Anda di halaman 1dari 22

Reguler

Ganjil

LAPORAN TUTORIAL
METODE DAN PENGUKURAN KERJA
BIOMEKANIKA

Kelompok : C7 Tanggal : 6 Oktober 2021


Tutorial
1. Fanya Nindha Al- Hari Tutorial : Rabu
: qur’ani / 20522332
Nama / Dikumpulkan 12 Oktober 2021
2. Salsabila Annisa :
NIM
Baiki/20522352 Tanggal
3. Diki Wahyudi /
20522330
4. M. Zikra Zizo Alfieta
/ 20522369
Kelas : C Yogyakarta , 12 Oktober 2021
Asisten : Alma Fitria Milani
Kriteria Penilaian (diisi oleh asisten)
Format :
Laporan
Perhitunga :
n
Analisa
dan :

Pembahasa
n
Kesimpula : (Alma Fitria Milani)
n
TOTAL :

LABORATORIUM DESAIN SISTEM KERJA DAN ERGONOMI


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Reguler
Ganjil

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


2021
BAB 1

BIOMEKANIKA

1.1 Tujuan Tutorial


1.Mampu memahami prinsip biomekanika dalam aktivitas pengangkatan.
2.Mengetahui besar beban yang diterima pada saat melakukan kerja.
3.Mampu memahami keterbatasan manusia dari beban kerja yang dibebankan pada
anggota tubuh manusia.
4.Mampu memberikan rekomendasi berdasarkan hasil analisis dengan prinsip
biomekanika.

1.2 Tugas Tutorial

Tugas tutorial pada praktikum ini yaitu membandingkan kekuatan otot,


menganalisis momen dan gaya pada segmen tubuh, dan memprediksi postur kerja yang
dilakukan oleh operator setelah diberikan sebuah aktivitas kerja. Aktivitas kerja yang
dilakukan adalah 2 kali pengangkatan beban dengan 2 jarak vertikal beban ke lantai
yang berbeda (1 aktivitas pengangkatan dari lantai dan 1 aktivitas pengangkatan yang
dilakukan dari kursi ke lantai).

Selain melakukan aktivitas pengangkatan beban, pada studi kasus kami juga
diberikan tugas untuk melakukan pengukuran. Tugas ini dilakukan setelah selesai
melakukan aktivitas pengangkatan beban. Adapun ketentuan dalam melakukan studi
kasus praktikum ini, antara lain dengan melakukan pengangkatan beban dengan massa
7 kg dilakukan sebanyak 2 kali . Untuk layout yang digunakan ada dua, layout awalan
dan layout usulan. Dimana pengangkatan 1 menggunakan jarak vertical 0 cm dan jarak
horizontal 46 cm dari pusat massa tubuh. Lalu pada pengangkatan ke-2, menggunakan
jarak vertical 53 cm dan jarak horizontal sebesar 30 cm. Kemudian, dilakukan screen
capture pada video, sehingga didapat dua gambar postur operator saat pengangkatan
beban. Lalu, menentukan sudut pada foto operator sesuai ketentuan. Setelah itu
mengukur beban kerja dengan metode Force compression (Fc). Kemudian menganalisis
hasil perhitungan Fc dengan Action Limit (AL) dan Maximum Permissible Limit (MPL).
Serta diakhir memberikan rekomendasi terbaik berdasar hasil analisis.
1.3 Kajian Literatur
Berikut merupakan kajian literatur yang digunakan sebagai referensi dalam
mengerjakan laporan biomekanika ini:
Tabel 1. Review Jurnal Internasional
No. Judul Metode Hasil Kesimpulan

1.
Biomechanics of Metode Hasil dari Meskipun
L5/S1 in Long penelitian ini penelitian ini banyak teknik
Thoracolumbosac menggunakan adalah 432/5000 yang digunakan
ral Constructs: A robot yang Konstruksi L2-S1 untuk
Cadaveric Study mampu bergerak dapat distabilkan menetapkan
(Bryan S. Lee, dalam 6 sumbu, secara ekuivalen fiksasi
MD, Kevin M. sensor momen dengan L5 / S1 lumbosakral
Walsh, MD, gaya, sistem ALIF saja tanpa padat, hanya
Andrew T. Healy, kamera pelacak ISF. Konstruksi ada sedikit data
MD Robb gerak dan TLS yang lebih biomekanik
Colbrunn, PhD, perangkat lunak, lama digunakan menghubungkan
Robert S. Butler, kami meningkatkan metode fiksasi
MS, Ryan C. mensimulasikan gerakan di L5 / pada L5 / S1
Goodwin, MD efek pembebanan S1, menunjukkan dengan panjang
Michael P. tulang belakang tren yang konstruktorakol
Steinmetz, MD, pada ekstensi- mendukung ISF umbosakral
and Thomas E. fleksi, rotasi saat memperluas (TLS). Kami
Mroz, MD, 2018) aksial, dan ke T10 dan secara bertujuan untuk
tekukan lateral, statistik menentukan
dan meningkatkan konstruksi yang
membandingkan fiksasi saat optimal dengan
torsi dalam memperluas ke hipotesis bahwa
kelompok T4. Terakhir, di bawah beban
konstruksi yang konstruksi TLS fisiologis,
berbeda. T4-S1, dengan ISF konstruksi
T10-S1, dan L2- menunjukkan lumbosakral
S1. Dengan penurunan yang dapat
melakukan signifikan secara distabilkan
pengujian statistik dalam dengan L5 / S1
fleksibilitas rentang gerak L5- anterior lumbal.
multidirectional S1 dari interbody fusion
kami menilai penambahan (ALIF) saja,
efek konstruksi ALIF saat meluas tanpa fiksasi
No. Judul Metode Hasil Kesimpulan

dengan berbagai ke T4 - pelvis iliac screw


panjang pada tetapi tidak T10- (ISF), dan
segmen L5 / S1. pelvis. konstruksi TLS
akan
membutuhkan
ISF, dengan
atau tanpa
ALIF.

2. Age-related Beban traksi


Hasil dari Traksi lumbal
differences in the statis ∼50%
penelitian ini adalah
response of the berat badan
adalah Peserta pengobatan
L5-S1 diaplikasikan ke
saat ini umum untuk
intervertebral disc punggung bawah
asimtomatik dan nyeri punggung
to spinal traction, menggunakan
termasuk bawah; namun
Ulrike H Mitchell, peralatan baru
kelompok dewasa mekanisme
Paul F Beattie, yang "aman
muda (n = 18) dan aksinya kurang
Jennifer Bowden, untuk MRI".
kelompok paruh dipahami. Telah
Robert Larson, DWI tulang
baya (n = 15). dihipotesiskan
Haonan Wang, belakang lumbal
Kelompok dewasa bahwa efek
(Ulrike H dilakukan
muda mengalami utama dari
Mitchell, Paul F sebelum, dan
peningkatan ADC traksi lumbal
Beattie, Jennifer selama
2,2% yang tidak adalah
Bowden, Robert penerapan beban
signifikan kemampuannya
Larson, Haonan traksi.
(perubahan rata- untuk
Wang, 2017)
rata = 0,03 × 10-3 mempengaruhi
mm2 / s, SD = pergerakan
0,24, CI 95% = cairan di dalam
-0,09, 0,15). ADC diskus
untuk kelompok intervertebralis
paruh baya (IVD). Traksi
meningkat secara statis dikaitkan
signifikan sebesar dengan
No. Judul Metode Hasil Kesimpulan

20% (perubahan peningkatan


rata-rata 0,18 × difusi air dalam
10-3 mm2 / s, SD IVD L5-S1 pada
= 0,19; CI 95% = individu usia
0,07, 0,28; p = menengah,
0,003; ukuran efek tetapi tidak pada
= 0,95). Ada dewasa muda,
hubungan terbalik menunjukkan
antara ADC yang perbedaan
diperoleh sebelum terkait usia
traksi dan persen dalam respon
peningkatan ADC difusi. Studi
yang diukur lebih lanjut
selama traksi. diperlukan
untuk menilai
hubungan antara
temuan ini dan
gejala nyeri
punggung.

3. Metode yang
Biomechanical Nilai kelelahan Dapat
digunakan dalam
Analysis of Risk otot pada 20 disimpulkan
penelitian ini
Factors for Work- mahasiswa dalam bahwa pada saat
adalah
related melakukan melakukan
menggunakan
Musculoskeletal pekerjaan yaitu pekerjaan dalam
metode RULA.
Disorders during pada biceps posisi
Subjek dalam
Repetitive Lifting brachii (BB) yaitu membungkuk
penelitian ini
Task in 0,176, dan jongkok
adalah 20
Construction brachioradialis otot yang sangat
mahasiswa
Workers (Kumar.P, (BR) yaitu 0,132, terasa lelah
Hongkong
R.Ram Mohan lumbar erector yaitu pada
Polytechnic
Singh, 2019) spinae (LES) bagian otot
Univeristy.
yaitu 0,365, rectus lumbar erector
Objek dari
No. Judul Metode Hasil Kesimpulan

penelitian ini
femoris (RF) yaitu spinae.
adalah postur
0,122, medial
kerja pada objek.
gastrocnemius
(MG) yaitu 0,212

4. Metode yang
Biomechanical Nilai momen gaya Posisi kerja
digunakan dalam
Posture pada saat yang berbahaya
penelitian ini
Assessment of mengangkat kotak yaitu pada saat
adalah
Salted Fish sebesar 3354.18, pengemasan
mengamati
Industry Workers pada saat dengan nilai
secara langsung
in West Aceh pengemasan momen gaya
postur pegawai
(Husni, sebesar 4215.28, tertinggi. Pada
saat bekerja dan
Hasanuddin, K. pada saat saat posisi pada
Nordic Body
Hadi, Akram, T. penyortiran ikan bagian L5-L1
Map
Firsa., 2020) sebesar 2206.74 diklasifikasikan
Questionnaire.
dan pada saat berbahaya
Subjek dalam
merebus ikan berdasarkan
penelitian ini
sebesar 2052.41 standar NIOSH
adalah 6 orang
3400 N
pegawai yang
bekerja 8 jam
sehari Objek
dalam penelitian
ini adalah postur
tubuh pegawai
dalam bekerja.
5. Effects of age and Seluruh tes Penelitian ini Berdasarkan
its interaction berisi tiga sesi: melibatkan 11 hasil yang telah
with task pemanasan, orang berumur didapat, dapat
parameters on latihan, dan 20-30 dan 10 disimpulkan,
lifting pengukuran. Sesi orang berumur 40 semakin tua
biomechanics pemanasan tahun yang usia pasien,
(song & qu, melibatkan dua menyatakan semakin cepat
2014, ) menit jogging di bahwa beberapa pasien
No. Judul Metode Hasil Kesimpulan
atas pekerja berumur mengalami
latihan diatas 50 tahun, kelelahan. Dan
peregangan merasa kelelahan semakin besar
treadmill dan secara signifikan beban yang
seluruh tubuh. pada saat diberikan,
Dalam sesi penurunan beban. semakin cepat
latihan, para Sedangkan untuk pula pasien
peserta efek ketinggian, mengalami
melakukan dua semua merasa kelelahan.
kelompok berat. saat beban
dengan lima ditambah,
angkat menimbulkan
pengulangan. momen yang
Dalam setiap signifikan pada
pengulangan, punggung.
peserta
mengangkat
sebuah bar dari
lampiran
simulasi angkat
untuk isokinetik
komersial
dinamometer
dari lutut mereka
ke ketinggian
siku Mereka
diperintahkan
untuk
mengangkat bar
dalam strategi
dan penggunaan
jongkok
sekitar 50% dari
kekuatan
maksimalnya.
1.4 Input

1.4.1 Deskripsi Subjek


Pada tugas tutorial kali ini, terdapat satu orang operator yang melakukan pengangkatan
beban. Berikut merupakan deskripsi operator:

Nama Operator : M. Zikra Zizo Alfieta

Usia : 19 Tahun

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Jenis Pekerjaan : Mahasiswa

Berat Badan : 53 Kg.


1.4.2 Deskripsi Objek
Pada tugas tutorial kali ini, terdapat satu orang operator yang melakukan pengangkatan
beban. Berikut merupakan deskripsi objek yang diangkat:
Jenis Beban : Kardus berisi buku-buku
Massa Beban : 7 Kg
Jarak Vertikal 1 : 0 cm.
Jarak Vertikal 2 : 53 cm.
Jarak Horizontal 1 : 46 cm
Jarak Horizontal 2 : 30 cm

1.4.3 Data Observasi


Berikut adalah foto aktivitas pengangkatan benda dan tabel hasil pengamatan:

Gambar 1. 1 foto aktivitas pengangkatan benda dari lantai


Gambar 1. 2 foto aktivitas pengangkatan benda dari kursi

Tabel 2. Data Pengamatan

N Segmen Tubuh Panjang Sudut yang Terbentuk


o (m) Pengangkatan Pengangkatan
1 2
1. Telapak Tangan SL1 = 0.17 θ1 = 72∘ θ1 = 56.5∘
2. Lengan Bawah SL2 = 0.23 θ2 = 75.0∘ θ2 = 29∘
3. Lengan Atas SL3 = 0.35 θ3 = 97.5∘ θ3 = 60∘
4. Punggung SL4 = 0.53 θ4 = 32.2∘ θ4 = 3.3∘
5. Inklinasi Perut - θH = 23.0∘ θH = 13∘
6. Inklinasi Paha - θT = 71.2∘ θT = 9∘

Massa Tubuh = 53 kg Wo = 70
Massa Benda =7 kg Wbad = 519.4
an

Jarak Vertikal 1 : 0 cm. λ2 = 0.430


Jarak Vertikal 2 : 53 cm. λ3 = 0.436
Jarak Horizontal : 46 cm λ4 = 0.670
1
E = 0.05 m
Jarak Horizontal : 30 cm D =
2 (15−7)Θ 4
7+
90∘
(15−7)(32.2∘)
D1 ¿ 7+ =9,9 cm=0,099 m
90° ∘
(15−7)(3,3 )
D2 ¿ 7+ =7,3 cm=0,073 m
90 ∘°
1.5 Output
1.5.1 Perhitungan Force Compression (FC)
1. Menghitung total gaya yang terjadi
W tot =W o +2 W H +2 W LA + 2W UA +W T
Keterangan:
Wtot = total gaya yang terjadi (Newton)
Wo = berat objek (Newton)
Wbadan = berat operator (Newton)
WH = berat telapak tangan (Newton)
WLA = berat lengan bawah (Newton)
WUA = berat lengan atas (Newton)
Wt = berat punggung (Newton)

2. Mencari gaya perut (FA) dan tekanan perut (PA)


10−4 [43−0.360(θ H +θT )]❑ 1.8
PA = [M L5 ]
75 S1

FA=(PA)( AA)

Keterangan:
PA = Tekanan Perut (N/cm2)
FA = Gaya Perut (Newton)
AA = Luas Diafragma (465 cm2)
θH = Sudut inklinasi perut
θT = Sudut inklinasi kaki

3. Menghitung gaya otot pada spinal erector (FM)


M L 5/ S 1−F A . D
FM=
E
Keterangan:
FM = Gaya otot pada Spinal Erector (Newton)
E = Panjang Lengan momen otot spinal erector dari L5/S1 (estimasi 0,05 m)
ML5/S1 = MT (momen resultan pada L5/S1)
FA = Gaya Perut (Newton)
(15−7)Θ 4
D(m) = 7+ → Jarak dari gaya perut ke L5/S1
90∘
4. Menghitung gaya tekan/kompresi pada L5/S1
Fc=W tot .cos θ 4 −FA + FM
Keterangan:
FC = gaya tekan pada segmen L5/S1 (Newton)
Wtot = berat total (Newton)
θ4 = sudut pada punggung

Hasil perhitungan:
Wo = m× g=7 kg ×9.8=68.6 N .
Wbadan = m× g=53 kg × 9.8=519.4 N .
WH = 0.6 % × 519.4=3.116 N
WLA = 1.7 % W badan=(1.7 %)(519.4 N )=8.83 N
WUA = 2.8 % W badan=(2.8 %)(519.4 N )=14.54 N
WT = 50.0 % W badan=(50.0 %)(519.4 N )=259.7 N

Sehingga,
W tot =W o +2 W H +2 W LA + 2W UA +W T
W tot =68.6 N + 2(3.116 N )+ 2(8.83 N)+2(14.54 N )+259.7 N
¿ 328.3 N +6.232 N +17.66 N +29.08
¿ 381.272 N
1. Menghitung Force Compression (FC) untuk pengangkatan 1.
a. Telapak Tangan.

Wo
 F yw= +W H
2

68.6
 + 3.12
2

 34.4+ 3.12

 37.42 N

Wo
 M W =( + W H )× SL1 ×cos θ 1
2

 37.42 N × 0.17 N × cos 72∘

 ( 6.3614 )( 0.31 )

 1.97 Nm
b. Lengan Bawah.

 F ye=F yw +W LA

 37.42 N + 8.83 N

 46.25 N

 M c =M W +(W LA × λ 2 × SL2 × cos θ2 )+( F yw ×SL2 ×cos θ 2)

 1.97 Nm+(8.83 N × 0.43× 0.23 m× cos 75.0∘)+(37.42 N ×0.23 m ×cos 75.0∘ )

 1.97 Nm+0.226 Nm+2.228 Nm

 4.424 Nm

c. Lengan Atas.

 F ys=F ye +W UA

 46.25 N +14.54 N

 60.79 N

 M s=M c +(W UA × λ 3 × SL3 ×cos θ3 )+(F ye × SL3 × cos θ3)

 4.424 Nm +(14.54 N × 0.436× 0.35 m× cos 97.5∘)+(14.54 N ×0.35 m× cos 97.5∘ )

 4.424 Nm−2.29 Nm−0.66 Nm

 1.474 Nm

d. Punggung.

 F yt =2 F ys +W T =2 ( 60.79 ) +259.7 N

 121.58 N +259.79 N

 381.37 N

 M t =2 M s +(W T × λ4 × SL4 ×cos θ4 )+( F ys × SL4 ×cos θ 4 )

 2 ( 1.474 Nm ) + ( 259.79 N × 0.67 ×0.53 m ×cos 32.2∘ ) + ( 259.79 N ×0.53 m× cos 32.2

 2.948 Nm+0.846 Nm+116.51 Nm

 120.304 Nm

e. Tekanan perut (PA) dan Gaya Perut (FA)


10−4 [43−0.360(θ H +θT )] 1.8
 PA = [ M L5 ]
75 S1

10−4 [43−0.360 (23° +71.2° )]


 [120.304 1.8 ]
75
10−4 [43−0.360( 94.2)]
¿ [5552.7]
75
¿ 0.067 N /cm2

 FA=PA × AA
¿ 0.067 N /cm2 × 465 cm 2
¿ 31.16 N

f. Gaya otot pada spinal erector (FM)

M Ls / S 1−FA × D
 FM=
E

120.304 Nm−31.16 N × 0,099 m


 FM=
0.05 m

120.304 Nm−0.31 Nm

0.05 m

119.994 Nm

0.05 m

 2399.88 N

g. Gaya Tekan pada L5/S1

 F c =W tot × cos θ 4−FA+ F M

 381.272 N × cos 32.2∘−31.16 N +2399.88 N

 321.78 N−31.16 N +2399.88 N=2690.5 N

2. Menghitung Force Compression (FC) untuk pengangkatan 2.


a. Telapak Tangan.

Wo
 F yw= +W H
2

68.6
 + 3.12
2

 34.4+ 3.12
 37.42 N

Wo
 M W =( + W H )× SL1 ×cos θ 1
2

 37.42 N × 0.17 N × cos 56,5∘

 (6.3614)(0.55)=3.5 Nm

b. Lengan Bawah.

 F ye =F yw +W LA =37.42 N + 8.83 N =46.25 N

 M c =M W +(W LA × λ 2 × SL2 × cos θ2 )+( F yw ×SL2 ×cos θ 2)

 1.97 Nm+(8.83 N × 0.43× 0.23 m× cos 29∘)+(37.42 N × 0.23m ×cos 29 ∘)

 1,97 Nm+0,76 Nm+7,49 Nm

 10,22 Nm

c. Lengan Atas.

 F ys=F ye +W UA =46.25 N +14.54 N =60.79 N

 M s=M c +(W UA × λ 3 × SL3 ×cos θ3 )+(F ye × SL3 × cos θ3)

 4.424 Nm +(14.54 N × 0.436× 0.35 m× cos 60∘)+(14.54 N ×0.35 m× cos 60)

 4.424 Nm +1.11 Nm+2.54 Nm

 8.074 Nm

d. Punggung.

 F yt =2 F ys +W T =2(60.79)+259.7 N =121.58 N + 259.79 N =381.37 N

 M t =2 M s +(W T × λ4 × SL4 ×cos θ4 )+( F ys × SL4 ×cos θ 4 )

 2(1.474 Nm)+( 259.79 N ×0.67 × 0.53 m× cos 3.3∘)+(259.79 N × 0.53 m×cos 3.3 ∘

 2.948 Nm+92,06 Nm+137,41 Nm=232,418 Nm

e. Tekanan perut (PA) dan Gaya Perut (FA)

 PA = [𝑀𝐿5/𝑆11,8]
10−4 [ 43−0,360(θH +θT )]
 PA = [𝑀𝐿5/𝑆11,8]
75

10−4 [43−0,360 (13+9)]


 [232,4181,8]
75

 0,85 N /cm2

 FA=PA × AA

 0,85 ×381.272

 324. 081 N

f. Gaya otot pada spinal erector (FM)

ML 5 /S 1−FA . D
 FM =
E

232,418−324.081 .0,073
 FM =
0,05

 FM =4175 , 293 N

g. Gaya Tekan pada L5/S1

 Fc=W tot ❑ . cos θ 4−Fa+ Fm

 Fc=381,272. 0,998−324.081+ 4175,293

 Fc=4231,721 N

1.5.2 Analisis Hasil Force Compression (FC)

Action Limit (AL) adalah batasan gaya angkat normal yang direkomendasikan oleh
NOISH yaitu sebesar 3430N. Maximum Permissible Limit (MPL) adalah batasan
besarnya gaya tekan pada segmen L5/S1 sebesar 6370 N. Berikut ini adalah klasifikasi
dari force compression.

Table 3. 1 Klasifikasi Nilai AL dan MPL terhadap Gaya Tekan (FC)

Interval Kategori
FC < AL Aman

AL < FC < MPL Hati-hati

FC > MPL Berbahaya

Besarnya kecilnya Force Compression dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari
seberapa besar beban yang diangkat, panjang pada masing-masing segmen, dan berapa
berat badan dari operator. Akan tetapi factor yang sangat berperan penting dalam
menentukan besar kecilnya Force Compression pada L5/S1 adalah besar sudut yang
terjadi pada masing-masing segmen, khususnya sudut yang terbentuk di segmen
punggung. Jika sudut yang terbentuk itu cenderung membuat posisi tubuh lebih
membungkuk, ini dapat meningkatkan nilai gaya tekan L5/S1, hal tersebut disebabkan
karena gaya dan momen yang bekerja akan meningkat jika posisi tubuh cenderung
membungkuk.

Dari hasil perhitungan pada pengangkatan 1, besar Force Compression pada L5/S1
adalah sebesar 2690.5 N. Maka pengangkatan 1 termasuk dalam kategori aman, karena
FC < AL. Dari hasil perhitungan pada pengangkatan 2 besar Force Compression pada
L5/S1 adalah 4231.721 N. Maka untuk pengangkatan 2, ini dia termasuk kedalam
kategori hati-hati karena besar FC berada di antara Al dan MPL (AL < FC < MPL).
Karena itu, untuk pengangkatan 2 perlu adanya perubahan atau perbaikan untuk
mencegah terjadinya cumulative trauma disorder (CTDs).

1.5.3 Analisis Keseluruhan

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, pengangkatan 1 termasuk


kategori aman, sedangkan pengangkatan 2 termasuk kategori hati-hati. Fc
pengangkatan 1 < FC pengangkatan 2,yaitu pada pengangkatan 1 sebesar 2960,5 N
dan pengangkatan 2 sebesar 4231,721 N. Jika kita lihat jarak horizontal pengangkatan
1 sebesar 46 cm dan jarak horizontal 2 sebesar 30 cm. lalu jarak vertikal pengangkatan
1 sebesar 0 cm dan jarak vertikal 2 sebesar 53 cm. ini menandakan bahwa posisi
pengangkatan 1 itu memiliki jarak antara tubuh dan benda lebih jauh ketimbang
pengangkatan kedua. Dan posisi awal benda pada pengangkatan 2 lebih tinggi
ketimbang posisi pengangkatan 1.

Secara logika pada pengangkatan 2 lebih mudah dilakukan daripada pengangkatan 1,


karena posisi tubuh dengan benda itu lebih dekat dan posisi benda juga sedikit berada
di atas namun berdasarkan hasil perhitungan, Force Compression terbesar terjadi
pada pengangkatan 2. Menurut analisis yang kami lakukan ini terjadi karena ada
kesalahan dalam menentukan posisi terburuk saat proses pengangkatan, dimana posisi
terburuk nantinya yang akan dijadikan patokan dalam proses menentukan sudut pada
masing-masing segmen. Selanjutnya pada pengangkatan 1 sebenarnya masih bisa
dicari posisi yang lebih terburuk, berdasarkan data percobaan pun terlihat bahwa besar
sudut θ4 atau sudut yang terjadi pada tulang belakang, pengangkatan 1 lebih turun
ketimbang θ4 pengangkatan 2. Berdasarkan data percobaan sudut θ4 pengangkatan 1
adalah 32,3 ° dan θ4 pengangkatan 2 adalah 3,3°. Ini berarti posisi tulang belakang
khususnya pada L5/S1 pada pengangkatan ke 2 itu lebih menunduk, ini mengakibatkan
tekanan yang diterima pun juga akan lebih besar.

Apabila tekanan yang terjadi pada segmen L5/S1 terlampau besar atau masuk kategori
berbahaya dan kegiatan pengangkatan dilakukan secara terus menerus, dapat berakibat
pada kerusakan pada segmen L5/S1, karena segmen tersebut sudah tidak bisa
menanggung beban yang diterimanya akibat dari kegiatan pengangkatan beban.
Kerusakan yang bisa ditimbulkan berupa pecahnya disc L5/S1 dan akan mengeluarkan
selaput lendir atau selaput disc yang berfungsi sebagai peredam pergerakan antara
L5/S1 bahkan paling berbahaya dapat menyebabkan kelumpuhan bagi si pekerja.

1.5.4 Rekomendasi
Cumulative Trauma Disoders (CTD’s) adalah gangguan sistem tumbuh pada anggota
gerak (Wicken dkk, 2004). CTD’s dapat disebabkan oleh frekuensi atau periode
waktu yang lama dari usaha otot, dihubungkan dengan pengulangan atau usaha yang
terus menerus dari bagian tubuh yang sama meliputi posisi tubuh yang statis dan
kerusakan tiba-tiba yang disebabkan oleh aktifitas yang sangat kuat/ pergerakan tak
terduga. Saat mengangkat sebaiknya dengan jarak vertical sedekat mungkin dengan
tempat untuk menurunkan barang atau beban, sedangkan untuk jarak horizontalnya
juga dengan jarak yang dekat dengan pusat massa tubuh, sehingga dapat
memperingan pengangkatan, seperti pada layout usulan. Berdasarkan perhitungan
pada pengangkatan 1, besar Force Compression pada L5/S1 adalah sebesar 2690.5
N, dimana nilai tersebut masuk dalam klasifikasi aman karena FC < AL, untuk nilai
AL 3430 N pada l5/s1 dan nilai MPL 6370 N pada L5/S1 menurut NIOSH, dimana
nilai tersebut masuk dalam klasifikasi aman karena FC < AL.

Sedangkan untuk pengangkatan 2, perhitungan Force Compression pada L5/S1


adalah sebesar 4231.721 N. Maka untuk pengangkatan 2, termasuk kedalam kategori
hati-hati karena besar FC berada di antara AL dan MPL (AL < FC < MPL). Contoh
rekomendasinya sebagai berikut:

1. Meminimalisir pekerjaan atau penjadwalan waktu istirahat yang sesuai dengan


pekerjaannya
2. Rotasi waktu kerja, artinya pembagian pekerjaan dengan shift. Misal pekerja A
bekerja pukul 07.00 sampai dengan 12.00 siang, kemudian pekerja B bekerja
pukul 13.00 sampai dengan 18.00. Hal itu dilakukan secara bergilir.
3. Job or career changes, artinya jika tidak aman dengan pekerjaan A bisa keluar
dari pekerjaan tersebut kemudian mengganti pekerjaan baru yang lebih aman.

1.6 Kesimpulan
Dari praktikum yang sudah dilakukan pada modul Biomekanika ini dapat ditarik
kesimpulan yang menjawab tujuan dilaksanakannya modul ini yaitu sebagai berikut:
1. Karena biomekanika menyangkut cabang ilmu ergonomi yang menggabungkan
teknik fisika, antropometri dan ilmu kedokteran dasar yang kemudian dihubungkan
dengan matematika, karena itulah dalam aktivitas pengangkatan benda biomekanika
menjelaskan fenomena biologis yang terjadi dalam tubuh manusia saat menerima
atau mengangkat beban tersebut, hal tersebut dilakukan untuk mempelajari
bagaimana tanggapan dari tubuh terhadap beban dan tekanan yang diterima serta
memprediksi kondisi dan postur kerja manusia.
2. Dari percobaan yang dilakukan, dapat dihitung nilai Force Compression (FC).
Untuk FC pengangkatan 1 pada L5/S1 adalah 2690,5 N. Pengangkatan 1 termasuk
kategori aman karena FC < AL. Sementara untuk FC pengangkatan 2 pada L5/S1
adalah 4231,721 N. Pengangkatan tersebut termasuk kedalam kategori berbahaya
karena besar FC > MPL.
3. Keterbatasan operator dalam mengangkat beban akan mempengaruhi keadaan
operator tersebut, sehingga menyebabkan cidera pada saat melakukan kerja.
Semakin tinggi dan berat beban yang diangkat, maka operator akan semakin
terbatas untuk mengatasi beban tersebut jika tanpa menggunakan alat bantu.
4. Rekomendasi terbaik yang dapat dilakukan yaitu pada posisi pengangkatan beban.
Dimana posisi yang baik yaitu mengangkat beban dengan posisi beban dekat dengan
sumbu badan. Pengaturan jarak saat pemindahan beban juga perlu di perhatikan.
Sebelum melakukan pekerjaan bera,t sebaiknya operator melakukan pemanasan atau
peregangan otot untuk menghindari terjadinya cidera.
Daftar Pustaka

Bryan S. Lee, MD, Kevin M. Walsh, MD, Andrew T. Healy, MD Robb Colbrunn, PhD, Robert S.

Butler, MS, Ryan C. Goodwin, MD Michael P. Steinmetz, MD, and Thomas E. Mroz, MD,.

(2018). Biomechanics of L5/S1 in Long Thoracolumbosacral Constructs: A Cadaveric Study.

Husni, Hasanuddin, K. Hadi, Akram, T. Firsa. (2020). Biomechanical Posture Assessment of Salted

Fish Industry Workers in West Aceh.

Kumar.P, R.Ram Mohan Singh. (2019). In Biomechanical Analysis of Risk Factors for Work-related

Musculoskeletal Disorders during Repetitive Lifting Task in Construction Workers.

song, J., & qu, x. (2014). Effects of age and its interaction with task parameters on lifting

biomechanics, Volume 57.

Ulrike H Mitchell, Paul F Beattie, Jennifer Bowden, Robert Larson, Haonan Wang. (2017). Age-

related differences in the response of the L5-S1 intervertebral disc to spinal traction, Ulrike

H Mitchell, Paul F Beattie, Jennifer Bowden, Robert Larson, Haonan Wang.


Lampiran
1. Percobaan
Gambar 1. Lampiran foto pengangkatan 1

Gambar 2. Lampiran foto pengangkatan 2.

2. Lembar pengamatan.
Lembar pengamatan dikirimkan beserta dengan laporan praktikum ini.

Anda mungkin juga menyukai