MAKALAH Tilawah
MAKALAH Tilawah
Dosen Pengampuh:
Disusun Oleh:
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN......................................................................................... 23
B. SARAN..................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 25
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Membaca Al-Qur’an merupakan salah satu dai ragam ibadah. Selain
sebagai bentuk ibadah, mempelajari membaca Al-Qur’an juga merupakan sarana
untuk memperoleh ilmu, sebab Al-Qur’an merupakan sumber ilmu dan pedoman
hidup bagi umat Islam. Wahyu pertama diturunkan tentang membaca, Dari ayat
itu Allah SWT memerintahkan untuk membaca, perintah itu diturunkan kepada
Nabi Muhammad dan tentunya kepada seluruh pengikutnya, meskipun Nabi tidak
bisa membaca dan menulis. Begitu pentingnya perintah membaca sehingga wahyu
pertama adalah tentang membaca, membaca kalam Allah dan ciptaan Allah di
alam semesta.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan urian latar belakang diatas, maka pokok masalah dalam
makalah ini adalah bagaimana efektivitas pembelajaran tilawah dalam kehidupan.
Dari pokok masalah tersebut sub permasalah antara sebagai berikut:
1. Bagaimana ruang lingkup pembelajaran tilawah?
2. Bagaiamana evektifitas pembelajaran tilawah dalam kehidupan sehari-
hari?
4
Nani Nurani Muksin, “Mengedukasikan Hikmah Dan Manfaat Jika Rutin Dalam
Membaca Al-Qur’an Pada Ruang Lingkup Remaja Masjid Rw 08, Kp. Kebantenan, Pondok Aren,
Tangerang Selatan,” Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Lppm Umj (2021): Hal.
2.
2
3. Bagaimana hambatan tidak dilaksanakannya pembelajaran tilawah dalam
kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan Penelitian
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni
mengalami. Menurut Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun, meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran.8
Adapun kata tilawah Al-Qur’an atau Tilawatil Qur’an terdiri dari dua
kata dalam susunan tarkib idhofi, yaitu tilawah dan Al-Qur’an. Kata
tilawah berasal dari bahasa Arab yang artinya sebagaimana tertulis dalam
Kamus Al-Basri yaitu “bacaan’’. Jadi kata tilawah al-Qur’an berarti
bacaan Al-Qur’an. Namun yang diinginkan dari kata tersebut bukan
sekedar bacaac Al-Qur’an biasa. Moh. Hikam Rofiqi, penulis buku yang
berjudul Antiq Aturan Tilwatil qur’an, mengatakan bahwa:11
“... akan tetapi yang dimaksud di sini bukan berarti bacaan Al-Qur’an
dengan asal membaca (tanpa menggunakan metode lagu), melainkan
sebuah bacaan Al-Qur’an dengan menggunakan metode-metode
tertentu (tajwid, lagu ataupun adab) sehingga menimbulkan suatu
8
Nadhratun Naim fi Makarimi Ahlaqi Ar-Rasulil Karim, Dalam Buku Ahmad Annuri,
Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an Dan Ilmu Tajwid (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), Hal.
243.
9
Ahmad Warsono Munawwir, Al-Munawwir Kamus Arab Indonesia, ed. Pustaka
Progressif, Cet; IV. (Surabaya, 1997), Hal. 257.
10
Nadhratun Naim fi Makarimi Ahlaqi Ar-Rasulil Karim, Panduan Tahsin Tilawah Al-
Qur’an Dan Ilmu Tajwid (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010), Hal. 3.
11
Moh. Hikam Rofiqi, Antiq Aturan Tilawatil Qur’an (Surabaya: Pustaka Progresif,
2008), Hal. 1.
5
keindahan bacaan yang enak didengarkan. Jadi Tilawatil Qur’an lebih
lazim di Indonesia dikatakan seni baca Al-Qur’an”
6
kitabullah. Kata ini berbicara bahwa dalam membaca Al-Qur‟an tidak
boleh sekedar secara intelektual atau lisan. Harus ada tindak lanjutnya
yang nyata. Terjemah inggris untuk tilawah adalah “to follow”
(mengikuti). Dengan demikian, tilawah merupakan upaya intensif untuk
mengikatkan diri kepada firman-firman Allah satu demi satu, selangkah
demi selangkah, hingga mencapai taraf tertentu yang dipersyaratkan untuk
siap memasuki tingkatan selanjutnya.14
14
Ibid.
15
Kiki Rizky Ramadhani, “Efektivitas Pembelajaran Tilawah Dalam Meningkatkan
Kemampuan Seni Baca Qur’an Di Ukm Hiqma Uin Raden Intan Lampung,” in Tesis (Lampung:
7
Dalam pembelajaran tilawah Al-Qur’an terdapat beberapa tujuan
yakni:
a. membaca Al-Qur‟an dengan baik dan indah akan memudahkan
bagi pembaca dan pendengar dalam menghayati Al-Qur’an.
b. agar memudahkan kita untuk meraih pahala dari Allah SWT
c. menjadi ladang pahala bagi kita apabila kita telah mampu
menguasai Tilawah dengan mengamalkannya kepada orang lain
8
sya’ir ini seseorang dibimbing untuk menguasai lagu dasar, nama
lagu, dan sekaligus tingkatan nada dalam tilawah atau seni baca Al-
Qur’an.
1. Kesenangan
2. Menyempurnakan membaca nyaring
3. Menggunakan strategi tertentu
4. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topic
5. Mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahuinya
6. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis
7. Menkorfimasikan atau menolak prediksi
19
Farida Rahim, Op.,Cit. Hal. 11
9
8. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang
diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari
tentang struktur teks i.Menjawab pertanyaan-pertanyaa yang spesifik.
10
Bacaan al-qur‟an yang menimbulkan rasa tenang dalam diri
seseorang membuat orang lebih bersabar terhadap sesuatu yang
menimpa dirinya. Dengan rutin membaca Al-Qur‟an seseorang akan
mudah mengendalikan emosinya sehingga menjadi pribadi yang
penyabar.
4. Dalam mempelajari tilawah maka seseorang akan membuat seseorang
terhindar dari komplikasi penyakit.
Penyakit jantung, stroke, hipertensi dan migraine disebabkan oleh
rasa stress yang tak terobati sehingga banyak racun maupun pembuluh
darah yang mengalami penyempitan yang dapat menyebabkan
penyakit tersebut. Dengan membaca Al-Qur’an dapat mengurangi rasa
stress sehingga tidak menimbulkan penyakit yang disebabkan oleh
stres.
5. Dalam mempelajari tilawah maka seseorang akan membuat hidup
seseorang terasa bahagia
Dalam sebuah studi yang dilakukan menemukan bahwa membaca
alqur‟an benar-benar dapat meningkatkan tingkat dopmain atau
hormone bahagia di otak. Membuat kita menjadi lebih bahagia dan
lebih damai.
6. Dalam mempelajari tilawah maka seseorang akan membuat seseorang
menjadi pribadi yang lebih baik.
Rutin membaca Al-Qur’an dapat mempengaruhi karakter dan cara
berpikir seseorang. Menjadi pribadi yang rendah hati dan lebih peka
terhadap lingkungannya dan tidak egois Al-Qur’an.
7. Dalam mempelajari tilawah maka seseorang akan membuat seseorang
memiliki umur yang lebih
Meskipun umur sudah ditetapkan, tidak ada salahnya sebagai
manusia untuk berusaha supaya memiliki umur yang lebih. Bacaaan
Al-Qur’an yang dapat memberikan rasa tenang membuat tubuh tetap
terjaga kesehatannya dan memiliki sistem imunitas yang baik
dibandingkan orang yang sering depresi.
11
Dalam sumber lainnya, penulis menghimpun efektivitas pembelajaran
tilawah dalam kehidupan, yakni:20
12
Swt., umpamanya diwaktu tengah malam buta, disaat orang tidur
nyenyak, engkau bangun mengerjakan salat malam, meminta dan
memohon hati, seandainya jiwamu belum juga terobati dengan cara
ini, engkau minta kepada Allah Swt. agar diberinya hati yang lain,
sebab hati yang engkau pakai itu bukan lagi hatimu”.22
2. Setiap hurufnya mengandung kebaikan yang banyak
Dalam salah satu hadis Rasululah Saw, beliau bersabda :
“Siapa yang membaca satu huruf dari kitabullah maka baginya satu
kebaikan, dan satu kebaikan dengan sepuluh kali lipatnya. Aku
tidak mengatakan Alif Laam Miin itu satu huruf, tetapi Alif itu satu
huruf dan Laam itu satu huruf dan Miim itu satu huruf.” (HR. At
Tirmidzi / 2327)
3. Menjadikan manusia yang berkualitas
Al-Qur'an tidak hanya untuk dibaca saja, melainkan juga untuk
diamalkan dan diajarkan. Dan barang siapa yang mampu
melakukannya, maka dia akan termasuk kedalam manusia terbaik,
sebagaimana Hadist dari Rasulullah Saw, Sebaik baiknya manusia
adalah yang membaca dan mempelajari Alquran serta
mengajarkannya pada orang lain. (HR.Bukhari).
1. Etika lahiriyah
Berkenaan dengan aspek kesucian jika dikomparasikan dengan
kesehatan mental akan nampak relevansinya dengan ciri-ciri kesehatan
mental terutama pada terhidarnya dari gangguan dan penyakit jiwa,
dapat merasakan kebahagiaan dan kemampuan diri untuk menghadapi
masalah yang bisa terjadi, dengan merasa bersih dan nyaman dalam
jiwa, maka seseorang akan memperoleh kebahagiaan.
2. Etika Batiniyah
22
Ibid.
13
Etika batiniyah mempunyai relevansi dengan ciri-ciri dan tolak
ukur kesehatan mental, yaitu: membebaskan diri dari penghalang
pemahaman, dikarenakan etika ini hanya bersifat mentadaburi
Alquran, kemudian meningkatkan dan mentadaburi Alquran.
Dengan demikian jika tadabur dikomparasikan dengan konsep
mental, akan tampak bahwa tadabbur mempunyai relevansi dengan
semua ciri-ciri kesehatan mental. Dengan tadabbur orang akan
terhindar dari gangguan kejiwaan, mampu menjawab tantangan
hidupnya, dan tadabbur merupakan bentuk keimanan seseorang.
Disamping itu, tadabbur juga mempunyai relevansi dengan tolak ukur
kesehatan mental diantaranya: beriman dan bertaqwa kepada Allah,
jauh dari sifat terela, mampu menyesuaikan diri, mampu
mengembangkan potensi dan kualitas-kualitas yang terpuji.
Tak ada satu kitab yang dibaca jutaan kali dalam setiap waktu diseluruh
permukaan bumi ini melainkan Alquran. Dan tak ada kitab yang dikaji dan
dipelajari sehingga menghasilkan ribuan kitab-kitab lain selain Alquran. Sejak
diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw, Alquran memang telah menjadi
perhatian banyak kalangan.Karena itu, tak heran kalau dari satu kitab Alquran ini
saja telah menghasilkan berjilid-jilid buku (kitab) yang umumnya merupakan
hasil penilitian, penafsiran, dan pemahaman terhadap kitab yang agung itu.
Bagi kita sebagai umat Islam, Alquran adalah petunjuk Allah yang harus
kita percayai kebenarnya.Di dalamnya terdapat banyak informasi yang sangat
berharga bagi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah kenyataan
23
Adam Cholil, Dahsyatnya Alquran (Jakarta: AMP Press, 2014), Hal. 123.
14
bahwatidak semua umat Islam mengetahui makna dan maksud yang terkandung di
dalamnya. Inilah persoalan yang harus mendapat perhatian bersama. Mungkin
bukan hanya tidak mengerti makna dan maksudnya, tidak sedikit pula diantara
umat Islam yang masih belum bisa membaca Alquran. Padahal Allah Swt, sudah
menjelaskan bahwa Alquran adalah petunjuk bagi manusia. Bagaimana kita bisa
mengetahui petunjuk yang terdapat dalam kitab itu kalau kita tidak bisa
membacanya? Dan mustahil pula kita yang sudah bisa membaca dapat mengambil
ilmu yang terkandung di dalamnya kalau kita tidak paham makna dan
maksudnya.24
Karena itu pantas Rasulullah saw. Dalam salah satu sabdanya menjelaskan
bahwa sebaik-baik manusia adalah yang belajar Alquran dan mengajari orang lain
Alquran. ”Dari Utsman bin ‘Affan Ra., ia berkata bahwasannya Rasulullah saw.
Bersabda, “sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Alquran dan
mengajarkannya”.( HR.Bukhari).25
24
Nikmah Hidayati Harahap, “Dampak Rutinitas Membaca Alquran (Studi Analisis
Terhadap Seseorang Pondok Pesantren Al-Kautsar Al-Akbar Medan),” in Skripsi (Medan:
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2017), Hal. 4.
25
Imam Bukhori, Shahih Al Bukhari, Jusz 6. (Dar al Hadits, n.d.), Hal. 192.
15
Membaca Alquran adalah sebaik-baik penawar hatidan penentram jiwa
bagi orang yang membacanya, karena di dalamnya mengandung perintah dan
hukum-hukum Allah, serta mengajak kita untuk beribadah kepada-Nya. Dalam
pandaangan M.Quraish Shihab, ketika menafsirkan kata syifa dalam Tafsir Al-
Misbah, yaitu yang biasa diartikan kesembuhan atau obat, dan dapat digunakan
juga, dalam arti keterbatasan dan kekurangan, dalam memperoleh manfaat. Maka
membaca Al-Qur’an terhadap kaitannya dengan kehidupan ialah juga berguna
sebagai penyembuh.
26
Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an ( Volume
12, Cet. V. (Jakarta: Lentera Hati, 2006), Hal. 531.
27
Nurlaela Isnawati, Rahasia Sehat Dan Panjang Umur Dengan Sedekah, Silaturahmi,
Duha, Taubat, Tahajjud, Baca Alquran Dan Puasa Senin Kamis (Yogyakarta: Sabil, 2014), Hal.
94.
16
tahaap pertamanya ini Dr. Ahmad Alqadi melibatkan beberapa orang untuk
dijadikan respondennya.
Selain itu, hal yang tak kalah penting diketahui adalah kondisi stres sangat
berpotensi menurunkan imunitas (daya kekebalan) tubuh seseorang. Stres
kemungkinan dapat disebabkan oleh sekresi kortisol atau zat lain sebagai reaksi
antara sistem saraf dan sistem kelenjar endokrin. Oleh sebab itu, jika Alquran
dapat mempengaruhi saraf sehingga bisa menjadi rileks, maka hal itu juga
menjadi pertanda bahwa efek relaksasi Alquran dapat mengaktifkan kembali
28
Jalaludin Al-Suyuthi, Alquran As-Syifa (Semarang: Surya Angkasa, 1995), Hal. 56.
29
Salman Rusydie Anwar, Sembuh Dengan Alquran (Yogayakarta: Safinah, 2011), Hal.
40.
30
Harahap,Hal.. .5
17
fungsi daya tahan tubuh yang berperan besar dalam melawan penyakit atau
membantu proses penyembuhan.31
18
memperoleh ketenangan jiwa. Keistimewaan Alquran membacanya saja
merupakan ibadah kepada Allah SWT.dan mendapat pahala, apalagi sampai
mengahapal redaksinya. Membaca Alquran merupakan suatu kegiatan yang sering
dilakukan setiap muslim khususnya dalam kegiatan shalat.
Bacaan Alquran umumnya memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh,
seperti memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan
kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan
berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf
otak, metedakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian,
meningkatkan kemampuan berbahasa dan lain-lain. Membaca Alquran merupakan
salah satu metode dalam mengatasi masalah hati. Membaca Alquran senantiasa
menjadikan hati kita lebih tenang dan damai, karena dengan membaca Alquran
secara tidak langsung kita sedang menghadap Allah Swt. hendaknya kita sebagai
hamba Allah SWT yang beriman agar selalu memeplajari Alquran dan
mengamalkan apa-apa yang kita peroleh dari mempelajari Alquran dalam
kehidupan sehari-hari.
19
lainnya. Ditegaskan oleh Ibnu Sina bahwa ketrampilan membaca Al-Qur’an
merupakan prioritas pertama dan utama dalam pendidikan islam. Pendapat
tersebut ditegaskan pula oleh Ibnu Khaldun bahwa pengajaran Al-Qur’an
merupakan pondasi utama pengajaran bagi disiplin ilmu.32
32
Supardi, Perbandingan Metode Baca Qur’an Bagi Pelajar Di TKA/TPQ Kelurahan
Bareng Malang (Mataram: Stain Mataram, 2004), Hal. 98.
33
Muhammad Nur Abdul Hafidz Suwaid, Mendidik Anak Bersama Nabi (Solo: Pustaka
Arafah, 2003), Hal. 158.
20
dan bernegara sesuai dengan pasal 5 ayat 3 Peraturan Pemerintah RI No 55 Tahun
2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan Abd. Rozak,
Faozan, dan Ali Nurdin, 2010: 146). Pembelajaran al-Qur’an adalah bagian dari
upaya untuk mempersiapkan sejak dini agar siswa memahami, terampil
melaksanakan dan mengamalkan isi kandungan al-Qur’an melalui kegiatan
pembelajaran.34
34
Pembelajaran Al-Qur’an dan Hadits, Achmad Lutfi (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), Hal. 60.
35
Dainuri, “Problematika Pembelajaran Al-Quran Dengan Metode Tilawati,” Annual
Conference on Islamic Early Childhood Education (2017): Hal. 8.
36
Ibid.
21
2. Sarana dan prasarana pembelajaran. Lengkapnya sarana dan prasarana
pembelajaran merupakan kondisi pembelajaran yang baik. Hal itu
tidak berarti bahwa lengkapnya sarana dan prasarana menentukan
jaminan terselenggaranya proses belajar yang baik.
22
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Ruang lingkup pembelajaran tilawah ialah penegasan defenisi tilawah
yakni diartikan sebagai membaca, namun namun membaca dalam arti
mengikuti (tabi’a) secara langsung dengan tanpa pemisah, yang secara
khusus berarti mengikuti kitab-kitab Allah, baik dengan cara qira’ah
(intelektual) atau menjalankan apa yang digariskan didalamnya (ittiba’).
Mengikuti ini bisa secara fisik dan bisa juga secara hukum. Tujuan
pembelajaran tilawah ialah untuk memudahkan bagi pembaca dan
pendengar dalam menghayati Al-Qur’an dan mendapatkan pahala.
Metode belajar tilawah Al-Qur’an ada beberapa yakni sima’i, dan
tausyikh.
2. Evektifitas pembelajaran tilawah dalam kehidupan sehari-hari sangat luas
ruang ligkupnya. Dapat dikategorikan evektifitas pada diri misalnya untuk
kesenangan, memperbaharui tentang suatu topik, membuat hati menjadi
tenang, terhindar dari stres, dapat mengendalikan emosi dapat terhindar
dari komplikasi penyakit, membuat seseorang terasa bahagia, menjadi
pribadi yang lebih baik. Dampak bagi kesehatan mental misalnya menjadi
pribadi yang lebih baik. Tilawah Al-Qur’an juag menjadi obat bagi
pembacanya.
3. Hambatan tidak dilaksanakannya pembelajaran tilawah dalam kehidupan
sehari-hari datang dari dua faktor yakni faktor internal yaitu hambatan
yang datang dari dalam diri seseorang dan faktor eksternal yakni faktor
yang datang dari lingkungan seseorang.
B. SARAN
23
sehari-hari maka sangat dibutuhkan adanya sosialisasi maupun pengajaran
berkenaan dengan evektoftas tilawah Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari. .
24
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Ahmad Zainal. Kilat Dan Mudah Hafal Juz Amma. Yogyakarta: Sabil,
2015.
Daud, Abu. Sunan Abi Daud, Ter. Ust. Bey Arifin. Jilid 2. Semarang: Cv. As-
Syifa’, 1992.
Fathoni, Ahmad. Tuntunan Praktis Maqra’ Babak Penyisihan Dan Babak Final
Musabaqah Cabang Qiraat Al-Qiraat Al-Qur’an Mujawwad. Jakarta: Lptq
Nasional, 2006.
25
Annuri, Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an Dan Ilmu Tajwid. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2010.
———. Panduan Tahsin Tilawah Al-Qur’an Dan Ilmu Tajwid. Jakarta: Pustaka
Al-Kautsar, 2010.
Muksin, Nani Nurani. “Mengedukasikan Hikmah Dan Manfaat Jika Rutin Dalam
Membaca Al-Qur’an Pada Ruang Lingkup Remaja Masjid Rw 08, Kp.
Kebantenan, Pondok Aren, Tangerang Selatan.” Prosiding Seminar
Nasional Pengabdian Masyarakat Lppm Umj (2021).
Nawawi, Imam. Riyadus Shalihin Jilid 2 (Alih Bahasa Oleh Agus) Hasan Bashori
Al-Sanuli Dan Muhammad Syu’aib Al-Faiz Al-Sunawi Terjemah Oleh.
Surabaya: Insan Kamil, 2011.
Rofiqi, Moh. Hikam. Antiq Aturan Tilawatil Qur’an. Surabaya: Pustaka Progresif,
2008.
Sudjana, Nana. Cbsa Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru,
1989.
26
Supardi. Perbandingan Metode Baca Qur’an Bagi Pelajar Di Tka/Tpq Kelurahan
Bareng Malang. Mataram: Stain Mataram, 2004.
Suwaid, Muhammad Nur Abdul Hafidz. Mendidik Anak Bersama Nabi. Solo:
Pustaka Arafah, 2003.
27