Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN TEMBAKAU DI KOTA JEMBER PADA TAHUN 1850 – 1875

( THE DEVELOPMENT OF TOBACCO IN JEMBER CITY IN 1850 – 1875 )

PROPOSAL

Oleh :

Muhammad Dewa Bagus Safitra

Nim 190210302112

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU DAN PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2021
Contents
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................................................3

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3

1.2 Penegasan dan Pengertian Judul.......................................................................................3

1.3 Rumusan Masalah............................................................................................................3

1.4 Ruang Lingkup.................................................................................................................3

1.5 Tujuan Penelitian..............................................................................................................3

1.6 Manfaat Penelitian............................................................................................................3

BAB 2. TINJUAN PUSTAKA..................................................................................................4

2.1 Sejarah Penelitian dan Penulisan......................................................................................4

2.2 Kerangka Pemikiran.........................................................................................................4

BAB 3. METODE PENELITIAN..............................................................................................5

3.1 Metode Penelitian.............................................................................................................5

3.2 Kerangka Penelitian..........................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................6

LAMPIRAN...............................................................................................................................7
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu daerah yang paling ujung di Jawa Timur adalah Kabupaten Jember, yang
mana Kabupaten Jember terletak di daerah lereng pegunungan Yang dan Gunung Argopuro
yang lurus membentang ke arah selatan. Kabupaten Jember sendiri terlatak di daerah yang
dikelilingi oleh Kabupaten Lumajang, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Situbondo, dan
Kabupaten Bondowoso. Letak Kabupaten Jember sendiri cukup strategis dengan berbagai
kekayaan alam dan sumber sejarah yang melimpah. ada perkembangannya dijumpai
perubahan-perubahan sebagai berikut : Pemerintah Regenschap Jember yang semula terbagi
menjadi 7 Wilayah Distrik pada tanggal 1 Januari 1929 sejak berlakunya Staatsblad Nomor
46 tahun 1941 tanggal 1 Maret 1941 maka Wilayah Distrik dipecah-pecah menjadi 25
Onderdistrik. secara administratif, Kabupaten Jember terbagi menjadi 7 Wilayah Pembantu
Bupati, 1 Wilayah Kota Administratif dan 31 Kecamatan ( jemberkab.go.id ).

Tembakau merupakan tanaman yang emmpunyai bahasa latin Nicotiana Tabacum,


yang sudah dibudayakan semenjak jaman Columbus dan menyebar kemana – mana.
Tembakau tumbuh di daerah tropika dari dataran rendah hingga sampai ketinggian 2.000 m di
atas permukaan laut. Tanaman ini membutuhkan banyak cahaya matahari dan tidak tahan
genangan air. Daerah Jember dan sekitarnya memang cocok untuk tanaman tembakau
tingginya hanya 1 hingga 3 m. Daunya berbentuk bundar telur, jorng atau lanset dengan
Panjang antara 5 sampai dengan 75 cm serta berbulu dan tidak bisa dibuat sayur. Bunganya
berupa tandan yang tumbuh diujung batang. Bunganya itu berbebntuk terompet, putih, merah
jambu, atau merah.

Berdasarkan penggunaannya, tembakau di Indonesia digolongkan menjadi empat


kelompok:

1. Tembakau cerutu
2. Kretek cigaret tembakau
3. tembakau rokok RYO
4. Kenyal tembakau.

Tobaccos dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan periode waktu tanam, yaitu

1. Voor-Oogst
2. Na-Oogst.

Tembakau Voor-Oogst merupakan tembakau yang ditanam di akhir musim hujan dan
panen di musim kemarau. Sedangkan, tembakau Besuki Na-Oogst adalah tembakau yang
ditanam di akhir musim kemarau dan dipanen pada waktu musim hujan. Tembakau Voor-
Oogst merupakan tembakau yang digunakan sebagai bahan baku rokok kretek sedangkan
Tembakau Besuki Na-Oogst digunakan sebagai bahan baku rokok cerutu. Kabupaten Jember
merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi tinggi pada subsektor perkebunan
terutama pada komoditas tembakau Besuki Na-Oogst. Komoditas tembakau Besuki Na-Oogst
sudah menjadi icon Kabupaten Jember.

Dari pemaparan diatas penulis akan melakukan penelitian mengenai Perkembangan


Tembakau di kota Jember tahun 1850 – 1875. Adapun alasan penulis memilih Tembakau di
kota Jember ini sebagai bahasan penelitian karena, yang pertama adalah tembakau sudah
menjadi produk atau ciri unggulan dari kota Jember, dan alasan yang kedua adalah karena
tembakau di kota Jember masih ada sampai saat ini dan masih mampu bersaing di industry.
Setelah dipaparkan latar belakang yang ada maka penulis akan melakukan penelitian dengan
Judul “ Perkembangan Tembakau di Kota Jember Pada Tahun 1850 – 1875 “.

1.2 Penegasan dan Pengertian Judul


Agar tidak terjadi kesalapahaman dalam mengartikan judul penelitian, maka peneliti
lebih lanjut menguraikan pengertian judul penelitian, maka dari itu perlu adanya penjabaran
secra rinci tentang “ Perkembangan Tembakau Di Kota Jember Pada Tahun 1850 – 1875 ).

Perkembangan merupakan perubahan kualitatif dan kuantitatif yang saling memiliki


hubungan yang saling berkaitan. Perkembangan sendiri pasti memiliki arti lain seperti
kemajuan yang terus meningkat atau terus maju. Kemudian maksud dari meningkat adalah
pertambahan atau pertumbuhan yang lebih besar. Perkembangan yang dimaksudkan disini
adalah perkembangan Tembakau yang berada di Kabupaten Jember yang semakin
bertambahnya tahun semakin mengalami peningkatan.

Tanaman tembakau berwarna hijau, berbulu halus, batang, dan daun diliputi oleh zat
perekat. Pohonnya berbatang tegak dengan ketinggian rata–rata mencapai 250 cm, akan tetapi
kadang–kadang dapat mencapai tinggi sampai 4 m apabila syarat–syarat tumbuh baik. Umur
tanaman ini rata–rata kurang dari 1 tahun. Daun mahkota bunganya memiliki warna merah
muda sampai merah, mahkota bunga berbentuk terompet panjang, daunnya berbentuk lonjong
pada ujung runcing, dan kedudukan daun pada batang tegak (Abdullah, 1982). Tanaman
tembakau pada umumnya tidak menghendaki iklim yang kering ataupun iklim yang sangat
basah. Angin kencang yang sering melanda lokasi tanaman tembakau dapat merusak tanaman
(tanaman roboh) dan juga berpengaruh terhadap mengering dan mengerasnya tanah yang
dapat menyebabkan berkurangnya kandungan oksigen di dalam tanah. Untuk tanaman
tembakau dataran rendah, curah hujan rata-rata 2.000 mm/tahun, sedangkan untuk tembakau
dataran tinggi, curah hujan rata-rata 1.500-3.500 mm/tahun. Penyinaran cahaya matahari
yang kurang dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman kurang baik sehingga
produktivitasnya rendah. Oleh karena itu lokasi untuk tanaman tembakau sebaiknya dipilih di
tempat terbuka dan waktu tanam disesuaikan dengan jenisnya. Suhu udara yang cocok untuk
pertumbuhan tanaman tembakau berkisar antara 21-32oC.

Jember merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang hamper berada di
wilayah ujung Jawa Timur. Kabupaten Jember terletak di daerah lereng pegunungan Yang
dan Gunung Argopuro yang lurus membentang ke arah selatan. Kabupaten Jember sendiri
terlatak di daerah yang dikelilingi oleh Kabupaten Lumajang, Kabupaten Banyuwangi,
Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Bondowoso. Letak Kabupaten Jember sendiri cukup
strategis dengan berbagai kekayaan alam dan sumber sejarah yang melimpah.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Latar Belakang Jember Disebut Sebagai Kota Tembakau ?
2. Bagaimana Perkembangan Perkembunan Tembakau pada tahun 1850 – 1875 ?

1.4 Ruang Lingkup


Ruang lingkup penelitian merupakan hal yang sangat penting bagi peneliti untuk
membatasi permasalahan yang akan dibahas dalam penelitiannya. Manfaat pembatasan ruang
lingkup penelitian ini ialah agar permasalahan terfokus pada masalah yang akan dibahas.

Ruang lingkup temporal penelitian ini pada tahun 1850 – 1875. Tahun 1850 dipilih sebagai
awal penelitian ini karena pada tahun 1850 awal mula Tembakau mulai diperkenalkan di
Kabupaten Jember. Sedangakn pemilihan tahun 1850 dikarenakan pada tahun tersebut
Tembakau di Kabupaten Jember mulai berkembang secara perlahan dan mulai adanya
pengiriman Tembakau ke luar kota melalui jalur kereta yang kemudian berhenti di
Pelabuhan.
Ruang lingkup spasial pada penelitian ini difokuskan menuju mengapa Kabupaten
Jember di sebut Kota Tembakau dan Perkembangan perkebunan Tembakau di Kabupaten
Jember. Pemfokusan ini bertujuan karena Kabupaten Jember sudah identic dengan
Tembakau.

1.5 Tujuan Penelitian


1. Mengetahui Latar Belakang Kabupaten Jember di sebut Kota Tembakau
2. Menganalisis Perkembangan Perkebunan Tembakau di Kabupaten Jember

1.6 Manfaat Penelitian


1. Bagi Lembaga, penelitian ini merupakan wujud dari Tri Dharma
2. Bagi Ilmu, penelitian ini berguna untuk menambah refrensi dan pengetahuan mengani
Jember sebagai kota Tembakau
3. Bagi Pembaca, menambah wawasan dan pengetahuan mengani Jember sebagai kota
Tembakau
BAB 2. TINJUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Penelitian dan Penulisan


Tinjuan Pustaka dalam sebuah penelitian merupakan sebuah tahap peninjuan kembali
terhadap penulisan yang terdahulu terkait dengan “ Perkembangan Tembakau di Kabupaten
Jember Pada Tahun 1850 – 1875 “. Kajian ini diperlukan untuk menggali informasi yang
dibutuhkan oleh penulis. Untuk mengkaji kajian literasi penulis telah menulusuri beberapa
penulisan yang telah ada sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan Dewi Ayu Lestari ( 2016 ) dengan judul “ Tembakau
Rakyat Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember : Kajian Ekonomi Tahun 1992 – 2012 “.
Dewi Ayu mengatakan bahwa Perkembangan tanaman tembakau di Jember atas jasa George
Birnie. Pada masa kolonial Belanda, di Jember tanaman perkebunan yang sangat diandalkan
adalah tembakau karena menjadi bahan utama untuk membuat cerutu yang mempunyai nilai
jual tinggi di pasaran dunia. Oleh karena itu, usaha tembakau sangat berkembang pesat,
sehingga membawa dampak pada perkembangan ekonomi. Selain pertumbuhan ekonomi
yang sangat pesat, usaha tembakau juga berdampak pada perkembangan demografi dan
kultur. Jember yang sebelumnya merupakan bagian dari Karesidenan Besuki kemudian
berkembang menjadi regentschap yang terpisah tahun 1883. Jember menunjukkan
perkembangannya meliputi pembangunan berbagai sarana dan infrastruktur dengan tujuan
untuk kepentingan usaha tembakau, salah satu contohnya adalah dengan adanya
pembangunan rel kereta api yang menghubungkan wilayah Jember dengan pelabuhan
Panarukan, sehingga memberikan kemudahan untuk menjual hasil produksi tembakau yang
di ekspor ke pasar Eropa.

Penelitian yang dilakukan Djajadi dengan judul “ Tembakau Cerutu Besuki-NO :


Pengembangan Areal dan Permasalahannya di Jember Selatan “. Djajadi mengatakan bahwa
Di daerah Jember Selatan, tembakau cerutu ditanam pada akhir musim hujan dan dipanen
pada musim kemarau. Oleh karena itu jenis tembakaunya dikenal dengan sebutan tembakau
cerutu besuki tanam awal (Besnota). Hasil mutu utamanya adalah tembakau omblad dan
dekblad. Harga tembakau mutu dekblad dan omblad lebih tinggi daripada tembakau mutu
filler. Dekblad dari tembakau Besnota walaupun persentasenya kecil, mempunyai sifat
aromatik karena ditanam pada lahan terbuka sehingga memperoleh intensitas sinar matahari
tinggi. Oleh karena itu pengembangan tembakau cerutu besuki NO berkembang ke daerah
Jember Selatan. Namun dalam perkembangannya, penanaman tembakau besuki NO di daerah
Jember Utara mulai berkurang dan bergeser ke daerah Jember Selatan. Beberapa penyebab
bergesernya areal penanaman tembakau besuki NO, antara lain adalah menurunnya
kesuburan tanah dan meningkatnya infestasi penyakit (Rachman et al., 2001). Hal ini dapat
dimengerti karena usahatani tembakau di daerah ini sudah dilakukan hampir selama satu
setengah dekade, disertai dengan pengolahan lahan dilakukan dengan intensif dan
pengendalian penyakit dilakukan dengan menggunakan bahan kimia.

2.2 Kerangka Pemikiran


Mengungkap peristiwa/kejadian sejarah, membutuhkan beberapa konsep dan teori
yang berfungsi sebagai alat analisis terhadap sebab-sebab yang ditemukan. Penulisan dapat
dikatakan ilmiah, jika mengikuti teori dan metodologi sejarah yang berlaku.

Penulis memakai4 tahapan penelitian sejarah dalam penulisan kali ini yaitu : 1.
Heuristic, 2. Verifikasi, 3. Interpretasi, dan 4. Histriografi. Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sosial ekonomi. Sindung Haryanto menjelaskan bahwa sosiologi
ekonomi merupakan studi uang mempelajari cara orang atau masyarakat dalam memenuhi
kebutuhna hidup mereka terhadap barang dan jasa dengan menggunakan pendekatan atau
perspektif analisis sosiologi. Pendekatan yang digunkan dalam sosiologi ekonomi berupa
kerangka acuan, variabel – variabel, dan model dengan tujuan untuk menjelaskan apa yang
terjadi dalam kalangan masyarakat.

Pada penulisan ini menggunakan teori perubahan sosial. Teori perubahan sosial dapat
digunakan untuk melihat pergeseran atau perkembangan – perkembangan yang terjadi akibat
interaksi. Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan-perubahan yang menyangkut struktur
sosial ataupun lembaga-lembaga sosial. Perubahan sosial juga menyangkut faktor-faktor
penyebab terjadinya proses perubahan. Faktor-faktor penyebab bisa bersifat internal maupun
eksternal. Internal adalah pertambahan dan penyusutan jumlah penduduk, penemuan-
penemuan baru, konflik ataupun pemberontakan yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri.
Adapun eksternal adalah peristiwa-peristiwa fisik seperti bencana alam yang besar,
peperangan dan kontak dengan atau pengaruh dari kebudayaan lain. Perubahan sosial dapat
terjadi pada suatu kelompok masyarakat tidak akan pernah lepas dari mobilitas sosial, yang
dimana mobilitas sosial ialah suatu gerakan sosial di dalam struktur sosial yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi atau kelompok sosial. Terdapat dua macam mobilitas
sosial yaitu mobilitas sosial vertical dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial vertical
ialah perpindahan individua tau objek sosial dari suatu kedudukan ke kedudukan yang lain
yang tidak sederajat
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode penelitian yang diaplikasikan atau digunakan pada penelitian ini adalah
penelitian sejarah yang dibagi menjadi empat penelitian sejarah.

Pertama, Heuristic atau pengumpulan sumber yang dapat diartikan sebagai tahapan
dimana penulis mengumpulkan sumber – sumber yang terkait dengan penelitian. Data dan
informasi yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumen, serta hasil pengamatan. Pada tahap
ini penulis diharuskan mencari sumber yang sudah valid sehingga dapat dipertanggung
jawabkan kebenaranya, dan penulis harus memiliki sumber – sumber yang cukup luas
sebagai acuan. Berdasarkan uraian diatas penulis menggunakan sumber primer berupa
pengumpulan sumber – sumber yang berkaitan dengan Perkembangan Tembakau di
Kabupaten Jember, baik dalam bentuk wawancara, buku, jurnal, dan skripsi.

Kedua, Verifikasi atau kritik sumber sejarah yang mana dapt diartikan sebagai proses
pencapaian untuk menganalisis data-data atau sumber-sumber sejarah yang di berikan kepada
para penelitian agar diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya, sehingga data-data
tersebut sesuai fakta-fakta sejarah. Kritik sumber dibagi menjadi dua yakni kritik ekstern dan
kritik intern. Kritik ekstern adalah kritik dari luar sumber yang sifatnya untuk mendapatkan
keotentikannya atau keaslian sumber sedangkan kritik intern adalah kritik dari dalam sumber
yang sifatnya untuk menguji kredibilitasnya sumber. Sumber yang dikumpulkan adalah
masih bersifat mentah, maka sangat pentingnya verifikasi ini karena sumbersumber tersebut
harus ketahap seleksi yang mana diseleksi berdasarkan topik yang telah ditentukan sebagai
masalah penelitian agar dapat memudahkan untuk memasuki tahap analisis data. Tujuan
verifikasi ini supaya mengetahui keabsahan sumber. Pada tahap verifikasi, penelitian harus
memiliki sifat berhati-hati dalam mengambil sumber. Dalam sumber lisan, kebanyakan
narasumber tidak akan mengaku dengan keadaan yang sebenarnya terjadi, ada juga yang
melebihlebihkan perannya.

Ketiga, Interpretasi atau penafsiran atas fakta-fakta yang diambil dari data yang valid.
Interpretasi itu ada dua yakni analisis dan sintesis menguraikan dan menyatukan.
Menganalisis sebuah sumber dengan mencari fakta-fakta yang berada di lapangan kemudian
setelah memperoleh fakta tersebut maka akan dilakukan sintesis yang berarti menyatukan
dengan pengumpulan sumber yang terpecaya tersebut itu dinamakan fakta, yang selanjutnya
akan dikonstruksi dan dijelaksan secara utuh.

Keempat, Historiografi yang merupakan cara penulisan, pemaparan hasil penelitian


yang telah dilakukan. Penulisan hasil penelitian sejarah hendaknya dapat memberikan
gambaran yang cukup jelas dari awal perencanaan sampai dengan akhir yaitu kesimpulan.
Berdasarkan penulisan sejarah itu pula, akan didapat nilai apakah penelitian itu berlansung
sesuai dengan prosedur yang dipergunakan atau tidak, apakah sumber atau data yang
mendukung penarikan kesimpulan memiliki validitas dan relabilitas yang memadai.
Berdasarkan data yang telah di dapat atau diperoleh oleh penulis melalui tiga tahapan metode
sejarah. Kemudian data di intepretasikan dan selanjutnya oenulis menuliskan kembali dalam
betuk tulisan sejarah secara logis dan kronologis.

3.2 Kerangka Penelitian


Kerangka penelitian merupakan gambaran secara garis besar isi dari penelitian.
Secara garis besar kerangka riset dari “ Perkembangan Tembakau di Kabupaten Jember “

Bab 1. Pendahuluan ini membahas mengenai latar belakang, penegasan, pengertian


judul, ruang lingkup, rumusan masalah, tujuan, dan yang terakhir manfaat peneltiian. Pada
sub bab latar belakang berisi mengenai alasan peneliti memilih topik penelitian dan juga
alasan – alasan obyektif serta alasan subyektif. Pada sub bab penegasan dan pengertian judul
berisi tentang definisi dan istilah yang menjadi judul penelitia, untuk penegasan judul sendiri
berisi tentang percakupan definisi konseptual dan definisi operasional. Pada sub bab ruang
lingkup berisi tentang batasan dari penelitian tersebut. Batasan tersebut mengenai tentang
scope temporal dan scope spasial atau batasan tempat penelitian. Pada sub bab rumusan
masalah membahas mengenai permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Pada sub
bab tujuan penelitian berisi tentang hasil apa yang akan diperoleh dari peneltiian ini. Untuk
sub bab yang terakhir adalah manfaat penelitian yaitu berisi tentang dampak apa yang
diberikan penelitian ini

Bab 2. Tinjauan pustaka, dalam bab ini terdapat dua sub bab yaitu sub bab sejarah
penelitian dan kerangka pemikiran. Pada sub bab sejarah penulisan membahas mengenai
penulisan – penulisan teradahulu, sedangkan kerangka pemikiran membahas tentang
pendekatan dan teori yang digunakan dalam penulisan.

Bab 3. Metodelogi Penelitian berisi mengenai metode penelitian serta kerangka


penelitian. Dalam metode penelitian berisi tentang metode – metode penelitian yang
digunakan untuk Menyusun penelitian ini, sedangkan kerangka pemikiran berisi tentang garis
besar apa yang dibahas dalam penelitian.

Bab 4. Latar Belakang mebahas tentang latar belakang perkembangan tembakau di


Kabupaten Jember.

Bab 5. Perkembangan tembakau di Kabupaten Jember. Pada bab ini penulis


menjelaskan mengenai perkembangan apa yang terjadi selama 1850 -1875 di Kabupaten
Jember.

Bab 6. Penutup berisi tentang saran dan kesimpulan. Pada sub bab ini saran berisi
tentang usulan dari penulis mengenai Perkembangan Tembakau di Kabupaten Jember.
Sedangkan kesimpulan adalah hasil rangkuman atau ringkasan kesuluruhan hasil penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Alan Boulton. 2007. Pekerja Anak Di Industri Tembakau Jember. Jakarta. Organisasi
Perburuhan Nasional.

Djajadi. 2008. Tembakau Cerutu Besuki-NO : Pengembangan Areal dan Permasalahannya


di Jember Selatan. Malang. Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat.

Agus Hasanuddin Rachman. 2011. Status Pertembakauan Nasional. Direktorat Budi Daya
Tanaman Semusim, Direktorat Jenderal Perkebunan.

Rhamanda Try Muktianto, Herman Cahyo Diartho. 2018. Komoditas Tembakau Besuki Na-
Oogst dalam Perspektif Pembangunan Berkelanjutan di Kabupaten Jember. Jurusan Ilmu
Ekonomi dan Studi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember.
Jember.

Dewi Ayu Lestari. 2016. Tembakau Rakyat Kecamatan Sukowono Kabupaten Jember :
Kajian Ekonomi tahun 1992 – 2012. Skripsi. Jurusan Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Jember. Jember.
LAMPIRAN

Judul Penelitian Masalah Teori dan Jenis dan Metode


Penelitian Pendekatan Posisi Penelitian Penelitian
Judul penelitian: 1. Bagaimana Teori: Jenis penelitian: Metode penelitian:
Latar Belakang Perubahan Penelitian sejarah 1. Heuristik
“Perkembangan
Jember Disebut sosial Posisi penelitian: 2. Kritik
Tembakau di
Sebagai Kota Pendekatan: Penelitian sejarah 3. Interpretasi
Kabupaten Jember
Tembakau ? Sosiologi 4. Historiografi
Pada Tahun 1850 –
2. Bagaimana ekonomi
1875”. Teknik
Perkembangan
pengumpulan
Perkembunan
sumber :
Tembakau pada
Wawancara,
tahun 1850 –
observasi,
1875 ?
kepustakaan, dan
dokumentasi.
LAMPIRAN 2

INSTRUMEN WAWANCARA

Pertanyaan

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Tempat :

Waktu wawancara :

Pertanyaan

1. Bagaimana awal Jember bisa disebut Kota Tembakau ?


2. Bagaimana awal perkembangan perkebunan tembakau pada 1850 – 1875 ?
3. Siapa yang pertama kali mengenalkan Tembakau di Kabupaten Jember ?
4. Jenis Tembakau apa saja yang ditanam di Jember?

Anda mungkin juga menyukai