Anda di halaman 1dari 3

Proses pembentukan susu

Produksi susu merupakan faktor esensial dalam menentukan keberhasilan usaha sapi
perah, karena jumlah susu yang dihasilkan akan menentukan pendapatan peternak. Produksi
susu sapi perah di Indonesia berkisar antara 8 - 10 l/ekor/hari. Faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi dan kualitas susu antara lain genetik, lingkungan serta interaksi
antara kedua faktor tersebut. Faktor genetik yang mempengaruhi produksi yaitu bangsa
ternak, sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi produktivitas antara lain pakan,
iklim, ketinggian tempat, bobot badan, dan penyakit. Pada sapi perah produksi susu akan
meningkat sejak melahirkan sampai mencapai puncak produksi pada 35-50 hari setelah
melahirkan.

Alat penghasil susu pada sapi biasanya disebut ambing. Ambing terdiri dari 4 kelenjar
yang berlainan. Masing- masing dilengkapi dengan satu saluran ke bagian luar yang disebut
puting. Saluran ini berhubungan dengan saluran yang menyimpan susu. Ambing ini tersusun
atas kumpulan sel-sel epithelial sekretori yang spesifik. Sel-sel ini membentuk struktur yang
disebut alveoli, di alveoli ini lah susu dihasilkan. Sel-sel alveoli dikelilingi oleh sel-sel
kontraktil yang disebutt sel-sel myoepithelial. Sel-sel berkontraksi sebagai respon dari
hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitary yaitu oxytocin. Kelenjar penghasil susu ini
adalah kelenjar eksokrin dimana sekresi eksternal dari alveoli dialirkan melalui system
pembuluh ke puting yang dapat dihisap oleh anaknya. Kelenjar ini adalah perkembangan
dari kelenjar keringat.

Bagian-bagian dalam ambing :


1. Alveolus, merupakan sel-sel pembentuk air susu
2. Alveoly, merupakan kumpulan dari alveolus
3. Lobulus, merupakan kumpulan dari alveoly
4. Lobuly, merupakan kumpulan dari lobulus
5. Milk ductus, merupakan saluran air susu
6. Gland cistern, merupakan tempat penampungan air susu
7. Streak canal, adalah bagian bawah puting yang berfungsi
mencegah masuknya mikroba
8. Teat meatus, merupakan lubang putting
Gambar bagian ambing

Pembentukan susu

Air susu dibentuk dari konstituen darah, yang berawal dari butir-butir lemak yang
dihasilkan oleh ergastoplasma ( yaitu substansi yang dilepaskan didalam matriks cytoplasma
dalam bentuk fibril). Kemudian butiran lemak dikeluarkan dari sel oleh proses kontraksi
tanpa terbukanya cytoplama. Selain itu vakuola yang mengandung butir-butir protein tampak
berkumpul di daerah apeks sel dan terbuka dibawah membran sel. Lemak dan protein
bersama zat-zat lainnya, diserap oleh air untuk membentuk susu, butiran lemak tampak
seabgai emulsi di dalam larutan koloidal protein sehingga terbentuklah air susu. Air susu
yang pertama keluar setelah proses kelahiran mengandung maternal immunoglobulin atau
antibody sebagai imunitas terhadap penyakit, disebut kolostrum. . Jumlah produksi susu tidak
lepas dari kandungan air.

Susu yang merupakan hasil dari biosintesis kelenjar ambing dan juga merupakan
emulsi lemak dalam air mengandung protein, mineral, vitamin dan komponen lainnya.
Adapun biosintesis dari susu merupakan proses fisiologi yang kompleks dan dinamis
melibatkan sel-sel sekresi epitelial yang menyusun lobus alveolus didalam kelenjar ambing.

Adapun Proses biosintesis susu teridiri dari :

1. Sintesa protein susu

Terdapat 3 sumber utama bahan pembentuk protein susu yang berasal dari darah,
yaitu peptida-peptida, plasma protein, dan asam-asam amino yang bebas. Kasein, beta
laktoglobulin, dan alpha lakta albumin merupakan 90% sampai 95% dari protein susu. Ketiga
macam protein tersebut disintesa didalam kelejar susu Plasma protein merupakan sumber
bahan pembentuk susu sebanyak 10% dari yang diperlukan. Asam-asam amino yang bebas
yang diserap oleh kelenjar susu dari darah merupakan sumber nitrogen utama untuk sintesa
protein susu. Hampir semua asam amino yang diserap dari darah diubah menjadi protein
susu.Sintesa protein dari susu terjadi didalam sel epitel dikontrol oleh gene yang mengandung
bahan genetik yaitu Deoxyribo nucleic acid (DNA). Urut-urutan pembentukan protein susu
yaitu replikasi dari DNA, transkripsi dari Ribonulec acid (RNA) dari DNA, dan translasi
terbentuknya protein menurut informasi RNA.

2. Sintesa lemak susu

Sebagian lemak susu terdiri atas trigliserida. Bahan-bahan pembentuk lemak susu
yang terutama adalah : (1) glukosa, asetat, asam beta hidroksibutirat, trigliserida dari
chylomicra, dan low density lipoprotein dari darah, (2) asam-asam lemak yang berantai
pendek, dan (3) beberapa asam palmitat yang disekresi didalam kelenjar susu. Kelenjar susu
ruminansia tidak dapat menggunakan acetyl CoA yang berasal dari glukose dalam
mitokondria. Betahidrosibutirat juga digunakan untuk sintesa asam-asam lemak. Sebagian
dari padanya digunakan untuk rantai karbon permulaan untuk tambahan unit-unit C2 dan
sebagian lagi untuk pembentukan unit-unit C2 dan digunakan sebagai unit Acetyl CoA untuk
sintesa asam lemak.

3. Sintesa laktosa

Glukosa merupakan bahan utama pembentuk laktosa pada kambing dan sapi. Bila
terjadi kekurangan laktosa akan mengalami kekurangan kandungan air dalam susu. Proses
sintesa laktosa adalah 2 molekul glukosa masuk saluran ambimg kemudian 1 molekul
glukosa diubah menjadi galaktosa. Terjadi kondensasi galaktosa dengan glukosa kemudian
terbentuklah laktosa dengan bantuan enzym lactose syntetase. Dengan adanya lactose ini
maka susu akan memberi rasa manis serta merangsang bakteri tertentu di dalam usus pedet
untuk membentuk asam laktat, sehingga akan merangsang penyerapan Ca dan pospor pada
tulang.

4. Sintesa mineral, vitamin, dan air


Vitamin, mineral, air tidak disintesa oleh sel-sel sekresi ambing melainkan berasal
dari tanah. Mineral yang penting adalah Ca, P, Cl, Na dan Mg. Mekanisme absorbsi mineral
dari darah ke dalam lumen alveoli belum jelas, kemungkinan terdapat bentuk mekanisme
transport mineral yang aktif, dalam sel sekresi ambing. Kandungan vitamin dan mineral susu
diatur dalam proses filtrasi, dimana sel-sel jaringan sekresi ambing bertindak sebagai
membran barier atau carrier terhadap partikel vitamin dan mineral yang berasal dari darah
yang akan masuk ke lumen alveoli.

Proses pengeluaran susu dimulai karena adanya rangsangan kemudian diterima oleh
syaraf, disalurkan ke otak (hipotalamus), disalurkan lagi ke hipofisa posterior mengeluarkan
hormone oksitosin bersama darah kemudian menuju ambing. Darah disintesis dan
diekresikan oleh sel epitel pada alveoli, kemudian ke lobus, saluran induk, sinus gland
cistern, annular fod, teat cistern, dan ke teat meatus.

Hormon-Hormon yang Mempengaruhi Proses Pembentukan Susu

Ada beberapa hormon yang berperan dalam proses pembentukan susu yakni diantaranya :

 Progesteron: mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli. Tingkat progesteron dan


estrogen menurun sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi produksi secara besar-
besaran.

 Estrogen: menstimulasi sistem saluran mammae untuk Tingkat estrogen


menurun saat melahirkan dan tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui.

 Follicle stimulating hormone (FSH): perkembangan folikel yang bertujuan untuk


menghasilkan homon estrogen.

 Luteinizing hormone (LH): berperan dalam proses ovulasi Prolaktin: berperan dalam
membesarnya alveoil pada masa kebuntingandan sekresi air susu dari kelenjar

 Oksitosin: mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat melahirkan dan setelah
melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras
susu menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses turunnya susu let-down.

Anda mungkin juga menyukai