Dalam kasus Gucci tersebut terlihat Gucci melakukan beberapa pelanggaran prinsip-prinsip
moral dan standar etika yang menjadi pedoman perilaku bisnis, yaitu dengan melakukan
pelanggaran hak-hak buruh, melalui kerja paksa dan tidak dibayar, pembatasan tidak
manusiawi, dan kebijakan tidak wajar lainnya.
Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Pasal 5 menyatakan bahwa “Tidak seorang pun
boleh menjadi sasaran penyiksaan atau perlakuan atau hukuman yang kejam, tidak manusiawi
atau merendahkan martabat.” Dan Pasal 23 ayat (3) menyatakan bahwa “Setiap orang yang
bekerja berhak atas pengupahan yang adil dan menguntungkan yang menjamin bagi dirinya
dan keluarganya suatu kehidupan yang layak bagi martabat manusia, dan jika perlu ditambah
dengan perlindungan sosial lainnya.” Praktik yang diadopsi oleh manajemen Gucci di
Shenzhen tampaknya telah melanggar Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
Perilaku tidak etis yang dilakukan oleh Gucci, dilihat dari faktor-faktor penentu etika dan
perilaku bisnis yang diimplementasikan perusahaan, antara lain :
Berdasarkan kasus Gucci diatas nilai perspektif moral atas praktik manajemen tenaga kerja
yang dapat kita ambil adalah sebagai berikut :
Berikut Solusi yang memungkinkan agar kasus Gucci ini tidak terjadi lagi dikemudian hari,
diantaranya seperti :
1. Adanya tindakan yang perlu dikoordinasikan oleh Gucci, yaitu agar Gucci memimpin
upaya dalam mengembangkan dan menerapkan kode etik di seluruh industri dan di
seluruh dunia, sehingga menciptakan seperangkat norma dan harapan eksplisit yang
komprehensif tentang standar etika. Kode etika ini harus berlaku untuk semua cabang
dan toko. Kode etika tersebut harus mewajibkan setiap cabang dan toko perusahaan
untuk menganut prinsip-prinsip etika dan menanamkannya ke dalam sistem dan
kebijakan manajemen serta proses tinjauan internal.
Hak pekerja yang diidentifikasi dalam literatur tentang etika manajemen perburuhan
internasional, kode etika ini dapat mencakup item berikut: penggunaan kontrak kerja
tertulis dengan semua pekerja, menghindari penyalahgunaan sistem pengiriman, upah
yang sama untuk pekerjaan dengan nilai yang sama, larangan kerja wajib dan tidak
dibayar, kepatuhan terhadap undang-undang dan peraturan tentang jam kerja,
pemberian upah dan tunjangan tidak di bawah persyaratan hukum minimum, anti-
diskriminasi, anti-pelecehan, anti-penyalahgunaan, dan penghormatan terhadap
kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Adanya tindakan yang dilakukan oleh karyawan, seperti menerapkan toleransi dalam
pikiran mereka sehingga seringkali mereka menganggap sebagai suatu kebajikan
(berlawanan dengan ketegasan). Dalam kasus ini, kita mungkin memperhatikan
bahwa karyawan bersikap toleran terhadap praktik-praktik kasar sampai kerugian
parah benar-benar terjadi (keguguran karyawan wanita). Kesadaran pekerja akan hak-
hak mereka mungkin lemah, dan mereka tampaknya terbiasa menanggung perlakuan
tidak adil mereka, yang melanggengkan praktik-praktik kasar. Untuk melindungi
karyawan, sangat penting untuk menantang pola pikir toleransi dan membekali
karyawan dengan kesadaran yang kuat akan hak dan cara yang tepat untuk melindungi
diri mereka sendiri secara kolektif. Mereka harus didorong untuk berkumpul dan
membuat suara mereka didengar (seperti menulis surat publik di Internet). Dengan
menyuarakan keluhan mereka, mereka dapat menarik lebih banyak perhatian,
sehingga memenangkan lebih banyak dukungan, dan departemen pemerintah terkait
lebih mungkin untuk menyelidiki kekhawatiran mereka.
3. Adanya tindakan yang dilakukan oleh pemerintah, dimana pemerintah setempat harus
merevisi seluruh pendekatannya terhadap pemantauan dan pengaturan hak-hak buruh.
Para tenaga kerja Gucci kurang terlindungi karena hanya ada sedikit organisasi yang
dapat dimintai bantuan oleh pekerja, dan serikat pekerja tidak memiliki tujuan yang
sama seperti di negara-negara Barat. Sulit bagi pekerja untuk membela diri ketika hak
mereka dipertaruhkan.
4. Adanya tindakan yang dilakukan oleh pemerintah asing, yang bertanggung jawab
untuk membuat dan menegakkan hukum yang berlaku untuk semua perusahaan yang
beroperasi di negara mereka.