PERTANYAAN REPLIK
1. Bagaimana tahapan para pihak yang bersengketa mengirimkan Replik secara
elektronik dan apa perbedaannya dengan persidangan secara konvesional?
Tahapan para pihak yang bersengketa mengirimkan Replik secara elektronik
adalah
• Proses sidang Replik pada prinsipnya sama dengan sidang gugatan dan
jawaban;
• Penggugat mengunggah dokumen Replik pada website e-court dalam format
PDF dan RTF/DOC pada menu yang tersedia. Dokumen dapat dikirim setelah
terdapat tundaan sidang dan ditutup sesuai jadwal sidang;
• Setelah sidang dibuka, Hakim Ketua Sidang menerima, memeriksa dan
meneruskan (verifikasi) dokumen Replik kepada pihak Tergugat;
• Apabila Penggugat tidak menyampaikan Replik sesuai jadwal persidangan tanpa
alasan yang sah, maka dianggap tidak menggunakan haknya, kecuali dengan
alasan yang sah maka sidang ditunda satu kali;
• Alasan Penggugat tersebut dapat disampaikan pada menu catatan persidangan,
surat elektronik terdaftar, surat konvensional, atau media komunikasi lainnya;
• Manfaatkan semaksimal mungkin menu catatan persidangan (fungsi informatif
dan fungsi konfrontatif);
Perbedaannya dengan prosedur tahap replik dalam persidangan konvensional
adalah replik secara hardcopy diserahkan langsung pada sidang yang terbuka
untuk umum secara konvensional kepada Majelis Hakim. Bahwa berdasarkan
ketentuan dalam Pasal 75 ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jelas diatur
bahwa isi replik tidak wajib dibacakan oleh Hakim Ketua Sidang pada sidang yang
terbuka untuk umum secara konvensional. Bahwa acara Replik berbeda dengan
acara Pembacaan gugatan dan jawaban sebagaimana diatur dalam Pasal 74 ayat
(2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986. Untuk acara gugatan dan jawaban wajib
dibacakan oleh Hakim Ketua Sidang/Majelis sedangkan replik tidak ada kewajiban
untuk dibacakan oleh Hakim Ketua Sidang/Majelis
2. Bagaimana prosedur pembacaan Replik dalam PTUN melalui aplikasi e-court serta
perbedaannya dengan persidangan secara konvesional?
Prosedur pembacaan Replik dalam PTUN melalui aplikasi e-court adalah Verifikasi
yang dilakukan oleh Hakim Ketua Sidang dapat dimaknai sebagai pembacaan
replik secara elektronik (ketentuan Pasal 75 ayat (1) dan analogi Perma No.1
Tahun 2019);
Perbedaannya dengan prosedur tahap replik dalam persidangan konvensional
adalah replik secara hardcopy diserahkan langsung pada sidang yang terbuka
untuk umum secara konvensional kepada Majelis Hakim. Bahwa berdasarkan
ketentuan dalam Pasal 75 ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 jelas diatur
bahwa isi replik tidak wajib dibacakan oleh Hakim Ketua Sidang pada sidang yang
terbuka untuk umum secara konvensional. Bahwa acara Replik berbeda dengan
acara Pembacaan gugatan dan jawaban sebagaimana diatur dalam Pasal 74 ayat
(2) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986. Untuk acara gugatan dan jawaban wajib
dibacakan oleh Hakim Ketua Sidang/Majelis sedangkan replik tidak ada kewajiban
untuk dibacakan oleh Hakim Ketua Sidang/Majelis.
3. Jika terjadi perubahan kuasa hukum ditengah persidangan apakah bisa dilakukan
dalam e-court dan jika bisa bagaimana caranya?
Dapat dimungkinkan terjadi perubahan kuasa hukum ditengah persidangan dalam
e-court dengan menyampaikan terlebih dahulu kepada Hakim Ketua Sidang/Majelis
yang dapat disampaikan di catatan persidangan e-court adanya perubahan
tersebut. Catatan persidangan tersebut pemberitahuan selain kepada Majelis
Hakim juga kepada para pihak. Tindakan selanjutnya surat kuasa disampaikan
langsung ke petugas PTSP/pojok e-court yang selanjutnya akan dilakukan
perubahan surat kuasa di halaman ecourt. Jika terjadi perubahan domisili elektronik
maka petugas PTSP/pojok e-court akan merubah domisili elektronik ecourt sesuai
dengan yang disampaikan dalam perubahan surat kuasa tersebut.
4. Berdasarkan Pasal 22 huruf (a) PERMA Nomor 01 Tahun 2019 tentang
Administrasi Perkara dan Persidangan di pengadilan Secara Elektronik dinyatakan
bahwa Para pihak wajib mengrimkan dokumen elektronik paling lambat pada hari
dan jam sidang sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, bagaimana jika dokumen
telah dikirimkan sesuai tenggat waktu akan tetapi terjadi kesalahan teknis (alasan
yang sah)
a. apa yang harus dilakukan?
Para pihak wajib mengrimkan dokumen elektronik paling lambat pada hari dan
jam sidang sesuai dengan jadwal yang ditetapkan namun jika dokumen telah
dikirimkan sesuai tenggat waktu akan tetapi terjadi kesalahan teknis (alasan
yang sah) maka hal tersebut sebaiknya disampaikan di catatan persidangan
untuk diketahui sebagai pemberitahuan selain kepada Majelis Hakim juga
kepada para pihak. Selain itu, para pihak tersebut dapat menghubungi
langsung petugas PTSP/pojok e-court agar dapat dicarikan solusinya apabila
tenggat waktu telah lewat di ecourt maka dapat disampaikan melalui domisili
elektronik kantor PTUN setempat atau melalui Fax kantor yang selanjutnya
akan disampaikan kepada para pihak melalui domisili elektronik yang telah
terdaftar di e-court.
b. apakah itu termasuk para pihak tidak menggunakan haknya?
Hal tersebut tidak termasuk para pihak tidak menggunakan haknya karena
kesalahan bukan dari para pihak tetapi karena kendala teknis atau kesalahan
teknis (alasan yang sah).
5. Apa sajakah kesalahan-kesalahan yang sering ditemukan dalam replik penggugat?
Hal-hal kesalahan-kesalahan yang sering ditemukan dalam replik penggugat adalah
sebagai berikut:
a. File replik Penggugat yang diupload di ecourt berbeda isinya antara file .pdf
dan .rtf
b. File replik Penggugat yang diupload di ecourt untuk perkara yang lain.
c. File replik Penggugat yang diupload di ecourt lewat tenggat waktu yang telah
ditetapkan
d. File replik Penggugat yang diupload di ecourt tidak ditandatangani untuk file .pdf.
e. File replik Penggugat yang diupload di ecourt tidak lengkap/gagal upload
PERTANYAAN KESIMPULAN
1. Bagaimana prosedur pembacaan kesimpulan dalam PTUN dalam e-litigasi? Serta
bagaimana perbedaannya dengan persidangan secara konvensional?
Prosedur pembacaan kesimpulan dalam PTUN dalam e-litigasi
• Proses sidang Kesimpulan pada prinsipnya sama dengan sidang gugatan,
jawaban, replik dan duplik;
• Penggugat, Tergugat/Tergugat II Intervensi mengunggah dokumen Replik pada
website e-court dalam format PDF dan RTF/DOC pada menu yang tersedia.
Dokumen dapat dikirim setelah terdapat tundaan sidang dan ditutup sesuai
jadwal sidang;
• Setelah sidang dibuka, Hakim Ketua Sidang menerima, memeriksa NAMUN
TIDAK meneruskan (verifikasi) dokumen Kesimpulan kepada para pihak;
• Apabila Para Pihak tidak menyampaikan Kesimpulan sesuai jadwal
persidangan maka dianggap tidak menggunakan haknya dan SIDANG
DILANJUTKAN DENGAN ACARA PUTUSAN;
• Manfaatkan semaksimal mungkin menu catatan persidangan (fungsi
informatif dan fungsi konfrontatif);