1,2%, maka
berapa besar uang yang harus ditabung selama 3 tahun tersebut?
i = 1,2%
׀ ׀ ׀ ׀ װ ׀ ׀ ׀ ׀
0 1 2 3 4 5 34 35 36
A A A A A A A A= ?
Perhitungan :
i = 12%
׀ ׀ ׀ ׀ װ ׀ ׀ ׀ ׀
17 18 19 20 21 26 27 28
A A A A A A A A= ?
Perhitungan:
A = 150.000.000 x 0,12 / {(1+0,12)12 – 1}
A = 150.000.000 (0,0414)
A = Rp. 6.210.000
Jika menggunakan tabel B pada lampiran, maka nilai (A/F, 12%, 12) adalah 0,0414,
sehingga,
A = 150.000.000 (A/F, 12%, 12)
A = 150.000.000 (0,0414)
A = Rp. 6.210.000
Rumus 2.4 dan 2.5 terdiri dari 4 variabel yang sama, yaitu A, F, i dan N. Jadi jika tiga
variabel telah diketahui, maka variabel yang keempat dapat dicari.
Faktor ini digunakan untuk menghitung nilai ekuivalen pada saat ini (P), bila aliran kas
seragam (A) terjadi pada akhir periode, selama N periode dengan tingkat bunga i % .
A A A A A A A A
P=?
Rumus untuk menghitung P dari diagram aliran kas diatas dapat diturunkan dari
hubungan antara F dan P serta F dan A, sebagai berikut:
P = A (P/A, i, N) 2.6b
Rumus 2.6b, dibaca sebagai berikut: nilai sekarang (P) adalah nilai deret seragam (A)
dikalikan dengan faktor untuk mencari nilai sekarang (P) dari nilai deret seragam (A)
dengan tingkat suku bunga efektif per-periode i% dan periode N. Faktor tersebut
adalah faktor nilai sekarang dari deret seragam (uniform series present worth factor =
USPWF), dan ditulis:
A A A A A A A A = Rp. 200.000
P=?
Perhitungan :
Jika menggunakan tabel B pada lampiran, maka nilai (P/A, 1%, 100) adalah 63,0289,
sehingga,
P = 200.000 (P/A, 1%, 100)
P = 200.000 (63,0289)
P = Rp. 12.605.780
Jadi harga rumah saat sekarang = Rp. 12.605.780 + Rp. 10.000.000
= Rp. 22.605.780
Faktor ini adalah kebalikan dari faktor nilai sekarang deret seragam, yaitu untuk
mengkonversikan suatu nilai sekarang pada nilai seragam pada suatu periode tertentu
(N) bila diketahui tingkat bunga sebesar i %. Jika seseorang ingin melakukan kredit,
dari suatu pinjaman sekarang (P), maka angsurannya secara seragam (A) dapat
dihitung untuk suku bunga efektif i% dan periode kredit N. Rumus pemulihan modal
deret seragam merupakan kebalikan dari nilai sekarang deret seragam, sebagai
berikut:
A A A A A A A A=?
P
A = P {i (1 + i)N} / { (1+i)N –1}
2.7a
A = P (A/P, i, N) 2.7b
Rumus 2.67b, dibaca sebagai berikut: nilai deret seragam (A) adalah nilai sekarang (P)
dikalikan dengan faktor untuk mencari nilai deret seragam (A) dari nilai sekarang (P)
dengan tingkat suku bunga efektif per-periode i% dan periode N. Faktor tersebut
adalah faktor pengembalian modal deret seragam (uniform series capital recovery
factor = USCRF), dan ditulis:
Contoh, sebuah perusahaan kontraktor ingin membeli sebuah bulldozer secara kredit
seharga Rp. 200.000.000,- dengan uang muka 25 %. Angsuran dilakukan selama lima
tahun dengan bunga 1 % per bulan. Berapa besar angsurannya ?
A A A A A A A A=?
P = Rp. 150.000.000
Perhitungan :
Jumlah yang diangsur = 75 % x Rp. 200.000.000 = rp. 150.000.000,-
Jika menggunakan tabel B pada lampiran, maka nilai (A/P, 1%, 60) adalah 0,0222
sehingga,
A = 150.000.000 (P/A, 1%, 100)
A = 150.000.000 (0,0222)
A = Rp. 3.330.000
Rumus 2.6 dan 2.7 terdiri dari 4 variabel yang sama, yaitu A, P, i dan N. Jadi jika tiga
variabel telah diketahui, maka variabel yang keempat dapat dicari.
Deret gradien aritmatik adalah suatu deretan aliran kas yang berubah menurut suatu
aturan tertentu. Perubahan ini terjadi karena adanya peningkatan maupun penurunan
aliran kas secara seragam setiap periode.
Dalam perhitungan biaya alat terdapat biaya penyusutan yang menurun secara
seragam selama umur ekonomis alat, dan biaya pemeliharaan yang meningkat secara
seragam, seiring dengan pertambahan umur alat. Kedua biaya ini saling berhubungan
didalam perhitungan biaya alat, dimana jika nilai penyusutan alat besar, maka biaya
untuk pemeliharaan alat juga akan besar.
Misalkan nilai pemeliharaan alat pada awal umur ekonomis adalah Rp. 100.000, dan
meningkat secara seragam sebesar Rp. 50.000 per-tahun, maka pada tahun kedua
dan seterusnya, besarnya biaya pemeliharaan adalah Rp. 150.000, Rp. 200.000, Rp.
250.000, dan seterusnya. Peningkatan secara seragam sebesar Rp. 50.000 setiap
periode ini, dikenal sebagai gradien dan diberi simbol G. Ilustrasinya, dapat dilihat
pada diagram aliran kas berikut.
3G
4G G
(N-3)G G
G
(N-2)G
(N-1)G
Gambar tersebut hanya memperlihatkan adanya aliran kas keluar yang meningkat
secara seragam sebesar G, sedangkan aliran kas dasarnya tidak diperlihatkan.
Sehingga pada akhir periode pertama, tidak terjadi peningkatan pengeluran, melainkan
pengeluran terebut sama besar dengan aliran kas dasarnya yaitu sebesar R. 100.000.
Jadi dapat diketahui bahwa besarnya aliran kas keluar pada akhir tahun kelima adalah
aliran kas dasarnya ditambah dengan gradien yang terjadi selama 4 periode, yaitu Rp.
100.000 + (Rp. 50.000 x 4) = Rp. 300.000. Jika digambarkan, sebagai berikut:
G G
2G G
3G
4G G
(N-3)G G
G
(N-2)G
(N-1)G
Penurunan rumus untuk menghitung baik nilai sekarang, seret seragam, maupun nilai
akan datang dari suatu deret gradien, dapat dibaca pada buku Ekonomi Teknik, Edisi
1, karangan I Nyoman Pujawan, halaman 51 sampai 54. Rumus-rumus tersebut
adalah:
Faktor nilai sekarang dari deret gradien (Present worth of gradient series factor)
PWGSF = P/G, adalah
2.8c
1 (1+I)N -1 _ N
P/G =
i i (1+i)N i (1+i)N
2.9a
G (1+I)N –1 _
F= N
i i
Faktor nilai mendatang dari deret gradien (Future worth of gradient series factor)
FWGSF = F/G, adalah
2.9c
1 (1+I)N –1 _
F/G = N
i i
2.10a
N
A= G 1/i - (1+i)N - 1
Faktor deret seragam dari deret gradien (Uniform series of gradient series factor)
UFGSF = A/G, adalah
2.10c
N
A/G = 1- (1+i)N - 1
Rumus 2.8, 2.9 dan 2.10, juga berlaku kebalikannya, sehingga jika:
a. Mencari G, diketahui P
G = P (G/P, i%, N), dan factornya adalah:
(G/P, i%, N) = 1 / (P/G, i%, N)
b. Mencari G, diketahui F
G = F(G/F, i%, N), dan factornya adalah:
(G/F, i%, N) = 1 / (F/G, i%, N)
c. Mencari G, diketahui A
G = A (G/A, i%, N), dan factornya adalah:
(G/A, i%, N) = 1 / (A/G, i%, N)
Contoh, sebuah alat memiliki biaya pemeliharaan setiap tahun Rp. 1.500.000, dan
diperkirakan akan meningkat secara rata-rata setiap tahun Rp. 250.000. Umur alat
tersebut dipelihara selama 6 tahun, dan tingkat bunga yang diperhitungkan 12% per-
tahun.
a. Berapakah nilai sekarang dari seluruh biaya pemeliharaan tersebut?
b. Berapakah nilai deret seragam dari biaya pemeliharaan tersebut?
Aliran dasar yang terjadi adalah Rp. 1.500.000 pertahun dan terhitung sejak akhir
tahun pertama. Peningkatan biaya pemeliharaan, G adalah Rp. 250.000, dan terjadi
mulai akhir tahun kedua.
a. Nilai sekarang merupakan penjumlah nilai sekarang dari aliran dasar (P1), dan nilai
sekarang dari G (P2). Penyelesaian menggunakan tabel B pada lampiran.
P = P1 + P2
= A (P/A, 12%, 6) + G (P/G, 12%, 6)
= 1.500.000 (4,1114) + 250.000 (8,9302)
= Rp. 6.167.100 + Rp. 2.232.550
= Rp. 8.399.650
b. Nilai deret seragam merupakan penjumlah nilai deret seragam dari aliran dasar
(A1), dan nilai deret seragam dari G (A 2). Penyelesaian menggunakan tabel B pada
lampiran.
A = A1 + A2
= A1+ G (A/G, 12%, 6)
= 1.500.000 + 250.000 (2,1720)
= Rp. 1.500.000 + Rp. 543.000
= Rp. 2.043.000
Nilai A dapat juga dicari dari P, sebagai berikut:
A = P (A/P, 12%, 6)
= 8.399.650 (0,2432)
= Rp. 2.042.795
% kesalahan = {(2.043.000 – 2.042.795)/2.043.000} x 100% = 0,01%
Jika ingin mencari nilai mendatang (F), dapat dilakukan melalui P atau A, sebagai
berikut:
F = P (F/P, 12%, 6)
= 8.399.650 (1,9738)
F A
Gambar 2.4 Hubungan P, A, F dan G
P F
BUKU AJAR MANAJEMEN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
BAB 2 BUNGA DAN RUMUS BUNGA 2.17
Pada gambar 2.3, terlihat tiga variabel yang saling berhubungan untuk tingkat bunga
efektif (i), dan periode (N) yang sama. Jika P diketahui, maka dapat dicari dua varibel
lainnya yaitu A dan F, dan sebaliknya.
Pada gambar 2.4, terlihat adanya hubungan G dengan P, A dan F, pada tingkat suku
bunga efektif (i), dan periode (N) yang sama. Jika salah satu diketahui maka tiga
varibel lainnya dapat dicari.
Tingkat bunga nominal tahunan adalah perkalian antara jumlah periode pemajemukan
pertahun dengan tingkat bunga per periode.
r= i x m 2.11
Tingkat bunga efektif adalah tingkat bunga tahunan termasuk efek pemajemukan dari
tiap periode yang kurang dari setahun. Dengan kata lain tingkat bunga efektif adalah
tingkat bunga tahunan yang sebenarnya dengan memperhatikan pemajemukan yang
terjadi selama setahun.
atau
Contoh, Berapakah tingkat bunga nominal dan efektif pertahun, jika tingkat bunga
perbulan 1,5 %
Terlihat bahwa bunga efektif adalah fungsi dari m yaitu jumlah periode pemajemukan
dalam setahun. Jika m bertambah, maka bunga efektif tahunan juga meningkat.
Dalam memilih alternatif untuk pengambilan keputusan, maka digunakan tingkat bunga
efektif tahunan, karena hasilnya lebih memberikan obyektivitas dari kenyataan yang
sebenarnya.
Contoh, seseorang meminjam uang sebesar Rp. 1.000.000, dan harus dikembalikan
sebesar Rp 1.500.000, setelah 4,5 tahun. Jika periode pemajemukan 6 bulan,
berapakah bunga efektif tahunan?
peride pemajemukan adalah 6 bulan, sehingga setiap tahun terdapat 2 periode. Jadi
tingkat bunga per periode (i)
ieff = (1 + i)m - 1
0,09429 = (1 + i )2 – 1
(1 + i )2 = 1,09429
1 + i = 1,04608
jadi i = 0,4608, atau 4,608%
r = i x m
= 4,608 x 2 = 9,216 %
SOAL 1
Seseorang ingin menginvestasikan uangnya untuk membeli bemo. Harga bemo
tersebut adalah Rp. 80.000.000. Pemasukan setiap bulan diperkirakan sebesar Rp.
2.500.000 dan pengeluaran Rp. 900.000. Umur bemo tersebut 4 tahun. Setelah 4
tahun, bemo tersebut masih dapat dijual dengan harga Rp. 15.000.000. Tingkat bunga
efektif pada diestimasikan sebesar 16% per-tahun.
a. Gambarkan diagram aliran kasnya.
b. Hitunglah nilai sekarang dari pendapatan netonya.
c. Hitunglah nilai sekarang dari harga jual bemo setelah berumur 4 tahun.
d. Bandingkan jawaban a dan b, dengan harga bemo saat sekarang. Bagaimana
pendapat saudara?.
e. Hitunglah semua aliran kas yang terjadi yang diakumulasikan pada saat akan
datang (setelah 4 tahun).
SOAL 2
Seseorang ingin merencanakan masa depannya, dengan melakukan program pensiun
secara pribadi. Mulai saat ini ia menabung sebesar Rp. 150.000 per-bulan. Saat ini ia
berumur 30 tahun, dan umur pensiunnya adalah 55 tahun. Ia menginginkan agar
setelah pensiun ia mendapatkan kembali uangnya selama 16 tahun. Besarnya uang
pensiun per-bulan pada delapan tahun kedua adalah 1,5 kali dari uang pensiun per-
bulan pada delapan tahun pertama. Tingkat bunga efektif yang diharapkan 18% per-
tahun.
a. Gambarkan diagram aliran kasnya.
b. Hitunglah tingkat bunga efektif dan nominal per-bulan
c. Berapa uang pensiun per-bulan yang ia terima untuk delapan tahun pertama dan
delapan tahun kedua?
d. Jika ternyata pada umur 64 tahun ia meninggal, berapa besar uang sisa
pensiunnya, yang dapat diterima ahli warisnya secara sekaligus pada saat itu?
SOAL 3
Seorang bapak saat ini berumur 35 tahun, merencanakan pensiun pada umur 55
tahun, serta ingin menikmati masa pensiunnya selama 10 tahun kemudian. Setiap
bulan mulai saat ini ia menabung uang sejumlah Rp. 100.000, sampai masa pensiun,
dengan bunga efektif 1,5% per-bulan. Didalam masa tabungan tersebut, setiap 5 tahun
sekali ia mengambil uangnya sebanyak Rp. 3.000.000 untuk liburan.
a. Gambarkan diagram aliran kasnya
b. Berapa banyak uang yang telah diambil selama masa tabungan, jika dihitung
dengan nilai sekarang?
c. Berapa banyak uang yang beradadalam tabungan setelah ia pensiun, jika dihitung
dengan nilai sekarang?
d. Berapa banyak uang pensiun per-bulan yang dapat ia terima selama 10 tahun akan
datang, jika bunga efektif pada saat itu adalah 1,2%?
SOAL 4
Sebuah perusahaan ingin membeli sebuah dump truck dengan harga Rp. 175 juta.
Tingkat bunga efektif yang digunakan dalam analisis pembelian truck tersebut adalah
15%.
a. Jika alat dapat beroperasi secara ekonomis 8 tahun, berapakah pendapatan bersih
minimal per-tahun yang harus diperoleh, agar dapat mengembalikan modalnya?
b. Berdasarkan soal a diatas, hitunglah pendapatan bersih minimal per-bulannya?
c. Jika setelah selesai umur ekonomis (8 tahun), truck tersebut dapat dijual kembali
dengan harga Rp. 40.000.000, berapakah pendapatan bersih minimal per-tahun
yang harus diperoleh, agar dapat mengembalikan modalnya?
SOAL 5
Sebuah alat beroperasi dan menghasilkan pendapatan Rp. 10.000.000 per-bulan.
Biaya operasi perbulan adalah Rp. 2.000.000. Biaya pemeliharaan alat tersebut pada
tahun pertama adalah Rp. 3.000.000 dan akan meningkat secara seragam sebesar
Rp. 500.000 per-tahun. Umur alat secara ekonomis adalah 7 tahun. Tingkat bunga
efektif yang diperhitungan 15% per-tahun.
a. Gambarlah diagram aliran kas yang terjadi dari data tersebut.
b. Hitunglah nilai total pendapatan untuk masa sekarang dan setelah umur
ekonomisnya.
c. Hitunglah biaya-biaya yang dikeluarkan selama umur ekonomisnya, untuk masa
sekarang dan setelah umur ekonomis.
d. Berapkah hasil bersih yang diperoleh dari operasi alat tersebut? Jika dihitung untuk
saat sekarang dan setelah umur ekonomis.
e. Jika alat tersebut dibeli dengan harga Rp. 600 juta, berapakah harga jual kembali
yang pantas dikenakan pada alat tersebut setelah selesai umur eknomisnya?
SOAL 6
Seorang bapak merencanakan biaya untuk pendidikan seorang anaknya sejak SD
sampai Kuliah. Ia memprediksikan waktu yang harus diselesaikan adalah 6 tahun SD,
3 tahun SMP, 3 tahun SMU dan 5 tahun Universitas. Bapak tersebut merencanakan
menabung 2 tahun lebih awal dari kebutuhannya
Biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan tersebut adalah:
Jenjang SD SMP SMU Kuliah
Biaya masuk 500.000 1.000.000 2.000.000 5.000.000
Biaya tahunan 750.000 2.000.000 4.000.000 7.000.000
b. Berapakah biaya total yang harus disiapkan bapak tersebut jika dihitung dengan
nilai sekarang pada tingkat bunga efektif 12%?
c. Berapakah tabungan setiap bulan selama masa pendidikan anaknya, yang
harus disisipkan, agar dapat membiaya seluruh biaya pendidikannya.
d. Jika ternyata bapak tersebut hanya mampu menabung selama 10 tahun,
berapakah tabungan minimal agar biaya pendidikan anaknya dapat dipenuhi?
e. Jika ternyata pada saat SMP anaknya mendapat beasiswa selama 3 tahun,
sehingga ia tidak perlu membayar uang tahunan, berapakah sisa tabungan bapak
tersebut pada saat anaknya menjadi sarjana, jika menabung seperti soal b.
SOAL 7
Sebuah perusahaan membuat program pensiun sebagai berikut: setiap bulan
karyawan menabung sebesar Rp. 100.000 dengan perincian dipotong dari gaji sebesar
60% dan partisipasi perusahaan 40%. Tingkat bunga efektif rata-rata yang
diperhitungkan adalah 1%.
a. Berapakah uang pensiun total yang berasal dari karyawan setelah bekerja selama
25 tahun?. Hitunglah dengan nilai sekarang dan nilai akan datang.
b. Berapakah uang pensiun total yang berasal dari perusahaan setelah bekerja
selama 25 tahun?. Hitunglah dengan nilai sekarang dan nilai akan datang.
c. Berapakah uang pensiun total karyawan tersebut setelah bekerja selama 25
tahun?. Hitunglah dengan nilai sekarang dan nilai akan datang.
d. Jika setelah pensiun, karyawan tersebut dapat menerima secara sekaligus sebesar
40% dari uang pensiun totalnya, berapa besarkah uang yang di terima tersebut?
e. Sisa uang pensiun dari soal c dan d, dapat diterima setiap bulan selama 15 tahun
setelah pensiun. Berapakah uang pensiun per-bulannya, jika tingkat bunga saat itu
diperkirakan 1,5% perbulan?
SOAL 8
Sebuah keluarga membeli rumah dengan cara mencicil setipa bulan sebesar Rp.
500.000, selama 12 tahun. Tingkat bunga yang diperhitungkan adalah 12% per-tahun.
a. Berapakah harga rumah sesungguhnya, jika pada saat kontrak pembelian,
keluarga tersebut telah membayar uang muka Rp. 15.000.000?
b. Setelah tinggal dirumah tersebut selama 8 tahun, keluarga tersebut ingin pindah,
dan rumahnya dijual. Berapakah harga jual minimal rumah tersebut pada saat itu?
c. Uang yang diperoleh dari hasil penjualan rumah pada soal b, digunakan sebagai
uang muka untuk membeli rumah lain seharga Rp. 800 juta, sisanya akan dicicil
selama 10 tahun. Berapa besar uang cicilan rumah perbulannya? Jika tingkat
bunga efektif yang diperhitungkan pada saat itu 10% per-tahun?
SOAL 9
Sebuah perusahaan ingin menganlisis alat mana yang akan dibeli, berdasarkan data-
data sebagai berikut
Alat A, pendapatan kotor adalah Rp. 42.500.000 pertahun, dan umur ekonomisnya 7
tahun, nilai sisa adalah Rp. 25 juta. Biaya operasi pertahun Rp. 3 juta. Biaya
pemeliharaan pada tahun pertama Rp. 2.500.000 dan meningkat di tahun-tahun
berikutnya sebesar Rp. 600.000.
Alat B, pendapatan kotor adalah Rp. 30.500.000 pertahun, dan umur ekonomisnya 9
tahun, nilai sisa adalah Rp. 15 juta. Biaya operasi pertahun Rp. 2,5 juta. Biaya
pemeliharaan pada tahun pertama Rp. 2.000.000 dan meningkat di tahun-tahun
berikutnya sebesar Rp. 400.000.
a. Gambarkan diagram aliran kas untuk masing-masing alat
b. Hitunglah nilai sekarang dari pendapatan masing-masing alat
c. Hitunglah nilai sekarang dari biaya-biaya masing-masing alat
d. Alat mana yang sebaiknya dibeli oleh perusahaan tersebut?
SOAL 10
Berapakah tingkat bunga efektif yang diperhitungKan per-tahun oleh perusahaan
pengembang perumahan yang memberikan cicilan sebesar Rp. 500.000 per-bulan
selama 5 tahun, jika harga rumah sesungguhnya Rp. 16.000.000?
SOAL 11
Berapa bulankah seorang bapak harus mencicil sebuah sepeda motor yang harganya
Rp. 10 juta, jika setiap bulan ia mencicil Rp. 450.000. Tingkat bunga yang
diperhitungkan adalah 12% per-tahun.