Anda di halaman 1dari 3

SAHABAT SELAMANYA

Disana terlihat dua orang anak perempuan yang kelihatan bahagia. Mereka tertawa dan bercanda
berdua. Ternyata mereka berdua adalah sahabat. Mereka berdua mernama Adell dan Airin.
Mereka takkan terpisahkan. Adell dan airin sudah saling kenal sejak kecil. Mereka berdua tdk
pernah terpisah. Mereka sekelas bahkan satu bangku.

Pagi harinya di sekolah…


“Rin……” sapa Adell. Tapi yang biasanya mereka sangat akrab, sekarang berubah terbalik.
Airin tidak menjawab sapaan Adell. Dia hanya pergi menjauh dari Adell sambil merintih seperti
menangisi sesuatu. Adell sangat bingung, airin adalah sahabat nya tapi mengapa dia berubah
menjauhi Adell.
Dikelas mereka berdua hanya diam diaman. Airin hanya memandangi wajah Adel dengan mata
yang berkaca kaca. Saat Adell menyapanya, dia hanya meneteskan air mata. Dia gak mau bicara
apa masalah nya, padahan Adell itu sahabatnya. Hingga suatu hari bangku Airin kosong, dia
pindah ke bangku dipojok kelas yang jauh Dari Adell. Apa yang terjadi dengan nya?. Dia bukan
Airin yang seperti biasanya.
Apakah Airin marah pada Adel?. Tapi gak mungkin. Soalnya Adel itu sahabatnya. Adell gak
mau sahabat satu satunya pergi.
Adell takut Airin arah padanya. Adelpun meletakkan secarik surat kecil di depan rumah Airin.
Surat itu tertulis…….
Airin….. kamu marah ya sama aku. Kalo aku salah bilang aja aku bakal minta maaf sama kamu.
Sorry ya sebagai sahabat aku gak bias jadi seperti yang kamu inginkan. Kalo kamu udah gak
mau jadi sahabatku lagi aku gak bakal marah, tapi hati kecilku ini tetap sedih kalo kamu gak mau
jadi sahabatku lagi. Kuharap kamu cepat membalasnya

Dari Adell
Adell selalu memeriksa kotak surat di depan rumah nya, berharap ada surat balasan dari Airin.
Tapi hasilnya selalu nihil. Gak ada satu surat pun di kotak surat tua itu. Adell sudah tak sanggup
menunggu lagi. Dimalam yang dingin ini dia langsung berjalan cepat menuju rumah Airin. Adell
tak bisa berhenti sebelum sampai di rumah Airin. Tiba tiba langkah nya berhenti mendadak tepat
di tujun nya, rumah Airin. Adell melihat Airin sedang menangis di depan jendela sambil
memegang surat dari Adell. Disitu terlihat Adell kebingungan, kenapa Airin nangis baca surat
dari Adell???.
“Airin……..”teriak Adell dari depan rumah Airin. Tapi disitu Airin malah pergi. Dan tak terlihat
lagi Airin di depan jendela. Adell pun pergi dengan langkah pelannya dan sekali kali menoleh ke
belakang mengharapkan Airin keluar dari rumah nya.

Keesokan harinya, di papan absen tertulis nama “Airin”. Adell pun menoleh kearah bangku Airin
yang jauh darinya. Ternyata benar, Airin gak masuk. Sekarang di hari hari Adell udah gak ada
canda dan tawa lagi bersama Airin. Mungkin Airin “udah punya sahabat yang lebih baik dari
ku”pikir Adell.
Adell sangat tidak bersemangat melangkah pulang kerumah nya. Biasanya Adell pulang sama
Airin. Sekarang Adell hanya sendrian. Disitu terlihat Adell sudah hampir meneteskan air mata
kesepian.
Sesampainya di rumah, Adell melihat ada surat di dalam kotak surat depam rumahnya. Adell pun
membuka kotak surat tua itu perlahan lahan, dan mengambil surat di dalam nya. Disitu Adell
sangat terkejut, itu surat dari Airin.

Surat itu tertulis……


Maaf ya Dell, Aku bukan gak mau jadi sahabat kamu lagi. Cuma setiap aku ngeliat kamu,
rasanya pengen nangis. Aku bakal pergi ke luar kota. Aku sedih setiap ngeliat kamu, soalnya kita
bakal berpisah lama. Mungkin kalo sudah satu tahun aku pergi kamu bias jemput sku di bandara,
itu juga kalo kamu gak lupa sama aku. Bentar lagi aku mau berangkat ke bandara, selamat
tinggal

Dari Airin
Belum sempat Adell ganti baju, Adell langsung lari ke rumah Airin. Adell lihat, rumah Airin
kosang. Tiba tiba terdengat suara mobil. Suara mobil itu terdengar dari garasi Airin. Tiba tiba
mobil Airin keluar dari garasi dan didalam nya ada Airin yang melambaikan tangan pada Adell.
“Selamat tinggal Adell, semoga satu tahun kedepan kita masih bias bertemu” teriak Airin
semakin mengecil.
Semejak itu Adell sering terlihat menyendiri. Adell terlihat kesepian tanpa Airin yang biasa
menemani nya. Adell tak sabar satu tahun berlalu. Hingga penantiannya pun tercapai. Sudah satu
tahun berlalu. Tidak lupa Adall segera menuju bandara. Adell terus menunggu tanpa ada kata
lelah. Waktupun terus berjalan, sudah dua puluh empat jam Adell menunggu, tapi gak ada tenda
tanda dari Airin.
Keluarga Adell udah kebingungan mencari Adell. Semua tempat kesukaan Adell udah di cari,
tapi Adell tetap gak ketemu. Orang tua Adell gak berfikir mencari Adell ke bandara.

Tiga hari tiga malan Adell menunggu. Hingga Akhirnya Adell putus asa. “mungkin Airin udah
gak mau kembali lagi” pikir Adell. Dengan langkah kecilnya Adell pun mencoba berjalan
pulang. Dengan sedikit tenaga yang Adell miliki, akhirnya Adell bias pulang. Adell langsung
disambut senang oleh keluarganya.
“Sayang… kamu kemana aja? Kok gak pulang pulang?? Mama ambilin teh ya??” Tanya mama
bertubi tubi. Adell hanya bias menganggukkan kepala. Beberapa menit kemudian mama datang
dengan memegang secangkir teh. Tapi, tiba tiba teh itu terjatuh. Disitu Adell sudah tergeletak di
lantai. “sayang….sayang bangun kamu kenapa?”ucap mama kebingungan. Ternyata Adell udah
gak ada. “Adell jangan tinggalin mama, mama sayang Adell”teriak mama sambil menetaskan air
mata.

Adell pun di makamkan di sebelah makam mewah. “selamat tinggal ya sayang, semoga kamu
tetap inget sama mama. Mama tetap doain kamu, mama bekal terus sayang kamu walau gak bias
mama ucapkan langsung di depan mu mama tetap selalu ada buat kamu sayang GOOD BYE
FOREVER” ucap mama di depan makan Adell. Ternyata makam meweh di sebelah makam
Adell itu………. Makam Airin. Airin sudah meninggal karena kecelakaan pesawat. Gak ada
yang bisa ngabarin Adell soalnya semua keluarga Airin tewas dalam kecelakaan pesawat itu.
Walau begitu mereka tetap Abadi menjadi sahabat walau gak dibumi lagi.
MENYONTEK

Ica tertidur pulas saat Bu Stella menjelaskan pelajaran-pelajaran IPA. “Ca! Bangun Ca!” Bisik
Siska membangunkan Ica. “Iya-iya aku bangun..” Jawab Ica dengan mengantuk. “Anak-anak!
Sekarang ibu akan beri kalian ulangan! Materinya sesuai dengan yang ibu jelaskan tadi!” Kata
Bu Stella dengan tegas.

“Duh.. Gimana nih? Tadi kan aku tidur” bisik Ica dalam hati. Ica sangatlah khawatir tidak dapat
mengerjakan soal-soal tersebut. Ica akan bermaksud mencontek. “Aha! Aku kan punya cara jitu
untuk mencontek!” Ulangan pun dibagikan. Ica mulai membaca soal-soal tersebut. Dan ternyata
ia benar-benar tidak dapat mengerjakan soal-soal tersebut. Ia mulai melakukan cara jitunya
tersebut. Cara pertama ialah meminjam penghapus dengan teman di belakangnya dan melirik
ulangannya. Cara pertama pun sudah berhasil, tapi Ica tidak menyadari bahwa ia memancing
perhatian Bu Stella. Ica memulai dengan cara ke-2. Cara ke-2 adalah mengembalikan penghapus
teman di belakangnya tersebut, dan memperhatikan ulangan temannya tersebut. Cara ini berhasil
lagi tetapi… “Ica! Kamu benar-benar mencontek! Ibu sudah memperhatikan kamu dan ternyata
dari tadi kamu memperhatikan ulangan milik teman kamu tersebut! Karena itu ibu akan berikan
ulangan ulang untuk kamu.”

Kringgg!! Kring!!
Bel pun berbunyi. Ica dan Siska segera menuju ke kantin. “Ca.. Kamu bakalan ulangan ulang ya?
Jangan nyontek lagi loh, Ca.. Itu bisa menyebabkan kamu dikeluarkan dari sekolah ini..” Tanya
Siska memperhatikan temannya tersebut. “Beneran, Ca? Kalau mencontek bakal dikeluarin?
Kalau begitu aku akan belajar, deh! Agar dapat nilai baik tanpa mencontek!” Jawab Ica dengan
semangat. “Nah gitu dong, sahabatku!” Jawab Sisca dengan riang.

Ulangan ulang pun Ica jalani dengan tenang. Ica pun dapat mengerjakan soal-soal itu dengan
baik karena ia telah belajar dengan sungguh-sungguh. Tiba saatnya ulangan pun dibagikan. Ica
mendapatkan nilai yang sempurna. Siska pun memberi selamat kepada Ica. Dan Ica pun sangat
senang, karena ia mendapat nilai sempurna tanpa mencontek. Sekarang, Ica tidak pernah
mencontek lagi.

Anda mungkin juga menyukai