Anda di halaman 1dari 48

LK-KK.G.Ped.

KP1

LEMBAR KERJA

Kegiatan : Mengkaji materi Konsep Kesehatan Mental


Waktu : 2X45 menit
Bahan : Aplikasi kesehatan Mental.
Tujuan : Peserta dapat menjelaskan konsep sehat, paradigma kesehatan mental,
dan kepribadian sehat.

Skenario Kegiatan:
Langkah Kegiatan penyelesaian LK, sebagai berikut:
 pada kegiatan pelatihan TM penuh,:
o Menyiapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.
o Bekerja secara berkelompok (maks. 5 orang).
o Mendiskusikan hasil kerja kelompok secara bergantian.
o Melakukan perbaikan hasil kerja kelompok setelah menerima saran/ masukan dari
kelompok lain.

 pada kegiatan pelatihan TM in on in, dilakukan pada saat kegiatan on the job learning :
o menyiapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.
o mencermati dan memahami perintah yang ada pada LK
o mengerjakan tugas yang ada dalam lembar kerja (LK)
o membuat jurnal kegiatan penyelesaian tugas LK
o membuat laporan hasil kegiatan on the job learning.
o mempresentasikan hasil pelaksanaan on the job learning pada saat kegiatan in
service learning 2 (in 2)

Tugas :
A. Lembar kerja 1.1 : Menjelaskan Konsep Kesehatan Mental:
1. Jelaskan konsepsi yang keliru tentang kesehatan mental
Konsepsi yang salah mengenai kesehatan mental selama ini masyarakat
Indonesia masih banyak keliru dalam menyakini dan menkonsepsikan
kesehatan mental, antara lain: gangguan mental adalah herediter/diturunkan,
gannguan mental tidak bisa disembuhkan, gangguan mental muncul secara
tiba-tiba, gangguan mental merupakan aib/noda bagi lingkungannya, gangguan
mental merupakan peristiwa tungga, seks merupakan penyevbab munculnya
gangguan mental, kesehatan mental cukup dipahami dan ditangani oleh satu
disiplin ilmu saja, kesehatan mental di pandang sama dengan “ketenangan
batin”, yang dimaknai sebagai tidak ada konflik, tidak ada masalah, hidup tanpa
ambisi, pasrah.
2. Jelaskan definisi sehat
Definisi sehat (healt) secara umum dapat dipahami sebagai kesejahteraan
secara penuh (keadaan yang sempurna) baik secara fisik, mental, maupun
sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau keadaan lemah. Di Indonesia
definisi sehat tertuang dalam Undang undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera dari
badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
3. Jelaskan paradigma kesehatan mental:
a. Prinsip-prinsip kesehatan mental
Mencakup tiga prinsip :
a) Prinsip pertama, kesehatan mental yang didasari atas sifat manusia
terdapat 11 priinsip, yaitu
a) Kesehatan mental dan penyesuaian mental tidak terlepas dari
kesehatan fisik dan integritas organisme.
b) Dalam memelihara kesehatan mental, tidak terlepas dari sifat
manusia sebagai pribadi yang bermoral, intelek, religius,
emosional, dan sosial.
c) Kesehatan dan penyesuaian mental memerlukan integrasi dan
pengendalian diri, meliputi: pengendalian pemikiran, imajinasi,
hasrat, emosi, perilaku.
d) Memperluas pengetahuan diri merupakan keharusan dalam
pencapaian dan memelihara kesehatan mental.
e) Kesehatan mental memerlukan konsep diri yang sehat, meliputi:
penerimaan dan usaha yang realistik terhadap status dan harga
diri.
f) Pemahanan dan penerimaan diri harus ditingkatkan dalam usaha
meningkatkan diri dan realisasi diri untuk mencapai kesehatan
mental.
g) Stabilitas mental memerlukan pengembangan yang terus menerus
dalam diri individu, terkait dengan kebijaksanaan, keteguhan hati,
hukum, ketabahan, moral, dan kerendahan hati.
h) Pencapaian dalam pemeliharaan kesehatan mental terkait dengan
penanaman kebiasaan baik.
i) Stabilitas mental menuntut kemampuan adaptasi, kapasitas
mengubah situasi dan kepribadian.
j) Stabilitas mental memerlukan kematangan pemikiran, keputusan,
emosionalitas dan perilaku.
k) Kesehatan mental memerlukan belajar mengatasi secara efektif
dan secara sehat terhadap konflik mental, kegagalan, serta
ketegangan yang timbul.
b) Prinsip kedua, prinsip yang didasari atas hubungan manuasia dengan
lingkunganan, terdapat 3 prinsip yaitu:
a) Kesehatan mental dipengaruhi oleh hubungan interpersonal yang
sehat, khususnya di dalam keluarga.
b) Penyesuaian yang baik dan kedamaian pikiran dipengaruhi oleh
kecukupan individu dalam kepuasaan kerja.
c) Kesehatan mental mental memerlukan sikap yang realistik, yaitu
menerima realita tanpa distorsi dan objektif.
c) Prinsip ketiga adalah prinsip yang didasari atas hubungan individu
denga Tuhan, terdapat 2 prinsip yaitu:
a) Stabilitas mental memerlukan pengembangan kesadaran atas
realitas terbesar dari dirinya yang menjadi temapat bergantung
kepada setiap tindakan yang fundamental.
b) Kesehatan mental dan ketenangan hati memerlukan hubungan
yang konstan antara manusia dengan Tuhannya.
b. Pendekatan kesehatan mental
1) Pendekatan biologis
Dengan mempelajari fungsi otak, klenjar endokrin, dan fungsi sensoris,
pendekatan tersebut menyakini bahwa kesehatan mental individu
sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan kondisi saat ibu hamil, serta
faktor eksternal terkait: gizi, radiasi, usia, komlikasi penyakit.
2) Pendekatan psikologis
Tiga pandangan pendekatan psikologis:
a) Psikoanalisa
Pendekatan yang menyakini bahwa interaksi individu pada awal
kehidupannya serta konflik intrapsikis yang terjadi akan
mempengaruhi perkembangan kesehatan mental seseorang.
Faktor epigenetik mempelajari kematangan psikologis seseorang
yang berkembang seiring pertumbuhan fifik dalam tahap-tahap
perkembangan individu, juga merupakan faktor penentu kesehatan
mental individu
b) Behavioristik
Pendekatan yang meyakini proses pembelajaran dan proses
belajarsoisal akan mempengaruhi kepribadian seseorang.
Kesalahan individu dalam proses pembelajaran dan belajar soisal
akan mengakibatkan gangguan mental.
c) Humanistik
Perilaku individu dipengaruhi oleh hirarkhi kebutuhan yang dimiliki.
Selain itu, individu diyakini memiliki kemampuan memahami
potensi dirinya dan berkembang untuk mencapai aktualisasi diri.
3) Pendekatan sosio kultural
Memiliki beberapa pendekatan yaitu:
a) Stratifikasi sosial, pendekatan yang membahas faktor sosial
ekonomi dan seleksi sosial.
b) Interaksi sosial, pendekatan yang membahas fungsi dalam suatu
hubungan interpersonal (teori psikodinamika, teori rendahnya
interaksi sosial: isolasi, kesepian).
c) Teori keluarga, pendekatan yang mempelajari pengaruh pola
asuh, interaksi antar anggota keluarga, dan fungsi keluarga
terhadap kesehatan mental individu:
a) Perubahan sosial, yang mengkaitkan perubahan jangka
panjang, migrasi dan industrialisasi serta kondisi krisis dengan
kondisi mental individu.
b) Sosial budaya, mempelajari pengaruh agama dan budaya
pada kondisi mental seseorang.
c) Stressor sosial, mempelajari pengaruh berbagai situasi sosial
yang berdampak psikologis (misal perkawinan, meninggal,
kriminalitas, resesi) terhadap kondisi mental individu
4) Pendekatan lingkungan, memeliki dua dimensi, yaitu dimensi fisik yang
terkait ruang, waktu, dan sarana (gizi) yang menyertai. Kedua dimensi
lingkungan kimiawi dan biologis, yang terkait dengan: polusi, radiasi,
virus dan bakteri, populasi makhluk hidup lain .
4. Jelaskan definisi kepribadian sehat dan bagaimana karakteristik kepribadian
sehat
Definisi kepribadian sehat menurut:
a) Rathus dan Nevi, 2002: secara umum kepribadian dipahami sebagai pola-
pola yang jelas dari perilaku, pikiran dan perasaan yang menjadi
karakteristik individu dalam penyesuaiannya untuk memenuhi tuntutan
kehidupan.
b) Hahn dan Payne, 2003: kepribadian sehat merupakan keadaan individu
yang mengarah pada perkembangan yang kuat dan kemampuan mental
yang memiliki kesesuaian fungsi, sehingga individu mampu
mengembangkan kemampuan-kemampuan mentalnya secara lebih baik.
c) Sari D, Kartika, 2012: kepribadian sehat yang dimiliki individu:
1) Dapat terbebas dari gangguan psikologis dan gangguan mental berat
2) Mampu menyesuaiakan diri dengan lingkungan tanpa kehilangan
identitas
3) Mampu mengembangkan potensi dan bakat
4) Memiliki keimanan pada Tuhan dan berupaya untuk hidup sesuai ajaran-
ajaran dianutnya.
5. Jelaskan konsep-konsep kesehatan dalam berbagai pendekatan dalam
psikologi:
a. Teori Psikodinamik
Menjelaskan individu yang memiliki kepribadian sehat antara lain:
1) Mampu mencintai dan untuk bekerja
Pendapat Freud: individu mampu peduli pada orang lain secara
mendalam, terikat dalam suatu hubungan yang intim dan
mengarahkannya dalam kehidupan kerja yang produktif. Selain itu,
impuls seksual dapat diekspresikan dalam relasi dengan orang dewasa
yang berlainan gender, sedangkan impuls yang lain tersalurkan dalam
kegiatan sosial produktif. Mampu untuk mencintai dan bekerja.
2) Memiliki ego strenght
Ego dari individu yang berkepribadian sehat memiliki kekuatan
mengendalikan dan mengatur id dan superego-nya, sehingga ekspresi
primitif id berkurang dan ekspresi yang sesuai dengan situasi yang
muncul tanpa adanya represi dari ego secara berlebihan.
3) Merupakan creative self
Pendapat Jung & Adler: mengungkapkan bahwa individu yang
berkepribadian sehat merupakan self yang memiliki kekuatan untuk
mengarahkan perilaku mengembangkan potensi yang dimilikinya

4) Mampu mlakukan kompensasi bagi perasaan inferiornya


Pendapat Adler: juga menambahkan bahwa individu haruslah
menyadari ketidaksempurnaan dirinya dan mampu mengembangkan
potensi yang ada untuk mengimbangi kekurangannya tersebut.
5) Memiliki hasil yang positif dalam setiap tahap interaksinya dalam
lingkungan sosialnya
Pendapat Erikso): Setiap keberhasilan dalam tiap tahap psikososial
yang diungkap Erikson memberikan kontribusi pada individu yang
sehat kepribadiannya. Misal: bayi akan sangat baik apabila memiliki
kepercayaan dasar, sehingga akan dapat berkegiatan aktif ketika masa
sekolah, dan mampu memahami dirinya ketika remaja, yang akan
membantu mereka menjalin relasi yang intim dengan pasangan setelah
dewasa.
b. Teori Pensifatan (Trait)
Teori Pensifatan memiliki asumsi bahwa faktor herediter mempengaruhi
kepribadian seseorang. Hal tersebut membuat teori trait menjelaskan
kepribadian sehat sebagai bentuk kompilasi antara sifat-sifat yang
diturunkan ke individu dengan kemampuan individu menyesuaikan diri
dengan sifat tersebut dan lingkungannya.
Pribadi yang sehat adalah individu yang mampu menemukan potensi positif
dalam sifat-sifat yang dimilikinya serta mengarahkan sifat-sifat yang ada
untuk menjadi apa yang diinginkannya. Adapun bentuk-bentuk penyesuaian
dalam perspektif teori trait, dicontohkan sebagai mereka yang mampu
mencari jenis pekerjaan dan aktivitas sosial yang sesuai dengan sifat-sifat
yang dimilikinya.
c. Teori Belajar
Teori belajar mengungkapkan bahwa kepribadian tak dapat diamati dan
diukur, yang dapat diamati dan diukur adalah bagian yang menyusunnya
yaitu tingkah laku. Kepribadian sehat diartikan sebagai kemampuan
individu untuk berperilaku adaptif, yaitu perilaku individu yang tepat
menurut lingkungan dalam proses belajarnya dan menghasilkan
reinforcement.
Teori Sosial-kognitif mengungkapkan inidvidu dengan kepribadian sehat
adalah mereka yang memiliki variabel-variabel:
a) banyak melakukan proses belajar-pengamatan
b) mempelajari kompetensi (keterampilan tertentu)
c) akurat dalam melakukan pengkodean situasi tertentu

d) akurat dalam memiliki ekspetansi dan efikasi diri yang positif


e) dapat mengekspresikan emosi dengan baik
f) memiliki sistem regulasi diri yang efisien.
d. Teori Eksistensi-Humanistik
Fokus dalam pembahasan kepribadian sehat adalah fungsi dari individu
yang sehat secara psikologis.
Adapun karakteristiknya adalah:
1) Mengalami hidup saat ini & masa datang

2) Terbuka terhadap pengalaman baru

3) Mengekspresikan ide dan perasaannya

4) Terlibat dalam aktivitas yang bermakna, memiliki perasaan bermakna


serta mengalami pengalaman puncak

5) Mampu membuat perubahan besar dalam hidupnya, sehingga


memiliki cara dalam menginterpretasikan pengalaman, berjuang
menuju tujuan baru, dan bertindak dengan bebas.

6) Saya adalah saya, yaitu memiliki nilai dan cara sendiri untuk
membangun peristiwa, dan memahami konsekuensi atau resiko
sehingga dapat mengantisipasi dan mengendalikan situasi tersebut
6. Identifikasikan ciri kesehatan mental
Untuk memahami jiwa yang sehat, dapat diketahui dari beberapa ciri seseorang
yang memiliki mental yang sehat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada
tahun 1959 memberikan batasan mental yang sehat adalah sebagai berikut :
a. Dapat menyesuaikan diri secara konstuktif pada kenyataan meskipun
kenyataan itu buruk banginya.
b. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.
c. Merasa lebih puas memberi dari pada menerima.
d. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.
e. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling
memuaskan.
f. Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran dikemudian
hari.
g. Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan
konstruktif.

h. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.


i. Kriteria tersebut disempurnakan dengan menambahkan satu elemen
spiritual (agama). Sehingga kesehatan mental ini bukan sehat dari segi
fisik, psikologik, dan sosial saja, melainkan juga sehat dalam art spiritual.
7. Jelaskan pengaruh kesehatan mental
Pengaruh dari terganggunya kesehatan mental dapat dikelompokan kedalam 4
(empat) aspek, yaitu:
a. Pengaruh kesehatan mental terhadap aspek perasaan
Pengaruh perasaan yang disebabkan oleh karena terganggunya kesehatan
mental adalah :
1) Rasa cemas dan gelisah
Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang
ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah dan
mencemaskan itu.
2) Rasa Iri hati
Iri hati adalah suatu kebencian yang disebabkan karena orang lain
memiliki sesuatu yang tidak dimilikinya, dan ia menginginkannya bagi
dirinya sendiri.
3) Rasa sedih
Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak
beruntung, kehilangan, dan ketidakberdayaan. Saat sedih, individu sering
menjadi lebih diam, kurang bersemangat, dan menarik diri. Kesedihan
dapat juga dipandang sebagai penurunan suasana hati sementara,
sedangkan depresi sering dicirikan dengan penurunan suasana hati yang
persisten (teguh) dan besar yang kadang disertai dengan gangguan
terhadap kemampuan individu untuk melakukan kegiatan hariannya.
4) Rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan kepada diri
Rasa rendah diri ditunjukan pada prilaku individu:
a) Mudah tersinggung,
b) penyendiri menjauhi pergaulan dengan orang banyak,
c) tidak berani mengemukakan pendapat,
d) tidak berani bertindak atau mengambil inisiatif.
Rasa rendah diri individu akan berdampak pada hilang kepercayaan
dirinya, selain itu juga akan berpengaruh pada pergaulan sosialnya dalam
arti menjadi kurang percaya pada orang lain, mudah marah dan sedih.
5) Marah
Marah adalah ungkapan dari rasa hati yang tidak enak biasanya akibat
kekecewaan ketidak puasan atau tidak tercapainya keinginan.

b. Pengaruh kesehatan mental terhadap aspek kecerdasan


Pengaruh atau dampak dari terganggunya kesehatan mental terhadap aspek
kecerdasan adalah sulitnya individu untuk mengkonsentrasikan pikiran
tentang sesuatu hal yang penting, menurunnya kemampuan berpikir
sehingga menganggap bahwa dirinya tidak cerdas, pikirannya tidak dapat
digunakan.
c. Pengaruh kesehatan mental terhadap aspek prilaku
Pengaruh atau dampak dari terganggunya kesehatan mental terhadap
prilaku terlihat pada ketidaktentraman hati. Individu yang meras tertekan
(gelisah) akan mengatasi perasaan yang tidak enak itu dengan jalan
mengungkapkannya keluar.
d. Pengaruh kesehatan mental terhadap aspek kesehatan badan (fisik)
Terganggunya kesehatan mental akan berpengaruh juga pada kesehatan
badan (fisik). Banyak dijumpai penyakit pada badan yang disebabkan oleh
terganggunya kesehatan mental yang dinamakan psychosomatic, penyakit-
penyakit lain yang banyak terdapat di era millenium ini adalah tekanan darah
tinggi, tekanan darah rendah, stroke, penyakit jantung, stres dan sebagainya.
Kesimpulannya bahwa kesehatan mental terganggu akan berdampak pada
(1) perasaan individu, (2) kecerdasan, (3) prilaku, dan (4) kesehatan badan
individu

B. Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai penguatan pendidikan
karakter yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran ini.
a. Relegius
 Toleransi sikap beragama
b. Nasionalis
c. Mandiri
d. Gotong royong
e. Integritas
 Memahami setiap siswa pribadi yang unik
LK-KK.G.Ped.KP2

LEMBAR KERJA

Kegiatan : Mengkaji materi mengaplikasikan Kesehatan Mental


Waktu : 2X45 menit
Bahan : Aplikasi kesehatan Mental.
Tujuan : Peserta dapat mengaplikasikan konsep kesehatan mental dalam
pelayanan BK.

Skenario Kegiatan:
Langkah Kegiatan penyelesaian LK, sebagai berikut:
 pada kegiatan pelatihan TM penuh,:
o Menyiapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.
o Bekerja secara berkelompok (maks. 5 orang).
o Mendiskusikan hasil kerja kelompok secara bergantian.
o Melakukan perbaikan hasil kerja kelompok setelah menerima saran/ masukan dari
kelompok lain.

 pada kegiatan pelatihan TM in on in, dilakukan pada saat kegiatan on the job learning
o menyiapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.
o mencermati dan memahami perintah yang ada pada LK
o mengerjakan tugas yang ada dalam lembar kerja (LK)
o membuat jurnal kegiatan penyelesaian tugas LK
o membuat laporan hasil kegiatan on the job learning.
o mempresentasikan hasil pelaksanaan on the job learning pada saat kegiatan in
service learning 2 (in 2)

Tugas :
A. Lembar kerja 2.1: Mengaplikasikan Kesehatan Mental:
1. Jelaskan konsep pengembangan diri
Setiap individu memiliki kesempatan untuk berfungsi dalam meningkatkan level
kesejahteraan psikologisnya (psychological well-being). Kesempatan dalam
meningkatkan level kesejahteraan psikologis tersebut terkait dengan
pengembangan kesehatan psikologis, atau pribadi yang sehat (Hahn & Payne,
2003).
Ada beberapa langkah dalam mengembangkan kepribadian sehat, yaitu
dengan:
a) Memperbaiki komunikasi, keterampilan mendengar aktif, berempati, verbal
& non-verbal skill, asertif
b) Penggunaan humor secara efektif
c) Memperbaiki keterampilan mengelola konflik
d) Menggunakan pendekatan proaktif dalam hidup, yang terdiri atas:
1) membangun gambaran mental
2) menerima gambaran mental
3) berusaha memperoleh pengalaman baru
4) gambaran mental yang tersusun dijadikan sebagai pola atau acuan
dalam beraktivitas.
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam upaya melakukan
pengembangan pada diri untuk mencapai kepribadian yang sehat adalah:
1) Potensi Diri
Potensi manusia terdiri atas potensi fisik, yaitu kesehatan, kekuatan, serta
keindahan atau kemenarikan (charm). Selain itu, adanya potensi mental dan
spiritual, seperti ketabahan, kepintaran, kemampuan mengendalikan diri.
Sebagian besar potensi tersebut berupa kemampuan atau bakat terpendam.
Mengenali potensi diri diawali dengan upaya melepaskan diri dari rutinitas
kebiasaan. Terkadang dalam mengenali potensi individu diperlukan bantuan
orang lain, yang sabar dan selalu memberikan penghargaan (courage) pada
kita. Selain itu, diperlukan kesadaran diri (self-awareness).
2) Asas-Asas Sukses
Pribadi yang sehat memiliki prioritas dalam mencapai keberhasilan dalam
kehidupannya. Hal ini tidak dapat dilakukan hanya dengan memahami
potensi dirinya semata. Ada tiga asas besar yang menopang kesuksesan
seseorang dalam meraih keberhasilan dan kebahagiaan hidupnya.
a) Perbaikan Diri
Asas perbaikan diri sifatnya membenahi diri dengan meningkatkan yang
positif dan mengurangi yang negatif, dimana terdapat:
(1) Asas Keyakinan, mempercayai sungguh-sungguh sesuatu yang positif
meskipun belum terjadi.

(2) Asas Memberi, keyakinan bahwa apabila kita dengan tulus memberi
maka kita akan menerima lebih dari yang lain.

(3) Asas Menyingkirkan, keberanian untuk menyingkirkan hal-hal yang


tidak kita inginkan untuk memberi ruang bagi halhal yang diinginkan.

(4) Asas Ucapan, meyakini bahwa apapun yang diucapkan secara lisan
akan benar-benar terjadi sehingga lebih berhatihati dalam bertutur atau
memilih diam ketika terpancing emosi negatif.
b) Cita-Cita
Asas Cita-cita, yang memiliki:
(1) Asas kreasi, yaitu kemampuan untuk menentukan dengan jelas dan
spesifik apa yang diinginkan, serta merumuskannya dalam 5W1H (what,
when, who, where, why, & how) sehingga muncul personal involvement.
Contoh: menuliskan secara spesifik apa yang kita inginkan dalam
agenda.

(2) Asas Visualisasi, kemampuan membuat gambaran yang jelas dalam


pikiran mengenai hal-hal yang kita inginkan, menghayatinya, serta
memegang teguh gambaran tersebut. Kesuksesan dapat dicapai dengan
dasar impian, usaha, dan perasaan.
c) Etos Kerja

Asas etos kerja, yaitu bagaimana kita mampu menyemangati diri untuk
melakukan suatu tugas dan pekerjaan. Asas ini terdiri atas:
(1) Asas Antusias, memiliki sikap dan cara hidup seperti antusiasme
anak-anak (ingin tahu, aktif, tak kenal lelah, mencurahkan pikiran-
semangat-rasa); percaya akan “God with us”; menyenangi tugas
dengan semangat; bicarakan hal yang sifatnya good news.
(2) Asas Disiplin Diri, melakukan apa yang seharusnya dilakukan terlepas
dari rasa suka/ tidak terhadap pekerjaan tersebut.
Self-dicipline:
- tetapkan fokus pada satu tujuan yang hendak dicapai
- memiliki keyakinan untuk dapat mengendalikan sesuatu dan
memperoleh manfaat dari hal tersebut (tugas on time, ada sisa
waktu untuk santai)
- hindari melakukan banyak hal sekaligus dalam satu waktu.
(3) Asas Tindakan, melakukan apa yang harus dilakukan tanpa
menunda dan sempat memikirkan kelemahan kita.
(4) Asas Kegigihan, melakukan terus-menerus hingga tuntas walaupun
menghadapi rintangan, penolakan, dan kendala.
3) Dynamic Living.
Dynamic living merupakan bentuk kehidupan yang dipenuhi dengan
kesenangan dan kebahagiaan sepanjang waktu, dimana terbebas dari rasa
takut, terhindar dari kekhawatiran, yang secara terus-menerus sebagai
proses meraih tujuan-tujuan yang luas. Konsep ini diperkenalkan oleh Skip
Ross pada tahun 1978.
Individu sehat mental menurut Ross memiliki penyesuaian yang baik dalam
enam ranah kehidupan (pekerjaan, rumah, sosial, fisik, mental, dan spiritual).
Ross juga membuat suatu formula untuk menjelaskan bagaimana dynamic
living dapat diraih, dengan cara sebagai berikut:
DL = (GGE + PS) X PSI
Keterangan:
DL = Dynamic Living
GGE = God-given equipment
PS = Principles of Success (Asas kesuksesan)
PSI = Proper Self-Image
Dynamic living merupakan hasil perhitungan antara apa yang diberikan
Tuhan pada kita ditambah dengan asas-asas kesuksesan yang kita
terapkan, dikalikan dengan Citra diri (self-image) yang sesuai. Sehingga
perubahan ke arah yang positif dapat terjadi apabila ada kemauan dan
tindakan diri dalam merubah arah kita saat ini. Apa yang terjadi pada diri kita
murni karena kita dan apa yang ada dalam diri kita, tidak karena orang lain.
Ketika kita berada dalam situasi yang sulit, maka empat tahapan problem-
solving process dapat digunakan.
a) Pertama, hadapi fakta bahwa memang ada masalah, kenali masalah
sebagai tantangan, dan jangan mencari simpati untuk masalah kita
sendiri tetapi cobalah melihat sisi positif dari masalah.

b) Kedua, deskripsikan sejelas mungkin apa masalah yang sebenarnya


dihadapi, karena akan menyita energi, waktu, dan emosi kita bila
berusaha menyelesaikan masalah yang tidak jelas.

c) Ketiga, tentukan solusi terbaik menurut kita dan lakukan

d) Keempat, jangan pernah lagi menceritakan masalah tersebut, kecuali


solusinya.
2. Jelaskan konsep percaya diri
Menurut Thantaway dalam kamus istilah Bimbingan dan Konseling 2005:87:
Percaya diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis
diri individu yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau
melakukan sesuatu tindakan. Individu yang tidak percaya diri memiliki konsep
diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup
diri.
3. Jelaskan konsep harga diri
William James (1890) yang memberikan definisi pertama tentang harga diri,
menyatakan bahwa harga diri merupakan suatu konstruk unidimensi yang
berkaitan dengan perasaan yang dirasakan seorang individu. Sementara
Cooley (1992) mengatakan harga diri bergantung kepada persepsi yang
diberikan significant others terhadap diri seseorang. Mead (1934) juga
menekankan pentingnya pendapat orang lain dalam memberikan penilaian diri
yang didapatkan dengan adanya interaksi sosial.
Harga diri atau self-esteem adalah taksiran diri atau penilaian diri. Artinya
bahwa harga diri yang dimiliki individu ditentukan oleh penilaian dan
prakiraannya terhadap dirinya sendiri. Menurut Santrock, harga diri adalah
“Pandangan keseluruhan dari individu tentang dirinya sendiri” (Santrock, 2003:
113).
Menurut Coopersmith, harga diri adalah “Penilaian yang dibuat seseorang dan
biasanya tentang dirinya; hal itu menyatakan sikap menyetujui, dan
menunjukkan sejauh mana orang menganggap dirinya mampu, berarti dan
berharga” (dalam Harre & Lamb, 1986: 274-275).
4. Jelaskan pelaksanaan pelayanan BK aplikasi kaidah-kaidah kesehatan mental
terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan:
a. Penyusunan Program
Program BK disusun dan dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan
peserta didik/konseli. Muara atau tujuan dari pelayanan BK di sekolah
adalah membuat peserta didik/konseli dapat mencapai kebahagiaan
kehidupannya. Kebutuhan peserta didik/konseli yang berhubungan dengan
kesehatan mental dapat diketahui atau dipahami dari hasil analisis
kebutuhan. Metode pengumpulan data yang dapat dilakukan oleh guru BK
antara lain melalui: observasi, eksperimen, tes, angket, biografi, buku
harian dan metode lainnya. Contoh asesmen dengan metode tes, untuk
pelaksanaan analisis kebutuhan dengan metode tes ada beberapa bentuk
alat penilaian berupa skala psikologis yang dapat digunakan untuk
mengukur kebahagiaan, antara lain:
1) Steen Happiness Index (SHI) yang dikembangkan sejak tahun 1999,
terdiri atas 20 aitem dan 5 pilihan jawaban ekstrim untuk merefleksikan
tiga bentuk hidup bahagia (menyenangkan, keterlibatan, dan
kebermaknaan);
2) Assesmen yang lain adalah General Happiness Scale (Lepper, 1999),
dan
3) Happiness Scale (Fordyce, 1977)
b. Pengembangan Topik/Materi
Kesehatan mental merupakan faktor penting berkaitan dengan ketenangan
dan kebahagiaan hidup, karenanya perlu untuk dapat dicapai oleh setiap
individu. Dalam pengembangan materi atau topik bimbingan konseling di
SMA dikelompokkan dalam 4 bidang yaitu bidang pribadi, sosial, belajar,
dan karir, sebagai berikut:
1) Bidang Pribadi
Materi pelayanan BK dalam bidang pribadi ditujukan untuk
membangun kemandirian dan integritas diri peserta didik, dimana
peserta didik diharapkan mampu menerima keadaan dirinya dan
memiliki konsep diri yang baik.
2) Bidang Sosial.
Materi pelayanan BK bidang sosial, dikembangkan agar peserta didik
memiliki konsep diri untuk mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungan dan juga kepekaan sosial, misalnya tata krama hubungan
sosial di sekolah, keluarga, dan masyarakat, norma-norma kehidupan,
dan tata tertib sekolah.misalnya tata krama hubungan sosial di
sekolah, keluarga, dan masyarakat, norma-norma kehidupan, dan tata
tertib sekolah.
3) Bidang Belajar
Materi pelayanan BK bidang belajar, dikembangkan agar peserta didik
memiliki konsep diri dalam kehidupan belajar.
contohnya adalah belajar efektif sesuai potensi diri, belajar kelompok,
dan sikap dan kebiasaan belajar sesuai kondisi fisik dan psikis.
4) Bidang Karir
Materi pelayanan BK bidang karir, dikembangkan agar peserta didik
memiliki konsep diri dalam penentuan arah karir. misalnya pilihan karir
sesuai potensi fisik dan psikis, kursus-kursus pengembangan bakat,
dan pilihan latihan karir.
c. Kegiatan Pelayanan BK
Kegiatan pelayanan BK merupakan pelaksanaan program BK yang
disusun/dikembangkan dalam rangka membantu menumbuh kembangkan
rasa percaya diri dan harga diri.
Berikut orientasi kegiatan pelayanan BK:
1) Permasalahan dan perkembangan siswa secara
individual
Sasaran pelayanan BK disekolah berorientasi pada permasalahan
kesehatan mental peserta didik/konseli secara individual maka program
satuan layanan itu hendaklah meletakkan aspek-aspek individual
peserta didik/kkonseli sebagai fokus kegiatan.
Program kegiatan pelayanan BK terhadap kesehatan mental peserta
didik/konseli disekolah adalah perkembangan peserta didik/konseli yang
optimal dengan membangun percaya diri dan harga dirinya sehingga
dapat menjalini kehidupannya dengan baik.
2) Fungsi pelayanan
Kegiatan pelayanan BK merupakan pelaksanaan program BK dalam
mengoptimalkan perkembangan perilaku, dalam pelaksanaanya
berorientasi pada fungsi pemahaman, pencegahan, pengentasan, dan
pemeliharaan dan pengembangan.
3) Uraian kegiatan
Uraian kegiatan dalam pelaksanaan layanan perlu memperhatikan
karakteristik perkembangan fisik, psikologis, dan perilaku peserta
didik/kkonseli. Tahapan-tahapan kegiatan yang dikembangkan adalah
dalam rangka membangun percaya diri dan atau menumbuhkan harga
diri peserta didik.
Menurut Harter (dalam Santrock, 2003) ada empat cara untuk
meningkatkan rasa percaya diri dan harga diri remaja yaitu:
a) Mengidentifikasikan kelebihan dan kelemahan diri
Berdasarkan risetnya, Harter berpendapat bahwa yang harus
diperhatikan ketika ingin meningkatkan rasa percaya diri dan harga
diri remaja yaitu mengenai penyebab dari rendahnya rasa percaya
diri dan harga diri. Kemudian diikuti dengan mengidentifikasikan
kelebihan dan kelemahan. Kelebihan remaja diapresiasikan,
sementara kelemahan dibantu untuk diatasi
b) Dukungan emosional dan penerimaan sosial
Dukungan emosional dan penerimaan sosial dari orang lain
merupakan pengaruh yang penting bagi rasa percaya diri dan harga
diri remaja (Harter dalam Santrock, 2003). Sumber dukungan
alternatif dapat diterima secara informal seperti dukungan dari guru,
pelatih, atau orang dewasa lainnya yang berpengaruh terhadap
dirinya, dan sumber dukungan secara formal melalui program-
program.
c) Prestasi
Prestasi merupakan salah satu faktor untuk dapat memperbaiki
tingkat rasa percaya diri dan harga diri remaja (Bednar, Wells, &
Peterson, 1989). Rasa percaya diri dan harga diri remaja meningkat
lebih tinggi karena mereka tahu tugas-tugas penting untuk mencapai
tujuan dan telah menyelesaikan tugas yang serupa.
d) Mengatasi masalah (coping)
Rasa percaya diri dan harga diri juga dapat meningkat ketika remaja
menghadapi masalah dan berusaha untuk mengatasinya, bukan
menghindarinya (Bednar, Wells, & Peterson; Lazarus dalam
Santrock, 2003).
Ketika remaja memilih mengatasi masalah dan bukan menghindari,
remaja menjadi lebih mampu menghadapi masalah secara nyata,
jujur, dan tidak menjauhinya. Perilaku ini menghasilkan suatu
evaluasi diri yang menyenangkan yang dapat mendorong terjadinya
persetujuan terhadap diri sendiri yang bisa meningkatkan rasa
percaya diri dan perilaku sebaliknya dapat menyebabkan rendahnya
rasa percaya diri. Hakim T. (2002:122) menjelaskan bahwa rasa
percaya diri dan harga diri peserta didik disekolah bisa dibangun
melalui berbagai macam bentuk kegiatan sebagai berikut:
• Memupuk keberanian untuk bertanya
• Peran guru/pendidik yang aktif bertanya pada siswa
• Melatih berdiskusi dan berdebat
• Mengerjakan soal di depan kelas
• Bersaing dalam mencapai prestasi belajar
• Aktif dalam kegiatan pertandingan olah raga
• Belajar berpidato
• Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
• Penerapan disiplin yang konsisten
• Memperluas pergaulan yang sehat dan lain-lain
d. Strategi Pelayanan BK
Data kebutuhan peserta didik yang sudah diperoleh merupakan dasar
penyusunan program bimbingan dan konseling, yang selanjut dipergunakan
untuk menentukan strategi yang akan dipakai dalam pelaksanaannya.
Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan
empat komponen program yaitu: (1) layanan dasar; (2) layanan responsif;
(3) perencanaan individual; dan (4) Dukungan sistem, mencakup: (a)
Manajemen Program dan (b) Personalia dan Pengorganisasiannya
Hal penting dalam pelaksanaan dari strategi yang dipakai, selain kegiatan
yang telah dikemukakan dengan menguasai karakteristik peserta didik,
guru BK/konselor diharapkan untuk:
1) Menerapkan pendekatan BK dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan perbedaan individual,
2) Tampil menjadi teladan yang baik bagi peserta didik.
e. Evaluasi Program BK
Evaluasi pelaksanaan program BK mengikuti prinsip-prinsip berikut.
1) Evaluasi bimbingan dan konseling harus memperkuat atau
mengukuhkan perilaku yang diharapkan sebagaimana dirumuskan
dalam tujuan bimbingan dan konseling yang diselenggarakan yaitu:
memiliki rasa percaya diri dan harga diri.
2) Evaluasi bimbingan dan konseling harus menjadi motivator dan
inspirator terjadinya perubahan perilaku ke arah yang lebih positif,
baik, dan bermanfaat, yaitu memiliki rasa percaya diri dan harga diri.
3) Evaluasi bimbingan dan konseling harus memiliki daya koreksi
mendalam yang bersifat membangun baik bagi guru bimbingan dan
konseling atau konselor maupun bagi peserta didik/konseli.

B. Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai penguatan pendidikan
karakter yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran ini.
a. Religius
 Siswa untuk memperoleh ketenangan batin ketika menghadapi masalah
dengan sholat
b. Nasionalis
c. Mandiri
 Keputusan yang diambil siswa dalam pemecahan masalah dapat dijalankan
siswa dengan baik dengan adanya perubahan tingkah laku yang lebih baik
d. Gotong royong
e. Integritas
 Ketika konseling individu siswa percaya terhadap guru BK dapat
menyimpan masalah
 Siswa percaya bahwa setiap masalah ada jalan keluar
 Siswa menerima kelebihan dan kekurangan diri
LK-KK.G.Prof.KP1

LEMBAR KERJA

Kegiatan : Mengkaji materi Evaluasi Program BK


Waktu : 4X45 menit
Bahan : Penilaian dalam BK.
Tujuan : Peserta dapat menjelaskan pengertian, prinsip dan tujuan, kriteria,
fungsi, ruang lingkup, aspek-aspek, langkah-langkah evaluasi program
BK, dan mampu melaksanakan evaluasi program BK. khususnya dalam
mengembangkan instrumen evaluasi program BK

Skenario Kegiatan:
Langkah Kegiatan penyelesaian LK, sebagai berikut:
 pada kegiatan pelatihan TM penuh,:
o Menyiapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.
o Bekerja secara berkelompok (maks. 5 orang).
o Mendiskusikan hasil kerja kelompok secara bergantian.
o Melakukan perbaikan hasil kerja kelompok setelah menerima saran/ masukan dari
kelompok lain.

 pada kegiatan pelatihan TM in on in, dilakukan pada saat kegiatan on the job learning:
o menyiapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.
o mencermati dan memahami perintah yang ada pada LK
o mengerjakan tugas yang ada dalam lembar kerja (LK)
o membuat jurnal kegiatan penyelesaian tugas LK
o membuat laporan hasil kegiatan on the job learning.
o mempresentasikan hasil pelaksanaan on the job learning pada saat kegiatan in
service learning 2 (in 2)

Tugas :
1. Lembar kerja 1.1: Menjelaskan Konsep Evaluasi Program
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan evaluasi program BK (pengertian, tujuan,
dan fungsi evaluasi program)
Evaluasi merupakan langkah penting dalam manajemen pelayanan BK, tanpa
penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi
keberhasilan pelaksanaan program BK yang telah direncanakan. Evaluasi
program BK merupakan usaha untuk menilai sejauh mana pelaksanaan
program itu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan kata lain bahwa
keberhasilan program dalam pencapaian tujuan merupakan suatu kondisi yang
hendak dilihat lewat kegiatan evaluasi. Shertzer dan Stone (1966)
mengemukakan pendapatnya : “Evaluation consist of making systematic
judgements of the relative effectiveness with which goals are attained in relation
to special standards“.
Evaluasi ini dapat pula diartikan sebagai proses pengumpulan informasi (data)
untuk mengetahui efektivitas (keterlaksanaan dan ketercapaian) kegiatan-
kegiatan yang telah dilaksanakan dalam upaya mengambil keputusan. Dengan
demikian evaluasi program BK di sekolah adalah segala upaya, tindakan atau
proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan program BK di sekolah dengan mengacu pada kriteria
atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program BK yang telah
ditetapkan.
b. Sebutkan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan evaluasi program BK, dan beri
penjelasannya
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian, evaluasi didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1) Sahih, berarti evaluasi didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur.
2) Objektif, berarti evaluasi didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas,
tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.
3) Adil, berarti evaluasi tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik/konseli karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang
agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) Terpadu, berarti evaluasi merupakan salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.
5) Terbuka, berarti prosedur evaluasi, kriteria evaluasi, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti evaluasi mencakup semua
aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang
sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik/konseli.
7) Sistematis, berarti evaluasi dilakukan secara berencana dan bertahap
dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8) Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
9) Akuntabel, berarti evaluasi dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi
teknik, prosedur, maupun hasilnya
c. Jelaskan apa saja yang menjadi kriteria dalam pelaksanaan evaluasi program
BK
Kriteria atau patokan yang dipakai untuk mengevaluasi keberhasilan
pelaksanaan program BK di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi atau
tidaknya kebutuhan-kebutuhan peserta didik/konseli dan pihak-pihak yang
terlibat baik langsung maupun tidak langsung berperan membantu peserta
didik/konseli memperoleh perubahan-perubahan perilaku dan pribadi kearah
yang lebih baik.
Secara rinci kebutuhan-kebutuhan dimaksud, adalah:
1) Kebutuhan-kebutuhan peserta didik/konseli untuk mengerti dan menerima
dirinya, mengembangkan kemampuan dirinya untuk membuat ketentuan-
ketentuan dan merumuskan serta melaksanakan ketentuan-ketentuan dan
merumuskan serta melaksanakan rencana untuk perkembangan lebih
lanjut.
2) Kebutuhan-kebutuhan dari staf sekolah untuk mengerti betapa pentingnya
individu peserta didik dan membantu menyediakan pendidikan yang cocok
untuk perkembangannya.
3) Kebutuhan-kebutuhan bagi para guru dan orang tua untuk informasi-
informasi tentang perkembangan peserta didik.
4) Kebutuhan-kebutuhan akan berbagai macam bantuan yang bersumber dari
luar sekolah untuk beberapa anak tertentu.
d. Sebutkan ruang lingkup pelaksanaan Evaluasi Program BK
Pada lingkup evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di
sekolah mencakup empat komponen, yaitu: (1) Komponen peserta didik/konseli
(input), (2) Komponen program, (3) Komponen proses pelaksanaan bimbingan
dan konseling, dan (4) Komponen hasil pelaksanaan program (output).
1) Komponen Peserta didik/konseli (raw-input)
Bagi guru BK di sekolah pemahaman terhadap kondisi peserta didik/konseli
yang menjadi tanggung jawabnya penting dan perlu. Pemahaman mengenai
(raw input) peserta didik/konseli perlu dilakukan sedini mungkin, dengan
pemahaman terhadap raw input dapat dipakai mempertimbangkan hasil
pelaksanaan program BK bila dibandingkan dengan produk yang dicapai.
Evaluasi raw-input dimulai dari pelayanan himpunan data pada saat peserta
didik/konseli diterima di sekolah bersangkutan.
2) Komponen Program
Evaluasi program BK di sekolah harus mengacu pada keterlaksanaan
program BK yang disusun, disesuaikan dengan pola dasar pedoman
operasional pelayanan BK. Kegiatan operasional dari masing-masing
pelayanan hendaknya disusun dalam suatu sistematika, diantaranya:
a) Tujuan Khusus pelayanan bimbingan dan konseling
b) Kriteria keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling
c) Lingkup pelayanan bimbingan dan konseling
d) Rincian kegiatan dan jadwal kegiatan pelayanan bimbingan dan
konseling
e) Hubungan antara kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling dengan
kegiatan luar sekolah
f) Metode dan teknik layanan bimbingan dan konseling
g) Sarana pelayanan bimbingan dan konseling
h) Evaluasi dan penelitian pelayanan bimbingan dan konseling
e. Jelaskan aspek-aspek dalam pelaksanaan evaluasi program BK
Kegiatan penilaian dalam pelaksanaan program BK terdiri atas, penilain proses
dan penilaian hasil. Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai
sejauh mana keefektifan layanan konseling dilihat dari prosesnya, sedangkan
penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektifan layanan
konseling dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil
antara lain:
1) Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan; (program tahunan,
program semesteran, program bulanan, program mingguan, dan program
harian)
2) Keterlaksanaan program pelayanan konseling sebagai proses pemberian
bantuan (bimbingan berfungsi sebagai upaya: pemahaman, pencegahan,
pengembangan, dan perbaikan). Evaluasi keterlaksanaan program
pelayanan konseling terkait dengan:
a) penyelenggaraan bimbingan meliputi: (bidang-bidang pribadi, sosial,
belajar, dan karir),
b) jenis-jenis layanan bimbingan meliputi: (orientasi, informasi,
pembelajaran, bimbingan kelompok, penempatan dan penyaluran,
konseling perorangan, dan konseling kelompok).
f. Jelaskan langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi program BK
Dalam melaksanakan evaluasi program ditempuh langkah-langkah berikut:
1) Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan.
2) Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data.
3) Mengumpulkan dan menganalisis data.
4) Melakukan tindak lanjut (Follow Up).
Secara skematis dari uraian tentang evaluasi program BK di atas dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5: Konsep Evaluasi program

EVALUASI PROGRAM
BK

TUJUAN: FUNGSI LANGKAH-LANGKAH


Mengetahui tingkat 1 . umpan balik bagi guru BK Merumuskan masalah atau beberapa
keterlaksanaan kegiatan dan 2 . bahan informasi bagi pihak- pertanyaan,
ketercapaian tujuan dari pihak terkait tentang Mengembangkan atau menyusun
program yang telah perkembangan peserta didik, instrumen pengumpulan data.
Mengumpulkan dan menganalisis data
ditetapkan
Melakukan tindak lanjut ( Follow Up)

ASPEK YANG DIEVALUASI

ASPEK PROSES
ASPEK HASIL
Keterlaksanaan Program
Ketercapaian Program
Kesesuaian antara
program dengan Kesesuaian anatara
pelaksanaan program dengan
Keterlaksanaan program pelaksanaan
pelayanan konseling Ketrelaksanaan program
sebagai proses pelayanan konseling
pemberian bantuan
sebagai proses
Hambatan-hambatan yang
dijumpai pemberian bantuan
Hambatan-hambatan yang
dijumpai

2. Lembar kerja 1.2 : Pelaksanaan Evaluasi Program BK


Tugas:
Buatlah instrumen evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan yang
berkaitan dengan:
1. Komponen peserta didik/konseli (input)
2. Komponen Program BK
3. Komponen Proses Pelaksanaan BK
4. Komponen Hasil pelaksanaan Program BK
Jawab :

Tabel 1: Kisi-kisi Instrumen Evaluasi Program BK

a) Tujuan evaluasi :
Untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian
tujuan dari program yang telah ditetapkan dengan cara menelaah
program pelayanan BK yang telah dan sedang dilaksanaakan yang
hasilnya dapat menjadi dasar bagi guru BK untuk mengembangkan dan
memperbaiki program BK di sekolah bersangkutan
b) Jenis instrumen evaluasi :
instrument tes dan non tes
c) Tabel kisi-kisi:

Komponen Item pernyataan/


Dimensi Instrumen Indikator
program BK kuesioner
Komponen 1. Kesesuaian 1. Keterlaksanaan 1. Apakah guru
peserta didik program BK sudah
2. Ketercapaian membuat need
assessment
bagi peserta
didik?

2. Keterlaksanaan 1. Keterlaksanaan 1. Apakah


program program yang
2. Ketercapaian dibuat guru BK
sudah sesuai
dengan need
assesment?
3. Hambatan 1. Keterlaksanaan 1. Hambatan apa
yang ditemui
2. Ketercapaian dalam
menyusun
need
assesment?

Komponen 1. Kesesuaian 1. Keterlaksanaan 1. Apakah


Program program program yang
2. Ketercapaian dibuat oleh
guru BK sudah
sesuai dengan
kebutuhan
siswa?

2. Keterlaksanaan 1. Keterlaksanaan 1. Apakah


program program yang
2. Ketercapaian dibuat guru BK
sudah sesuai
jadwal yang
direncanakan?
3. Hambatan 1. Keterlaksanaan 1. Hambatan apa
yang ditemui
2. Ketercapaian dalam
pelaksanaan
program BK?

Komponen Proses 1. Kesesuaian 1. Keterlaksanaan 1. Guru BK


Pelaksanaan BK program memiliki
2. Ketercapaian kualifikasi
akademik
sesuai
bidangnya
2.

2. Keterlaksanaan 1. Keterlaksanaan 1. Pelaksanaan


program pelayanan BK
2. Ketercapaian ditunjang
dengan fasilitas
sekolah
3. Hambatan 1. Keterlaksanaan 1. Masalah biaya
merupakan
2. Ketercapaian salah satu
hambatan
menunjang
kinerja
pelayanan BK

Komponen Hasil 1. Kesesuaian 1. Keterlaksanaan 1. Apakah guru


pelaksanaan program BK memberikan
Program BK 2. Ketercapaian layanan karir
studi lanjut?

2. Keterlaksanaan 1. Keterlaksanaan 1. Apakah siswa


program sudah diberikan
2. Ketercapaian layanan karir
sesuai dengan
bakat dan
minatnya?
3. Hambatan 1. Keterlaksanaan 1. Tidak seluruh
alumni
2. Ketercapaian meneruskan
studi lanjut
sesuai bakat
minatnya?

Instrumen evaluasi untuk pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan:


1. Komponen peserta didik/konseli (input)

ALTERNATIF JAWABAN

NO PERNYATAAN SS S KS TS STS

Siswa perlu diberikan informasi


1 mengenai bidang bimbingan pribadi          

Siswa Perlu diberikan informasi


2 mengenai bidang bimbingan belajar          

Siswa perlu mendapatkan bimbingan


dan informasi tentang pimilihan jurusan
3 di dalam          

Perlu informasi waktu kegiatan dan


4 sasaran kegiatan.          

Perlu memberikan konseling individual


pada siswa dalam rangka membantu
menyelesaikan permasalahan yang
5 dialami          

Layanan informasi tentang cara belajar


6 efektif perlu diberikan kepada siswa          

Perlu mengumpulkan data-data yang


terkait dengan siswa bakat, minat,
7 intelegensi          

Informasi tentang kelanjutan studi dan


lapangan pekerjaan perlu diberikan
8 kepada siswa          

9 Diperlukan sosiometri untuk          


mengetahui hubungan siswa di dalam
kelas

Informasi tentang tata tertib sekolah


10 perlu diberikan kepada siswa          

Kebiasaan belajar siswa di sekolah


perlu diidentifikasi melalui guru Mata
11 pelajaran          

Informasi tentang cara mengefisienkan


12 waktu perlu diberikan          

Informasi tentang layanan BK  perlu


13 diberikan kepada siswa          

Perlu diberikan informasi mengenai


14 jenis kegiatan setiap layanan BK          

Informasi tentang kegiatan


ekstrakurikuler yang diselenggarakan
15 sekolah perlu diberikan kepada siswa          

Perlu diberikan informasi mengenai


16 jenis program BK          

Perlu diberikan informasi tujuan


17 kegiatan dari setiap program BK          

Perlu bekerja sama dengan personil


sekolah dalam menyusun rancangan
18 layanan yang akan dilakukan          

Mengetahui kebiasaan siswa dalam


19 beribadah          
Siswa perlu diberikan informasi tentang
kejadian-kejadian sosial di masyarakat
20 yang aktual          

Perlu melaksanakan konfrensi kasus


terhadap masalah yang sulit
21 dipecahkan          

Perlu membagikan angket kepada guru


Mata  pelajaran untuk mengetahui
22 perilaku siswa dalam kelas          

Masalah  yang dialami siswa perlu


23 diidentifikasi secara serius dan teliti          

sekolah Informasi tentang pergaulan


24 bebas perlu diberikan kepada siswa          

25 Perlu evaluasi/tindak lanjut program BK          

Keterangan     

 SS        : Sangat Sesuai


 S          : Sesuai
 KS       : Kurang Sesuai
 TS        : Tidak Sesuai
 STS     : Sangat Tidak Sesuai

2. Komponen Program BK
No Pernyataan Ya Tidak
1 Materi layanan mengacu pada tugas
perkembangan siswa
2 Materi Layanan mengacu pada need
assessment siswa
3 Materi mencakup seluruh bidang bimbingan
4 Pelayanan BK dilaksanakan pada jam efektif
sekolah
5 Pelayanan BK dilaksanakan diluar jam efektif
sekolah
6 Guru BK masuk kelas 1x seminggu
7 Guru BK membuat satuan layanan per bidang
bimbingan

3. Komponen Proses pelaksanaan program BK

No Pernyataan Ya Tidak
1 Kualifikasi akademik sesuai dengan bidangnya
2 Fasilitas dan sarana pelayanan BK
3 Tersedia instrument pelayanan BK
4 Adanya anggaran biaya yang sesuai dengan
kebutuhan

4. Komponen Hasil pelaksanaan Program BK


No Pernyataan Ya Tidak
1 Siswa memperoleh gambaran tentang studi
lanjut
2 Banyak siswa yang terserap di perguruan tinggi
3 Banyak siswa yang melanjutkan di perguruan
tinggi sesuai bakat dan minat
3. Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai
penguatan pendidikan karakter yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran ini.
a. Relegius

b. Nasionalis

c. Mandiri
d. Gotong royong
e. Integritas
 Guru BK siap menerima masukan dari teman sejawat di
sekolah demi peningkatan mutu pelayanan BK
 Dapat dipercaya ketika menyimpan rahasia klien
 Dapat berempati terhadap klien
LK-KK.G.Prof.KP2

LEMBAR KERJA

Kegiatan : Mengkaji materi Pelaporan Program BK


Waktu : 2X45 menit
Bahan : Penilaian dalam BK.
Tujuan : Peserta dapat menjelaskan pengertian, tujuan, dan
manfaat laporan serta komponen pelaporan program
BK.

Skenario Kegiatan:
Langkah Kegiatan penyelesaian LK, sebagai berikut:
 pada kegiatan pelatihan TM penuh,:
o Menyiapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.
o Bekerja secara berkelompok (maks. 5 orang).
o Mendiskusikan hasil kerja kelompok secara bergantian.
o Melakukan perbaikan hasil kerja kelompok setelah menerima saran/
masukan dari kelompok lain.

 pada kegiatan pelatihan TM in on in, dilakukan pada saat kegiatan on


the job learning :
o menyiapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.
o mencermati dan memahami perintah yang ada pada LK
o mengerjakan tugas yang ada dalam lembar kerja (LK)
o membuat jurnal kegiatan penyelesaian tugas LK
o membuat laporan hasil kegiatan on the job learning.
o mempresentasikan hasil pelaksanaan on the job learning pada saat
kegiatan in service learning 2 (in 2)

Tugas :
A. Lembar kerja 2.1 : Menjelaskan Konsep Pelaporan Program BK:
1. Jelaskan pengertian pelaporan program BK
Kata "Laporan" yang dibentuk dari kata dasar "Lapor" dan
mendapat akhiran (sufiks)-an, yang dapat diberi arti sebagai segala
sesuatu yang dilaporkan atau pemberitahuan tentang sesuatu.
Dengan demikian, laporan juga dapat dikatakan sebagai sesuatu
macam dokumen yang disampaikan atau menyampaikan informasi
mengenai sebuah masalah yang telah atau tengah diselidiki, dalam
bentuk fakta-fakta yang diarahkan kepada pemikiran atau tindakan
yang akan diambil (Keraf, 1993 : 284).
Laporan hasil pelaksanaan program BK secara umum dapat
diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian informasi yang
dilakukan secara teratur tentang proses dan hasil suatu kegiatan
pada pihak yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap
kelancaran pelaksanaan program BK di sekolah.
2. Jelaskan tujuan pelaporan program BK
Pelaporan program BK dilakukan oleh guru BK/konselor disekolah,
bertujuan untuk memberikan gambaran tentang:
a) keterlaksanaan program pelayanan BK, dan
b) ketercapaian tujuan program BK.
3. Jelaskan manfaat pelaporan program BK
1) Manfaat bagi guru BK/konselor
sebagai guru BK/konselor pelaksanaan program BK disekolah,
laporan hasil pelaksanaan program BK bermanfaat untuk
kepentingan sebagai berikut:
a) Sebagai bahan acuan dalam penyusunan program
pelayanan BK selanjutnya;
b) Sebagai dokumentasi pelaksanaan kegiatan program
pelayanan BK di sekolah
c) Sebagai bukti pertanggungjawaban kinerja guru BK di
sekolah.
2) Manfaat bagi sekolah
Bagi Sekolah, laporan program BK dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan berikut:
a) Sebagai bahan serta salah satu aspek dalam menilai kinerja
guru BK/konselor yang bersangkutan
b) Sebagai sumber informasi untuk mengetahui gambaran
pelaksanaan program pelayanan BK yang dilaksanakan oleh
guru BK/konselor di sekolah.
c) Sebagai landasan untuk menentukan tindak lanjut
pembinaan dan fasilitasi terhadap program BK selanjutnya
4. Jelaskan komponen pelaporan program BK
Berdasarkan lingkup program BK, terdapat empat jenis laporan,
yaitu laporan pada: (1) komponen peserta didik/konseli (raw-input),
(2) komponen program, (3) komponen proses, dan (4) komponen
hasil, adapun lingkup laporan tediri atas:
a. Jenis Kegiatan Layanan BK yang dilakukan

b. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Layanan BK

c. Sasaran Kegiatan layanan

d. Hasil yang dicapai

e. Faktor-faktor yang menunjang/menghambat pelaksanaan


Kegiatan Layanan BK
B. Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai
penguatan pendidikan karakter yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran ini.
a. Relegius
b. Nasionalis
c. Mandiri
d. Gotong royong
e. Integritas
 Tanggung jawab guru BK terhadap pelaksanaan program
BK di sekolah
LK-KK.G.Prof.KP3

LEMBAR KERJA

Kegiatan : Mengkaji materi Tindak Lanjut Hasil Evaluasi


Program BK
Waktu : 2X45 menit
Bahan : Penilaian dalam BK.
Tujuan : Peserta dapat menjelaskan pengertian, dan tujuan
kegiatan tindak lanjut serta menguraikan langkah-
langkah kegiatan tindak lanjut.

Skenario Kegiatan:
Langkah Kegiatan penyelesaian LK, sebagai berikut:
 pada kegiatan pelatihan TM penuh,:
o Menyiapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.
o Bekerja secara berkelompok (maks. 5 orang).
o Mendiskusikan hasil kerja kelompok secara bergantian.
o Melakukan perbaikan hasil kerja kelompok setelah menerima saran/
masukan dari kelompok lain.

 pada kegiatan pelatihan TM in on in, dilakukan pada saat kegiatan on


the job learning:
o menyiapkan bahan bacaan dan buku sumber sesuai materi.
o mencermati dan memahami perintah yang ada pada LK
o mengerjakan tugas yang ada dalam lembar kerja (LK)
o membuat jurnal kegiatan penyelesaian tugas LK
o membuat laporan hasil kegiatan on the job learning.
o mempresentasikan hasil pelaksanaan on the job learning pada saat
kegiatan in service learning 2 (in 2)

Tugas :
A. Lembar kerja 3.1 (LK-3.1) : Kegiatan Tindak Lanjut:
1. Jelaskan pengertian kegiatan tindak lanjut hasil evaluasi program
BK
Menurut Hiro Tugiman (2006: 72) tindak lanjut adalah suatu proses
untuk menetukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari
berbagai tindakan yang dilakukan. Tindak lanjut merupakan
kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program. Tindak lanjut
yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti hasil
pelaksanaan kegiatan layanan BK dan atau program BK yang
diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya menuntaskan
bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan program BK pada
tahun pelajaran berikutnya.
Tindak lanjut menjadi alat penting dalam mendukung program BK,
oleh karena kegiatan tindak lanjut merupakan wujud kegiatan dari
proses penuntasan program BK yang dikembangkan oleh guru
BK/konselor dalam memfasilitasi kebutuhan setiap peserta
didik/konseli.
Pelaksanaan kegiatan tindak lanjut merupakan kegiatan
menindaklanjuti hasil evaluasi program BK, yang mencakup
penilaian proses dan penilaian hasil yang kemudian diterjemahkan
kedalam rekomendasi kegiatan tindak lanjut. Fokus kegiatan guru
BK/konselor dalam evaluasi pelaksanaan program BK adalah pada
penggunaan materi yang tepat, mendokumentasi proses, persepsi,
dan hasil program secara rinci, mendokumentasi dampak jangka
pendek, menengah dan jangka panjang, atas analisis keefektivan
program digunakan untuk mengambil keputusan apakah program
dilanjutkan, direvisi, atau dihentikan, yang dalam pelayanan BK di
sebut kegiatan kegiatan tindak lanjut. Dengan demikian kegiatan
tindak lanjut dilakukan oleh guru BK/konselor adalah dalam rangka
meningkatkan program, serta digunakan untuk mendukung
perubahan-perubahan dalam sistem sekolah.
2. Jelaskan tujuan kegiatan tindak lanjut hasil evaluasi program BK
Kegiatan tindak lanjut dilakukan berdasarkan temuan yang
diperoleh dalam evaluasi program BK, dari hasil temuan
dipergunakan oleh guru BK untuk tujuan:
a. memperbaiki hal-hal yang masih lemah, kurang tepat atau
kurang relevan dengan tujuan yang akan dicapai;
b. mengembangkan program dengan menambah atau merubah
beberapa hal yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan
atau efektifitas program.
c. Sebagai ujud akuntabilitas pelayanan, kejelasan program,
proses implementasi dan hasil-hasil yang dicapai serta
informasi yang dapat menjelaskan apa dan mengapa sesuatu
proses dan hasil terjadi atau tidak terjadi.
d. Hal yang amat penting dalam akuntabilitas adalah
menginformasikan kepada pihak terkait (kepala sekolah, guru
dan orang tua) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dan/atau kegagalan keterlaksanaan atau
ketercapaian pelaksanaan program BK termasuk pelayanan
peminatan peserta didik/konseli. Oleh karena itu Guru
BK/Konselor perlu menguasai data dan bertindak atas dasar
data yang terkait dengan perkembangan peserta didik/konseli.
3. Uraikan langkah-langkah kegiatan tindak lanjut hasil evaluasi
program BK
Berdasarkan hasil refleksi rumuskan tindak lanjut yang harus
dilakukan untuk memperbaiki atau meningkat kualitas program
pelayanan BK. Bentuk langkah tindak lanjut, antara lain:
a. Penetapan program pelayanan BK
Hasil evaluasi menjadi rujukan dalam rangka menetapkan
program pelayanan BK yang sesuai, misalnya:
1) Mengembangkan jejaring pelayanan agar pelayanan BK
lebih optimal:
2) Melakukan Alih Tangan Kasus bagi Peserta didik/konseli
yang memerlukan bantuan khusus dari ahli lain
b. Penentapan Strategi Layanan
1) Konsep Dan Strategi Layanan Bimbingan dan
Konseling
a) Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor adalah
guru yag mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang,
dan hak secara penuh dalam kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling terhadap sejumlah siswa.
Layanan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru
Bimbingan dan Konseling atau Konselor dalam menyusun
rencana pelayanan bimbingan dan konseling,
melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling,
mengevaluasi proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling serta melakukan perbaikan tindak lanjut
memanfaatkan hasil evaluasi.
b) Komponen Layanan Bimbingan dan Konseling
Pada Permendikbud No. 111 Tahun 2014 Pasal 6 ayat 1
menyebutkan bahwa komponen layanan bimbingan dan
konseling mencakup komponen-komponen berikut ini.
(1) Jenis Layanan meliputi :
(a) Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian
bantuan kepada seluruh peserta didik/konseli melalui
kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara
klasikal atau kelompok yang disajikan secara sistematis
dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang
sesuai dengan tahap dan tugas-tugas perkembangan
yang diperlukan dalam pengembangan kemampuan
memilih dan mengambil keputusan dalam menjalani
kehidupannya.
(b) Layanan Responsif
Layanan responsive merupakan pemberian bantuan
kepada peserta didik/konseli yang menghadapi
kebutuhan dan masalah yang memerukan pertolongan
dengan segera, sebab jika tidak segera dibantu dapat
menimbulkan gangguan dalam proses pencapaian tugas-
tugas perkembangan. Konseling individual, konseling
krisis, konsultasi dengan orang tua, guru dan alih tangan
kepada ahli lain adalah ragam bantuan yang dapat
dilakukan dalam layanan responsif.
(c) Layanann Perencanaan Individual
Layanan perencanaan individual diartikan sebagai
bantuan kepada peserta didik/konseli agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas yang berkaitan
dengan perencanaan masa depan berdasarkan
pemahaman akan kelebihan dan kekurangan dirinya,
serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang
tersedia di lingkungannya. Pemahaman peserta
didik/konseli secara mendalam dengan segala
karakteristiknya, penafsiran hasil asesemen, dan
penyediaan informasi yang akurat sesuai dengan peluang
dan potensi yang dimiliki peserta didik/konseli amat
diperlukan sehingga konseli mampu memilih dan
mengambil keputusan yang tepat di dalam
mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk
keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta
didik/konseli. Kegiatan orientasi, informasi, konseling
individual, rujukan, kolaborasi, dan advokasi diperlukan di
dalam implementasi layanan ini.
(d) Layanan Dukungan Sistem
Tiga komponen layanan yang lain merupakan pemberian
bimbingan dan konseling kepada konseli secara
langsung, sedangkan dukungan sistem merupakan
komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja, infrastruktur (misalnya teknologi informasi dan
komunikasi) dan pengembangan kemampuan
professional guru BK/konselor secara berkelanjutan, yang
secara tidak langsung memberikan bantuan kepada
peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran
perkembangan peserta didik/konseli.
Program ini memberikan dukungan kepada guru
BK/konselor dalam memperlancar penyelenggaraan
pelayanan di atas, sedangkan bagi personel pendidik
lainnya adalah untuk memperlancar penyelenggaraan
program pendidikan di sekolah/madrasah. Dukungan
system ini meliputi aspek-aspek: (a) pengembangan
jejaring (networking), (b) kegiatan manajemen, (c) riset
dan pengembangan.
(2) Kegiatan Pendukung Layanan meliputi:
(a) Aplikasi Instrumenasi
Kegiatan mengumpulkan data tentang diri peserta
didik/konseli dan lingkungannya, melalui aplikasi berbagai
instrumen, baik tes maupun non-tes.
(b) Himpunan Data
Kegiatan menghimpun data yang relevan dengan
pengembangan peserta didik/konseli, yang
diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis,
komprehensif, terpadu, dan bersifat rahasia.
(c) Konferensi Kasus
Kegiatan membahas permasalahan peserta didik/konseli
dalam pertemuan khusus yang dihadiri oleh pihak-pihak
yang dapat memberikan data, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya masalah peserta didik/konseli
melalui pertemuan, yang bersifat terbatas dan tertutup.
(d) Kunjungan Rumah
Kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen
bagi terentaskannya masalah peserta didik/konseli
melalui pertemuan dengan orang tua dan atau anggota
keluarganya.
(e) Tampilan Kepustakaan
Kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
dapat digunakan peserta didik/konseli dalam
pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan
belajar, dan karir/ jabatan.
(f) Alih Tangan Kasus
Kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah
peserta didik/konseli ke pihak lain sesuai keahlian dan
kewenangan ahli yang dimaksud.
(3) Format Layanan meliputi:
(a) Individual
Format kegiatan BK yang melayani peserta didik/konseli
secara perorangan.
(b) Kelompok
Format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta
didik/konseli melalui suasana dinamika kelompok.
(c) Klasikal
Format kegiatan BK yang melayani sejumlah peserta
didik/konseli dalam satu kelas rombongan belajar.
(d) Lapangan
Format kegiatan BK yang melayani seorang atau
sejumlah peserta didik/konseli melalui kegiatan di luar
kelas atau lapangan.
(e) Pendekatan Khusus/Kolaboratif
Format kegiatan BK yang melayani kepentingan peserta
didik/konseli melalui pendekatan kepada pihak-pihak
yang dapat memberikan kemudahan.
(f) Jarak Jauh
Format kegiatan BK yang melayani kepentingan peserta
didik/konseli melalui media dan/ atau saluran jarak jauh,
seperti surat dan sarana elektronik.
2) Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling
a) Program Layanan
Pengembangan program BK dari segi unit waktu
sepanjang tahun ajaran pada satuan pendidikan, ada lima
jenis program layanan yang disusun dan diselenggarakan
dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu sebagai
berikut
(1) Program Tahunan
Program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama
satu tahun ajaran untuk masing-masing kelas rombongan
belajar pada satuan pendidikan.
(2) Program Semesteran
Program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama
satu semester yang merupakan jabaran program tahunan
(3) Program Bulanan
Program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama
satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran
(4) Program Mingguan
Program pelayanan BK meliputi seluruh kegiatan selama
satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
(5) Program Harian
Program pelayanan BK yang dilaksanakan pada hari-hari
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan
jabaran dari program mingguan dalam bentuk Satuan
Layanan atau Rencana Program Layanan dan/atau
Satuan Kegiatan Pendukung atau Rencana Kegiatan
Pendukung pelayanan BK.
b) Penyelenggaraan Layanan
Sebagai pelaksana pelayanan BK, Guru BK/Konselor
bertugas dan berkewajiban menyelenggarakan layanan
yang mengarah pada (1) pelayanan dasar, (2) pelayanan
pengembangan, (3) pelayanan peminatan studi, (4)
pelayanan terapeutik, dan (5) pelayanan diperluas.
(1) Pelayanan Dasar
Pelayanan mengarah kepada terpenuhinya kebutuhan
peserta didik/konseli yang paling elementer, yaitu
kebutuhan makan dan minum, udara segar, dan
kesehatan, serta kebutuhan hubungan sosio-emosional.
Orang tua, guru dan orang-orang yang dekat (significant
persons) memiliki peranan paling dominan dalam
pemenuhan kebutuhan dasar siswa.
Dalam hal ini, Guru BK/Konselor pada umumnya
berperan secara tidak langsung dan mendorong para
significant persons berperan optimal dalam memenuhi
kebutuhan paling elementer siswa.
(2) Pelayanan Pengembangan
Pelayanan untuk mengembangkan potensi peserta
didik/konseli sesuai dengan tahap-tahap dan tugas-tugas
perkem-bangannya. Dengan pelayanan pengembangan
yang cukup baik siswa akan dapat menjalani kehidupan
dan perkembangan dirinya dengan wajar, tanpa beban
yang memberatkan, memperoleh penyaluran bagi
pengembangan potensi yang dimiliki secara optimal, serta
menatap masa depan dengan cerah.
Upaya pendidikan pada umumnya merupakan
pelaksanaan pelayanan pengembangan bagi peserta
didik/konseli. Pada satuan-satuan pendidikan, para
pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran
dominan dalam penyelenggaraan pengembangan
terhadap peserta didik/konseli.
Dalam hal ini, pelayanan BK yang dilaksanakan oleh
Guru BK/Konselor selalu diarahkan dan mengacu kepada
tahap dan tugas perkembangan peserta didik/konseli.
(3) Pelayanan Arah Peminatan/Lintas
Minat/Pendalaman Minat Studi Siswa
Pelayanan yang secara khusus tertuju kepada
peminatan/lintas minat/pendalaman minat peserta
didik/konseli sesuai dengan konstruk dan isi kurikulum
yang ada. Arah peminatan/lintas minat/pendalaman minat
ini terkait dengan bidang bimbingan pribadi, sosial,
belajar, dan karir dengan menggunakan segenap
perangkat (jenis layanan dan kegiatan pendukung) yang
ada dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.
Pelayanan peminatan/lintas minat/pendalaman minat
peserta didik/konseli ini terkait pula dengan aspek-aspek
pelayanan pengembangan tersebut di atas.
(4) Pelayanan Terapeutik
Pelayanan untuk menangani pemasalahan yang
diakibatkan oleh gangguan terhadap pelayanan dasar
dan pelayanan pengembangan, serta pelayanan pemi
natan. Permasalahan tersebut dapat terkait dengan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kehidupan keluarga,
kegiatan belajar, karir.
Dalam upaya menangani permasalahan peserta
didik/konseli, Guru BK/Konselor memiliki peran dominan.
Peran pelayanan teraputik oleh Guru BK/Konselor dapat
menjangkau aspek-aspek pelayanan dasar, pelayanan
pengembangan, dan pelayanan peminatan.
(5) Pelayanan Diperluas.
Pelayanan dengan sasaran di luar diri peserta
didik/konseli pada satuan pendidikan, seperti personil
satuan pendidikan, orang tua, dan warga masyarakat
lainnya yang semuanya itu terkait dengan kehidupan
satuan pendidikan dengan arah pokok terselenggaranya
dan suskesnya tugas utama satuan pendidikan, proses
pembelajaran, optimalisasi pengembangan potensi
peserta didik/konseli.
Pelayanan diperluas ini dapat terkait secara langsung
ataupun tidak langsung dengan kegiatan pelayanan
dasar, pengembangan peminatan, dan pelayanan
teraputik tersebut di atas.
c) Waktu dan Posisi Pelaksanaan Layanan
Semua kegiatan mingguan (kegitan layanan dan/atau
pendukung bimbingan dan konseling) diselenggarakan di
dalam kelas (sewaktu jam pembelajaran berlangsung)
dan/atau di luar kelas (di luar jam pembelajaran)
(1) Jam pembelajaran:
(a) Kegiatan tatap muka dilaksanakan secara klasikal
dengan rombongan belajar siswa dalam tiap kelas untuk
menyelenggarakan layanan informasi, penempatan dan
penyaluran, penguasaan konten, kegiatan instrumenasi,
serta layanan/kegiatan lain yang dapat dilakukan di dalam
kelas.
(b) Volume kegiatan tatap muka klasikal adalah 2 (dua)
jam per kelas (rombongan belajar per minggu dan
dilaksanakan secara terjadwal.
(c) Kegiatan tatap muka nonklasikal diselenggarakan
dalam bentuk layanan konsultasi, kegiatan konferensi
kasus, himpunan data, kunjungan rumah, tampilan
kepustakaan, dan alih tangan kasus.
(2) Luar jam pembelajaran:
(a) Kegiatan tatap muka non klasikal dengan peserta
didik/konseli dilaksanakan untuk layanan orientasi,
konseling perorangan, bimbingan kelompok, konseling
kelompok, mediasi, dan advokasi serta kegiatan lainnya
yang dapat dilaksanakan di luar kelas.
(b) Satu kali kegiatan layanan/pendukung bimbingan dan
konseling di luar kelas/di luar jam pembelajaran ekuivalen
dengan 2 (dua) jam pembelajaran tatap muka dalam
kelas.
(c) Kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling di luar
jam pembelajaran satuan pendidikan maksimum 50% dari
seluruh kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling,
diketahui dan dilaporkan kepada pimpinan satuan
pendidikan.
(d) Program pelayanan BK pada masing-masing satuan
pendidikan dikelola oleh Guru BK/Konselor dengan
memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan
program antar kelas dan antar jenjang kelas, dan
mensinkronisasikan program pelayanan BK dengan
kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan
ekstra kurikuler dengan mengefektifkan dan
mengefisienkan penggunaan fasilitas satuan pendidikan.
(3) Pihak Yang Terlibat
(a) Pelaksana utama pelayanan BK adalah Guru
BK/Konselor.
(b) Manajemen sekolah.
(c) Guru mapel
(d) Orang tua peserta didik/konseli
(e) Pihak luar (organisasi) yang dibutuhkan

B. Refleksi:
Tuliskanlah apa yang Saudara rasakan terhadap nilai-nilai
penguatan pendidikan karakter yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran ini.
a. Relegius
b. Nasionalis
c. Mandiri .
d. Gotong royong
e. Integritas
 Guru Bk siap menerima masuka, saran da kritik dari teman
sejawat dalam sekolah

Anda mungkin juga menyukai