Anda di halaman 1dari 3

PEMERIKSAAN PERKARA SECARA ELEKTRONIK (E-COURT)

A. Penerapan e-Court di Berbagai Negara


1. Amerika Serikat
- Program Courtroom 21 (1998)
- Public Access to Court Electronic Record (PACER)
2. Singapura
- 1 Maret 2000, Electronic Filling System (EFS) terdiri dari 4 layanan utama:
- 2003, Roadmap E-Litigation di Singapura
- 2 Januari 2013, The Integrated Electronic Litigation System (e-Litigation)
3. Malaysia
- 7 Februari 2003, E-Syariah

B. Ruang Lingkup Electronic Court (e-Court) di Indonesia


1. Untuk memastikan penyelesaian perkara yang sederhana, cepat, dan berbiaya ringan
MA menerbitkan PERMA Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Administrasi Perkara Secara
Elektronik dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik
2. SK KMA Nomor 129/KMA/SK/VIII/2019 Tentang Petunjuk Teknis Tata
Administrasi Perkara Elektronik dan Persidangan di Pengadilan Secara Elektronik
(Pedoman E-Court)
3. Dalam rangka penyempurnaan pelaksanaan administrasi dan persidangan secara
elektronik, MA menerbitkan PERMA Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Perubahan Atas
PERMA Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Administrasi Perkara dan Persidangan di
Pengadilan Secara Elektronik yang mengatur tentang upaya hukum secara elektronik
(e-court) diteruskan dengan persidangan secara elektronik (e-litigasi).
4. HIR, Rbg, dll. Masih tetap diberlakukan sepanjang tidak bertentangan dengan
PERMA di atas.

C. Dasar Hukum e-Court


1. PERMA RI No. 1 Tahun 2019
2. PERMA RI No. 7 Tahun 2022
3. Keputusan Ketua MA RI No. 129/KMA/SK/VIII/2019
4. Keputusan Ketua MA RI No. 122/KMA/SK/VII/2018
5. Keputusan Direktur Jenderal Badan Peradilan Agama MARI No.
1294/DjA/HK.00.6/SK/05/2018
6. Keputusan Sekretaris MA RI No. 305/SEK/SK/VII/2018

D. Layanan-Layanan e-Court
1. e-Filling (Pendaftaran Perkara Online di Pengadilan)
2. e-Skum (Taksiran Panjar Biaya)
3. e-Payment (Pembayaran Panjar Biaya Perkara Online)
4. e-Summons (Pemanggilan Pihak secara online)
E. Persidangan Perkara Perdata Secara Elektronik (E-Litigation)
1. Pemanggilan Secara Elektronik (e-Summons)
Dilakukan oleh jurusita/juru sita yang ditunjuk oleh panitera
2. Persidangan Pertama dengan Agenda Upaya Damai (Mediasi)
- Majelis Hakim mencoba mendamaikan kedua pihak yang berperkara.
- Jika gagal, Majelis Hakim menyarankan para pihak untuk melakukan prosedur
mediasi (PERMA No. 1 Tahun 2016 Tentang Tata Cara Mediasi).
- Jika mediasi berhasil, sidang berikutnya akan memutuskan apakah akan dicabut
atau diakhiri dengan akta perdamaian. Akibatnya, para pihak harus hadir dalam
persidangan tersebut yang agendanya adalah pelaporan hasil mediasi.
3. Persidangan untuk Klarifikasi Menggunakan e-Court dan Menyusun Court
Calendar
- Jika mediasi gagal, sidang akan dilanjutkan dengan agenda mendapatkan
persetujuan dari para pihak, khususnya Tergugat/Termohon untuk menghadiri
sidang lanjutan secara elektronik.
- Apabila sepakat, Majelis Hakim membuat court calendar
- Jika T tidak setuju, maka Majelis Hakim memilih sidang secara konvensional
- Jika T telah diwakili oleh Penasihat Hukum, maka izin T tidak diperlukan lagi
- Ketika perkara memiliki beberapa T, lalu salah satu T menolak untuk memakai e-
court, maka P dan T yang setuju mengadakan e-litigasi akan dikenakan
persyaratan prosedur elektronik. Sedangkan T yang tidak setuju akan ditunda
persidangannya secara konvensional. (Tidak Efektif)
- Court calendar wajib dibuat (PERMA No. 1 Tahun 2019)
- Court calendar disusun sedemikian rupa agar perkara dapat diprediksi selesai
dengan cepat, dengan batas waktu maksimal 5 bulan (SEMA No. 2 Tahun 2014)
4. Persidangan Tahapan Jawaban (Termasuk Replik dan Duplik)
- Sebelum hari sidang atau sebelum sidang dimulai, T harus dapat mengajukan
surat jawaban
- Pada batas waktu yang ditentukan, para pihak harus mengirimkan dokumen
jawaban, replik, dan duplik secara elektronik dalam format PDF/rtf/doc
- Pihak yang tidak menyampaikan e-documents di atas tanpa alasan hukum yang
sah maka dianggap tidak menggunakan haknya, namun jika ada alasan hukum
yang sah maka persidangan dapat ditunda hingga hari berikutnya
- Majelis Hakim meninjau, memeriksa, dan mengkonfirmasi e-documents
- E-documents diteruskan ke pihak lawan
5. Persidangan Tahap Pembuktian Secara Elektronik
- Para pihak harus memberikan bukti surat bermaterai cukup ke dalam e-court
- Pengadilan memeriksa asli dan dokumen
- Para pihak beserta saksi atau ahli dapat hadir di persidangan untuk menghadirkan
bukti asli yang akan dibandingkan dengan bukti surat yang diunggah ke e-court
6. Persidangan Tahapan Kesimpulan Secara Elektronik
- Para pihak menyampaikan kesimpulan mereka dalam bentuk e-document
- Majelis Hakim menerima dan memeriksa e-document
- Jika salah satu pihak tidak menyampaikan kesimpulan, maka dianggap tidak
menggunakan haknya dan tidak akan ada penjadwalan ulang
- Dokumen kesimpulan akan diserahkan pada pihak lawan ketika ketua majelis
hakim menutup dan mengumumkan penundaan sidang untuk pembacaan putusan
7. Persidangan Tahapan Pembacaan Putusan Secara Elektronik
- Majelis Hakim membacakan putusan secara elektronik dalam sidang terbuka
untuk umum
- Pengadilan dapat memberi salinan tertulis atau elektronik dari putusan atau
penetapan tersebut yang dibuat dalam bentuk e-document dan dilampiri tanda
tangan elektronik panitera

Anda mungkin juga menyukai