398-Article Text-1491-1-10-20181107
398-Article Text-1491-1-10-20181107
Evi Mulyani
e-mail: evi.muly4ni@gmail.com
ABSTRAK
(Oleum cacao). Faktor yang paling mampu menyerap air sampai 40% berat,
menentukan dalam pembuatan suppositoria tanpa kehilangan sifatnya sebagai serbuk
adalah pemilihan basis, oleum cacao yang mengalir bebas (Voigt, 1984). Aerosil
merupakan basis yang mempunyai beberapa adalah silikon dioksida murni secara agregat
sifat yang memenuhi syarat sebagai basis amorf nano ukuran partikel utama
suppositoria seperti, dapat meleleh dalam memberikan efek sifat alir yang baik pada
suhu tubuh dan stabil. Tapi disamping bahan yang berbentuk serbuk. Ini
kelebihan tersebut ternyata oleum cacao juga memberikan efek kekentalan dan thixotropy
mempunyai kekurangan yang dapat dengan dispersing pada bahan cair
mempengaruhi sifat fisik suppositoria, (Semenov et al., 2002). Fungsi aerosil dalam
beberapa penelitian menyebutkan bahwa formulasi dan teknologi farmasi adalah
oleum cacao sukar bercampur dengan sebagai penstabil emulsi, bahan thixotropic
ekstrak dan mempunyai viskositas yang dan suspending agent dalam sediaan semi
rendah sehingga dapat terjadi sedimentasi padat. Dalam sediaan tablet aerosil juga
partikel yang tersuspensi dalam proses digunakan sebagai bahan disintegrant,
pembuatan dan pencetakan (Raymond et al., sedangkan dalam formulasi suppositoria
2006). Untuk mengatasi hal tersebut, dapat aerosil digunakan untuk meningkatkan
dilakukan penambahan suatu bahan atau zat viscositas, mencegah sedimentasi pada saat
yang dapat meningkatkan viskositas dan pencetakan serta menurunkan kecepatan
berfungsi sebagai pendispersi yang baik pelepasan obat (Raymond et al., 2006).
sehingga dihasilkan suppositoria yang METODOLOGI
memenuhi standar dalam sifat fisik. Aerosil A. Alat
adalah suatu zat yang dapat meningkatkan Pada penelitian ini alat yang digunakan
viskositas dan sebagai pendispersi dalam adalah alat-alat gelas, alat cetak supositoria,
sediaan suppositoria (Raymond et al.,2006) alat uji waktu leleh (Erweka jenis SSP), alat
dengan konsentrasi 2% - 5% (Voigt, 1984). uji titik lebur (pipa “U” dengan diameter 0.8
Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk cm), alat uji kekerasan, lemari pendingin
melihat pengaruh penambahan aerosil (Toshiba), stop watch, penangas air
dengan konsentrasi yang berbeda - beda (Memert), timbangan analitik (Mettler Toledo
(variasi) terhadap sifat fisik ekstrak daun Dragon 04), fase diam cellulosa, seperangkat
bayam duri yang dihasilkan. alat sokhlet, rotary evaporator (Heidolph tipe
Aerosil merupakan serbuk yang Heizbad WB), Viscometer (Brookfield
sangat longgar, bercahaya kebiruan, rontgen viscometer DV – 1 Prime), bejana, heating
amorf berwarna putih, terdispersi tinggi, mantle (Gopal), magnetic stirrer (Heidolph
laborota 4000), moisture balance (Mettler Tabel I. Formula Suppositoria Ekstrak Daun
Bayam Duri dengan variasi
Toledo seri HB 43 Halogen), TLC scanner
penambahan Aerosil
(Camag TLC scanner 3).
Bahan Formula Formula Formula
B. Bahan I II III
Pada penelitian ini bahan-bahan yang Ekstrak 0,35 g 0,35 g 0,35 g
O.Cacao 2.63 g 2,61 g 2,58 g
digunakan adalah daun bayam duri Aerosil 0,03 g 0,05 g 0,08 g
(diperoleh dari desa Purwosari, Sindudadi, Keterangan :
Formula I : Penambahan Aerosil 1 %
Mlati, Sleman Yogyakarta), aquadest (kualitas Formula II : Penambahan Aerosil 2 %
Formula III : Penambahan Aerosil 3%
farmasetis), oleum cacao (kualitas
farmasetis), Aerosil (kualitas farmasetis), HASIL DAN PEMBAHASAN
paraffin cair (kualitas farmasetis), etanol, A. Determinasi Tanaman
kloroform : methanol : asam asetat 10% (90 : Identifikasi ini dilakukan dengan mengamati
10 : 0,1) (kualitas farmasetis). dan mencocokan ciri – ciri morfologi dari
C. Prosedur Kerja tanaman menggunakan buku Flora of Java
Determinasi tanaman bayam duri (Amaranthus (Backer and Van Den Brink, 1968), sebagai
spinosus, Linn)
Sortasi,pencucian, acuan dalam menentukan kunci determinasi.
Pengeringan simplisia, Hasil determinasi yaitu :
blender.
Serbuk daun bayam duri 4b-2b-3b-4b-5a-6b-7b-8b-9b-10b-11b-12b-
Suppositoria
Gambar I. Amaranthus spinosus,Linn
Evaluasi Sifat Fisik Suppositoria (Anonim, 2005).
Uji keseragaman
bobot,kekerasan,
B. Pemeriksaan Kualitas Ekstrak Daun
suhu leleh, waktu
leleh. Bayam Duri
Analisis hasil
Ekstrak daun bayam duri yang merupakan zat kuersetin dan ekstrak daun bayam duri
aktif dalam pembuatan suppositoria kemudian mempunyai harga retardation factor (Rf) yang
dilakukan uji untuk memastikan kualitas hampir sama yaitu harga Rf standar
ekstrak yang digunakan bagus. Beberapa uji kuersetin 0,29 dan harga Rf ekstrak daun
yang dilakukan meliputi uji organoleptis yang bayam duri 0,30. Dilihat dari harga Rf
bertujuan untuk mengetahui bentuk, warna, menunjukkan bahwa ekstrak daun bayam duri
bau dari ekstrak daun bayam duri yang telah positif memiliki kandungan kuersetin. Selain
dihasilkan , kekentalan, dan kadar air. Berikut uji kandungan, ekstrak daun bayam duri juga
hasil uji ekstrak daun bayam duri: di lakukan uji kuantitatif yang bertujuan untuk
Tabel II. Hasil uji ekstrak daun bayam duri mengetahui seberapa besar kandungan
No Jenis Pemeriksaan Hasil kuersetin sebagai zat aktif yang terdapat
1 Organoleptis
a. Warna Hijau tua dalam ekstrak tersebut. Hasil uji kuantitatif
b. Bau Khas tersebut menunjukan bahwa kadar kuersetin
c. Rasa Pahit
d. Bentuk Cairan Kental dalam ekstrak etanol daun bayam duri adalah
2 Kadar air 16,8% 0,17 %.
3 Kekentalan 2962,6 cp
D. Sifat Fisik Suppositoria
C. Uji Kandungan Kuersetin dengan KLT
Densitometri
E.
Formula I Formula II
Formula III
Gambar III. Suppositoria ekstrak daun bayam
duri
Dari hasil uji statistik menggunakan mempunyai sifat lipofil dan hidrofil yang akan
metode one way ANOVA dengan taraf mengikat partikel – partikel yang ada pada
kepercayaan 95% diperoleh nilai probabilitas oleum cacao dan ekstrak. Makin banyak
<0,05 yaitu 0,01. Dilihat dari nilai probabilitas konsentrasi aerosil yang ditambahkan maka
maka Ho ditolak sehingga dilanjutkan dengan makin banyak mengikat partikel, jika ikatan-
uji Tukey dengan taraf kepercayaan 95% ikatan tersebut bertambah banyak dan
untuk mengetahui adanya perbedaan yang menjadi kuat maka butuh energi (panas) yang
bermakna antar formula terhadap kekerasan lebih tinggi untuk melepaskan ikatan-ikatan
suppositoria. Berikut disajikan tabel hasil uji tesebut atau melelehkanya. Dari data hasil uji
Tukey yang menunjukan adanya perbedaan tersebut menunjukan bahwa suppositoria
bermakna antar formula : ekstrak daun bayam duri masuk dalam
Tabel IV. Signifikan antar formula terhadap persyaratan suhu leleh, dimana suhu leleh
kekerasan suppositoria
yang dipersyaratkan yaitu tidak lebih dari
Formula I II III
I - + 37°C (Lieberman et al., 1996). Makin tinggi
II - + konsentrasi aerosil yang ditambahkan maka
III + +
Keterangan : makin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk
(+) : Berbeda bermakna suppositoria meleleh dan makin rendah
(- ) : Berbeda tidak bermakna
konsentrasi aerosil maka suhu yang
Dari hasil uji Tukey menunjukan bahwa
dibutuhkan untuk melelehkan suppositoria
formula II berbeda tidak bermakna dengan
makin rendah. Hubungan penambahan
formula I dan formula II, sedangkan formula I
konsentrasi aerosil terhadap suhu leleh
dan III menunjukan adanya perbedaan yang
suppositoria seperti disajikan dalam gambar
bermakna. Hal ini menunjukan bahwa makin
berikut :
besar konsentrasi aerosil yang ditambahkan
Suhu Leleh (ºC)
Gambar VI. Hubungan suhu leleh dengan syarat waktu leleh yang ditentukan yaitu
variasi penambahan konsentrasi aerosil pada
kurang dari 30 menit (Lieberman et all.,
suppositoria.
1996). Dari hasil uji ini menunjukan bahwa F I
Hasil uji statistik menggunakan metode
merupakan suppositoria yang memiliki nilai –
one way ANOVA diperoleh probabilitas < 0,05
nilai sifat fisik yang paling rendah sedangkan
yaitu 0,03 sehingga Ho ditolak dan dilanjutkan
F III mempunyai waktu leleh yang paling lama
dengan uji Tukey untuk mengetahui adanya
(5,99 menit), tingkat kekerasan (2,00kg) dan
perbedaan suhu leleh yang bermakna antar
suhu lebur (34,6ºC). Hal ini dapat disebabkan
formula. Berikut disajikan tabel hasil uji Tukey
karena dari sifat aerosil sebagai zat
yang menunjukan adanya perbedaan
pendispersi yang dapat mengikat bagian
bermakna antar formula :
hidrofil dan lipofil dari campuran ekstrak
dengan oleum cacao, konsentrasi yang lebih
Tabel V. Signifikan antar formula terhadap
suhu leleh Suppositoria besar akan membentuk ikatan antar partikel
Formula I II III yang lebih banyak dan kompak, sehingga
I - +
II - - butuh beban (kg) dan tenaga (°C) yang cukup
III + - besar, serta waktu (menit) yang cukup lama
Keterangan :
(+) : Berbeda bermakna untuk melepaskan ikatan – ikatan tersebut.
(-) : Berbeda tidak bermakna
Dari hasil uji yang dilakukan dalam penelitian
ini menunjukan bahwa makin banyak
Dari hasil uji Tukey menunjukan bahwa
konsentrasi aerosil yang ditambahkan maka
formula II berbeda tidak bermakna dengan
makin meningkat pula nilai-nilai sifat fisik dari
formula I dan formula II, sedangkan formula I
suppositoria ekstrak daun bayam duri
dan III menunjukan adanya perbedaan yang
tersebut. Hubungan penambahan konsentrasi
bermakna. Hal ini menunjukan bahwa makin
aerosil terhadap kekerasan suppositoria
besar konsentrasi aerosil yang ditambahkan
seperti disajikan dalam gambar berikut :
maka suhu yang dibutuhkan suppositoria
untuk meleleh juga semakin tinggi.
waktu Leleh (Menit)
6
d. Waktu Leleh
4
Uji yang dilakukan pada suppositoria 2
ekstrak daun bayam duri menghasilkan waktu 0
Formula Formula Formula
leleh pada F I 3,37 menit, F II 5,25 menit, dan I II III
F III 5,99 menit. Hal ini menunjukan bahwa Variasi penambahan konsentrasi
Aerosil
waktu yang dibutuhkan suppositoria ekstrak
daun bayam duri untuk meleleh masuk dalam Keterangan :
Formula I : Penambahan Aerosil 1%
ANOVA diperoleh nilai probabilitas < 0,05 suppositoria kecuali FI dan FII,
yaitu 0,043. Dari nilai probabilitas tersebut penambahan variasi konsentrasi aerosil
maka perlu dilakukan uji Tukey dengan taraf juga berpengauh pada suhu leleh FI dan
kepercayaan 95% untuk melihat adanya FIII, sedangkan pada waktu leleh