Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula
orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pula pentingnya dunia
wirausaha. Pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan
yang dapat membuka lapangan kerja karena ksemampuan pemerintah sangat
terbatas.

Wirausaha itu sendiri adalah proses menciptakan suatu nilai yang berbeda dengan
mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul resiko-resiko finansial,
psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan atau imbalan
moneter dan kepuasan pribadi.

Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama islam lupa, tidak banyak
mengetahui akan ajaran islam tentang pekerjaan di bidang bisnis. Pernah
Rasulullah SAW ditanya oleh para sahabat, Pekerjaan apakah yang paling baik ya
Rasulullah? Rasulullah SAW menjawab, seseorang bekerja dengan tangannya
sendiri dan setiap jual beli yang bersih (HR.Al-Bazzar). Jual beli yang bersih
berarti sebagian dari kegiatan profesi bisnis. Selain itu para ulama telah sepakat
mengenai kebaikan pekerjaan dagang (jual beli), sebagai perkara yang telah
dipraktikkan sejak zaman nabi hingga masa kini. Dalam hadist lain Rasulullah
SAW bersabda, Pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama para
Nabi, orang shadiqin, dan para syuhada.(HR. Tirmidzi dan Hakim).

Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan baik dalam jumlah
maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri.
Di dalam mata kuliah perkuliahan ini kami penulis akan meneliti suatu usaha
yang bergerak dalam bidang pendidikan yaitu bimbingan belajar. Menurut L D
Crow dan A Crow, Bimbingan belajar merupakan suatu bantuan yang dapat
diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya
tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya.

1.2. Tujuan Diadakan Penelitian

Tujuan diadakan penelitian adalah sebagai berikut.


1. Menjadi wirausaha sebagai alternatif bisnis di masa yang akan datang.
2. Dapat mengetahui seluk-beluk berwirausaha di dalam bidang pendidikan.
3. Dapat menumbuhkan jiwa pebisnis bagi penulis dan pembaca.
4. Dapat mengetahui skill-skill apa saja yang diperlukan dalam berwirausaha
di bidang pendidikan.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Kewirausahaan

2.1.1. Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan
berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat
sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat
sesuatu,mengorganisir,mengelola dan berani menanggung resiko untuk
menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Orang yang melakukan
kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.

Namun, pengertian kewirausahaan menurut para ahli adalah sbagai


berikut.

Menurut Arif F. Hadipranata, wirausaha adalah sosok pengambil risiko


yang diperlukan untuk mengatur dan mengelola bisnis serta menerima
keuntungan financial ataupun non uang. Kathleen mengemukakan bahwa
wirausaha adalah orang yang mengatur, menjalankan, dan menanggung
risiko bagi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya dalam dunia usaha.

Acmad Sanusi, 1994


Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses,
dan hasil bisnis.
Soeharto Prawiro, 1997
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu
usaha (start-up phase) dan perkembangan usaha (venture growth).
Kewirausahaan menurut Saidi dan Hartati (2008), Kewirusahaan
merupakan proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan
waktu dan upaya penelitian, menanggung resiko keuangan, fisik, serta
resiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan moneter yang
dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.

Raymond, (1995)
Wirausaha adalah orang yang kreatif dan inovatif serta mampu
mewujudkannya untuk meningkatkan kesejahteraan diri masyarakat dan
lingkungan.

Dijabarkan juga oleh Suryana (2008) bahwa Kewirausahaan adalah suatu


disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku
seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang
dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya.

Joseph Schumpeter (1934)


Wirausahawan adalah seorang inovator yang mengimplementasikan
perubahan-perubahan di dalam pasar melalui kombinasi-kombinasi baru.
Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk:
(1) memperkenalkan produk baru atau dengan kualitas baru,
(2) memperkenalkan metoda produksi baru,
(3) membuka pasar yang baru (new market),
(4) memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru,
atau
(5) menjalankan organisasi baru pada suatu industri. Schumpeter
mengkaitkan wirausaha dengan konsep inovasi yang diterapkan
dalam konteks bisnis serta mengkaitkannya dengan kombinasi
sumber daya.
Israel Kirzner (1979)
Wirausahawan mengenali dan bertindak terhadap peluang pasar.
Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio: Kewirausahaan
sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke
dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.

Peter F. Drucker (1994) mengatakan bahwa konsep kewirausahaan


sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Kewirausahaan merupakan proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk
menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha diikuti
penggunaan uang, fisik, resiko dan kemudian menghasilkan jasa berupa
uang serta kepuasan dan kebebasan pribadi.

Steinhoff dan John F. Burgess (1993:35) mengemukakan bahwa


wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani
menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha.
Secara esensi pengertian entrepreneurship adalah suatu sikap mental,
pandangan, wawasan serta pola pikir dan pola tindak seseorang terhadap
tugas-tugas yang menjadi tanggungjawabnya dan selalu berorientasi
kepada pelanggan.

Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-


peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein
(1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk
menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum
terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi
produksinya belum diketahui sepenuhnya.

Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan


sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan
membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa
yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi ini lebih
menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau
ketidakpastian.

2.1.2. Tipe Wirausaha

Dari pengamatan perilaku wirausaha maka dapat dikemukakan tiga tipe


wirausaha, yaitu:
- Wirausaha yang memiliki inisiatif
- Wirausaha yang mengorganisir mekanis social dan ekonomi untuk
menghasilkan sesuatu
- Yang menerima resiko atau kegagalan

Selanjutnya diungkapkan pula tiga tipe utama dari wirausaha yaitu :

Wirausaha Ahli (Craftman)

Wirausaha Ahli atau seorang penemu memiliki suatu ide yang ingin
mengembangkan proses produksi, sistem produksi, dan sebagainya. Dia
cenderung bergerak dalam bidang penelitian membuat model percobaan
laboratorium dan sebagainya.
The promoter adalah seorang individu yang tadinya mempunyai latar
belakang pekerjaan sebagai sales atau bidang marketing yang kemudian
mengembangkan perusahaan sendiri. Keterampilan yang sudah ia miliki
biasanya merupakan factor pendorong untuk mengembangkan perusahaan
yang baru ia rintis.
General Manager adalah seorang individu yang ideal yang secara sukses
bekerja sukses pada sebuah perusahaan dia banyak menguasai keahlian
bidang produksi, pemasaran, permodalan, dan pengawasan
2.1.3 Tujuan Berwirausaha

Tujuan dari suatu kewirausahaan yaitu :


- agar masyarakat lebih mengenal juga dunia berwirausaha dan
bagaimana cara ber wirausaha yang benar
- memilih juga wirausaha yang berkualitas
- menjadikan atau mampu juga untuk mendidik setiap masyarakat agar
lebih disiplin , berani mengambil resiko dan tentunya pasti agar
mereka bisa lebih bertanggung jawab.

2.1.4. Keuntungan dan Kelemahan Menjadi Wirausaha

Keuntungan menjadi wirausaha adalah :


a. Terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri.
b. Terbuka peluang untuk mendemonstrasikan kemampuan serta
potensi seseorang secara penuh.
c. Terbuka peluang untuk memperoleh manfaat dan keuntungan
secara maksimal.
d. Terbuka peluang untuk membantu masyarakat dengan usaha-usaha
konkret.
e. Terbuka kesempatan untuk menjadi bos.

Kelemahan dalam berwirausaha :


a. Memperoleh pendapatan yang tidak pasti, dan memikul berbagai
resiko. Jika resiko ini telah diantisipasi secara baik, maka berarti
wirausaha telah menggeser resiko tersebut.
b. Bekerja keras dan waktu atau jam kerjanya panjang.
c. Kualitas kehidupannya masih rendah sampai usahanya berhasil,
sebab dia harus berhemat.
d. Tanggung jawabnya sangat besar, banyak keputusan yang harus
dia buat walaupun dia kurang menguasai permasalahan yang
dihadapinya.
2.2. Bimbingan Belajar

2.2.1. Pengertian Bimbingan Belajar

Secara etimologis, kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata


“guidance”, yang berarti menunjukkan, membimbing, menuntun, ataupun
membantu. Kata bimbingan pertama kali dikemukakan dalam Year’s Book
of Education pada tahun 1955, dengan penjelasan sebagai berikut:
Bimbingan adalah suatu proses yang membantu individu melalui usahanya
sendiri untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar
dapat memperoleh kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.

Sedangkan menurut Stoops dan Walquist, bimbingan belajar adalah


proses yang terus-menerus dalam membantu perkembangan individu
untuk mencapai kemampuannya secara maksimal dalam mengarahkan
manfaat yang sebesar-besarnya baik pada dirinya maupun orang lain.
Menurut A. J. Jones, bimbingan belajar merupakan suatu proses
pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan
dan pemecahan masalah dalam kehidupannya.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan dapat disimpulkan mengenai


pengertian bimbingan sebagai berikut :
1. Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu
yang membutuhkannya, pembimbing hanya bertugas untuk
mendampingi individu serta memberikan saran dan jalan alternatif
sedangkan keputusan berada diserahkan kepada individu tersebut.
2. Bimbingan diberikan kepada individu dengan maksud agar dapat
memahami dirinya dan membantu memecahkan masalah sehingga
dapat memaksimalkan kemampuannya untuk memperoleh
kebahagiaan dan bermanfaat bagi lingkungannya.
2.2.2. Tujuan Bimbingan Belajar

Layanan bimbingan dimaksudkan untuk membantu peserta didik dalam


membantu mengembangkan potensinya, oleh karena itu peserta didik
diharapkan untuk memahami dirinya sendiri, harapan dan cita-citanya ke
depan. Jadi sebenarnya bimbingan belajar tidak hanya dikhususkan bagi
peserta didik yang bermasalah.

Pada dasarnya bimbingan belajar memiliki 2 tujuan yaitu umum dan


khusus. Adapun tujuan umum meliputi:
1. Peserta didik mampu memahami dan menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan, ke arah perkembangan yang lebih baik.
2. Peserta didik memiliki kemampuan dalam memilih dan menentukan
arah perkembangan dirinya, mengambil keputusan yang tepat bagi
dirinya dan bagi lingkungannya.
3. Memiliki produktivitas dan kesejahteraan hidup.

Sedangkan tujuan khusus dari bimbingan belajar meliputi :


1. Perkembangan aspek pribadi-sosial, yang akan membantu siswa agar
memiliki kesadaran diri, mengembangkan sikap positif, membuat
pilihan secara sehat, mampu menghargai orang lain, memiliki rasa
tanggung jawab, mengembangkan keterampilan hubungan antar
pribadi dan dapat menyelesaikan konflik.
2. Perkembangan belajar, yang akan membantu siswa, agar dapat
melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif, dapat
menetapkan tujuan dan perencanaan dalam pendidikan, mampu
belajar secara efektif, memiliki keterampilan dan kemampuan dalam
menghadapi evaluasi.
2.2.3. Fungsi Bimbingan Belajar

Fungsi bimbingan belajar adalah sebagai berikut:


1. Fungsi pemahaman, membantu peserta didik agar memiliki
pemahaman sesuai potensi dirinya dan lingkungannya.
2. Fungsi preventif, berkaitan dengan upaya untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk mencegahnya.
3. Fungsi penyembuhan, memberikan bantuan kepada peserta didik
yang telah mengalami masalah baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, maupun belajar.
4. Fungsi pengembangan, untuk menciptakan ruang belajar yang
kondusif, yang memfasilitasi perkembangan peserta didik.
5. Fungsi penyesuaian, membantu peserta didik menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat secara
kontekstual, dinamis, dan konstruktif.
6. Fungsi penyaluran, membantu peserta didik memilih kegiatan
ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan sesuai dengan bakat dan keahlian.
7. Fungsi perbaikan, membantu peserta didik sehingga dapat
memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan, dan bertindak
(berkehendak).
8. Fungsi pemeliharaan, membantu peserta didik supaya dapat menjaga
diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam
dirinya.

2.2.3. Teknik Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bevariasi karena


perbedaan individual siswa. Perbedaan jenis dan kerumitan masalah yang
dihadapi siswa, perbedaan individual guru serta kondisi sesaat, maka
dalam memberikan bimbingan belajar pembimbing hendaknya
menggunakan teknik yang berbeda-beda. Teknik dari bimbingan belajar
dibedakan menjadi bimbingan kelompok dan bimbingan individu.

Layanan bimbingan kelompok, diselenggarakan bila :


1. Terdapat sejumlah individu yang mempunyai permasalahan yang sama.
2. Terdapat masalah yang dialami oleh individu, namun perlu adanya
hubungan dengan orang lain.

Layanan bimbingan ini dapat dilakukan dengan cara:(1) Formal, seperti :


diskusi, ceramah, remedial teaching, sosiodrama, dan sebagainya.
(2)Informal, seperti: rekreasi, karyawisata, student self government, pesta
olah raga, pentas seni, dan sebagainya.

Sedangkan layanan bimbingan individual digunakan jika permasalahan


yang dihadapi individu itu lebih bersifat pribadi dan memerlukan beberapa
proses yang mana dapat dilakukan oleh guru atau ahli psikolog. Mungkin
juga orangtua yang bersangkutan yang akan melakukannya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Berdirinya Bimbingan Belajar Bintang Plus (Bimbel BP)

Sejarah berdirinya Bimbingan Belajar Bintang Plus (Bimbel BP) dimulai


dari aktivitas pendiri yang ketika itu masih menjadi mahasiswa di FMIPA
Universitas Lampung. Ketika itu untuk membiayai kuliah, pendiri bekerja
sebagai tentor (tenaga pengajar) pada sebuah lembaga bimbingan belajar
dan privat. Selain itu untuk menambah penghasilan, pendiri juga
memenuhi permintaan mengajar privat dari beberapa tetangga di
lingkungan tempat tinggal di kelurahan Pecoh Raya (saat ini bernama
Bumi Raya) Bandarlampung.

Berawal dari situ kemudian muncul ide dan dorongan dari beberapa orang
tua murid agar pendiri mendirikan usaha bimbingan belajar sendiri di
rumah. Awalnya pendiri sempat sedikit ragu dengan ide itu, mengingat
kondisi masyarakat di wilayah sekitar tempat tinggal (kelurahan Pecoh
Raya dan sekitarnya) umumnya terdiri dari golongan ekonomi
menengah ke bawah. Pendiri berpikir lingkungan dengan kondisi seperti
ini akan sulit mendukung berkembangnya suatu usaha bimbel.

Namun beberapa lama kemudian ketika pendiri sudah berkeluarga, pendiri


merasakan aktivitas mengajar privat di luar sangat menguras waktu dan
tenaga, sehingga kemudian pendiri teringat kembali akan ide membuka
usaha bimbel sendiri di rumah. Akhirnya setelah menimbang-nimbang dan
berdiskusi dengan suami, pendiri membulatkan hati untuk mencoba
membuka usaha bimbingan belajar ini.

Bimbingan belajar yang pendiri dirikan dengan dukungan penuh dari


suami ini kami beri nama Bimbingan Belajar Bintang Plus (Bimbel BP),
dan resmi berdiri pada tanggal 5 Januari 2009. Pada saat pertama berdiri
jumlah tenaga pengajar di Bimbel BP hanya 1 orang, yaitu pendiri sendiri.
Saat ini jumlah tenaga pengajar ada 7 orang. Jumlah murid saat pertama
kali dibuka yaitu sebanyak 7 orang. Jumlah murid saat ini sekitar 100
orang.

3.2 Faktor Pendorong Berwirausaha

Faktor-faktor yang mendorong untuk berwirausaha dengan memilih usaha


bimbel:
a. Minat, dimana usaha bimbingan belajar sangat sesuai dengan minat
pendiri pada bidang pendidikan.
b. Pengalaman, dimana pendiri merasa sudah memiliki cukup pengalaman
dalam aktivitas mengajar yang dapat menjadi modal dasar dalam
menjalankan usaha bimbel.
c. Faktor modal, dimana untuk memulai usaha bimbel yang berskala kecil
(rumahan) tidak memerlukan modal awal yang terlalu besar.
3.3. Data Keuangan

Modal yang dikeluarkan saat pertama membuka usaha bimbel sekitar


Rp 5.000.000,- .
Biaya belajar di Bimbel Bintang Plus ini terdiri dari uang pendaftaran
sebesar Rp 25.000,00 dan biaya per semester untuk SD sebesar Rp
375.000, 00 dan SMP sebesar Rp 400. 000, 00.

3.4. Fasilitas Bimbingan Belajar

Fasilitas yang ada di bimbel BP antara lain: ruang belajar, kantor, kursi,
papan tulis, dan sarana penunjang lainnya..

3.5. Waktu Belajar di Bimbingan Belajar Bintang Plus

Jumlah ruang kelas di Bimbel BP yaitu sebanyak 3 ruang kelas. Dalam


satu hari setiap ruang kelas digunakan untuk 2 shift rombongan belajar
(rombel), yaitu shift siang (jam 14.00) dan shift sore (jam 16.00).
Sehingga dengan 3 ruang kelas yang tersedia, setiap hari bisa diadakan
kegiatan tatap muka untuk maksimal 6 rombel. Jumlah tatap muka setiap
rombel di Bimbel BP adalah 3x per minggu, dengan pengaturan hari tatap
muka Senin-Rabu-Jum’at dan Selasa-Kamis-Sabtu.

Pada masa kegiatan bimbingan TA 2012-2013 semester 2 ini jumlah


rombel di Bimbel BP sebanyak 9 rombel, terdiri dari 6 rombel tingkat SD
dan 3 rombel tingkat SMP.

3.6. Metode mengajar

Metode pengajaran di Bimbel BP sama seperti metode pengajaran di


bimbel lain pada umumnya. Setiap tatap muka pada bagian pertama diisi
pemaparan materi oleh tentor, dan bagian kedua yaitu berlatih
mengerjakan soal yang disertai pembahasan.

3.7. Kendala Berwirausaha

Kendala-kendala dalam usaha Bimbel BP:


1. Masalah disiplin guru.
Hampir semua tentor di Bimbel BP masih berstatus mahasiswa,
sehingga kadang terjadi jadwal mengajar tentor berbenturan dengan
kegiatan di kampus.

Bagi tentor yang bertanggung jawab ia akan mengkomunikasikan hal


ini sebelumnya, sehingga jadwal tatap mukanya bisa diganti oleh tentor
lain.
Namun bagi tentor yang kurang memiliki rasa tanggung jawab ia
kadang menganggap sepele hal seperti ini, memberi informasi secara
mendadak, sehingga menimbulkan kesulitan untuk mencari tentor
pengganti.
Bagi tentor yang kurang bertanggung jawab seperti ini akan diberikan
teguran, dan jika hal itu masih diulangi maka dalam evaluasi di setiap
akhir semester konduitenya dianggap negatif.

2. Masalah disiplin pembayaran peserta.


Di antara peserta bimbingan ada sebagian yang tidak disiplin dalam
menunaikan kewajiban pembayaran. Bagi peserta yang demikian akan
diberi surat pemberitahuan yang ditujukan kepada orang tua peserta,
yang berfungsi untuk mengingatkan kewajibannya. Dalam masalah ini
Bimbel BP memberi toleransi dengan mempertimbangkan latar
belakang pekerjaan orang tua peserta.
Namun sikap tegas juga diperlukan demi menjaga kewibawaan lembaga
dan untuk mempertahankan usaha dalam jangka panjang.
3.8. Keuntungan Mendirikan Bimbel

Keuntungan yang di rasakan dewasa ini adalah kesadaran para orang tua
untuk memberikan yang terbaik bagi pendidikan putra-putrinya sudah
semakin baik. Karena itu usaha bimbel yang bersifat memberikan layanan
pendampingan belajar untuk para siswa yang sedang menempuh
pendidikan di sekolah memiliki prospek yang cukup baik untuk terus
berkembang dan dijadikan sebagai sandaran hidup.

3.9. Cara mempromosikan Bimbel Bintang Plus


Bimbel BP dipromosikan dengan cara membagi brosur di sekolah-sekolah
yang menjadi target pada setiap akhir semester, yaitu pada saat pembagian
rapor. Namun promosi ini lebih bersifat kepada pengenalan nama dan
eksistensi Bimbel BP diantara bimbel-bimbel lainnya.

Berdasarkan pengalaman, promosi yang paling efektif untuk mendapatkan


murid adalah promosi dari mulut ke mulut yang dilakukan sendiri oleh
murid atau orang tua murid. Promosi ini akan berjalan sangat baik jika
orang tua murid menilai bimbel yang diikuti putra/putrinya memiliki
kualitas yang baik, yang ditunjukkan oleh peningkatan prestasi akademik
murid di sekolah.

3.10. Pencapaian Prestasi yang telah diraih oleh Bimbel Bintang Plus

Prestasi murid peserta Bimbel BP alhamdulillah cukup baik. Rata-rata


nilai murid di sekolah mengalami peningkatan, dan ada sebagian yang
mendapat ranking di sekolahnya. Namun ada juga murid yang karena satu
dan lain hal dapat disebut gagal karena tidak mendapatkan kemajuan
setelah mengikuti bimbel.

Sementara untuk lulusan setiap tahun rata-rata 70% murid kelas 6 Bimbel
BP berhasil diterima di berbagai SMP negeri.
3.11. Cara Menjaga Kualitas Bimbel Bintang Plus

Kualitas bimbel diukur berdasarkan pencapaian prestasi akademik murid


di sekolah. Untuk dapat meraih prestasi itu ada beberapa faktor yang
menentukan, yaitu:
1. Kurikulum.
Kurikulum atau materi ajar sebisa mungkin disesuaikan dengan materi
ajar yang diterima murid-murid di sekolah masing-masing.

2. Tenaga pengajar.
Tenaga pengajar atau tentor diusahakan dicari yang baik. Setiap waktu
kinerja tentor selalu dipantau. Jika ada hal yang dianggap kurang maka
tentor yang bersangkutan akan diberi teguran sekaligus motivasi untuk
memperbaiki kinerjanya. Pada setiap akhir semester dilakukan evaluasi
atas kinerja setiap guru. Bagi tentor yang dinilai kinerjanya tidak bisa
diperbaiki maka kerja sama dengan yang bersangkutan tidak dilanjutkan
dan akan dicari tentor pengganti yang lebih baik.

3. Pembatasan jumlah murid per kelas.


Bimbel BP membatasi jumlah murid per kelas (rombel), yaitu maksimal
15 murid. Pembatasan jumlah murid ini dimaksudkan agar proses
belajar mengajar di kelas dapat berjalan lebih kondusif dan tentor dapat
lebih maksimal dalam memberi perhatian kepada setiap muridnya.
DAFTAR PUSTAKA

Djumhur dan Moh. Surya. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Banding
: CV. Ilmu Bandung

Prof. Dr. Prayetno, M.sc. Ed, dkk. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,
_____________1997

Hidayat, Otong, dkk. 2013. Kewirausahaan. Bandar Lampung.

www.google.com : Pengertian dan tujuan Bimbingan Belajar.


Kewirausahaan.
Profil Bimbingan Belajar Bintang Plus

Bimbingan Belajar Bintang Plus adalah perusahaan rumahan atau home industri
yang menawarkan dan memberikan jasa di bidang pendidikan, untuk membantu
para siswa yang ingin unggul dan berprestasi dalam belajar, khususnya pada mata
pelajaran matematika, bahasa inggris, bahasa indonesia, IPA, IPS, dan Pkn.

Profil perusahaan rumahan (home industri) sebagai berikut:


Pemilik Usaha : Ahmad Riyadi dan Hamatun, S.Si
Alama Usaha : Jl. Gatot Subroto Gg. Serasan 2A B.Lampung
Telp : (0721-3536603)
Jenis Usaha : Bimbingan Belajar
Biaya Bimbingan belajar :Untuk semua jenjang pendidikan biaya
pendaftaran sebesar Rp. 25.000,00.
Sedangkan untuk biaya persemester SD
sebesar Rp. 375.000,00 dan SM sebesar Rp.
400.000,00.
Foto-foto yang diambil saat mengunjungi Bimbel Bintang Plus

Foto 1. Kami dan pendiri Bimbel BP

Foto 2. Kami, pendiri dan beberapa siswa Bimbel BP


Foto 3. Kantor tampak depan Foto 4. Kantor tampak dalam

Foto 5. Kelas pertama Foto 6. Kelas kedua


(tengah)

Foto 7 dan 8. Kelas ketiga


Foto 9. Suasana Belajar di Bimbel BP

Foto 10. Interaksi belajar antara guru dan siswa

Anda mungkin juga menyukai