Anda di halaman 1dari 51

Konsolidasi pada Anak Perusahaan yang

Dimiliki Kurang dari Kepemilikan Penuh

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 1


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Ketika anak perusahaan dimiliki
kurang dari kepemilikan penuh,
pendekatan umum yang digunakan
untuk konsolidasi sama dengan
konsolidasi pada anak perusahaan
yang dimiliki penuh

akan tetapi prosedur konsolidasi harus


dimodifikasi sedikit untuk mengakui
kepemilikan non pengendali. Perhitungan
laba bersih dan saldo laba konsolidasi pun
harus memasukkan kepemilikan non
pengendali

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 2


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Menghitung laba bersih konsolidasi
Ilustrasi :
PT. Idaman memiliki 80% saham PT. Amanah, Yang dibeli pada nilai bukunya.
Selama tahun 20x1 PT. Amanah Melaporkan laba bersih Rp 25.000.000,-
sementara PT. Idaman melaporkan laba 100.000.000 dari hasil operasinya
sendiri dan pendapatan dengan metode ekuitas sebesar Rp 20.000.000,-. Laba
bersih konsolidasi untuk periode 20x1 dihitung sebagai berikut:

Ada dua cara menghitung laba bersih konsolidasi:


a.Pendekatan tambahan (additive approach) Menambah bagian induk
atas laba bersih anak perusahaan dengan laba induk dari operasinya
sendiri.
b.Pendekatan residual (Residual approach) Mengurangi beban
kepemilikan non pengendali atas laba bersih anak perusahaan dari
penjumlahan laba terpisah induk dengan laba bersih anak perusahaan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 3


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Pendekatan tambahan

Laba operasi terpisah PT. Idaman Rp 100.000.000


Laba bersih PT. amanah Rp 25.000.000
Proporsi Kepemlikan PT. Idaman x 0,80 Rp 20.000.000
Laba bersih konsolidasi Rp 120.000.000

Pendekatan residual

Laba bersih PT. Idaman Rp. 120.000.000


Dikurangi: pend. Dari anak perusahaan Rp ( 20.000.000)
Rp 100.000.000
Laba bersih PT. Amanah Rp 25.000.000
Rp 125.000.000
Dikurangi:
Laba kepemilikan non pengendali Rp 25.000.000 x 0,20 (Rp 5.000.000)
Laba bersih konsolidasi Rp 120.000.000

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 4


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Ilustrasi:
PT. Idaman Membeli 80 % saham PT. Amanah Pada 1 januari 20x1.
Dan mencatat investasi menggunakan metode ekuitas. Laba
bersih dan deviden yang diperoleh dan diumumkan PT. idaman
dan PT. Amanah selama dua tahun setelah akuisisi sebagai
berikut:

PT. IDAMAN PT. AMANAH


Saldo laba, 1 januari 20x1 Rp 400.000.000 RP 250.000.000
Laba bersih 20x1 Rp 120.000.000 Rp 25.000.000
Deviden 20x1 Rp (30.000.000) Rp (10.000.000)
Saldo, 31 desember 20x1 Rp 490.000.000 Rp 265.000.000

Laba bersih, 20x2 Rp 148.000.000 Rp 35.000.000


Deviden 20x2 Rp (30.000.000) Rp (10.000.000)
Saldo, 31 desember
Rp 608.000.000 Rp 290.000.000
20x2

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 5


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Maka saldo laba konsolidasi pada 31 desember 20x2, dua tahun
setelah tanggal penggabungan dihitung sebagai berikut:

Saldo PT. Idaman, 31 desember 20x2 Rp 608.000.000


Ekuiitas akrual dari PT. Amanah sejak Akuisisi (Rp
Rp 48.000.000
25.000.000 +Rp 35.000.000) x 0,80
Saldo laba PT. Idaman Dari Hasil Operasinya sendiri, 31
Rp 560.000.000
desember 20x1
Bagian PT. Idaman Atas laba bersih PT. Amanah Sejak
Rp 48.000.000
akuisisi, Rp 60.000.000 x 0,80

Saldo laba konsolidasi, 31 desember 20x2 Rp 608.000.000

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 6


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Kepemilikan suara di atas 50% merupakan salah satu ciri adanya
pengendalian yang mewajibkan entitas induk menyusun laporan keuangan
konsolidasi. Apabila entitas anak berbentuk perseroan terbatas (PT),
kepemilikan saham menjadi indikasi hak suara.

Kepemilikan 100% saham entitas anak dalam kondisi normal akan


memberikan hak pengendalian penuh bagi entitas induk. Meskipun
kepemilikan entitas induk atas saham biasa entitas anak kurang dari 100%,
entitas induk tetap memiliki hak pengendalian atas entitas anak jika terdapat
pemilik lain dalam entitas anak yang harus diberikan haknya. Inilah yang
disebut Kepentingan Nonpengendali.

Apabila PT Alan mengakuisisi 90% saham PT Bino dari jumlah saham


Rp 12.500.000, sekalipun PT Alan mengendalikan PT Bino tetapi
terdapat 10% pemegang saham dalam PT Bino yang tidak dikuasai PT
Alan kekayaan PT Bino yang dimiliki PT Alan akibat akuisisi tersebut
adalah 90% dari total kekayaan PT Bino atau
90% x Rp 12.500.000 = Rp 11.250.000.
Jadi, kekayaan Kepentingan Nonpengendali adalah
10% x Rp 12.500.000 = Rp 1.250.000

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 7


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Neraca Konsolidasi atas Entitas Anak yang dikuasai
Kurang dari 100%

Ilustrasi:
PT.Turbo membeli saham biasa PT.Merah Delima sebanyak 85.000 lembar
dengan harga pasar per lembar Rp 1.580,-
Neraca PT.Turbo dan PT.Merah Delima pada tanggal 1 Januari 20X adalah
sebagai berikut :

Keterangan PT.Turbo PT.Merah


(Rp) Delima
(Rp)
Aktiva Lainnya 510.700.000 220.000.000

Kewajiban 207.400.000 74.000.000

Modal Saham (Nn.Rp.1.000) 200.000.000 100.000.000

Laba Ditahan 103.300.000 46.000.000

Pasiva 510.700.000 220.000.000

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 8


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Kalau ada Goodwill diamortisasi selama 20 thn dan pengurangan nilai harta yaitu
aktiva lainnya yang tidak di susutkan.
Jurnal PT.Turbo atas pembelian saham PT.Merah Delima :

Investasi saham pada PT.Merah Delima Rp 134.300.000


Kas (Aktiva lainnya) Rp 134.300.000
( 85.000 lbr x Rp 1.580 = Rp 134.300.000).

keterangan : persentase kepentingan PT.Turbo pada PT.Merah Delima


85.000/100.000 x 100% = 85%.

Investasi saham PT.Merah Delima Pada 1/1-20X Rp 134.300.000


Aktiva Bersih
Modal Saham = 85% x Rp 100.000.000 = Rp 85.000.000
Laba Ditahan = 85% x Rp 46.000.000 = Rp 39.100.000
Rp 124.100.000
Goodwill Rp 10.200.000

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 9


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Jurnal Eliminasi :
Modal saham PT.Merah Delima Rp 85.000.000
Laba Ditahan PT.Merah Delima Rp 39.100.000
Goodwill Rp 10.200.000
Investasi saham pada PT.Merah Delima Rp 134.300.000

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 10


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
PT.Turbo dan Anak Perusahaan PT.Merah Delima
Kertas Kerja untuk Neraca Konsolidasi
Per 1 Januari 20X
(Dalam Ribuan Rupiah)

PT.Merah
Keterangan PT.Turbo Eliminasi Neraca Konsolidasi
Delima
Debet Kredit Debet Kredit

Debet

Investasi saham pd PT.merah Delima 134.300 - - - - -

Eliminasi - - - 134.300 - -

Goodwill - - 10.200 - 10.200 -

Aktiva lainnya 376.400 220.000 - - 596.400 -

Total 510.700 220.000 - - - -

Kredit

Kewajiban 207.400 74.000 - - 281.400

Modal Saham PT.Turbo 200.000 - - - - 200.000

Laba Ditahan PT.Turbo 103.300 103.300

Modal saham PT.Merah delima - 100.000

Eliminasi 85% 85.000


15.000
Kepentingan Minoritas 15%

Laba Ditahan PT.Merah Delima 46.000

Eliminasi 85% 39.100

Kepentingan Minoritas 15% 6.900

Total 510.700 220.000 134.300 134.3000 606.600 606.600

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 11


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Bila Laba-rugi,pembagian deviden semester I dan II tahun 20X untuk PT.Turbo
dan PT.Merah Delima adalah sebagai berikut :

Keterangan PT.Turbo (Rp) PT.Merah Delima (RP)

Saldo Laba Ditahan per 1/1/20X 103.300.000 46.000.000


Laba semester I 20X 23.400.000 20.800.000
Deviden diumumkan tgl.21/1/20X
Dan dibayar tgl.30/12/20X - (12.000.000)
Laba-rugi semester II 20X 18.300.000 ( 4.000.000)
Saldo Laba Ditahan 31/12/20X 145.000.000 50.800.000

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 12


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Diasumsikan Kewajiban kedua perusahaan tgll 31/12/20X sama dengan tgl 1/1/20X.
Mencatat laba-rugi dan deviden dari PT. Merah delima pada Buku PT.Turbo:
1. Investasi saham pada PT.Merah Delima Rp 17.680.000
Laba-rugi dalam modal PT.merah Delima Rp 17.680.000
(mencatat laba semester I 20X dari PT.Merah Delima
85% x Rp 20.800.000 = Rp 17.680.000)
2. Piutang Deviden Rp 10.200.000
Investasi Saham pada PT.Merah Delima Rp 10.200.000
( mencatat deviden yang diumumkan tgl.12/12/20X oleh PT.Merah Delima = 85% x Rp
12.000.000 = Rp 10.200.000)
3. Kas Rp 10.200.000
Piutang Deviden Rp 10.200.000
(mencatat penerimaan deviden tgl 30/12/20X)
4. Laba-rugi dalam modal PT.Merah Delima Rp 3.400.000
Investasi Saham pada PT.Merah Delima Rp 3.400.000
(mencatat rugi semester II 20X dari PT.Merah Delima = 85% x Rp 4.000.000 = Rp
3.400.000)
5. Laba-rugi dalam PT.Merah Delima Rp 510.000
Investasi Saham pada PT.Merah Delima Rp 510.000
(mencatat investasi goodwill = Rp 10.200.000 : 20 thn = Rp 510.000)

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 13


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 14
AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Investasi saham pada PT.Merah Delima tgl.31/12/20X Rp 137.870.000
Aktiva bersih:
Modal saham = 85% x Rp 100.000.000 = Rp 85.000.000
Laba ditahan = 85% x Rp 50.800.000 = Rp 43.180.000
Rp 128.180.000
Goodwill (net) Rp 9.690.000

Jurnal Eliminasi per 31/12/20X


Modal saham PT.Merah Delima Rp 85.000.000
Laba ditahan PT.Merah Delima Rp 43.180.000
Goodwill Rp 9.690.000
Investasi saham pada PT.Merah Delima Rp 137.870.000

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 15


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
PT.Turbo dan anak perusahaan PT.Merah Delima
Kertas Kerja Untuk Neraca Konsolidasi
Per 31 Desember 20X
(Dalam Ribuan Rupah)

Keterangan PT.Turbo PT.Merah Delima Eliminasi Neraca konsolidasi

Debit Kredit Debit Kredit


Debit
Investasi saham pada PT.Merah Delima 137.870 -

-Eliminasi
137.870
-Goodwill 9.690 9.690
-Aktiva Lainnya 428.300 224.800 653.100
566.170 224.800
Kredit
Kewajibab 207.400 74.000 281.400
Modal Saham PT.Turbo 200.000 200.000
Laba ditahan PT.Turbo 158.770. 158.770
Modal saham PT.Merah Delima 100.000

-eliminasi 85%
85.000
-Kepentingan Minoritas 15% 15.000
Laba ditahan PT.Merah Delima 50.800

-Eliminasi 85%
43.180

-kepentingan minoritas 15%


7.620
566.170 224.800 137.870 137.870 662.790 662.790

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 16


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
PT.Turbo dan Anak Perusahaan PT.Merah Delima
Neraca Konsolidasi
Per 31 desember 20X

Aktiva Lainnya Rp 653.100.000


Goodwill Rp 9.690.000
Total Aktiva Rp 662.790.000

Kewajiban Rp 281.400.000
Modal Pemegang Saham
-Kepentingan Minoritas
-Modal Saham Rp 15.000.000
-Laba ditahan Rp 7.620.000
Rp 22.620.000
-Kepentingan Mayoritas
-Modal saham Rp 200.000.000
-Laba ditahan Rp 158.000.000
Rp 358.770.000
Rp 381.390.000
Total Kewajiban dan Modal Pemegang Saham Rp 662.790.000

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 17


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 18


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
A. PENDAHULUAN

Umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis adalah tahun


fiskal penuh. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan keuangan untuk periode
akuntansi interim sebagai bagian dari tahun fiskal. Laporan keuangan interim
dikembangkan berdasarkan pandangan yang menganggap laporan keuangan interim
sebagai bagian integral dengan periode tahunan.
Pada dasarnya, laporan keuangan interim menyediakan informasi mengenai
kondisi perusahaan kurang dari satu tahun. Laporan tersebut biasanya diterbitkan setiap
tiga bulan dan biasanya berisi informasi kumulatif dari awal tahun sampai dibuatnya laporan
tersebut. Sebelum tahun 1973, keseragaman isi dari laporan interim yang dibuat untuk para
pemegang saham sangat rendah. Ketidakseragaman dan semakin pentingnya laporan
interim mendorong dikeluarkannya APB Opinion Nomor 28 pada bulan Mei 1973.
Pengungkapan informasi segmen sebagaimana diatur dalam Statement of
Financial Accounting Standards (SFAS) Nomor 14 tentang Financial Reporting for
Segments of Business Enterprise tidak berlaku untuk pelaporan interim, kecuali jika laporan
interim tersebut berupa laporan keuangan yang dimaksudkan untuk menyajikan posisi
keuangan, hasil operasi, dan perubahan posisi keuangan sesuai dengan Prinsip Akuntansi
yang Berterima Umum (PABU) atau Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 19


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
B. PENGERTIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Laporan keuangan interim adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara


dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim:

(1) harus dipandang sebagai bagian yang integral dari periode tahuan; dan

(2) dapat disusun secara bulanan, triwulanan, atau periode lain yang kurang dari
setahun dan mencakupi seluruh komponen laporan keuangan sesuai standar
akuntansi keuangan.

Di Indonesia, laporan keuangan interim dimuat dalam Pernyataan Standar


Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 03 tentang Laporan Keuangan Interim yang
terdapat dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 20


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
C. SIFAT LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Secara konseptual, laporan keuangan interim (interim report)
menyediakan informasi yang lebih tepat waktu, tetapi kurang lengkap
dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan (annual report). Laporan
keuangan interim menunjukkan adanya trade-off antara ketepatan waktu dan
kehandalan data-data keuangan, karena memerlukan adanya estimasi untuk
melakukan review piutang, utang dagang/usaha, persediaan, dan informasi
lainnya yang mendukung pengukuran yang disajikan dalam laporan keuangan
tahunan. Kebutuhan minimum pengungkapan sebagaimana diatur dalam APB
Opinion Nomor 28 tidak mewajibkan penyajian keuangan yang wajar hasil
operasi dan posisi keuangan sesuai dengan PABU.
Berdasarkan APB Opinion Nomor 28, masing-masing periode interim
merupakan bagian integral dari laporan tahunan (annual report). Hasil
perhitungan periode interim harus didasarkan pada prinsip akuntansi dan
praktik yang digunakan dalam tahun terakhir penyusunan laporan keuangan.
Meskipun demikian, modifikasi tetap diperbolehkan untuk menyesuaikan
periode interim dengan periode tahunan supaya memiliki informasi yang berarti.
Sebagai contoh, laporan interim memodifikasi prosedur yang digunakan untuk
penghitungan biaya produksi dan biaya-biaya yang lain yang biasanya
digunakan dalam laporan tahunan.
Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 21
AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
D. PANDANGAN SEHUBUNGAN DENGAN
LAPORAN KEUANGAN INTERIM

Pada umumnya, laporan keuangan yang dikeluarkan perusahaan bisnis


adalah tahun fiskal penuh. Beberapa perusahaan mengeluarkan laporan
keuangan untuk periode akuntansi interim sebagai bagian dari tahun fiskal.
Pada dasarnya, ada dua pandangan sehubungan dengan laporan keuangan
interim adalah sebagai berikut.
1. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai dasar periode
akuntansi dan menyimpulkan bahwa hasil operasi tiap periode ditentukan dengan
cara yang sama, seperti pada periode tahunan.
2. Pandangan yang menganggap periode interim sebagai bagian yang integral
dengan periode tahunan.
Di Indonesia, laporan keuangan interim dikembangkan berdasarkan
pandangan yang kedua yang menganggap laporan keuangan interim sebagai
bagian integral dengan periode tahunan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 22


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
E. BIAYA PRODUK

Untuk menghitung biaya produk antara lain dapat digunakan dengan metode
sebagai berikut.
1. Metode Laba Kotor. Apabila perusahaan menggunakan metode ini untuk harga
sediaan selama masa interim, pengungkapan metode dan rekonsiliasi dengan sediaan
tahunan perlu dilakukan.
2. Metode Last In First Out (LIFO). Jika sediaan LIFO dilikuidasi pada masa interim
tetapi metode tersebut akan diganti pada akhir tahun, harga pokok penjualan (cost of
goods sold) harus dimasukkan dalam biaya pergantian metode dari LIFO, sebagai
konsekuensi likuidasi interim. Sebagai contoh, sebuah perusahaan melakukan likuidasi 100
unit sediaan yang diperhitungkan dengan LIFO pada tiga bulan pertama. Perusahaan
tersebut akan membebankan harga pokok/kos penjualan pada current cost 100 unit
daripada historical cost LIFO jika 100 unit tersebut akan digantikan pada akhir tahun.
Kelebihan nilai current cost di atas historical cost menunjukkan adanya kewajiban lancar
pada neraca interim.
Dalam kasus perubahan metode sediaan LIFO, pengaruh kumulatif perubahan
pada awal periode tidak dapat dihitung. Jika perubahan tersebut dilakukan pada periode
pertama, fakta tersebut harus diungkap tetapi bukan jumlah pro forma. Jika perubahan
dibuat pada periode selanjutnya, perubahan tersebut diungkap bersamaan dengan
informasi keuangan pada periode interim sebelum perubahan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 23


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
F. PENURUNAN NILAI PASAR PERSEDIAAN

Penurunan nilai pasar sediaan tidak ditangguhkan selama periode interim, kecuali jika
ditentukan secara temporer tidak ada kerugian yang akan terjadi selama setahun secara
keseluruhan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 24


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
G. SISTEM BIAYA STANDAR

Rencana varian berdasarkan sistem biaya standar yang diharapkan akan diserap pada akhir
tahun sebaiknya ditangguhkan pada masa interim.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 25


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
H. BIAYA-BIAYA LAIN

Biaya Tahunan dalam Laporan Interim. Biaya yang dibebankan secara tahunan
sebaiknya dialokasikan ke periode interim. Prosedur alokasi harus konsisten dengan
prosedur untuk laporan tahunan. Biaya-biaya yang muncul dalam periode interim tidak
ditangguhkan, kecuali jika biaya-biaya tersebut akan ditangguhkan pada akhir tahun.

Biaya Iklan. Biaya iklan tidak ditangguhkan selama masa interim, kecuali jika manfaatnya
juga dapat dirasakan pada periode sesudahnya.

Pajak Penghasilan. Pajak penghasilan dalam laporan interim dibagi menjadi (a) pajak
penghasilan untuk penghasilan dari operasional tidak termasuk item-item yang bukan biaya
atau jarang terjadi, dan (b) pajak penghasilan untuk item yang tidak biasa, pemberhentian
operasi dan item luar biasa. Biaya pajak penghasilan untuk masa interim berdasarkan pada
estimasi tarif pajak efektif tahunan untuk pendapatan kena pajak (PKP) yang berasal dari
operasi tidak termasuk item-item luar biasa. Estimasi pajak penghasilan tahunan dikurangi
dengan pajak penghasilan yang telah diakui pada periode sebelumnya menjadi beban
pajak periode kini. Pengaruh pajak untuk item-item yang tidak biasa diperhitungkan secara
terpisah dan ditambahkan pada periode interim di mana item ini dilaporkan. Gain dan loss
untuk pemberhentian operasi dan item luar biasa dilaporkan dalam laporan tahunan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 26


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
I. PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 03 tentang Laporan
Keuangan Interim berlaku untuk perusahaan yang diwajibkan untuk menyajikan laporan
keuangan interim oleh peraturan perundangan yang berlaku, misalnya: pasar modal, dan
lain-lain. Untuk industri yang telah diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
industri yang bersangkutan secara khusus, misalnya perbankan, maka harus mengikuti
standar khusus tersebut.
Laporan keuangan interim meliputi: (1) neraca; (2) laporan laba/rugi; (3) saldo
laba interim; (4) laporan arus kas; dan (5) catatan atas laporan keuangan. Laporan
keuangan interim harus menyajikan secara komparatif dengan periode yang sama tahun
sebelumnya. Perhitungan laba/rugi interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku
sampai dengan periode interim terakhir yang dilaporkan (year-to-date).
Laporan keuangan interim harus menggolongkan aktiva sebagai kelompok
lancar dan tidak lancar, dan kewajiban sebagai kelompok jangka pendek dan jangka
panjang sesuai laporan keuangan tahunan. Kalau suatu aktiva dan kewajiban dapat atau
harus direalisasikan dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca interim, maka aktiva
tersebut digolongkan sebagai lancar; atau kewajiban tersebut digolongkan sebagai jangka
pendek; kalau tidak aktiva tersebut digolongkan sebagai tidak lancar atau kewajiban
tersebut digolongkan sebagai jangka panjang.
Khusus untuk perusahan tertentu, antara lain bank dan asuransi, yang
mempunyai metode khusus dalam penggolongan aktiva, maka penggolongan aktiva harus
dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 27


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
J. PENGUNGKAPAN RINGKASAN DATA KEUANGAN
INTERIM
Apabila perusahaan melaporkan ringkasan informasi keuangan pada tanggal
laporan keuangan interim, maka data berikut merupakan data minimum yang harus
dilaporkan:
1. Pendapatan atau penjualan kotor, beban, estimasi pajak penghasilan, pos luar biasa
(termasuk pengaruh terhadap pajak penghasilan yang terkait), pengaruh kumulatif
perubahan akuntansi, perubahan akuntansi, dan laba bersih.
2. Data laba bersih per saham untuk setiap periode interim yang disajikan.
3. Pendapatan dan beban musiman.
4. Perubahan yang penting dalam taksiran pajak penghasilan.
5. Pelepasan suatu segmen usaha, pos luar biasa, transaksi tidak biasa, dan tidak sering
terjadi.
6. Kewajiban kontinjen.
7. Perubahan akuntansi.
8. Perubahan yang material pada unsur laporan arus kas.
Laporan keuangan interim terakhir, misalnya laporan keuangan interim triwulan
keempat, tidak perlu disusun karena pada dasarnya laporan keuangan tersebut dapat
digantikan dengan laporan keuangan tahunan. Dalam hal laporan keuangan interim
triwulan keempat hendak diterbitkan, maka penerbitannya dilakukan bersamaan dengan
penerbitan laporan keuangan tahunan. Di samping itu, isi dari laporan keuangan interim
triwulan keempat harus merupakan selisih dari laporan keuangan tahunan dan laporan
keuangan interim sebelumnya tahun yang bersangkutan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 28


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
K. SIMPULAN

Dengan meningkatnya jumlah perusahaan yang menjual surat berharga di pasar


modal, laporan keuangan interim menjadi semakin diperlukan pemakai laporan keuangan
membutuhkan laporan keuangan perusahaan secepat mungkin untuk memberikan
gambaran tentang kegiatan perusahaan. Laporan keuangan interim adalah laporan
keuangan yang diterbitkan di antara dua laporan keuangan tahunan.

Tuntutan pengungkapan untuk laporan interim ditemukan dalam


APB Opinion Nomor 28 dan diamandemen dalam FASB Statement Nomor 3 dan
FASB Interpretation Nomor 18. Laporan interim menyediakan informasi yang tepat
waktu. Meskipun demikian, sebagian besar informasinya didasarkan pada estimasi dan
laporan yang tidak diaudit. Setiap laporan interim merupakan bagian integral dari laporan
tahunan. Laporan interim ditentukan berdasarkan prinsip akuntansi yang digunakan dalam
laporan tahunan tahun sebelumnya. Meskipun demikian, beberapa modifikasi mungkin
diperlukan untuk menyusun laporan interim sebagai pelengkap laporan tahunan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 29


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
LAPORAN KEUANGAN INTERIM MENURUT
IAS 34

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 30


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
1. Tujuan

Tujuan dari IAS 34 adalah untuk mengatur isi minimal dari sebuah laporan
keuangan interim, dan untuk menjelaskan prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan
keuangan interim.

IAS 34 tidak menjelaskan entitas mana yang harus menerbitkan laporan keuangan
interim, seberapa sering laporan harus diterbitkan, atau seberapa cepat laporan tersebut
harus diterbitkan setelah akhir perioda interim. Standar diterapkan pada entitas yang
diharuskan atau memilih untuk menerbitkan laporan keuangan interim. IASC mendorong
entitas yang diperdagangkan pada publik untuk menyajikan laporan keuangan interim
setidaknya pada akhir tengah tahun, dan laporan ini harus tersedia tidak lebih dari 60 hari
setelah akhir perioda interim. Entitas yang tidak menyiapkan laporan keuangan interim atau
menyediakan yang tidak sesuai terhadap IAS 34, tidak berpengaruh pada kepatuhan laporan
keuangan tahunannya dengan IFRS.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 31


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
2. Definisi Istilah

 Perioda interim. Perioda pelaporan keuangan yang lebih pendek dari tahun buku penuh

 Laporan keuangan interim. Laporan keuangan yang berisi seperangkat laporan keuangan
lengkap atau kondensasian untuk perioda interim.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 32


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
3. Bentuk dan Isi Laporan Interim
a. IAS 34 menjelaskan isi minimal dari laporan keuangan interim termasuk laporan
keuangan kondensasian (ringkas) dan catatan penjelas pilihan. Tia tidak menjelaskan
rincian informasi yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan kondensasian ini.
Entitas harus memutuskan tingkat keterperincian dan meyakinkan bahwa laporan
keuangan kondensasian dapat dibandingkan dengan laporan keuangan tahunan
sebelumnya. Laporan keuangan interim harus menyediakan pemutakhiran atas
laporan keuangan terakhir.
b. Elemen minimal dalam laporan keuangan interim adalah Laporan posisi keuangan
kondensasian, Laporan laba komprehensif, disajikan sebagai: Laporan kondensasian
tunggal atau Laporan laba rugi kondensasian terpisah dan laporan laba komprehensif
kondensasian, laporan perubahan ekuitas kondensasian; Laporan aliran kas
kondensasian; dan catatan penjelas pilihan
c. Jika entitas menerbitkan seperangkat lengkap laporan keuangan dalam laporan
interim, laporan keuangan tersebut harus sesuai dengan IAS 1.
d. Jika entitas mempublikasikan laporan keuangan interim yang telah dikondensasi,
maka laporan tersebut harus berisi, minimal judul dan subtotal yang tercantum dalam
laporan keuangan tahunan terkini dan catatan penjelasnya sesuai yang diharuskan
dalam IAS 34. Baris pos tambahan atau catatan harus tercantum jika bila tidak
dicantumkan akan membuat laporan keuangan interim menyesatkan.
e. Laba per saham dasar dan dilusian harus disajikan pada laporan laba rugi.
f. Jika laporan keuangan tahunan terkini entitas disiapkan atas dasar konsolidasian,
laporan keuangan interim harus disiapkan atas dasar yang sama.
Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 33
AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
4. Catatan Penjelas

Catatan penjelas dirancang untuk memberikan penjelasan atas peristiwa dan


transaksi signifikan yang muncul sejak laporan keuangan tahunan terakhir. IAS 34
berasumsi bahwa pembaca laporan keuangan interim juga akan memiliki akses terhadap
laporan keuangan tahunan terkini. Oleh karena itu, IAS 34 mencegah terjadinya
pengulangan pengungkapan tahunan dalam laporan interim. IAS 34, paragraf 6,
menyediakan daftar apa yang harus diungkapkan yaitu:
a. Perubahan kebijakan akuntansi
b. Operasi musiman atau siklikal
c. Pos tidak biasa dan perubahan dalam estimasi
d. Dividen dibayar dan peristiwa material setelah akhir perioda interim
e. Perubahan dalam struktur entitas termasuk kombinasi bisnis dan restrukturisasi -
Pendapatan segmen dan hasilnya
f. Perubahan dalam liabilitas atau aset kontingen sejak tanggal neraca tahunan terakhir
g. Penerbitan, pembelian kembali, dan pembayaran kembali utang dan efek ekuitas.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 34


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
5. Pengungkapan Atas Kepatuhan Terhadap IFRS

Jika laporan keuangan interim entitas patuh terhadap IAS 34, maka hal ini harus diungkapkan.
Laporan keuangan interim tidak boleh menyatakan kepatuhan terhadap IFRS kecuali tia sesuai
dengan seluruh IFRS dan intepretasi dari IFRIC.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 35


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
6. Perioda yang disajikan dalam Laporan Keuangan Interim

a. IAS 34 mensyaratkan informasi yang harus disajikan sebagai berikut:


 Neraca pada akhir perioda interim berjalan dan neraca pembanding pada
akhir tahun buku berjalan.
 Laporan laba rugi untuk perioda interim berjalan dan untuk tahun-ke-tanggal
keuangan berjalan, dengan laporan laba rugi pembanding untuk perioda
interim yang terbandingkan (perioda berjalan dan tahun-ke-tanggal) dari tahun
buku berjalan.
 Laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas untuk tahun-ke-tanggal
keuangan berjalan, dengan laporan pembanding untuk perioda tahun-ke-
tanggal terbandingkan dari tahun buku berjalan.
b. IAS 34 mengakui kegunaan informasi tambahan jika bisnis merupakan bisnis
musiman dengan mendorong bisnis-bisnis tersebut untuk mengungkapkan
informasi keuangan untuk 12 bulan terakhir, dan informasi pembanding untuk
perioda 12 bulan sebelumnya, sebagai tambahan untuk laporan keuangan
interim.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 36


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
7. Pengukuran

a. Pengukuran untuk tujuan pelaporan interim harus dibuat atas dasar tahun-ke-
tanggal, sehingga frekuensi pelaporan entitas tidak mempengaruhi
pengukuran hasil tahunannya.
b. Definisi pengukuran dan kriteria pengakuan yang sama digunakan dalam
laporan keuangan interim maupun tahunan.
c. IAS 34 mengharuskan entitas untuk mempertimbangkan beberapa poin
berikut:
 Pendapatan yang diterima musiman, siklik, atau kadang-kadang selama satu
tahun buku harus diperlakukan berbeda dari perlakuan dalam laporan
keuangan tahunan.
 Cost dan Biaya diakui ketika terjadi, dan tidak diperlakukan berbeda dari
laporan keuangan tahunan
 Biaya pajak penghasilan harus diakui berdasar estimasi terbaik dari rata-rata
berbobot tingkat pajak penghasilan tahunan harapan untuk tahun buku
penuh.
 Diakui bahwa persiapan laporan interim terkadang akan membutuhkan
banyak estimasi.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 37


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
8. Poin Penting

a. Materialitas akan dinilai atas hubungannya dengan data keuangan perioda


interim dengan tujuan utama untuk memasukkan semua informasi yang
berpaut dengan posisi keuangan dan kinerja entitas selama perioda tersebut.
Harus dipahami bahwa untuk menilai materialitas, pengukuran interim akan
bergantung pada penggunaan estimasi yang lebih banyak daripada
pengukuran data keuangan tahunan.
b. Kebijakan akuntansi dalam laporan keuangan tahunan harus diterapkan juga
untuk perioda interim.
c. Entitas harus menggunakan kebijakan akuntansi yang sama selama satu
tahun buku. Bila kebijakan akuntansi baru diadopsi dalam satu perioda
interim, kebijakan tersebut harus diaplikasikan dan data interim yang telah
dilaporkan sebelumnya harus disajikan kembali sesuai dengan IAS 8.
d. Jika estimasi dari jumlah yang dilaporkan dalam perioda interim berubah
secara signifikan selama perioda interim akhir dalam tahun buku tapi laporan
keuangan terpisah belum diterbitkan untuk perioda tersebut, sifat dan jumlah
yang berubah harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
tahunan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 38


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
IRFIC Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai

a. Untuk setiap tanggal pelaporan, entitas diharuskan untuk menilai penurunan


nilai aset, dan dalam kasus tertentu, penurunan nilai tersebut takterbalikkan
(nonreversing) setelah tanggal pelaporan. Penurunan nilai terbalikkan
(reversible) diatur dalam IFRS:

 Goodwil (IAS 36)


 Investments in equity instruments (IAS 39)
 Financial assets carried at cost (IAS 39)

a. IFRIC 10 mengklarifikasikan bahwa entitas tidak diperbolehkan membalik rugi


penurunan nilai terkait dengan aset yang disebutkan diatas, pengakuan dalam
perioda interim sebelumnya, setelah tanggal neraca, bahkan bila kondisi
mungkin berubah pada saat tanggal setelah pelaporan atau neraca.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 39


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
LAPORAN KEUANGAN INTERM

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 40


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
A. LAPORAN KEUANGAN SEGMEN

Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur melalui PSAK No.5. PSAK
No.5 menjelaskan pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu
perusahaan, khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah geografis yang
berbeda. Dalam pelaporan informasi keuangan menggambarkan aktivitas masing-
masing segmen industri dan menunjukkan komposisi masing-masing wilayah
geografis yang dilaporkan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 41


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
B. DEFINISI SEGMEN

1. Segmen peusahaan adalah komponen suatu entitas yang aktivitasnya mewakili


kegiatan usaha utama atau kelompok pelanggan. Suatu segmen dapat berbentuk
sebuah anak perusahaan, suatu divisi, suatu departemen, dalam beberapa hal sebuah
joint venture atau anak perusahaan lain bukan investasi. Aktiva, kinerja dan aktivitas
segemn tersebut secara jelas dapat dipisahkan secara fisik dan operasional dari aktiva,
kinerja dan aktivitas yang lain dalam netitas yang sama.
2. Segmen industri adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dan
menghasilkan suatu produk atau jasa yang berbeda menurut pembagian industri, atau
sekolompok produk atau jasa sejenis yang berbeda, terutama untuk para pelanggan di
luar perusahaan.
3. Segmen geografis adalah komponen perusahaan yang dapat dibedakan dan
mempunyai usaha di suatu atau sekelompok negara ddalam suatu wilayah georafis
tertentu.
Berdasarkan (FASV Statement No.14) Mengenai Pelaporan keuangan segmen
menyatakan bahwa data keuangan konsolidasi dari suatu perusahaan dipisahkan
menurut informasi lini produk dan geografi.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 42


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
C. EVOLUSI PERSYARATAN LAPORAN SEGMEN

Di amerika persyaratan akan pelaporan segmen usaha bermula tahun 1964,


ketika ada kebutuhan oleh SEC agar perusahaan publik melaporkan usahanya pada setiap
segmen operasi. Tahun 1967, APB mengeluarkan statement No. 2 mengenai "A Disclosure
of supplemental Financial Information by Diversified Companies". Pernyataan ini bukan
suatu keharusan namun disarankan.
Standar pelaporan segmen pertama kali ditetapkan dalam (FASB Statement
No.14) yang berlaku untuk seluruh perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan
lengkap menurut prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kemudian pernyataan ini kemudian
diubah menjadi (FASB Statement No.21). pengungkapan yang diharuskan meliputi
informasi mengenai Operasi pada industri yang berbeda, operasi luar negeri, penjualan
ekspor dan konsumen utama suatu kelompok perusahaan.
Statement No.14 berpatokan pada prinsip akuntansi yang digunakan untuk
laporan keuangan konsolidasi kecuali Informasinya dipisahkan dan transaksi antarsegmen
dimasukkan dalam informasi segmen. Pemisahan tidak diharuskan untuk anak-anak
perusahaan yang tidak dikonsolidasi, perusahaan patungan, investasi yang
dipertanggungjawabkan dengan metode ekuitas, namun informasi wilayah geografi dan
industri dimana beroperasi harus dijelaskan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 43


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
D. LATAR BELAKANG LAPORAN SEGMEN

Laporan keuangan segmen sangat diperlukan karena:


1. Tingkat profitabilitas, kesempatan berkembang, prospek masa depan, dan
resiko invesatasi sangat berbeda diantara segmen industri dan geografi.
2. Para pemakai laporan keuangan segmen dapat mengkaji prospek dan risiko
suatu perusahaan yang didiversifikasi. Informasi ini tidak dapat diperoleh dari
data yang diagregasikan.
3. ujuan penyajian informasi menurut segemn adalah meyediakan informmasi
bagi para pemakai laporan keuangan mengenai skala relatif, kontribusi laba,
dan trend pertumbuhan dari berbagai industri dan wilayah geografis
perusahaan yang didiversifikasi untuk memungkinkan para pemakai laporan
keuangan membuat pertimbangan yang lebih baik terhadap perusahaan
secara keseluruhan.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 44


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
E. PELAPORAN YANG DISEGMEN

Untuk beroperasi secara efektif, manajer harus mempunyai informasi


sebanyak-banyaknya yang tersedia baginya yang melebihi dari informasi yang
diberikan oleh laporan rugi-laba semata. Beberapa jenis produk dapat
menguntungkan dan beberapa lainnya tidak dapat memberikan keuntungan,
beberapa daerah penjualan mungkin mempunyai komposisi penjualan yang buruk
atau mungkin mengabaikan kesempatan penjualan, atau beberapa divisi produksi
mungkin tidak efektif menggunakan kapasitas dan sumber daya mereka. Untuk
membuka masalah ini manajer membutuhkan laporan yang memfokuskan pada
segmen perusahaan.
Segmen dapat didefinisikan sebagai setiap bagian atau setiap aktivitas
organisasi yang mengakibatkan manajer perlu mencari data biaya mengenai
bagian atau aktivitas organisasi tersebut. Contoh: Segmen akan meliputi daerah
penjualan, divisi produksi, departemen produksi, dan jenis produk.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 45


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
F. KONSEP ALOKASI DASAR
Laporan yang disegmen untuk kegiatan intern disajikan secara khusus dalam bentuk
kontribusi. Pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan ini adalah sama
seperti pedoman penentuan harga pokok yang digunakan dalam penyajian laporan jenis kontribusi
pada umumnya, kecuali satu hal yang tidak sama yaitu terletak pada penanganan biaya tetap. Dimana
biaya tetap dibagi ke dalam dua bagian pada laporan yang disegmen yaitu direct fixed cost dan
common fixed cost.
Direct fixed cost dapat didefinisikan sebagai biaya tetap yang dapat dikaitkan langsung pada segmen
tertentu dan yang timbul karena adanya segmen. Sedangkan common fixed cost dapat didefinisi-kan
sebagai biaya tetap yang tidak dapat dikaitkan langsung pada setiap segmen tertentu tetapi timbul
karena aktivitas operasi keseluruhan.
Singkatnya ada dua pedoman yang diikuti dalam membebankan biaya ke berbagai segmen
organisasi menurut pendekatan kontribusi yaitu:
1. Mengikuti pola perilaku biaya (biaya variabel dan tetap)
2. Mengikuti apakah biaya dapat ditelusuri secara langsung ke segmen yang bersangkutan atau
tidak.
Ringkasnya, pelaporan yang disegmen memberi kemampuan perusahaan untuk melihat sendiri
dari berbagai sudut pandang yan berbeda. Beberapa cara untuk dapat menghasilkan data biaya dan
profitabilitas meliputi:
1. Per divisi.
2. Per lini produk.
3. Per daerah penjualan.
4. Per daerah desa.
5. Per operasi dalam negeri dan luar negeri.
Untuk mengilustrasikan bagaimana penjualan total dapat dibagi ke dalam lebih dari satu susunan
segmen.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 46


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
G. LINGKUP STANDAR PELAPORAN SEGMEN

Adapun lingkup laporan kuangan segmen adalah sebagai berikut:


1. Pelaporan segmen berlaku bagi perusahaan yang menerbitkan surat-surat berharga yang
diperdagangkan kepada publik.
2. Entitas yang secara ekonomis signifikan, termasuk anak perusahaan, adalah entitas dengan tingkat
pendapatan, laba, aktiva atau jumlah tenaga kerja yag signifikan di negara tempat operasi utama
perusahaan dilaksanakan.
3. Apabila yang disajikan meliputi baik laporan keuangan induk perusahaan maupun laporan
keuangan konsolidasi, maka informasi yang dimaksud dalam pernyataan ini hanya perlu disajikan
dalam bentuk informasi yang dikonsolidasi.
4. Apabila laporan keuangan anak perusahaan juga diterbitkan, maka informasi menurut segmen juga
perlu disajikan untuk anak perusahaan.
Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur melalui PSAK No.5, yang
menjelaskan bahwa pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari suatu perusahaan, khususnya
yang beroperasi dalam industri dan wilayah geografi yang berbeda. Dalam pelaporan informasi
keuangan menurut segmen, perusahaan harus menggambarkan aktivitas masing-masing segmen
industri dan menunjukkan komposisi masing-masing wilayah geografis yang dilaporkan.
Statement No. 131 mengartikan segmen usaha sebagai bagian dari suatu perusahaan:
a. Yang terlibat dalam aktivitas usaha yang menghasilkan pendapatan dan mengeluarkan biaya,
termasuk pendapatan dan beban antar segmen,
b. Dimana hasil usahanya secara berkala ditelaah oleh para pengambil keputusan di perusahaan,
c. Terdapat infomasi keuangan tersendiri. Beberapa segmen usaha dapat digabungkan jika segmen-
segmen tersebut memiliki krakteristik ekonomis yang sama.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 47


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
H. DASAR SEGMENTASI

Segmen usaha dapat dilaporkan jika melewati batas materialitas. Suatu segmen dianggap material jika
salah satu dari kriteria dibawah ini terpenuhi:
1. Penjualan kepada pelanggan yang tidak mempunyai hubungan istimewa, memberi peluang dasar
segmentasi jenis-jenis pendapatan sebesar 10% ke atas
2. Apabila laba operasi merupakan hal yang penting, maka laba operasi atau rugi operasi 10% ke atas
disajikan terpisah.
3. Apabila penggunaan aktiva adalah penting, makaaktiva segmen berjumlah 10% ke atas dari jumlah
aktiva entitas dilaporkan terpisah.
Statement No. 131 mensyaratkan bahwa total pendapatan eksternal dari segmen yang perlu
dilaporkan setidaknya berjumlah 75% dari total pendapatan konsolidasi. Jika segmen yang dilaporkan
tidak memenuhi kriteria ini, maka harus ditambahkan laporan atas segmen lain, meskipun tidak
memenuhi batas kuantitatif.
Informasi segmen harus melaporkan:
1. Penjualan dan operasi pendapatan lainnya, dibedakan antara pendapatan yang dihasilkan dari
pelanggan diluar perusahaan dan pendapatan dari segmen lain,
2. Hasil segmen,
3. Aktiva segmen yang digunakan,
4. Dasar penetapan harga antar segmen.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 48


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
I. IDENTIFIKASI TANGGUNG JAWAB PELAPORAN
SEGMEN
Semua perusahaan kecuali perusahaan non-publik wajib mengikuti persyaratan pelaporan segmen dalam
statement No.14. tanggung jawab pelaporan segmen suatu perusahaan tunggal ditentukan oleh operasinya
di berbagai industri dan wilayah geografi dan oleh penjualannya kepada konsumen utama, atau dengan kata
lain oleh luas diversifikasinya. Dalam statement No. 14, suatu perusahaan dapat mengungkapkan salah
satu informasi berikut:
1. Operasi pada berbagai industri,
2. Operasi domestic dan luar negeri,
3. Penjualan ekspor,
4. Konsumen yang utama.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 49


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
KESIMPULAN

1. Laporan keuangan interm adalah laporan keuangan yang diterbitkan diantara


dua laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan interim dapat disusun
secara bulanan, triwulan atau periode lainnya yang kurang dari setahun dan
mencakup seluruh komponen laporan keuangan sesuai standard akuntansi
keuangan. Secara konseptual, laporan keuangan intern menyediakan
informasi yang lebih tepat waktu tetapi kurang lengkap dibandingkan dengan
laporan keuangan tahunan.
2. Tujuan dari IAS 34 adalah untuk mengatur isi minimal dari sebuah laporan
keuangan interim, dan untuk menjelaskan prinsip pengakuan dan pengukuran
dalam laporan keuangan interim.
3. Pelaporan informasi keuangan menurut segmen diatur melalui PSAK No.5.
PSAK No.5 menjelaskan pelaporan informasi keuangan menurut segmen dari
suatu perusahaan, khususnya yang beroperasi dalam industri dan wilayah
geografis yang berbeda.

Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 50


AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh
Meri Yani, SE,M.Si,Ak,CA ; UNES-AAI;Padang 51
AKL1-05-Konsolidasi-pada-Anak-Perusahaan-yang-Dimiliki-Kurang-Dari-Kepemilikan-Penuh

Anda mungkin juga menyukai