Anda di halaman 1dari 5

MENYUSUN SATUAN ACARA PENYULUHAN

Dalam usaha untuk memberikan informasi yang tepat sasaran kepada masyarakat
umum, setiap orang atau terutama penyuluh kesehatan seperti halnya perawat harus memiliki
arahan yang benar terkait dengan apa yang akan disampaikannya. Hal ini dikarenakan oleh:

1. Pendidikan kesehatan tidak pernah diselenggarakan dalam keadaan hampa, dalam arti
bahwa pengaruh lingkungan dimana usaha pendidikan kesehatan tersebut
diselenggarakan turut menentukan segala sesuatu dalam pendidikan tersebut.
2. Pendidikan kesehatan berorientasi ke depan, karena dasarnya ini merupakan proses
dimana penerima informasi dipersiapkan untuk menghadapi kehidupan di kemudian
hari dalam peranan yang lebih bertanggung jawab.
3. Pendidikan tidak bisa dipisahkan dari hasrat, arah perkembangan dan nilai hidup
masyarakat itu sendiri.
4. Pendidikan sebagai suatu proses yang sadar tujuan, menyangkut keadaan awal dan
akhir dapat juga dilihat sebagai suatu proses transisi.

Dengan demikian, maka keberhasilan dalam proses pendidikan kesehatan


diperlukan adanya suatu ketentuan dan ketepatan dalam menentukan perangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan penyuluhan serta cara yang akan
digunakan untuk menyuluh sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan
pendidikan kesehatan. Hal ini tidak terlepas dari peran para penyuluh yang secara
langsung ikut menentukan keberhasilan proses pendidikan kesehatan yang diberikan.
Untuk itu diperlukan suatu pedoman yang benar dalam penulisan dan penyusunan
Satuan Acara Penyuluhan (SAP).

1. Dasar Penyusunan SAP


Pendidikan kesehatan akan berhasil apabila direncanakan terlebih dahulu
dengan cermat, teliti, dan sistematis dari semua faktor-faktor yang terkait, yaitu tujuan
pendidikan, siapa yang di didik, materi yang akan di bahas, bagaimana cara
penyajiannya dan media penunjang yang akan digunakan, sumber pendidikan serta
bagaimana cara mengevaluasinya. Oleh karena itu, dalam pendidikan kesehatan perlu
disusun suatu arahan yang benar dan relevan yang disusun bukan hanya sebagai
dokumen yang memuat tujuan pendidikan kesehatan tetapi harus diterjemahkan
secara relevan dalam bentuk proses penyuluhan, yang secara operasional juga sangat
dipengaruhi oleh kemampuan individu dalam menyusun suatu Satuan Acara
Penyuluhan (SAP). Kesimpulannya, pemberian materi penyuluhan harus sesuai
dengan SAP yang telah disusun dan sangat penting diketahui oleh pemberi informasi
agar  tujuan penyuluhan dapat tercapai.
2. Fungsi Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Satuan Acara Penyuluhan berfungsi sebagai pedoman kerja dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan,
yaitu:
a. Preventif
Mencegah penyuluh kesehatan dari melakukan hal-hal yang tidak sesuai
dengan yang telah ditentukan dalam rencana.

b. Korektif
Satuan Acara Penyuluhan berfungsi sebagai rambu-rambu yang harus ditaati
dan sebagai pedoman dalam melaksanakan pendidikan kesehatan.

c. Konstruktif
Satuan Acara Penyuluhan memberikan arah secara rinci bagi pelaksanaan dan
pengembangan pendidikan kesehatan.

3. Prinsip Penyusunan SAP


Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pembuatan Satuan Acara
Penyuluhan, yaitu:
Relevansi:
a. Relevan dengan lingkungan hidup peserta (masyarakat).
b. Relevan dengan perkembangan kehidupan masa sekarang dan masa yang akan
datang (kemajuan IPTEK).
c. Relevan dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat.

Efektifitas:
a.  Efektif digunakan bagi si penyuluh.
b. Efektif informasi yang didapatkan oleh masyarakat.

Efisiensi:

Efisien dalam pendidikan kesehatan berarti efisien dalam: waktu, biaya, penggunaan tenaga
dan peralatan.

Kontinuitas:

Satuan Acara Penyuluhan memiliki keterkaitan dengan informasi yang sebelumnya mungkin
pernah didapatkan oleh si penerima informasi.

Komprehensif:
Semua kegiatan dan komponen dalam Satuan Acara Penyuluhan merupakan satu kesatuan
yang berinteraksi dan berinterfungsi secara terpadu dan harmonis dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan kesehatan yang telah dirumuskan.

Flexibilitas:

Satuan Acara Penyuluhan tidak boleh kaku, harus luwes, dapat bertindak dan mempunyai
keleluasaan bergerak yang disebabkan oleh situasi dan kondisi yang tiba-tiba berubah atau
sangat diperlukan adanya suatu perubahan. 

4.    Penyusunan Satuan Acara Penyuluhan

a.    Langkah Persiapan 

Mempelajari kebutuhan akan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan


oleh  individu/keluarga/masyarakat yang meliputi:

1)    Tujuan kurikuler, untuk dijabarkan menjadi:

Tujuan instruksional umum (TIU), dijabarkan menjadi tujuan instruksional khusus (TIK).

2)    Deskripsi materi yang akan diajarkan, untuk dijabarkan menjadi pokok bahasan.

3)    Buku sumber yang menunjang pokok-pokok bahasan.

b.    Mempersiapkan Format Satuan Acara Penyuluhan 

Format Satuan Acara Penyuluhan dapat dibuat dengan bentuk kolom-kolom memanjang
horizontal atau tidak dalam  bentuk kolom, tetapi memanjang kebawah.

c.    Peyusunan Satuan Acara Penyuluhan Dengan Mengisi Format 

1)    Materi yang akan diajarkan, setelah melalui proses pengkajian kebutuhan penerima
informasi.

2)    Deskripsi materi, yang  selanjutnya akan dijabarkan dalam pokok-pokok bahasan.


d.    Pengisian Kolom

1)    Tujuan instruksional umum, merupakan penjabaran tujuan kurikuler yang relevan dengan
pokok bahasan.

2)    Tujuan instruksional khusus, merupakan penjabaran dan spesifikasi dari tujuan instruksional
umum.

3)    Materi, merupakan uraian dari pokok bahasan yang relevan dengan tujuan instruksional
khusus.

4)    Strategi, merupakan kegiatan belajar atau mengajar yang paling efektif dan efisien yang
ditempuh untuk mencapai tujuan instruksional khusus yang telah dirumuskan.

5)    Metode, metode yang dapat dipergunakan dalam memberikan penyuluhan kesehatan


diantaranya (Notoatmodjo, 2002):

a)    Metode Ceramah; adalah suatu cara dalam menerangkan dan menjelaskan suatu ide,
pengertian atau pesan secara lisan kepada sekelompok sasaran sehingga memperoleh
informasi tentang kesehatan.

b)    Metode Diskusi Kelompok; adalah pembicaraan yang direncanakan dan telah dipersiapkan
tentang suatu topik pembicaraan diantara 5-20 peserta (sasaran) dengan seorang pemimpin
diskusi yang telah ditunjuk.

c)    Metode Curah Pendapat; adalah suatu bentuk pemecahan masalah di mana setiap anggota
mengusulkan semua kemungkinan pemecahan masalah yang terpikirkan oleh masing-masing
peserta, dan evaluasi atas pendapat-pendapat tadi dilakukan kemudian.

d)    Metode Panel; adalah pembicaraan yang telah direncanakan di depan pengunjung atau
peserta tentang sebuah topik, diperlukan 3 orang atau lebih panelis dengan seorang
pemimpin.

e)    Metode Bermain Peran; adalah memerankan sebuah situasi dalam kehidupan manusia
dengan tanpa diadakan latihan, dilakukan oleh dua orang atu lebih untuk dipakai sebagai
bahan pemikiran oleh kelompok.

f)     Metode Demonstrasi; dalah suatu cara untuk menunjukkan pengertian, ide dan prosedur
tentang sesuatu hal yang telah dipersiapkan dengan teliti untuk memperlihatkan bagaimana
cara melaksanakan suatu tindakan, adegan dengan menggunakan alat peraga. Metode ini
digunakan terhadap kelompok yang tidak terlalu besar jumlahnya.

g)    Metode Simposium; adalah serangkaian ceramah yang diberikan oleh 2-5 orang dengan
topik yang berlebihan tetapi saling berhubungan erat.

h)    Metode Seminar; adalah suatu cara di mana sekelompok orang berkumpul untuk membahas
suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli yang menguasai bidangnya.

6)    Media, merupakan alat penunjang tercapainya tujuan instruksional. Oleh karena itu
pemilihan media harus releven dengan tujuan instruksional, kondisi dan situasi yang ada.

7)    Evaluasi, merupakan alat untuk mengukur apakah tujuan sudah tercapai atau belum.

a)    Tipe evaluasi; format, sumatif, placement dan diagnostik.

b)    Jenis evaluasi dapat berupa; lisan, tulisan dan perbuatan.

c)    Bentuk evaluasi; subyektif dan obyektif.

8)    Sumber, merupakan buku yang dipakai sebagai sumber bahan pendidikan kesehatan,
meliputi: judul buku, penulis atau pengarang, penerbit, tahun terbit BAB dan halaman.

 
Maulana, H. D. J. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC
Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta. Rineka Cipta.

Potter & Perry. (2010). Fundamental Keperawatan.  Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai