Anda di halaman 1dari 27

BAB II

EJAAN BAHASA INDONESIA


YANG DISEMPURNAKAN
1. Deskripsi Singkat
Dasar yang paling baik untuk melambangkan bunyi ujaran adalah satu
bunyi ujaran yang membedakan arti dilambangkan dengan satu lambang
tertentu. Lambang yang dipakai untuk mewujudkan bunyi ujaran itu biasa
disebut huruf. Dengan huruf-huruf itulah manusia dapat menuliskan gagasan
yang semula hanya disampaikan secara lisan. Keseluruhan peraturan tentang
cara menggambarkan lambang-lambang bunyi ujaran dalam suatu bahasa
termasuk masalah yang dibicarakan dalam ejaan.
Berbicara mengenai ejaan maka memang cakupannya luas, meliputi
penggunaan bahasa tulis maupun lisan. Bahasa tulis dalam hal ini misalnya
tanda-tanda baca, huruf kapital dan sebagainya, sedangkan bahasa lisan
meliputi tata cara pengucapan.
Mengingat begitu luasnya cakupan ejaan maka dalam BAB III ini
membatasi penjelasannya pada bahasa tulis. Dengan demikian bagian ini akan
menjelaskan mengenai ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan, meliputi
penggunaan pengertian ejaan bahasa beserta contoh, sejarah ejaan yang
pernah diberlakukan di Indonesia, penggunaan huruf kapital, huruf kecil dan
huruf miring, penulisan kata, penulisan angka dan lambang, kemudian
penggunaan tanda-tanda baca.

2. Relevansi
Materi ini berhubungan dengan topik-topik yang lain misalnya
penulisan kalimat, paragraf maupun wacana, karena semua tataran tersebut
tidak luput dari ejaan, misalnya penulisan kalimat tanpa penggunaan tanda titik
berikut ini:
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
21
(1) Guru sejarah baru datang

Kalimat nomor satu tersebut tidak menggunakan tanda-tanda baca,


sehingga maknanya tidak jelas atau ambigu. Misalnya yang baru datang itu
guru sejarah yang baru, atau guru sejarah yang sudah lama mengajar baru
datang.
Selanjutnya kalimat tersebut jika diberi tanda baca maka maknanya baru
jelas, seperti kalimat nomor 2 dan 3 berikut ini:

(2) Guru sejarah baru, datang


(3) Guru sejarah, baru datang

Kalimat nomor dua bermakna bahwa yang baru datang itu adalah guru
sejarah yang baru, sedangkan kalimat nomor tiga bermakna bahwa yang baru
datang itu adalah guru sejarah.

3. Kompetensi Dasar
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu
menjelaskan pengertian ejaan Indonesia, dan sejarah ejaan yang pernah
diberlakukan di Indonesia serta dapat menggunakan, huruf kapital, huruf kecil
dan huruf miring, penulisan kata, penulisan angka dan lambang, serta tanda-
tanda baca dalam tulisan.

4. Urutan Bahan Kajian/ Materi


Materi-materi yang diulas dalam BAB III adalah sebagai berikut:
A. Ejaan yang Disempurnakan
B. Pemakaian Huruf
C. Penulisan Kata
D. Penulisan Angka dan Lambang
E. Tanda-Tanda Baca
F. Makna Atau Relasi Makna

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


22
5. Materi Kuliah
A. Ejaan yang Disempurnakan
Sejak diberlakukan EYD pada tahun 1972 maka semua tulisan ilmiah
baik ilmiah murni maupun ilmiah populer menggunakan ejaan yang
disempurnakan (EYD).
Ejaan bahasa Indonesia yang pernah di berlakukan di Indonesia antara
lain:
1. Ejaan van Ophuisjen berlaku tahun 1901;
2. Ejaan Republik berlaku pada tanggal 19 Maret tahun 1947, ejaan ini
dikenal juga dengan nama ejaan Soewandi;
3. Ejaan Malindo;
4. Ejaan yang disempurnakan (EYD) berlakuk pada tanggal 06 Agustus
tahun 1972.
Ejaan van Ophuisjen, ejaan Republik (Soewandi) maupun ejaan
Malindo dikenal juga sebagai ejaan lama, sedangkan EYD dikenal juga sebagai
ejaan baru. (baca Sutomo, dkk: 1994). Perbedaan antara ejaan lama dan ejaan
baru tidak terlalu banyak hanya beberapa saja, seperti penjelasan berikut:

EJAAN LAMA EJAAN BARU


dj (Djakarta) j (Jakarta)
tj (campur) c (campur)
sj (sjarat) sy (syarat)
nj (njata) ny (nyata)
ch (chayal) kh (khayal)

Selain itu dalam ejaan lama (khsusnya Soewandi) di belakang kata


ulang boleh ditulis angka dua yang menandakan kata ulang, sedangkan dalam
EYD harus ditulis lengkap dengan tanda penghung.

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


23
Tugas: Buatlah Makalah tentang pemakaian huruf, penulisan kata,
pemakaian tanda baca dan penulisan unsur serapan sesuai dengan
Ejaan Yang Disempurnakan dalam Bahasa Indonesia.

B. Penulisan Angka dan Lambang


Angka dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di
Indonesia digunakan dua macam angka, yaitu angka Arab dan angka Romawi.
Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi: I, II, III, IV, V, Vi, VII, VIII, IX, X, L, C, D, M

Angka Arab digunakan untuk menyatakan bilangan, nomor, atau


jumlah. Aturan penulisannya adalah:
(a) untuk menyatakan bilangan, nomor, atau jumlah satu sampai dengan seribu
ditulis tanpa titik pemisah satuan
Contoh:
- Jalan Pattimura nomor 25
- Uangnya berjumlah Rp. 525,00
- ……………………………………………
- ……………………………………………
(b) Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan sebuah atua dua buah
kata ditulis dengan huruf, kecuali bila digunakan secara berurutan seperti
dalam pemerincian

Contoh:
- Ibu membeli tiga ekor ayam
- Ayah membeli, 3 lembar seng, 2 gerobak pasir, 3 kaleng
cat, dan 1 kg paku
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(c) Pada awal kalimat lambang bilangan harus ditulis dengan huruf. Jika
lambang bilangan itu tidak dapat dinyatakan dengan sebuah atau dua buah
kata, maka susunan kalimat itu harus diubah sehingga lambang bilangan
tidak terdapat pada awal kalimat
Contoh:
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
24
- lima belas orang tidak lulus
(bukan: 15 orang tidak lulus)
- Beliau mengundang 165 tamu
(bukan: 165 orang tamu diundang beliau, atau: seratus
enam pluh lima orang tau diundang beliau)
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(d) Angka yang menunjukkan bilangan bulat yang besar dapat ditulis sebagian
dengan huruf agar lebih mudah dibaca.
Contoh:
- Proyek ini menelan biaya 425 juta rupiah
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(e) Dalam kuitansi, akte, dan dokumen resmi lain, bilangan dapat ditulis
dengan angka sekaligus dengan huruf.
Contoh:
- Telah terima uang sebanyak Rp 135.000,00 (seratus tiga
puluh lima ribu rupiah) sebagai tanda jadi pembelian
sebuah mesin tik.
- ……………………………………………
- ……………………………………………
Catatan:
Di dalam teks lain, bilangan tidak perlu ditulis dengan huruf dan
angka sekaligus.
Contoh:
- Yang hadir 15 orang perempuan dan 21 orang laki-laki
(bukan: yang hadir 15 (lima belas) orang perempuan dan
21 (dua puluh satu) orang laki-laki)
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(f) Setiap kelipatan seribu dari bilangan yang menyatakan jumlah harus diberi
tanda titik

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


25
Contoh:
- Harga rumah itu Rp 315.000.000,00
- Perpustakaan itu membeli 185.275 buah buku
- ……………………………………………
- ……………………………………………
Catatan:
Kalau tidak menyatakan jumlah tidak diberi tanda titik.
Contoh:
- Nomor telepon kami 346174
- Tahun 2013
- Nomor Induk Pegawainya 130254198
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(g) Di antara angka bilangan yang menyatakan jam, menit, dan detik
diletakkan tanda titik.
Contoh:
- Rapat dimulai pukul 12.30
- Kereta berangkat pukul 07.15
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(h) Untuk menyatakan tingkat di muka angka itu harus diberi awalan ke dan
garis tanda hubung (-)
Contoh:
- Anak ke- 3
- Rumah ke- 2 dari samping jalan
- ……………………………………………
- ……………………………………………

Angka romawi digunakan secara terbatas, dikarenakan bentuknya tidak


praktis untuk menuliskan jumlah atau bilangan yang besar. Angka ini selain
dapat digunakan untuk menyatakan bilangan biasa, dapat juga digunakan untuk
menyatakan bilangan tingkat.
Contoh:

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


26
- Abad XX
- Juara II
- ……………………………………………
- ……………………………………………
C. Penggunaan Tanda Baca
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis
agar kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami oleh orang lain, persis
seperti yang kita maksudkan. Dalamsistem ejaan, dikenal adanya tanda baca
titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda tanya (?), tanda seru(!),
tanda hubung (-), tanda petik (“…..”), tanda kurung ([…]), tanda garis miring
(/), dan tanda penyingkat (‘).
Penggunaan tanda titik (.)
(a) Tanda titikdigunakan pada akhir kalimat yang bukan pernyataan atau
seruan
Contoh:
- KPK menahan Ahmad Fathanah kemarin.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b) Tanda titik digunakan untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu
Contoh:
- Pukul 3.15.10
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(c) Digunakan untuk memisahkan angka jam,menit, dan detik yang


menunjukkan jangka waktu
Contoh:
- 5.35.20 jam (5 jam, 35 menit, 20 detik)
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(d) Digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya


Contoh:

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


27
- 1.345
- 256.389
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(e) Tanda titik tidak digunakan untuk memisahkan bilangan ribuan atau
kelipatannya yang tidak menunjukkan jumlah
Contoh:
- Dia lahir tahun 1951
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(f) Tanda titik tidak digunakan pada akhir judul berita, judul karangan, judul
tabel, dan sebagainya.
Contoh:
- Habis Gelap Terbitlah Terang
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(g) Tanda titik tidak digunakan di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal
surat, (2) nama dan alamat penerima surat
Contoh:

- Yth. Sdr. Moh. Hasan


Jalan Taman Malaka Selatan 215
Jakarta Timur
- ……………………………………………
- ……………………………………………

1. Penggunaan Tanda Koma (,)


(a) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau
pembilangan.
Contoh:
- Saya menjual baju, celana, dan topi.
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
28
- ……………………………………………
- ……………………………………………

Contoh penggunaan yang salah:

- Saya membeli udang, kepiting dan ikan.


- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari
kalimat setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi,
dan melainkan.
Contoh:

- Saya diundang untuk menghadiri acara kesenian itu, tetapi


tidak diizinkan oleh orang tua saya.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(c) Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:

- Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.


- Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(d) Tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh:

- Saya tidak akan datang kalau hari hujan.


- ……………………………………………
- ……………………………………………
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
29
(e) Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara
kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh
karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

Contoh:

- Oleh karena itu, kamu harus datang.


- Jadi, saya tidak jadi datang.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(f) Dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
contoh:

- O, begitu.
- Wah, bukan main.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(g) Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.

Contoh:

- Kata adik, "Saya sedih sekali."


- ……………………………………………
- ……………………………………………

(h) Dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Contoh:

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


30
- Medan, 18 Juni 1984
- Medan, Indonesia.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(i) Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh:

- Pamungkas. 2012. Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: Apollo
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(j) Dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki.


Contoh:

- I. Gatot, Bahasa Indonesia untuk Wikipedia. (Bandung:


UP Indonesia, 1990), hlm. 22.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(k) Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga,
atau marga.

contoh:

- Rinto Jiang, S.E.


- ……………………………………………
- ……………………………………………

(l) Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan
sen yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


31
- 33,5 m
- Rp10,50
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(m) Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya
tidak membatasi.
Contoh:

- Karel Albert Ralahalu, Gubernur Maluku, sudah tiba di


tempat acara.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(n) Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan
yang terdapat pada awal kalimat.
Contoh:

- Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita


memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

Bandingkan dengan:

- Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam


pembinaan dan pengembangan bahasa.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(o) Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir
dengan tanda tanya atau tanda seru.
contoh:

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


32
- "Di mana kamu tinggal?" tanya Ibu.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

2. Penggunaan Tanda Titik Koma (;)


(a) Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat
yang sejenis dan setara.
Contoh:
- Malam makin larut; kami belum selesai juga.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b) dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu
kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh:

- Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk


bekerja di dapur; adik menghafalkan nama-nama
pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan
siaran pilihan pendengar.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

3. Penggunaan Tanda Titik Dua (:)


(a) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti
rangkaian atau pemerian.

(b) Contoh:
- Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi,
meja, dan lemari.
- Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan
Ekonomi Perusahaan.
- ……………………………………………

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


33
- ……………………………………………

(c) Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan
pemerian.

Contoh:

Ketua : Carolina Sasabone


Wakil Ketua : Martha Maspaitella
Sekretaris : Falantno Latupapua
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(d) Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan
pelaku dalam percakapan.
Contoh:

Hellen : "Jangan lupa kita punya janji sebentar sore!"


Ria     : "Siap, Boss!"
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(e) Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan
anak judul suatu karangan.
Contoh:

- Tempo, I (1971), 34:7


- Surah Yasin:9
- Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah
Studi, sudah terbit.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(f) Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh:
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
34
- Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(g) Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh:

- Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.


- ……………………………………………
- ……………………………………………

4. Penggunaan Tanda Hubung (-)


(a) Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
Contoh:

- anak-anak
- berulang-ulang
- kemerah-merahan
- ……………………………………………
- ……………………………………………

Tanda ulang singkatan (seperti pangkat 2) hanya digunakan pada tulisan


cepat dan notula, dan tidak dipakai pada teks karangan.

(b) Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-
bagian tanggal.
Contoh:

- p-e-n-g-u-r-u-s
- 8-4-1973
- ……………………………………………
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
35
- ……………………………………………

(c) Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian-bagian


ungkapan.
Bandingkan:

- ber-evolusi dengan be-revolusi


- dua puluh lima-ribuan (20×5000) dengan dua-puluh-lima-
ribuan (1×25000).
- Istri-perwira yang ramah dengan istri perwira-yang ramah
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(d) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan
-an, (d) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama
jabatan rangkap.
Contoh:

- se-Indonesia
- hadiah ke-2
- tahun 50-an
- ber-SMA
- KTP-nya nomor 11111
- sinar-X
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(e) Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan
unsur bahasa asing.
Contoh:

- di-charter
- pen-tackle-an
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
36
- ……………………………………………
- ……………………………………………

5. Tanda Pisah (–, —)


(a)Tanda pisah (—) membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh:
- Jembatan Merah Putih yang sedang dibangun—saya harapkan
—akan menjadi maskot Propinsi Maluku.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b) Tanda pisah (—) menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:

- Rangkaian penemuan ini—evolusi, teori kenisbian, dan kini


juga pembelahan atom—telah mengubah konsepsi kita tentang
alam semesta.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(c) Tanda pisah (–) dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:

- 1919 – 1921
- Medan – Jakarta
- 10 – 13 Desember 1999
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(d) Tanda pisah (–) tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang (−).
Contoh:
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
37
- dari halaman 45 sampai 65, bukan dari halaman 45–65
- antara tahun 1492 dan 1499, bukan antara tahun 1492–1499
- −4 sampai −6 °C, bukan −4–−6 °C
- ……………………………………………
- ……………………………………………

6. Penggunaan Tanda Elipsis (...)


(a) Tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, misalnya untuk
menuliskan naskah drama.
Contoh:
- Kalau begitu ... ya, marilah kita bergerak.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b) Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada
bagian yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh:

- Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.


- ……………………………………………
- ……………………………………………

(c) Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai
empat buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu
untuk menandai akhir kalimat.
Contoh:

- Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-


hati ....
- ……………………………………………
- ……………………………………………

7. Penggunaan Tanda Tanya (?)


(a) Tanda tanya dipakai pada akhir tanya.
Contoh:
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
38
- Kapan ia berangkat?
- Saudara tahu, bukan?
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b) Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya.
Contoh:

- Ia dilahirkan pada tahun 1683 (?).


- Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang
- ……………………………………………
- ……………………………………………

8. Penggunaan Tanda Seru (!)


Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau
perintah yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, ataupun emosi
yang kuat.
Contoh:
- Alangkah mengerikannya peristiwa itu!
- Bersihkan meja itu sekarang juga!
- ……………………………………………
- ……………………………………………

9. Penggunaan Tanda Kurung ((...))


Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan.
Contoh:
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
39
- Bagian Keuangan menyusun anggaran tahunan kantor yang
kemudian dibahas dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang
Saham) secara berkala
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(a) Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian
integral pokok pembicaraan.
Contoh:

- Satelit Palapa (pernyataan sumpah yang dikemukakan Gajah


Mada) membentuk sistem satelit domestik di Indonesia.
- Pertumbuhan penjualan tahun ini (lihat Tabel 9)
menunjukkan adanya perkembangan baru dalam pasaran
dalam negeri.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b) Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks
dapat dihilangkan.
Contoh:

- Kata cocaine diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi


kokain(a)
- Pembalap itu berasal dari (kota) Medan.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(c) Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan
keterangan.
Contoh:

- Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b)


harga, (c) tempat, dan (c) promosi.
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
40
- ……………………………………………
- ……………………………………………

Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut.
Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:

- Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) (dikenal juga sebagai


Matviy Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
- Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919), dikenal juga sebagai Matviy
Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
- Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 1885–1919) merupakan seorang pemimpin
Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.

10. Penggunaan Tanda Kurung Siku ([...])


(a) Tanda kurung siku mengapit huruf, kata, atau kelompok kata sebagai
koreksi atau tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang ditulis orang
lain. Tanda itu menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan itu memang
terdapat di dalam naskah asli.
Contoh:

- Sang Sapurba men[d]engar bunyi gemerisik.


- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b) Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang
sudah bertanda kurung.
Contoh:

- Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di


dalam Bab II [lihat halaman 35–38]) perlu dibentangkan di
sini.
- ……………………………………………

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


41
- ……………………………………………

11. Penggunaan Tanda Petik ("...")


(a) Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan
naskah atau bahan tertulis lain.
Contoh:
- "Saya belum siap," kata Mira, "tunggu sebentar!"
- Pasal 36 UUD 1945 berbunyi, "Bahasa negara ialah Bahasa
Indonesia."
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b) Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai
dalam kalimat.
Contoh:

- Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari


Suatu Tempat.
- Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan
Nilai Prestasi di SMA" diterbitkan dalam Tempo.
- Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(c) Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:

- Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara "coba dan ralat" saja.


- Ia bercelana panjang yang di kalangan remaja dikenal dengan
nama "cutbrai".
- ……………………………………………
- ……………………………………………

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


42
(f) Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan
langsung.
Contoh:

- Kata Tono, "Saya juga minta satu."


- ……………………………………………
- ……………………………………………
Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalimat ditempatkan di belakang
tanda petik yang mengapit kata atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat.
Contoh:
- Karena warna kulitnya, Anton mendapat julukan "Si Hitam".
- Bang Komar sering disebut "pahlawan"; ia sendiri tidak tahu
sebabnya.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

12. Tanda Petik Tunggal ('...')


(a)Tanda petik tunggal mengapit petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
Contoh:

- Tanya Basri, "Kau dengar bunyi 'kring-kring' tadi?"


- "Waktu kubuka pintu depan, kudengar teriak anakku, 'Ibu,
Bapak pulang', dan rasa letihku lenyap seketika," ujar Pak
Hamdan.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b)Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh:

- feed-back 'balikan'
- ……………………………………………
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
43
- ……………………………………………

13. Penggunaan Tanda Garis Miring (/)


(a) Tanda garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat
dan penandaan masa satu tahun yang terbagi dalam dua tahun takwim.
Contoh:
- No. 7/PK/1973
- Jalan Kramat III/10
- tahun anggaran 1985/1986
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(b) Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai
tanda bagi dalam pecahan dan rumus matematika.

Contoh:

- harganya Rp125,00/lembar (harganya Rp125,00 tiap lembar)


- kecepatannya 20 m/s (kecepatannya 20 meter per detik)
- 7/8 atau 7⁄8
- xn/n!
- ……………………………………………
- ……………………………………………

(c) Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda
aritmetika dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi  ÷ .

(d) Contoh:

- 10 ÷ 2 = 5.
- ……………………………………………
- ……………………………………………

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


44
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis
pembagi dapat dipakai.

Contoh: .

(e) Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.

14. Penggunaan Tanda Penyingkat (Apostrof) (')


(a) Tanda penyingkat menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian
angka tahun.
Contoh:

- Ali 'kan kusurati. ('kan = akan)


- Malam 'lah tiba. ('lah = telah)
- 1 Januari '88 ('88 = 1988)
- ……………………………………………
- ……………………………………………

Rangkuman
Ejaan bahasa Indonesia yang pernah di berlakukan di Indonesia antara
lain: Ejaan van Ophuisjen berlaku tahun 1901; Ejaan Republik berlaku pada
tanggal 19 Maret tahun 1947, ejaan ini dikenal juga dengan nama ejaan
Soewandi; Ejaan Malindo; Ejaan yang disempurnakan (EYD) berlakuk pada
tanggal 06 Agustus tahun 1972.
Ejaan van Ophuisjen, ejaan Republik (Soewandi) maupun ejaan
Malindo dikenal juga sebagai ejaan lama, sedangkan EYD dikenal juga sebagai
ejaan baru. (baca Sutomo, dkk: 1994).
Indonesia menggunakan dua macam angka, yaitu angka Arab dan angka
Romawi. Angka Arab: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9; Angka Romawi: I, II,
III, IV, V, Vi, VII, VIII, IX, X, L, C, D, M
Tanda baca adalah tanda-tanda yang digunakan di dalam bahasa tulis
agar kalimat-kalimat yang kita tulis dapat dipahami oleh orang lain, persis
seperti yang kita maksudkan. Dalamsistem ejaan, dikenal adanya tanda baca

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


45
titik (.), koma (,), titik koma (;), titik dua (:), tanda tanya (?), tanda seru(!),
tanda hubung (-), tanda petik (“…..”), tanda kurung ([…]), tanda garis miring
(/), dan tanda penyingkat (‘).

Evaluasi:
1. Berilah tanda-tanda baca berdasarkan EYD secara tepat
pada paragraf berikut.

keluarga adalah lembaga pertama dan utama dalam melaksanakan


proces sosialisasi dan sivilisasi pribadi anak di tengah keluarga anak
belajar mengenal makna cinta kasih simpati loyalitas idiologi
bimbingan dan pendidikan keluarga memberikan pengaruh
menentukan pada pembentukan watak dan kepribadian anak dan
menjadi unit social terkecil yang membrikan pondasi primer bagi
perkembangan anak baik buruknya struktur keluarga memberikan
dampak baik atau buruknya perkembangan jiwa dan jasmani anak
bila rumah tangga terusmenerus dipenuhi konplik yang srius menjadi
retak dan akhirnya mengalami perceraian maka mulailah serentetan
kesulitan bagi semua anggota keluarga terutama anakanak pecahlah
harmoni dalam keluarga dan anak menjadi sangat bingung dan
merasakan ketidak pastian emosional dengan rasa cemas mara dan
risau anak mengikuti pertengkaran antara ayah dan ibu mereka tidak
tau harus memihak kepada sapa batin anak menjadi sangat tertekan
sangat menderita dan merasa malu akibat ulah orang tua mereka
2.

Daftar Rujukan:
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa
46
Chaer, Abdul. 2011. Ragam Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta

___________.2011. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia.Jakarta: Rineka


Cipta

Keraf, Goris. 2008. Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Pamungkas. 2012. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang


Disempurnakan. Jakarta: Apollo

Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa


47

Anda mungkin juga menyukai