Askep Pasien Dengan Penyakit Kronik (Hipertensi)
Askep Pasien Dengan Penyakit Kronik (Hipertensi)
Prodi S1 Keperawatan
Semester: 5 A
Dosem Pembimbing: Ns.Apriza, M.Kep
Puji dan syukur penulis ucapan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Askep
Pasien dengan Penyakit Kronik (Hipertensi)”.
Makalah ini penulis buat sebagai tugas dari mata kuliah Keperawatan
Menjelang Ajal dan Paliatif.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI HIPERTENSI..............................................................3
A. Pengertian Hipertensi.........................................................................................3
B. Etiologi...............................................................................................................4
C. Klasifikasi...........................................................................................................7
D. Patofisiologi........................................................................................................7
E. Manifestasi Klinis...............................................................................................8
F. Penatalaksanaan................................................................................................10
G. Komplikasi......................................................................................................10
H. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................10
I. Peran dan Fungsi Perawat Paliatif....................................................................11
BAB III TINJAUAN TEORI ASUHAN KEPERAWATAN.................................13
A. Pengkajian........................................................................................................13
B. Diagnosa Keperawatan.....................................................................................15
C. Intervensi..........................................................................................................16
CONTOH KASUS.....................................................................................................18
BAB IV PENUTUP....................................................................................................32
A. Kesimpulan.......................................................................................................32
B. Saran.................................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................33
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah global dunia dan salat satu penyakit kronik,
karena pada pasien hipertensi selamanya ia akan mengkonsumsi obat. Data WHO
tahun 2000 menunjukan di seluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4% penghuni
bumi mengidap hipertensi dengan perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. WHO
menetapkan hipertensi sebagai faktor resiko nomor tiga etiologi kematian. Hipertensi
bertanggung jawab terhadap62% timbulnya kasus stroke, 49%timbulnya serangan
jantung. Dan data WHO menyebutkan bahwa hipertensi menyebabkan 7,5 juta
(12,8%) kematian diseluruh dunia. (Masriadi, 2016, hal. 359)
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus lebih dari suatu
periode. Hal ini terjadi apabila arteriole-ateriole kontriksi. Kontriksi arteriole
membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri.
Hipertensi menambahkan beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat
menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah. (Udjiati, 2010, hal. 101)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hipertensi?
2. Apa saja etiologi dari Hipertensi?
3. Bagaimana klasifikasi dari Hipertensi?
4. Bagaimana Patofisiologi dari Hipertensi?
5. Apa saja manifestasi klinis dari Hipertensi?
6. Apa saja penatalaksanaan untuk Hipertensi?
7. Apa saja komplikasi dari Hipertensi?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan terhadap
Hipertensi?
9. Bagaimana peran dan fungsi perawat paliatif?
1
10. Bagaimana pengkajian dari Hipertensi?
11. Apa saja diagnosa dari Hipertensi?
12. Apa saja intervensi yang dapat dilakukan terhadap Hipertensi?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Hipertensi?
2. Untuk mengetahui apa saja etiologi dari Hipertensi?
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari Hipertensi?
4. Untuk mengetahui Patofisiologi dari Hipertensi?
5. Untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis dari Hipertensi?
6. Untuk mengetahui apa saja penatalaksanaan untuk Hipertensi?
7. Untuk mengetahui apa saja komplikasi dari Hipertensi?
8. Untuk mengetahui apa saja pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
terhadap Hipertensi?
9. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat paliatif?
10. Untuk mengetahui pengkajian dari Hipertensi?
11. Untuk mengetahui apa saja diagnosa dari Hipertensi?
12. Untuk mengetahui apa saja intervensi yang dapat dilakukan terhadap
Hipertensi?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI HIPERTENSI
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg
tekanan Sistolik lebih besar daripada 140 mmHg atau tekanan Diastolik lebih besar
dari 90 mmHg. Tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg
untuk Diastolik.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80
mmHg didefinisikan sebagai “normal”. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi
darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka
beberapa minggu.
3
B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
4
genetic.peningkatan risiko yang sama juga juga telah diidentifikasi untuk
hipertensi, penyakiit vascular sebral dan perifer, hiperlipidemia, penyakit
traktus bilier, osteoarthiritis, dan gout. Pada obesitas, lemak visceral
mengakibatkan resistensi insulin. Akibat lanjut dari hiperinsulimenia, adalah
promosi peningkatan absorbsi Na oleh ginjal sehingga dapat terjadi hipertensi.
(Pikir dkk, 2015, p. 7)
Alkoholisme : Konsumsi alcohol akan meningkatkan risiko hipertensi, namun
mekanismenya belum jelas, mungkin akibat meningkatnya transport kalsium
kedalam sel otot polos melalui peningkatan katekolamin plasma.terjadinya
hipertensi lebih tinggi pada peminum alcohol berat akibat dari aktivasi
simpatetik. Peminum alcohol lebiih dari dua gelas sehari akan memiliki risiko
hipertensi dua kali lipat dibandingkan bukan peminum, serta tidak optimalnya
efek dari obat anti hipertensi. Pada pasien hipertensi yang mengonsumsi
alcohol disarankan kurang dari 30 ml per hari atau 40 ml etanol per hari.
(Pikir dkk, 2015, p. 8)
Stress :Merangsang sistem saraf simpatis mengeluarkan adrenalin yang
berpengaruh terhadap kerja jantung. Stressor merupakan stimuli instrinsik
atau ekstrinsik yang menyebabkan gangguan fisiologi dan psikologi, dan
dapat membahayakan kesehatan. Walaupun data epidemiologi menunjukkan
stress mental terkait dengan hipertensi, penyakit kardiovaskular, obesitas, dan
sindrom metabolic, efek stress mental pada manusia belum dipahami
sepenuhnya. Prevalensi tinggi dari hipertensi pada individu obesitas terkait
pada faktor psikososial termasuk stress kronik. Aksis hipotalamus – hipofisi –
adrenal merupakan kunci mekanisme yang menghubungkan obesitas,
hipertensi, dan stress kronis. Oleh karena itu, orang seharusnya mengurangi
stress untuk menghindari lingkaran setan stress mental, obesitas, hipertensi,
dan diabetes. (Pikir dkk, 2015, p. 9)
Konsumsi garam : Garam memengaruhi viskositas darah dan memperberat
kerja ginjal yang mengeluargkan rennin angiotensin yang dapat meningkatkan
tekanan darah (Haryanto & Rini, 2015, p. 39)
5
Kopi (kafein) : kopi merupakan minuman stimulant yang dikonsumsi secara
luas diseluruh dunia. Dimana kopi dapat meningkatkan secara akut teknan
darah dengan memblok reseptor vasodilatasi adenosine dan meningkatkan
neropinefrin plasma. Minum dua sampai 3 cangkir kopi akan meningkatkan
tekanan darah secara akut, dengan variasi yang luas antara individu dari ¾
mmHg sampai 15/13 mmHg. Dimana tekanan darah akan mencapai puncak
dalam satu jam dan kembali ketekanan darah dasar setelah 4 jam. (Pikir dkk,
2015, p. 9)
Kontrasepsi oral : peningkatan kecil tekanan darah terjadi pada kebanyakan
perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral, tetapi peningkatan besar
kadang teradi. Hal ini disebabkan ekspansi volume karena peningkatan
sintesis hepatic subtran rennin dan aktivasi sistem rennin – angiotensin –
aldosteron. Kontrasepsi esterogen akan meningkat tekanan arah 3-6/ 2-5
mmHg, sekitar lima persen perempuan yang menggunakan kontrasepsi oral
jangka panjang menunjukkan peningkatan tekanan darah diatas 140/90
mmHg. Hipertensi terkait kontrasepsi lebih sering pada perempuan diatas 35
tahun, pada mereka yang menggunakan kontrasepsi lebih dari 5 tahun, dan
individu gemuk. Jarang terjadi pada mereka yang menggunakan tablet
esterogen dosis kesil. Umumnya, hipertensi reversible setelah penghentian
kontrasepsi, tetai mungkin perlu beberapa minggu. Esterogen pada
postmenoupose umumnya tidak menyebabkan hipertensi, tetapi tentu
memelihara vasodilatasi diperantarai endotel. (Pikir dkk, 2015, p. 7)
2. Hipertensi Sekunder
Penyakit ginjal primer : baik penyakit ginjal akut maupun kronis, terutama
dengan kelainan glomelurus atau gangguan pembuluh darah di ginjal
Kontrasepsi oral : kontrasepsi oral sering meningkatkan tekanan darah dalam
kisaran normal tetapi juga dapat memicu hipertensi
6
Drug induce hypertension/ hipertensi yang dipicu oleh obat : penggunaan
agen antiinflamasi nonsteroid dan antidepresan kronis dapat menimbulkan
hipertensi. Begitu juga konsumsi alcohol yang kronis maupun
penyalahgunaanalkohol juga dapat meningkatkan tekanan darah
Pheochromocytoma : sekitar setengah dari pasien dengan Pheochromocytoma
memiliki hipertensi primer
Aldosteronisme primer : terutama adanya kelebihan mineralokortikoid,
terutama aldosteron, harus dicurigai pada setiap pasien dengan trias hipertensi,
hipokalemia yang tidak dapat dijelaskan, dan alkaliosis metabolic. Namun
beberapa pasien memiliki konsentrasi plasma kalium normal. Pravalensi
aldosteronisme primer juga harus dipertimbangkan pada pasien dengan
hipertensi resisten
C. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa berusia 18 tahun keatas.
Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg
Normal <130 <85
Normal tinggi 130-139 85-89
Hipertensi
Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99
Stadium 2 (sedang) 160-169 100-109
Stadium 3 (berat) 160-209 110-119
Stadium 4 (sangat berat) ≥ 210 ≥ 120
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system
saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
7
asetilkolin, yang merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, saat vasokonstriktor kuat, yang pada
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
hipertensi.
E. Manifestasi Klinis
Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina, seperti
perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada
kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
8
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan gejala sampai
dengan manifestasi yang khas sesuai dengan system organ yang divaskularisasi oleh
pembuluh darah bersangkutan. Gejala yang biasanya muncul adalah sakit kepala,
perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja
terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah
yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Sesak nafas
- Gelisah
- Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
F. Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah
terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan
9
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh
derajat hipertensi, komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan
dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis,
termasuk penurunan berat badan, pembatasan alcohol, natrium dan tembakau; latihan
dan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi
antihipertensi. Apabila penderita hipertensi ringan berada dalam resiko tinggi (pris,
perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap, di atas 85 atau 95 mmHg dan
sistoliknya di atas 130 sampai 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan.
G. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada penyakit hipertensi menurut TIM
POKJA RS Harapan Kita (2003:64) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2007) adalah
diantaranya:
- Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut
(IMA).
H. Pemeriksaan Penunjang
bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan factor resiko lain atau
10
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol
pemerisaan lain, seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan
ekordiografi.
11
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya mengenai perawatan pasien dan ikut
berperan serta dalam penyediaan perawatan tersebut dengan berkolaborasi dalam
membuatbrencana yang berfokus pada hasil dan keputusan yang berhubungan dengan
perawatan dan pelayanan, mengindikasikan komunikasindengan pasien, keluarga dan
yang lainnya.
12
BAB III
A. Pengkajian
Adapun pengkajian pada pasien hipertensi menurut Doengoes, et al (2001)
adalah:
1. Aktivitas istirahat
Gejala : Kelelahan umum, kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi ateros klerosis, penyakit jantung koroner /
katup dan penyakit screbiovakuolar, episode palpitasi,
perpirasi.
Tanda : - Kenaikan TD (pengukuran serial dan kenaikan TD diperlukan
untuk menaikkan diagnosis
- Hipotensi postural (mungkin berhubungan dengan regimen
otak)
- Nada denyutan jelas dari karotis, juguralis, radialis
- Denyut apical : Pm, kemungkinan bergeser dan sangat kuat
- Frekuensi/irama : Tarikardia berbagai distrimia
- Bunyi, jantung terdengar S2 pada dasar S3 (CHF dini)
S4 (pengerasan vertikel kiri / hipertrofi vertical kiri).
3. Integritas ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi eufuria atau
jarah kronis (dapat mengidentifikasi kerusakan serebral )
faktor-faktor inulhfel, hubungan keuangan yang berkaitan
dengan pekerjaan.
13
Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontiniu perhatian,
tangisan yang meledak, gerak tangan empeti otot muka tegang
(khususnya sekitar mata) gerakkan fisik cepat, pernafasan
mengelam peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal sakit ini atau yang lalu
5. Makanan/Cairan
Gejala : Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi
garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual, muntah, perubahan
berat badan (meningkatkan/menurun) riwayat pengguna
diuretik.
Tanda : - Berat badan normal atau obesitas
- Adanya edema (mungkin umum atau tertentu)
- Kongestiva
- Glikosuria (hampir 10% hipertensi adalah diabetik).
6. Neurosenso
Gejala : - Keluhan pening/pusing
- Berdenyut, sakit kepala suboksipital (terjadi saat bangun
dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam)
- Episode kebas dan kelemahan pada satu sisi tubuh
- Gangguan penglihatan
- Episode epistaksis
Tanda : - Statuntal perubahan keterjagaan orientasi, pola isi bicara,
efek, proses fikir atau memori.
7. Nyeri/Ketidak nyamanan
Gejala : - Angma (penyakit arteri koroner/keterlibatan jantung)
- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudikasi
- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi
sebelumnya
- Nyeri abdomen / massa
14
8. Pernapasan
Gejala : - Dispenea yang berkaitan dengan aktivitas kerja
- Riwayat merokok, batuk dengan / tanpa seputum
Tanda : - Distres respirasi
- Bunyi nafas tambahan
- Sianosis
9. Keamanan
Gejala : - Gangguan koordinas / cara berjalan
- Hipotesia pastural
Tanda : - Frekuensi jantung meningkat
- Perubahan trauma jantung (takipnea)
10. Pembelajaran/Penyebab
Gejala : Faktor resiko keluarga : hipertensi, aterosporosis, penyakit
jantung, DM
B. Diagnosa Keperawatan
Menurut Doengoes, et al (2001), diagnosa keperawatan yang mungkin
ditemukan pada pasien dengan hipertensi adalah :
1. Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap b/d
peningkatan afterload, vasokontriksi, iskemia miokardia, hipertrofi d/d tidak
dapat diterapkan adanya tanda-tanda dan gejala yang menetapkan diagnosis
aktual
2. Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan
vaskuler selebral d/d melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada
regiu suboksipital. Terjadi pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah
beberapa waktu
3. Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum d/d laporan
verbal tentang kelebihan atau kelemahan
4. Nutrisi, perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d
masukan berlebihan dengan kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20%
lebih dari ideal untuk tinggi dan bentuk tubuh
15
5. Koping, individual, infektif b/d krisis
situasional/maturasional, perubahan hidup beragam d/d menyatakan ketidak
mampuan untuk mengatasi atau meminta bantuan
6. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai
kondisi rencana pengobatan b/d kurang pengetahuan / daya ingat d/d
menyatakan masalah, meminta informasi.
C. Intervensi
Diagnosa keperawatan I
Curah jantung, penurunan, resiko tinggi terhadap b/d peningkatan afterload,
vasokontruksi, iskemia miorkadia, hipertrofi b/d tidak dapat diterapkan adanya tanda-
tanda dan gejala yang menetapkan diagnosis actual.
Intervensi :
Pantau TD
Catat keberadaan
Aukultasi tonus jantung dan bunyi nafas
Berikan lingkungan yang tenang, nyaman, kurang aktivitas/keributan lingkungan
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
Diagnosa Keperawatan II
Nyeri (akut), sakit kepala b/d peningkatan tekanan vaskuler selebral d/d
melaporkan tentang nyeri berdenyut yang terletak pada regium suboksipital. Terjadi
pada saat bangun dan hilang secara spontan setelah beberapa waktu.
Intervensi :
Kaji respon pasien terhadap aktivitas
Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
Instruksikan pasien terhadap teknik penghematan energi
Diagnosa keperawatan III
Intoleran aktivitas b/d kelemahan umum b/d laporan verbal tentang kelebihan
atau kelemahan.
16
Intervensi :
Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,
garam dan gula sesuai indikasi
Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan
Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet
Diagnosa Keperawatan IV
Nutrisi perubahan lebih dari kebutuhan tubuh b/d masukan berlebihan dengan
kebutuhan merabolik d/d berat badan 10%-20% lebih dari ideal untuk tinggi dan
bentuk tubuh.
Intervensi :
Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi prilaku
Saraf laporan gangguan tidur
Bantu pasien untuk mengidentifikasi sresor spesifik dan kemungkinan startegi
untuk mengatasinya
Dorong pasien untuk mengevaluasi prioitas tubuh.
17
CONTOH KASUS
1. Pengkajian
1.1 Identitas Pasien
a. Identitas Pengkajian
Nama : Ny. E
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 41 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Ds Gondangmanis RT. 05/03 Bae Kudus
Tanggal Masuk : 1 November 2016
Ruangan/Kamar : Fatimah
Tanggal Pengkajian : 3 November 2016
Diagnosa Keperawatan : Hipertensi
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn. U
Hubungan dengan Pasien : Suami
Pekerjaan : Karyawan swasta
Umur : 45 Tahun
Alamat : Ds Gondangmanis RT. 05/03 Bae Kudus
1.2 Keluhan Utama
Pasien datang kerumah sakit, mengatakan kapala pusing, nyeri pada tungkai,
sakit kepala disertai leher terasa tegang dan kaku.
18
1.3 Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien dirawat di RS Aisyiyah Kudus Ruang Fatimah dengan keluhan kepala
pusing, nyeri pada ulu hati, leher dan tengkuk terasa tegang, pasien mengatakan sulit
beraktivitas.
1.7 Genogram
Dari keterangan genogram diatas orangtua pasien keduanya sudah meninggal,
orang tua laki-laki pasien meninggal karena terserang penyakit kanker hati,
sedangkan ibu pasien meninggal karena penyakit hipertensi, dari hasil perkawinan ke-
2 orangtua pasien terdapat 10 jumlah saudara pasien, dari kesepuluh jumlah saudara
kandung pasien tersebut dirinci sebagai beriku : anak pertama perempuan, dan anak
kedua perempuan, kedua anak perempuan tersebut meninggal karena menderita
penyakit kanker rahim. Kemudian anak ketiga laki-laki adalah pasien yang menderita
penyakit hipertensi yang dirawat dirumah sakit. Anak keempat perempuan, anak
19
kelima adalah laki-laki dan meninggal karena penyakit stroke, anak keenam laki-laki,
anak ketujuh laki-laki, anak kedelapan laki-laki, anak kesembilan laki-laki dan anak
kesepuluh perempuan. Anak kesepuluh ini meninggal karena menderita penyakit
stroke.
Pasien menikah dan mempunyai tiga orang anak, yang pertama laki-laki yang
sudah menikah, anak kedua perempuan dan anak ketiga perempuan, mereka tinggal
dalam satu rumah terkecuali anak pertama yang sudah berumah tangga. Sementara
riwayat sang istri pasien, kedua orang tuanya itu sudah meninggal dan orang tua laki-
laki dari istri meninggal dikarenakan menderita penyakit kanker hati. Jumlah saudara
istri pasien ada delapan, belum ada yang meninggal dari delapan saudara pasien
tersebut.
1.7 Pemeriksaan Fisik
TD : 160/110 mmHg
N : 90 x/mnt
RR : 22 x/mnt
Temp : 350c
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmetis
TB : 170cm
BB : 75 Kg
Ciri Tubuh : Sedang
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat ketombe
20
b. Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta baik tidak
dijumpai
c. Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan bau-bauan
d. Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai adanya
peradangan dan pendarahan
e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan maupun
peradangan
f. Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan
g. Jantung
Frekwensi denyut jantung dibawah normal 100x/i, bunyi jantung berirama, tidak
adanya dijumpai nyeri pada dada
h. Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
i. Ekstremilasi
pasien mengatakan susah menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit beraktivitas,
semua aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
j. Pola Kebiasaan
1. Nutrisi
Sebelum masuk Rumah Sakit pola makan biasa 3 x 1 hari, makanan kesukaan yang
berlemak, sedangkan makanan pantangan tidak ada.
Sesudah masuk Rumah Sakit pola makan 3 x 1 hari. Porsi yang disajikan habis 1/3
porsi dengan diet M2, pasien dilarang makan makanan yang banyak mengandung
minyak dan lemak.
21
2. Eliminasi
BAB : Sebelum masuk Rumah Sakit BAB 2 x 1 hari dengan konsistensi lembek
Sesudah masuk Rumah Sakit BAB 1 x 1 hari dengan konsistensi lembek
BAK : Sebelum masuk Rumah Sakit BAK 5-6 x sehari
Sesudah masuk Rumah Sakit BAK 4-5 x sehari
3. Pola Istirahat
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien tidur malam + 8 jam dan tidur siang + 1-2 jam,
Sesudah masuk Rumah Sakit tidur malam hanya + 2 jam pada siang hari pasientidak
bisa tidur karena suasana yang tidak tenang, kurang nyaman, sehingga klien tampak
kusam dan pucat.
4. Pola Aktivitas
Pada aktivitas sebagai kepala rumah tangga yang tiap waktu sedikit dirumah dan
jumlah jam kerja yang tiada henti, istirahat yang hanya sebentar adanya hospitalisasi
suasana dirumah sakit tidak terlaksana optimal karena badrest
5. Personal Hygine
Sebelum masuk Rumah Sakit pasien mandi 3 x sehari, cuci rambut 2 hari sekali kulit
kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.
6. Therapy
Infus RL : 20 tts/ mnt
Furosemide : 1 amp (ekstra)
Amlodepine : 1 x 10 mg
B.comp : 2 x 1 tab
Paracetamol : 3 x 1 tab
22
1.9 Data Penunjang
Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai berikut :
1.10 Analisa Data
23
N DATA PENYEBAB MASALAH
O
D
1 S: DS : Pasien mengatakan kepala Peningkatan Gangguan rasa nyaman
pusing, dan leher terasa tegang. tekanan darah nyeri
D DO : Pasien tampak meringis
kesakitan, kondisi badan lemah.
TD : 170/100 mmHg
N : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 350C
2D DS : Pasien mengatakan tidak Perubahan jenis Gangguan pola nutrisi
selera makan diet
DO : pasien tampak lemah,
Makanan yang di sajikan habis
1/3 porsi
3 DS: Pasien mengatakan susah Efek Hospitalisasi Gangguan istirahat
tidur tidur
DO:DO: pasien tampak pucat, mata
cekung, tidur malam + 2
jam pasien susah tidur siang
4Ds DS: pasien mengatakan kedua kelemahan fisik Gangguan pola
kakinya susah digerakkan aktivitas
Diagnosa Keperawatan
24
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan darah d/d pasien tampak
meringis kesakitan, kondisi badan lemah.
TD : 160/110 mmHg
N : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 350C
2. Gangguan pola nutrisi b/d perubahan jenis diet d/d Makanan yang di sajikan habis
1/3 porsi
3. Gangguan istirahat tidur b/d efek hospitalisasi d/d pasien tampak pucat, mata
cekung, tidur malam + 2 jam, pasien susah tidur siang
4. Gangguan pola aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik di tandai
dengan aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan perawat.
25
Nama : Ny.E
Umur : 41 th
Ruang : Fatimah
Tabel Asuhan Keperawatan
N DIAGNOSA PERENCANAAN
DATA TUJUAN IMPLEMENTASI EVALUASI
O KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 DS: Pasien Gangguan rasa nyaman Nyeri dan Atur posisi Dengan Mengatur S: Pasien mengatakan
mengatakan nyeri b/d peningkatan pusing semifowler pasien mengatur posisi semi posisi pasien kepala masih pusing
kepala pusing, tekanan darah hilang Berikan fowler pasien Memberikan O:TD:160/100 mmHg
dan leher d/d pasien tampak istirahat yang diharapkan pasien istirahat yang cukup A: Masalah belum
terasa tegang. meringis kesakitan, cukup merasa nyaman Menganjurkan teratasi
kondisi badan lemah. Anjurkan Dengan pasien untuk P: R/T dilanjutkan
DO: : Px TD : 160/110 pasien untuk memberikan istirahat menghindari
tampak mmHg menghindari yang cukup makanan yang
meringis N : 90 x/i makanan yang diharapkan rasa nyeri mengandung garam
kesakitan, RR : 22 x/i mengandung pasien berkurang Berkolaboras
kondisi badan Temp : 350C garam Dengan i dengan dokter
lemah Kolaborasi menghindari makanan dalam pemberian
TD : dengan dokter yang mengndung obat :
26
160/110 dalam pemberian garam diharapkan
mmHg obat dapat menghindari Furosemide = 1
N : 90 peningkatan tekanan amp/12 jam
x/i darah Amlodepine = 2 x
RR : Dengan 10 mg
22 x/i berkolaborasi dengan
Temp : dokter diharapkan
350C pasien mendapat
penanganan lebih
lanjut.
2 DS: Pasien Gangguan pola nutrisi Kebutuhan Beri makan Dengan Memberikan S: Pasien mengatakan
mengatakan b/d perubahan jenis diet nutrisi pasien sedikit tapi memberikan makan makan pasien sedikit selera makan pasien
tidak selera d/d Makanan yang di terpenuhi sering makan pasien sedikit tapi sering ada
makan sajikan habis 1/3 porsi Beri tapi sering Memberikan O: Pasien masih
makanan dalam diharapkan pasien makanan yang tampak lemah
DO: pasien keadaan hangat mudah mencerna hangat A: Masalah sebagian
tampak Beri makanan yang Memberikan teratasi
lemah, makanan yang dimakannya makanan yang P: R/T dilanjutkan
Makanan berpariasi Dengan berpariasi
yang di Beri memberikan makanan Memberi
27
sajikan habis penjelasan tentang dalam keadaan hangat penjelasan tentang
1/3 porsi manfaat makanan diharapkan dapat manfaat makanan
menambah nafsu
makan pasien
Dengan
memberikan makanan
yang berpariasi
diharapkan pasien
tidak bosan dengan
makanan yang
disediakan
Dengan
memberikan
penjelasan
makanan pada pasien,
agar pasien
mengetahui manfaat
makanan
3 DS: Pasien Gangguan istirahat Istirahat Beri pasien Dengan Memberikan S: Pasien mengataka
28
mengatakan tidur b/d efek tidur ruangan yang memberikan pasien pasien ruangan yang bisa tidur siang
susah tidur hospitalisasi d/d pasien pasien nyaman ruangan yang nyaman nyaman O: Pasien tampak
tampak pucat, mata terpenuhi Batasi jam diharapkan pasien Membatasi lemas
DO: pasien cekung, tidur berkunjung pasien merasa nyaman jamberkunjung A: Masalah sebagian
tampak pucat, malam + 2 jam susah ; pagi jam 10-12 Dengan Batasi jumlah teratasi
mata cekung, tidur siang Sore 16-17 membatasi jam pengunjung P: R/T dilanjutkan
tidur Malam 19-21 berkunjung Menghindari
malam + 2 Batasi diharapkan pasien keributan
jam pasien jumlah dapat beristirahat Merapikan
susah tidur pengunjung Dengan tempat tidur pasien
siang Hindari membatasi jumlah setiap hari
keributan pengunjung agar
Rapikan pasien merasa tenang
tempat tidur
pasien Dengan
menghindari
keributan diharapkan
pasien dapat
beristirahat dengan
nyaman
29
Dengan
merapikan tempat
tidur pasien setiap
hari diharapkan dapat
meningkatkan
kenyamanan pasien
setiap hari
4 Ds : pasien Gangguan pola aktivitas Bantu - Dengan membantu aktivitas S : Pasien
mengatakan aktivitas b/d kelemahan pasien aktivitas pasien membantu pasien pasien mengatakan kedua
kedua kakinya fisik d/d pasien tampak terpenuhi Beri posisi untuk berativitas - kakinya sudah bias di
susah susah melakukan yang nyaman Agar kedua kaki - Memberi posisi gerakan
digerakkan aktivitas, semua semi fowler pasien tidak terasa yang nyaman semi O : Pasien susah
Do : aktivitas aktivitas dibantu oleh Dekatkan kaku fowler untuk beraktivitas
paiens di keluarga dan perawat barang-barang - Dengan - Mendekatkan A : Masalah sebagian
bantu oleh dibutuhkan pasien memberikan posisi barang-barang yang teratasi
keluarga dan semifowler di dibutuhkan pasien P : R/T dilanjutkan
perawat harapkan dapat
mengurangi rasa nyeri
pada pasien
30
Pasien dapat
menjangkau barang-
barang yang
diperlukan pasien
31
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmhg
32
DAFTAR PUSTAKA
Bruner dan Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8 vol.2.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. 2001.Keperawatan Medikal-Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta
:EGC
http://id.wikipedia.org/wiki/Tekanan_darah_tingg
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17124/4/Chapter%20II.pdf
www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/206312017/bab2.pdf
http://surabaya-ehealth.org/wiki/index.php hipertensi
33