Anda di halaman 1dari 4

Khutbah Pertama

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Mari kita selalu bersukur kepada Allah swt. atas semua pemberian nikmat-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam
semoga senantiasa terlimpah kepada Baginda Rasulillah Muhammad saw., ujung tombak pembawa pelita kehidupan bagi
segenap umat manusia.

Selanjutnya, kami mengajak kepada jamaah mari kita berupaya secara terus menerus memperbarui dan meningkatkan
kuantitas maupun kualitas amal ibadah, keimanan dan ketaqwaan kepada Allah swt. Harapan dari upaya tersebut tidak
lain adalah mudah-mudahan di akhir hayat kita kelak ketika dipanggil Allah swt. keber-Islaman kita betul-betul dalam
keadaan yang terbaik sehingga menjadi khusnul khatimah. Aamiin. Jamaah Jum’at rahimatullah! Allah swt. berfirman di
dalam QS: an-Nahl (16):

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah.

Ayat di atas secara jelas berisi penegasan bahwa Allah swt. akan memberikan hayatan thayyibah atau kehidupan yang baik
kepada orang laki-laki dan wanita yang beramal shaleh dan beriman. Lantas apa maksud dari hayatan thayyibah di situ?
Hayatan thayyibah adalah kehidupan yang di dalamnya diliputi rasa kebahagiaan sehingga seseorang menjadi tenang
dalam menjalani kehidupan. Ada beberapa kriteria satu kehidupan disebut hayatan thayyibah, yaitu :

Pertama, kehidupan yang dilandasi aqidah ketauhidan. Aqidah ketauhidan atau keimanan kepada Allah swt. adalah dasar
dan pondasi kehidupan umat Islam. Kehidupan yang baik adalah kehidupan yang segala orientasi hidupnya hanya
dilandaskan pada nilai-nilai ketauhidan kepada Allah swt. QS: al-An’am (6): 162 Katakanlah: “Sesungguhnya salat, ibadah,
hidup dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam,

Kedua, kehidupan yang selalu memberi dampak positif atau bermanfaat. Amal shaleh adalah amal perbuatan yang
dilakukan manusia yang membawa dampak positif atau manfaat pada dirinya dan juga pada orang lain. Bukan amal yang
justru memberi madharat bagi orang lain. Oleh karena itu Rasulullah saw. bersabda : “Sebaik-baik manusia adalah yang
memberi manfaat bagi orang lain”.

Ketiga, Kehidupan yang dpenuhi dengan Rizki Yang Halal. Setiap manusia tentu membutuhkan rizki berupa makanan,
minuman, pakaian, tempat tinggal, kendaraan dan kebutuhan-kebutuhan hidup lainnya. Untuk itu, manusia harus mencari
nafkah dengan berbagai usaha yang halal. Bagi seorang muslim, terpenuhinya rizki secara halal merupakan salah satu
prinsip hidup yang baik. QS: al-Baqarah (2): 168

Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.
Keempat, Kehidupan yang dilandasi oleh rasa syukur dan sikap Qonaah serta ridha. Allah berfirman dalam surat Ibrahim
(14): 7 artinya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”.

Salah satu makna syukur adalah qana’ah yaitu sikap ridha bil qismi, ridha atas pembagian yang telah Allah anugerahkan.
Nabi bersabda:

“Sungguh beruntung, orang yang telah berislam, diberi rejeki yang cukup, lalu Allah menjadikannya qana’ah atas apa yang
Dia karuniakan kepadanya.” (HR Muslim)

Kelima, Kehidupan yang selalu diliputi kebahagiaan dan Ketenangan karena terhindar dari dosa. Perbuatan dosa menjadi
faktor kegelisahan disebut dalam hadits Rasulullah saw:

Dosa adalah sesuatu yang menggelisahkan dalam hati seseorang, sedangkan ia tidak setuju kalau hal itu diketahui oleh
orang lain (HR. Ahmad).

Mudah-mudahan Allah swt. senantiasa melimpahkan kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) bagi kita semua. Aamiin ya
rabbal ‘alamiin.

Khutbah Kedua.
Di khutbah yang kedua ini perlu saya tegaskan bahwa yang namanya kehidupan yang baik atau hayatan thayyibah itu tidak
datang dengan sendirinya. Justru kita lah yang harus berusaha memunculkannya pada diri kita masing-masing. Meski
demikian, segala upaya yang kita lakukan tetap kita tawakkalkan kepada Allah swt. semoga hayatan thayyibah selalu
menyelimuti kehidupan kita dan keluarga kita semua. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.

Anda mungkin juga menyukai