Anda di halaman 1dari 2

NAMA : ADI WIDIYANTORO

NIM : 019.04.0003
KELAS : B/SORE
MATA KULIAH : HUKUM KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. Menurut saya pentingnya adanya sistem kekayaan intelektual adalah agar dapat
menikmati secara ekonomis suatu karya atau sebuah kreativitas intelektual, sehingga
lahirlah Hukum Hak Kekayaan Intelektual yang dapat melindungi si pencipta karya
2. Pada prinsipnya perlindungan hukum pemegang hak desain industri diberikan kepada
pihak yang mendaftarkan pertama kali. Selain itu, desain industri yang didaftarkan harus
memiliki unsure kebaruan (novelty) atau tidak boleh sama dengan desain industri yang
telah diungkapkan sebelumnya
3. Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 tahun 2014,bentuk perlindungan hukum
kekayaan intelektual terhadap Hak Cipta, Hak Paten, Merek dan Rahasia Dagang bagi
pihak yang merasa di rugikan maka dapat mengajukan gugatan ganti kerugian
melalui Pengadilan Niaga di Indonesia
4. Hak Ekslusif maksudnya hak yangbersifat khusus dan hanya dimiliki oleh orang yang
terkait langsung dengan kekayaan intelektual yang dihasilkan atau karyanya. Didalam
Hak Ekslusif terdapat Hak Ekonomi dan Hak Moral, dimana Hak Ekonomis merupakan
hak untuk mendapatkan nilai ekonomi dari hasil karyanya, sedangkan hak moral
merupakan hak yang tidak dapat dihilangkan dan melekat pada diri penciptanya
5. Ciptaan yang di lindungi yaitu :
a. buku, pamflet dan semua hasil karya tulis lainnya
b. ceramah, kuliah, pidato dan ciptaan sejenis lainnya
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan
d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks
e. drama, drama musikal, tari kareografi, pewayangan, pantomim
f. karya seni rupa dalam segala bentuk seperti lukisan, gambar, ukiran, kaligrafi,
seni pahat, patung atau kolase
g. karya arsitektur
h. peta
i. karya seni batik atau seni motif lainnya
j. karya fotografi
k. potret
l. karya sinematrografi
m. permainan video
n. program komputer
o. perwajahan karya tulis
6. Perbedaan Paten Biasa dan Paten Sederhana yaitu :
 Pasal 3 UU Paten menyatakan, paten diberikan untuk invensi yang baru,
mengandung langkah inventif, dan dapat diterapkan dalam industri. Sedangkan
paten sederhana diberikan untuk setiap invensi baru, pengembangan dari
produk atau proses yang telah ada, dan dapat diterapkan dalam industri.
 Paten diberikan untuk invensi yang benar-benar baru, sementara paten
sederhana dapat diberikan untuk invensi hasil pengembangan produk atau
proses yang telah ada. Yang dimaksud invensi adalah ide yang dituangkan dalam
suatu kegiatan pemecahan masalah yang spesifik. Invensi harus dalam bidang
teknologi yang dapat berupa produk atau proses.
 Walaupun paten sederhana tidak mensyaratkan invensi yang benar-benar baru,
tetapi invensi tersebut harus memiliki fungsi/kegunaan yang lebih praktis
daripada invensi sebelumnya. Selain itu, dalam penjelasan Pasal 3 ayat (2) UU
Paten, paten sederhana juga dapat diberikan untuk invensi berupa proses atau
metode yang baru.
 Paten diberikan perlindungan selama 20 tahun, sementara paten sederhana
hanya 10 tahun. Masa perlindungan paten dan paten sederhana tidak dapat
diperpanjang. Menurut Pasal 22 dan 23 UU Paten, jangka waktu tersebut
terhitung sejak tanggal penerimaan
 Perbedaan lain antara paten dan paten sederhana adalah jumlah invensi yang
dapat didaftarkan. Menurut Pasal 122 UU Paten, Paten sederhana hanya
diberikan untuk satu invensi saja. Sementara paten dapat diberikan untuk
beberapa invensi yang terkait
jadi Perbedaan paten dan Paten Sederhana adalah jenis invensi, jangka waktu
perlindungan, dan jumlah invensi yang dapat didaftarkan.
7. Berdasarkan UU NO 30 Tahun 2000 tentang rahasia dagang, BAB III pasal 4 , Hak
pemilik rahasia dagang yaitu menggunakan sendiri Rahasia Dagang yang dimilikinya,
memberikan Lisensi kepada atau melarang pihak lain untuk menggunakan Rahasia
Dagang dan mengungkapkan rahasia dagang itu kepada pihak ketiga untuk kepentingan
yang bersifat komersial
8. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2016 merek yang tidak didaftarkan pada DJKI, maka
merek tersebut tidak memiliki perlindungan hukum. Akibat hukum apabila pihak yang
menemukan merek pertama kali belum mendaftarkan mereknya kepada Direktorat
Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI), maka pihak lain dapat mendaftarkan merek
dengan nama yang sama dan pihak tersebut yang akan mendapatkan perlindungan hukum
yang sah dan apabila hal tersebut terjadi maka pihak pertama yang menemukan merek
akan merasa sangat dirugikan namun tidak bisa melakukan tindakan hukum karena
memang belum terdaftar mereknya.

Anda mungkin juga menyukai