Anda di halaman 1dari 6

2.

1 n
2.2 m
2.3 Model bisnis BP Batam
Bisnis model menjadi kunci dalam kesiapan perusahaan dalam persaingan.
Bisnis model yang efisisen akan membuat ongkos operasi perusahaan menjadi lebih
ringan dan akan membuat perusahaan dalam lead cost operation. Terkait dengan
model bisnis adalah juga proses bisnis. Proses bisnis yang efektif dan efisien akan
menghasilkan layanan/produk sesuai harapan pelanggan. Perusahaan harus
mempunyai team untuk memantau efektifitas bisnis perusahaan. Perusahaan tidak
boleh terlampau puas dengan model bisnis sekarang yang sedang dijalankan. Kita
harus memikirkan model bisnis lain yang mungkin akan meningkatkan efesiensi
perusahaan atau meningkatkan kualitas layanan dan produk kita.
Bisnis model adalah suatu kerangka kerja untuk membuat bentuk bentuk
ekonomi, sosial dan semua nilai – nilai dalam perusahaan. “Model Bisnis”, istilah
tersebut biasanya digunakan untuk berbagai deskripsi informasi atau format untuk
mewakili aspek – aspek inti dari bisnis, termasuk tujuan, penawaran, strategi,
infrastruktur organisasi dan juga operasional proses dan kebijakan perusahaan.
Dalam organisasi besar Pemodelan Proses Bisnis untuk operasi cenderung
dianalisis dan direpresentasikan secara lebih rinci daripada di organisasi kecil, karena
skala dan kompleksitasnya lebih besar. Pemodelan Proses Bisnis sampai batas tertentu
juga ditentukan oleh berbagai alat komputerisasi dan perangkat lunak yang digunakan
dalam menerapkan metode tersebut. Metode – metode dan fitur standar dalam
Pemodelan Proses Bisnis terus berkembang, yang berarti kita harus tetap berpikiran
terbuka dan selalu ingin tahu bagaimana model bisnis itu dapat digunakan.
Model bisnis pada BP Batam terdapat 4 model bisnis yaitu :
1. Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan
Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan merupakan Unit Usaha yang
mengelola dan melaksanakan kegiatan pengusahaan di bidang Air dan Limbah,
Hunian, Gedung, Agribisnis, dan Taman.
Sumber Daya Air, Limbah dan Lingkungan (Kantor Pengelolaan Air dan
Limbah) Badan Usaha Fasilitas dan Lingkungan adalah salah satu unit usaha Badan
Pengusahaan Batam yang dibentuk berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengusahaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor 20 Tahun 2019,
tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Usaha di Lingkungan Badan Pengusahaan
Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam;
Kegiatan layanan SDALL, mencakup :
1. Layanan Pelanggan
• Rekomendasi penyambungan air bersih khusus KSB
• Rekomendasi penyambungan hidran umum
• Perpanjangan rekomendasi pengelolaan air limbah domestic
• Keluhan pelanggan
2. Layanan Air Baku Industri (PT BIC)
3. Layanan Air Baku (PTMoya)
4. Limbah Cair Domestik (Swasta)
5. Pengurasan Tinja (BP)
6. Sewa Lahan KPLI – B3
7. Pengelolaan Kawasan KPLI – B3
8. Sewa ruangan kantor KPLI – B3
Adapun Unit Usaha Hunian, Gedung, Agribisnis Badan Pengusahaan (BP)
Batam dan Taman merupakan unit usaha yang mengelola Rumah Susun (Rusun),
Asrama Haji, Kawasan Olahraga Temenggung Abdul Jamal, Wisata Galang, Gudang
Simpang Patam, Lahan Agribisnis Temiang, Taman Rusa/Jogging Track, Gudang
Industri, Tower BTS, Guest House Sekupang, Mess Damri Sekupang, Gudang SPC,
Mesjid Baitul Makmur, Pelabuhan Sijantung, Asrama Politeknik, Gedung Pikori,
Gedung Beringin dan Balai Latihan Kerja.

2. Badan Usaha Rumah Sakit BP Batam


Rumah Sakit Badan Pengusahaan (BP) Batam merupakan Rumah Sakit
pemerintah pertama di Batam, Kepulauan Riau yang berdiri sejak tahun 1971.
Lokasinya di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo, Sekupang, Batam. Pembangunannya
berawal dari sebuah poliklinik yang dikelola oleh PT. Pertamina yang pada awalnya
hanya memberikan pelayanan kepada karyawan.
Seiring dengan berjalannya waktu, pelayanan rumah sakit ini semakin luas
untuk kepentingan masyarakat umum, dan karyawan instansi serta perusahaan industri
yang ada di Pulau Batam.
Sebelumnya, rumah sakit ini bernama RS Otorita Batam dan berganti nama
menjadi RSBP (Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam) mengikuti perubahan nama
instansi yang menaunginya.
Rumah Sakit Badan Pengusahaan Batam, saat ini mempunyai layanan
Poliklinik Penyakit Dalam, Kandungan, Anak, Bedah, Mata, THT, Jantung Pembuluh
Darah, Anestesi, Paru, Kulit Kelamin, Gigi, dan pelayanan kesehatan untuk
kepentingan masyarakat umum dan karyawan BP Batam serta perusahaan –
perusahaan industri yang ada di Batam.
Pada Mei 2019, RSBP Batam resmi menggunakan gedung baru 8 lantai
dengan fasilitas terkini seperti ruang CT SCAN, ruang MRI, ruang radiologi,
laboratorium kateterisasi jantung (Cath Lab), ruang pemeriksaan medis, UGD, Ruang
bersalin, ruang Operasi, ruang serbaguna, hingga ruang rawat inap VVIP dan kelas 1,
gedung baru ini juga memiliki klinik eksekutif bagi manager dan karyawan
perusahaan.

3. Badan Usaha Pelabuhan


Badan Usaha Pelabuhan merupakan salah satu unit usaha pengelola pelabuhan
di Batam yang bersifat khusus karena tidak dikelola langsung oleh Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut, namun dikelola oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan
Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam. Sebelum bernama Badan Usaha Pelabuhan,
instansi ini bernama Kantor Pelabuhan Laut (Kanpel) ketika masih bergabung dengan
KSOP Khusus Batam.
Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama (SKB) Kementerian
Perhubungan dengan Kepala BP Batam Nomor KP 994 Tahun 2017 dan Nomor
1456/SPJ/KA/11/2017, Kantor Pelabuhan Laut berganti nama menjadi Badan
Pengelola Pelabuhan Batam. Di penghujung 2019, struktur organisasi Badan
Pengelola Pelabuhan Batam pun dirombak dan kembali berubah nama menjadi Badan
Usaha Pelabuhan.
Guna mendukung kebijakan strategis yang sudah ditetapkan Pemerintah
melalui Keppres tersebut maka diterbitkan instrumen pendukung berupa Surat
Keputusan Bersama antara Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan dan Menteri
Perdagangan No. 149/KpbN/77; No. 150/KMK/1977; No. KM.119/0/Phb-77 dengan
tegas menyatakan bahwa Otorita Batam ditunjuk sebagai pengembang dan
penyelenggara pelabuhan Batam (Batu Ampar, Kabil, Pantai Nongsa dan Sekupang),
dengan memperhatikan program pengembangan kepelabuhanan secara nasional serta
program pengembangan lalu lintas perdagangan sesuai kebijakan Pemerintah yang
mengakomodasi peningkatan perdagangan luar negeri dan melancarkan arus kegiatan
bongkar muat barang, serta dalam rangka menunjang pembangunan daerah, arus
kegiatan bongkar muat barang, serta dalam rangka menunjang pembangunan Daerah
Industri Pulau Batam.

4. Banda Usaha Bandar Udara dan TIK


Bandar Udara Internasional Hang Nadim terletak di Kota Batam Provinsi
Kepualuan Riau. Posisi Kota Batam berada di antara jalur perdagangan segitiga emas
Singapura dan Malaysia, yang mempunyai ICAO Code WIDD (Whisky, India, Delta,
Delta) dan IATA code BTH (Bravo, Tanggo, Hotel).
Bandara Hang Nadim adalah satu – satunya bandara internasional di Batam
yang merupakan bandara terbesar di Kepulauan Riau. Bandara Hang Nadim terletak
di Batu Besar, Nongsa, Batam, Kepulauan Riau.
Nama Bandara berasal dari nama Tokoh Pahlawan yang menurut sejarah,
Hang Nadim berhasil mengalahkan Portugis ketika menyerang Bintan, Kepulauan
Riau. Hang Nadim berpangkat Laksemana diberi tugas sebagai pengawal perairan
Melayu dari para pengacau dan perompak serta penjajah Portugis dengan gelar Lang –
Lang Laut atau Peronda Laut. Benih perjuangan Laksamana Hang Nadim terus
tumbuh dan dikenang dalam kalangan orang Melayu.
Bandara Hang Nadim merupakan bandara yang memiliki landasan pacu
terpanjang di Indonesia. Panjang landasan pacu bandara ini mencapai 4.025 meter
dengan kekuatan landasan pacu PCN 85.
Bandara Hang Nadim resmi beroperasi pada tahun 1973 dengan status
pelabuhan Udara khusus dengan Landasan Pacu sepanjang 700 m untuk menunjang
operasional Pertamina. Pesawat yang beroperasi pada saat itu adalah type Skyfan,
Britain Norman dan Casa.
Seiring peningkatan pertumbuhan dan fungsi, Bandara Hang Nadim pada
Tahun 1995 resmi ditetapkan sebagai Bandara internasional yang melayani rute
penerbangan domestik dan internasional. Selanjutnya pada tahun 1999 ditetapkan
sebagai Bandara Kelas Satu Utama yang menjadikan Bandara Hang Nadim sebagai
Hub Airport dan Entry Port untuk penerbangan Internasional Keluar dan Masuk
wilayah Indonesia.
Untuk menunjang Kota Batam sebagai Kawasan Free Trade Zone (FTZ) atau
Kawasan Perdagangan Bebas yang memiliki daya saing di kawasan regional, konsep
pengembangan yang diterapkan pada Bandara Hang Nadim adalah hub logistik atau
pusat logistik di Kota Batam. Konsep logistik ini akan berfokus pada kegiatan
logistik, kargo ekspor dan impor pada Bandara Hang Nadim.
Volume angkutan lalu lintas udara di Bandara Hang Nadim mengalami
peningkatan yang pesat dan signifikan dari tahun ke tahun, baik penumpang maupun
kargo. Khusus untuk kargo, terdapat volume sebesar 44.552 ton pada tahun 2019 dan
telah dilakukan proyeksi kargo di tahun 2021 mencapai 79.586 serta akan mencapai
730.693 ton di tahun 2040.
Untuk mencapai tujuan tersebut, telah dibangun fasilitas penunjang kegiatan-
kegiatan logistik yaitu apron dan taxiway yang telah selesai dilaksanakan pada tahun
2020. Selanjutnya, pada tahun 2021 BP Batam akan membangun Gedung Terminal
Kargo seluas 9000 m2 di Bandara Hang Nadim.
Kedepannya, BP Batam berencana akan menyiapkan pembangunan Gedung
TPS (Tempat Penimbunan Sementara) dan RA (Regulated Agent) yang berdekatan
dengan terminal kargo untuk mengoptimalisasikan proses chain logistic di Bandara
Hang Nadim.

2.4 Persaingan Bisnis


Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas
Batam (BP Batam) terus mencoba untuk meningkatkan persaingan untuk mendapat
kewenangan yang lebih luas terkait dengan proses perizinan. Hal ini tertuang dalam
Peraturan Pemerintah (PP) No. 41/2021 Tentang Penyelenggaraan Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas. Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa saat ini jumlah perizinan
yang dikelola oleh BP Batam terdiri 67 jenis perizinan berusaha yang berasal dari 8
sektor.
Sektor-sektor tersebut di antaranya sektor transportasi bidang kepelabuhanan,
sektor kesehatan, sektor perdagangan, sektor perindustrian, sektor sumber daya air,
limbah, dan lingkungan, sektor kehutanan, sektor energi dan sumber daya mineral,
serta sektor kelautan dan perikanan. Dengan perluasan kewenangan, BP Batam
diharapkan terus melakukan terobosan yang mempermudah proses perizinan guna
meningkatkan ekosistem investasi agar kegiatan berusaha di Batam bisa meningkat.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan dua kawasan ekonomi
khusus (KEK) di Batam, yaitu KEK Nongsa yang berbasis ekonomi digital dan IT,
pariwisata, pendidikan dan industri kreatif, serta KEK Batam Aero Technic yang
berbasis jasa pemeliharaan pesawat serta logistik dan distribusi. Target investasi di
KEK Batam Aero Technic hingga 2027 adalah sebesar Rp7,2 triliun dengan serapan
tenaga kerja mencapai 9.976 orang.
Badan Pengusahaan Batam (BP BATAM) pun memiliki wancana untuk
menghadirkan pesaing dari Bright PLN Batam, sebagai perusahaan penyedia listrik
tunggal di Batam. Wancana ini dilontarkan karena biaya listrik untuk kawasan
industri termasuk ke dalam kategori tinggi atau mahal.

Anda mungkin juga menyukai