Anda di halaman 1dari 32

IMUNOSUPRESAN

MARITA KANIAWATI, 2020


OBAT IMUNOSUPRESAN

• Menghambat respon imun selular/humoral atau keduanya


• Penggunaan utama : transplantasi organ dan penyakit autoimun
• Terdiri dari : - Calcineurin inhibitor
- mTOR inhibitor
- Obat antiproliferative (obat sitotoksik)
- Glukokortikoid
- Biological agents
MEKANISME KERJA TACROLIMUS
M-TOR
INHIBITORS
MAMMALIAN TARGET OF RAPAMYCIN
MEKANISME KERJA SIROLIMUS
ANTIPROLIFERATIF
IMUNOSUPRESAN SITOTOKSIK
ANTIPROLIFERATIF

• Beberapa obat sitotoksik untuk kemoterapi kanker


menunjukkan sifat imunosupresan yang prominen, terutama
dengan cara mencegah ekspansi klonal limfosit T dan B.
1. AZATHIOPRINE

• Merupakan antimetabolit purin yang lebih dikenal sebagai


imunosupresan dibandingkan sebagai antitumor.
• Secara selektif mempengaruhi diferensiasi dan fungsi sel T
dan menghambat limfosit sitolitik. Terutama menekan CMI.
PENGGUNAAN AZATHIOPRINE

• Terutama digunakan untuk pencegahan renal graft rejection,


tapi lebih kurang efektif dibanding CSA. Umumnya
dikombinasikan dengan CSA atau diberikan pada pasien
yang mengalami toksisitas CSA.
• Digunakan sebagai alternative untuk penggunaan long-term
steroid pada penyakit autoimun.
2. METHOTREXATE

• Antagonis folat yang bersifat imunosupresan kuat, menekan


produksi sitokin dan imunitas selular, dan memiliki sifat
antiinflamasi.
• Sering digunakan sebagai obat first line dalam berbagai
penyakit autoimun.
GLUKOKORTIKOID
GLUKOKORTIKOID

• Bekerja sebagai imunosupresan dan anti-inflamasi, menghambat


beberapa komponen respon imun.
• Menghambat ekspresi MHC dan aktivasi/proliferasi limfosit T.
• Beberapa ekspresi gen IL dan sitokin diatur oleh kortikosteroid
dan menekan produksi molekul adhesi.
• Punya efek yang bermakna terhadap Cell-mediated immunity
(CMI) tapi hanya berefek sedikit terhadap imunitas humoral.
• Sering digunakan bersamaan dengan CSA atau imunosupresan lain
pada transplantasi organ.
BIOLOGICAL AGENTS
ANTIBODI MONOKLONAL DAN
POLIKLONAL
BIOLOGICAL AGENTS

• Merupakan protein rekombinan yang diproduksi secara bioteknologi


atau antibody monoclonal/poliklonal terhadap sitokin atau antigen
permukaan limfosit yang berperan pada respon imun.
• Sering digunakan terutama sebagai obat suplemen/cadangan untuk kasus
autoimun berat dan reaksi graft vs host/
1. TNF ALFA INHIBITORS

• Disekresikan oleh makrofag teraktivasi dan sel imun lain


untuk bekerja di TNF reseptor, yang terletak di permukaan
netrofil, fibroblast, sel endotel. Juga ditemukan dalam bentuk
terlarut dalam serum dan cairan serosa.
• Mengamplifikasi inflamasi dengan melepaskan sitokin lain
dan enzim seperti kolagenase dan metalloproteinase.
• Contohnya : Etanercept
2. IL-1 RECEPTOR ANTAGONIST

• Makrofag dan sel mononuclear lain yang terstimulasi


menghasilkan IL-1 yang akan mengaktivasi sel T helper dan
menginduksi produksi IL lain dan metalloproteinase.
• Contohnya : Anakinra, suatu recombinant human IL-1
receptor antagonist, mencegahnya terikatnya IL-1 terhadap
reseptornya.
3. IL-2 RECEPTOR ANTAGONIST

• Basiliximab dan daclizumab memberikan efek imunosupresif dengan cara


khusus terikat pada rantai alfa (CD25) pada permukaan limfosit T
teraktivasi.

• Ikatan basiliximab atau daclizumab ke reseptor IL-2 mencegah aktivasi


yang dimediasi IL-2 dan proliferasi sel T, langkah kritis dalam ekspansi sel
T klonal dan perkembangan rejeksi allograft.

• Saturasi reseptor IL-2 terjadi dengan cepat dan memberikan efek


imunosupresif segera.
IL-2 RECEPTOR ANTAGONIST

• Saat ini ada 2 antagonis reseptor interleukin 2 yang tersedia,


basiliximab, antibodi monoklonal chimeric (murine 25%),
dan daclizumab, antibodi monoklonal ‘humanized’ (90%
manusia, 10% murine).
• Daclizumab mengandung proporsi sekuens human yang
lebih besar, sehingga secara teoritis kurang imunogenik.
Persentase komponen murine menentukan afinitas antibodi
terhadap epitop. Oleh karena itu, antibodi chimeric
basiliximab memiliki afinitas yang lebih tinggi dari pada
daclizumab.
IL-2 RECEPTOR ANTAGONIST

• Daclizumab digunakan secara kombinasi dengan


glukokortikoid, calcineurin antagonis dan atau
azathioprine/MMF, digunakan untuk mencegah reaksi rejeksi
renal transpant atau yang lainnya.
• T ½ nya panjang (3 minggu) dan biasa digunakan dalam
regimen kombinasi untuk maintenance graft.
4. ANTI CD3 ANTIBODY (OKT3)
MUROMONAB CD3

• Merupakan antibody monoclonal murin terhadap


glikoprotein CD3 yang diekspresikan dekat reseptor sel T,
pada sel T helper.
• Ikatan Muromonab CD3 terhadap antigen CD3 mengganggu
pendekatan kompleks MHC II antigen ke reseptor sel T.
Sebagai akibatnya, rekognisi antigen terganggu dan
partisipasi sel T dalam respon imun dicegah.
• Juga digunakan untuk mendeplesi sel T dari bone marrow
donor sebelum transplantasi.
5. ANTITHYMOCYTE GLOBULIN
(ATG)
• Saat ini ada dua globulin antitimosit yang tersedia di Amerika Serikat: ATG
(ATGAM®), antibodi poliklonal kuda, dan RATG (Thymoglobulin®), antibodi
poliklonal kelinci.
• Karena sifat antibodi poliklonal mereka, baik ATG dan RATG memberikan efek
imunosupresif mereka dengan cara terikat pada beragam reseptor limfosit,
termasuk CD2, CD3, CD4, CD8, CD25, dan CD45.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai