Anda di halaman 1dari 2

Mata Kuliah : Landasan Pendidikan dan Pembelajaran

Waktu : Sabtu, 23 oktober 2021


Tempat : Ruang Daring
Dosen : Dr. Muhfahroyin, M.T.A./Dr. Handoko Santoso, M.Pd.
Oleh : Qonita Fadhilaturrahmah
Npm : 21230023

Refleksi 3

A. PROSES
Seperti biasa perkuliahan diawali dengan ucapan salam oleh Dr. Muhfahroyin,
M.T.A./Dr. Handoko Santoso, M.Pd. Pertemuan kelima ini dilanjut dengan presentasi oleh
kelompok 5. dengan judul ‘’Landasan Psikologis Dalam Pendidikan dan Pembelajaran’’. Setelah
menyampaikan materi yang disajikan, mahasiswa diberikan waktu untuk diskusi. Kemudian
ditutup oleh dosen pengampu serta penambahan materi dari dosen.

B. ISI
Psikologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani yaitu psyche yang berarti jiwa dan
logos yang berarti ilmu, secara harfiah psikologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang jiwa atau
ilmu jiwa. Menurut Sukmadinata, Psikologi yaitu sebagai suatu studi yang mempelajari kegiatan
atau perilaku individu dalam interaksi dengan lingkungan. Menurut Pidarta, Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah roh dalam keadaan mengendalikan
jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam sekitar. Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan
inti dan kendali kehidupan manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri. Dari
pengertian diatas, dapat disimpulkan psikologi adalah ilmu pengetahuan tentang proses mental
dan perilaku seseorang yang merupakan manifestasi atau penjelmaan dari jiwa itu.
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor- faktor yang
berhubungan dengan pendidikan, sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang
berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar. Dari dua definisi ini maka jelas fokus dari
psikologi pendidikan adalah proses belajar mengajar. Landasan psikologis pendidikan adalah
suatu landasan dalam proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang
kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi
manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi
manusia sesuai dengan tahapan usia perkembangannya yang bertujuan untuk memudahkan
proses pendidikan.
Keluarga merupakan lapangan pendidikan yang pertama bagi remaja-remaja dan
pendidikannya adalah kedua. Orang tua memegang peran penting dalam membimbing serta
memberikan pendidikan keagamaan, sebagai institusi yang berinteraksi dengan anak.
Pengalaman yang dilalui sejak anak kecil hingga memasuki usia remaja, baik yang disadari
maupun yang tidak disadari ikut menjadi unsur yang menyatu dalam kepribadian anak. Oleh
karna itu orang tua merupakan pembimbing utama dan memiliki peran yang penting bagi
perkembangan kepribadian anaknya. Baik buruknya kepribadian dimasa yang akan datang
banyak ditentukan oleh pendidikan dan bimbingan yang diperoleh dari orang tuanya, karena di
dalam keluarga pertama kalinya anak memperoleh pendidikan sebelum dipendidikan-
pendidikan yang lain.
Sebagaimana sabda Rasulullah: ‘’Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua
orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi’’ (H.R Muslim).
Sunah yang dianjurkan Rasulullah dalam mendidik anak ada 4 fase, yaitu pada 7 tahun
pertama (1-7 tahun) Rasulullah menganjurkan untuk mendidik anak dengan kasih sayang dan
bermain, selanjutnya pada 7 tahun kedua (7-14 tahun) mendidik anak dengan menanamkan
disiplin dan tanggung jawab dalam diri anak, tujuh tahun ketiga (14-21 tahun) pada fase ini anak
memasuki masa remaja, oleh karena itu akan dididik dengan cara menjadikannya sahabat
dalam berdiskusi, mengajaknya ikut dalam membincangkan masalah keluarga dan diberikan
satu-satu tanggung jawab dalam halhal tertentu di rumah dan setelah anak memasuki umur 21
tahun keatas orang tua sudah boleh melepaskan anaknya untuk belajar menempuh hidup akan
tetapi melihat perkembangannya dan memberikan nasihat serta peringatan-peringatan apabila
anak berbuat kesalahan.
Psikologi Perkembangan ada tiga teori atau pendekatan tentang perkembangan.
Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah: Pendekatan ipsatif, pendekatan ini berusaha
melihat karakteristik setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat
perkembangan seseorang secara individual.Wallahu a’lam bishowab..

Dosen pengampu, Metro, 23 Oktober 2021

Dr. Muhfahroyin, M.T.A


Dr. Handoko santoso, M.Pd. Qonita Fadhilaturrahmah
21230023

Anda mungkin juga menyukai