Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK 9

PT KONIMEX
Amalia Ramadhani 44218210032
Fatur Rizky 44218210047
M Alif Arrafi 44218210016
Profil Perusahaan
PT Konimex, kependekan dari Kondang Impor
Ekspor yang didirikan pada tanggal 8 Juni 1967
oleh Djoenaedi Joesoef, atau biasa dipanggil
Pak Djoen. Berbekal pengalaman bekerja di
toko obat keluarganya dan dengan keyakinan
bahwa kebahagiaan dimulai dari hidup sehat,
beliau merintis usahanya dengan keinginan
untuk menyehatkan semua keluarga di
Indonesia. Hingga kini, Konimex terus berkarya
dan berinovasi dengan berpegang teguh pada
falsafah 3MU, yaitu Mutu, Mudah, dan Murah,
agar semua orang memiliki kesempatan yang
sama untuk menjadi sehat dan hidup bahagia.
PT KONIMEX
mengeluarkan obat
sakit kepala yang
menjadi bestseller
untuk varian obat
yang mereka
keluarkan.
PARAMEX
OBAT SAKIT
KEPALA
PARAMEX
Paramex adalah obat analgesik untuk
mengobati sakit kepala dan demam.
Paramexmengandung kafein,
dexchlorpheniramine maleate,
paracetamol dan propyphenazone.
Obat ini bekerja memblokir reseptor
adenosin dan produksi prostaglandin
untuk meredakan nyeri.
PEMASARAN

Pemasaran online yang Pemasaran offline yang


dilakukan dengan cara dilakukan dengan cara
melibatkan sosial media mengenalkan produk
sebagai sarana tersebut terhadap
pemasaran apotek maupun warung.
SWOT

1. Mempunyai fasilitas pabrik dan dukungan secara teknis yang kuat atau


menggandeng pemain yang telah ada yang kompeten. 1. Mempunyai fasilitas pabrik dan
dukungan secara teknis yang kuat atau
menggandeng pemain yang telah ada yang kompeten.
2. Mempunyai “nafas yang panjang” untuk membangun investasi pada
merek

2. Mempunyai “nafas yang panjang” untuk membangun investasi pada merek.


STRENGH 3. Ethical: program insentif untuk para dokter yang kompetitif.
4. OTC: investasi untuk membangun merek yang dapat dipercaya.
5. Punya produk andalan dengan differensiasi khusus (Non-generic Ethical)
untuk mendapatkan kepercayaan konsumen.
6. Mempunyai tim medical representative yang pengalaman dan solid (Ethical).
7. Mempunyai jalur distribusi yang kuat untuk menjamin ketersediaan produk
(terbuka kemungkinan untuk menggunaka jasa pihak ke-3 seperti APL atau
Enseval) .
8. Memiliki sumber daya yang kompeten dan berpengalaman dalam industri
farmasi terutama untuk R&D (Research & Development) dan Marketing.
WEAKNESS
1.Value chain :
ƒ-Sangat tergantung kepada
pemasok dan tidak memiliki fasilitas
laboratorium.
ƒ-Tidak memiliki lisensi produk
ethical (Sangat disarankan memiliki)
ƒ-Tidak memiliki ijin pedagang besar
farmasi bila ingin masuk ke
ethical.

WEAKNESS
2.Research & Development (R&D)
ƒ-Tidak ada staff ahli yang
mempunyai pengalaman di bidang
ethical.
-Tidak memiliki fasilitas laboratorium.
3.Marketing
ƒKeterbatasan data untuk mengana
lisa market yang potensial, dan
pengetahuan yang terbatas pula
mengenai perilaku konsumennya.
1.Industri ethical di Indonesia menunjukkan angka pertumbuhan yg tinggi


(Pertumbuhan rata rata 4 tahun terakhir adalah 21.6%) 1. Mempunyai fasilitas pabrik dan
dukungan secara teknis yang kuat atau
menggandeng pemain yang telah ada yang kompeten.
2. Mempunyai “nafas yang panjang” untuk membangun investasi pada
merek

2. Besar pasar industri ethical di Indonesia, berdasar data ITMA tahun 2004
OPPURTINTY adalah Rp. 12.7 triliun dengan sifat industri adalah kompetisi sempurna (perfect
competition).
3. Kecil kemungkinan terjadi substitusi produk di tingkat konsumen,karena
mayoritas konsumen ti dak memahami jenis obat yg dibeli. Tetapi ancaman
terjadinya substitusi produk terjadi di tingkat dokter sebagai jaringan distribusi
kita.
4. Banyak pabrik farmasi kecil, baik asing maupun lokal, yang saat ini
menawarkan diri untuk merger atau diakuisisi.
5. Pangsa pasar industri OTC di Indonesia cukup menarik, sebesar Rp. 8.2 triliun.
6. Tingkat pertumbuhan pertahun selama 4 tahun terakhir, sampai
dengan tahun 2004 sebesar 20.8%
1. Dibutuhkan “nafas” yang relatif panjang untuk masuk ke

THREAT bisnis ethical dan membuat jaringan.


2. Pasar sudah dipenuhi oleh +/- 100 pemain dan dikuasai oleh
pemain yang sama dalam 2 dekade terakhir.
3. Untuk ethical, promosi penjualan tidak dapat menggunakan
media iklan, akan tetapi harus melalu
medical representative, dokter-dokter dan apotik.
4. Dokter mempunyai keleluasaan penuh untuk menentukan
obat yg akan ditulis dengan pertimbangan medis maupun biaya
yang harus ditanggung konsumen, dengan demikian insentif
untuk dokter dan medical representativesangat berpengaruh.
5.Terdapat kemungkinan bahwa pemegang lisensi bahan/produk
dimana kita melakukan kerjasama produksi melakukan penjualan
langsung dengan menggunakan merek dagang mereka sendiri, bila
didapat cerita sukses dari produk kita.

TERIMA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai