Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sheril Andrina Putri

NIM : H05219016
Kelas : Teknik Lingkungan B
Mata Kuliah : Etika Profesi

“PELANGGARAN KODE ETIK INSINYUR PT. FREEPORT INDONESIA”

PT. Freeport Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di sektor


pertambangan Indonesia yang kegiatannya terdiri dari menambang, memproses, dan
melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI – Indonesian Forum for
Environment) yang merupakan forum organisasi lingkungan hidup non-pemerintah terbesar
di Indonesia dengan perwakilan di 26 propinsi dan lebih dari 430 organisasi anggota telah
melaporkan tentang dampak pencemaran lingkungan hidup dari kegiatan operasi
oleh Freeport-Rio Tinto di Papua. Laporan tersebut berisikan gambaran terkini mengenai
dampak operasi dan  kerusakan lingkungan di sekitar lokasi pertambangan PT. Freeport
Indonesia.
Jenis pelanggaran yang dilakukan PT. Freeport adalah pelanggaran hukum yang
berupa pencemaran lingkungan di sekitar lingkungan pertambangan, seperti matinya Sungai
Aijkwa, Aghawagon dan Otomona, tumpukan batuan limbah tambang dan tailing yang jika
ditotal mencapai 840.000 ton dan matinya ekosistem di sekitar lokasi pertambangan, serta
pelanggaran HAM yang berupa pemiskinan rakyat yang hidup di daerah sekitar
pertambangan. Freeport-Rio Tinto juga beroperasi tanpa adanya tranparansi atau pemantauan
peraturan yang layak. Tidak ada informasi ataupun diskusi publik tentang pengelolaan saat
ini dan masa depan daerah tambang, juga tidak adanya pembahasan mengenai alternatif
pengelolaan limbah dan rencana proses penutupan tambang.
Kaitan kode etik Insinyur dalam kasus PT. Freeport Indonesia berdasarkan kode etik
PII (Persatuan Insinyur Indonesia), IEI (The Institution of Engineers Indonesia)  dan ASCE
(American Society of Civil Engineers), yaitu:
A. Catur Karsa Insinyur Indonesia
Prinsip-Prinsip Dasar:
1. Mengutamakan keluhuran budi.
2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk kepentingan kesejahteraan
umat manusia.
3. Bekerja secara sungguh-sungguh untuk kepentingan masyarakat, sesuai dengan
tugas dan tanggung jawabnya.
4. Meningkatkan kompetensi dan martabat berdasarkan keahlian profesional
keinsinyuran.

B. Sapta Dharma Insinyur Indonesia


Tujuh Tuntunan Sikap
1. Senantiasa mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
2. Senantiasa bekerja sesuai dengan kompetensinya.
3. Hanya menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Senantiasa menghindari terjadinya pertentangan kepentingan dalam tanggung jawab
tugasnya.
5. Senantiasa membangun reputasi profesi berdasarkan kemampuan masing-masing.
6. Senantiasa memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi.
7. Senantiasa mengembangkan kemampuan profesionalnya.

C. Kode Etik ASCE


Prinsip-prinsip dasar Insinyur mendukung dan meningkatkan integritas, reputasi, dan
kehormatan profesi engineering dengan:
1. Menggunakan pengetahuan dan keahliannya untuk peningkatan kesejahteraan
manusia
2. Jujur dan tidak berpihak serta melayani publik, perusahaan dan kliennya dengan
penuh kesetiaan
3. Berusaha meningkatkan kompetensi dan kebanggaan profesi engineering dan
mendukung organisasi profesional dan organisasi engineering disiplin ilmunya.
4. Insinyur harus membangun reputasi profesionalnya dengan memberikan pelayanan
terbaik dan tidak boleh bersaing secara tidak jujur dengan insinyur lain.
5. Insinyur harus bertindak sedemikian rupa untuk mendukung dan meningkatkan
reputasi, integritas, dan kehormatan profesi engineering.
6. Insinyur harus melanjutkan perkembangan profesionalnya disepanjang karirnya, dan
harus memberikan kesempatan bagi perkembangan profesional para insinyur yang
berada dibawah pengawasannya.

D. Kode Etik Dasar


1. Insinyur harus mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan umum
dalam mengerjakan tugas profesionalnya
2. Insinyur hanya boleh memberikan pelayanan dalam bidang kompetensinya.
3. Insinyur hanya boleh mengeluarkan pernyataan publik secara obyektif dan
terpercaya.
4. Insinyur harus bertindak secara profesional utk masing-masing perusahaan atau
kliennya sebagai orang yang dapat diandalkan dan terpercaya, dan harus
menghindari konflik kepentingan.

Dalam penjelasan diatas, dijelaskan bahwa PT. Freeport sudah melanggar prinsip
kode etik Insinyur, yaitu:
1. Prinsip Kepentingan Publik
Dalam melaksanakan kegiatan operasinya, PT. Freeport tidak mempertimbangkan
resiko yang akan terjadi terhadap lingkungan sekitar penambangan sehingga
mengakibatkan kerusakan lingkungan yang merupakan kepentingan umum penduduk
Timika.
2. Prinsip Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan pemerintah, PT. Freeport harusnya
mampu memenuhi tanggung jawab profesionalnya sebagai penambang emas yang ada
di Timika. PT. Freeport tidak transparan dalam operasionalnya.
3. Prinsip Perilaku Profesional
PT. Freeport telah gagal mematuhi permintaan pemerintah untuk memperbaiki praktik
pengelolaan limbah berbahaya terlepas rentang tahun yang panjang di mana sejumlah
temuan menunjukkan perusahaan telah melanggar peraturan lingkungan.
4. Prinsip Standar Teknis
Selain beroperasi tanpa tranparansi atau pemantauan peraturan yang layak, dalam
kasus ini PT. Freeport juga telah melanggar aturan hukum dan HAM tentang
pencemaran lingkungan dan habitat hidup, bahwa setiap penambang harusnya mampu
bertanggung jawab atas lingkungan hidup yang ada disekitar daerah penambang, dan
melaksanaka aturan-aturan yang telah diatur oleh Kementrian Lingkungan Hidup.
5. Prinsip Kompetrensi dan Kerahasiaan Profesional
Dalam masalah penambangan pada PT. Freeport Kompetensi dan kehati-hatian
professional tidak ditunjukan sebagaimana mestinya, yaitu dengan tidak
transparansinya kegiatan operasional PT. Freeport yang memungkinkan perusahaan
memupuk keuntungannnya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai