PEDOMAN
PENULISAN
SKRIPSI
(REVISI I)
i
SURAT KEPUTUSAN
KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU
DHARMA NUSANTARA JAKARTA
NOMOR : 180 /SK/STAH-DNJ/III/2018
TENTANG
ii
4. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 3 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Perguruan Tinggi Agama Hindu;
7. Keputusan Menteri Agama Nomor 75 Tahun 1999
tentang Pedoman Pendirian dan Pembinaan Perguruan
Tinggi Agama Hindu Swasta;
8. Keputusan Menteri Agama Nomor 394 Tahun 2003
tentang Pedoman Pendirian Perguruan Tinggi Agama;
9. Surat Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Nomor: 468/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2014 tentang
Nilai dan Peringkat Akreditasi Program Studi Pada
Program Sarjana.
10. Surat Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi
Nomor: 1262/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2015 tentang
Nilai dan Peringkat Akreditasi Program Studi Pada
Program Sarjana.
11.Surat Keputusan Ketua Badan Pengurus Yayasan
Dharma Nusantara Jakarta Nomor:
01/BPH/YDN/X/1997 Tahun 1997 tentang
Pembentukan Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH)
Dharma Nusantara Jakarta.
MEMUTUSKAN:
iii
Kedua : Seluruh karya tulis sivitas akademika Sekolah Tinggi Agama
Hindu Dharma Nusantara Jakarta, khususnya Skripsi
disimpan di Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Hindu
Dharma Nusantara Jakarta sebagai koleksi Sekolah Tinggi
Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta;
Ditetapkan di :Jakarta
Pada Tanggal : 15 Maret 2018
Ketua,
1
3
0
7
0
iv 2
2
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji astuti kita haturkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas
Asungkerta Waranugraha-Nya, maka buku pedoman penulisan skripsi ini
dapat selesai tepat pada waktunya.
Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis
suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang
mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan
keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan
menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang
diambilnya. Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status
sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan
Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Tujuan skripsi adalah melatih
mahasiswa untuk membuat suatu karya ilmiah yang didalamnya dimulai
dari penyusunan proposal penelitian; melakukan penelitian yang mencakup
perumusan masalah, tujuan penelitian dan hipotesis; merancang cara
(metode) penelitian berupa cara pengumpulan & analisis data; penulisan
laporan penelitian dan mempertanggung jawabkan hasilnya secara
akademik melalui seminar dan ujian skripsi.
Penulisan laporan skripsi dalam pedoman ini terbagi dalam jenis
penelitian dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Ketentuan mengenai
cara penulisan ilniag dijelaskan mulai dari penyusunan proposal sampai
dengan penyusunan skripsi secara utuh. Tidak hanya menjelaskan teknik
dan sistematika penulisan dalam pedoman ini juga dijelaskan tentang
pedoman setiap subbab dari masing-masing bab yang terdapat dalam
skripsi.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam pembuatan buku panduan skripsi ini. semoga semua
pikiran yang baik datang dari segala penjuru.
v
DAFTAR ISI
vii
PENJELASAN SUB BAB PROPOSAL DAN SKRIPSI
PENELITIAN KUALITATIF ..................................................... 46
PENJELASAN SUB BAB PROPOSAL DAN SKRIPSI
PENELITIAN KUANTITATIF .................................................. 54
Lampiran:
Lampiran 1 : Contoh Halaman Sampul
Lampiran 2 : Contoh Halaman Judul
Lampiran 3 : Contoh Halaman Pengesahan Pembimbing
Lampiran 4 : Contoh Halaman Pengesahan Penguji
Lampiran 5 : Contoh Halaman Pernyataan Orisinalitas
Lampiran 6 : Contoh Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi
Lampiran 7 : Contoh Halaman Ucapan Terima Kasih
Lampiran 8 : Contoh Halaman Abstrak
Lampiran 9 : Contoh Halaman Daftar Isi
Lampiran 10 : Contoh Halaman Daftar Tabel, Daftar Gambar, Dan
Daftar Lain
viii
BAGIAN SATU
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Skripsi adalah karya ilmiah yang dibuat sebagai wahana untuk
menjelaskan berbagai situasi, kejadian, dan hasil karya manusia dalam
konteks dan areal sosial tertentu. Skripsi disusun menurut kaidah keilmuan
dan ditulis berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia, di bawah pengawasan
atau pengarahan dosen pembimbing, untuk memenuhi kriteria-kriteria
kualitas yang telah ditetapkan sesuai keilmuannya masing-masing. Skripsi
dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan suatu program
studi.
Karya tersebut akan menjadi bagian dari koleksi Perpustakaan
Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAH) Dharma Nusantara Jakarta. Dalam
upaya mendokumentasikan seluruh koleksi STAH Dharma Nusantara
Jakarta, baik dalam format tercetak maupun digital, diperlukan Pedoman
Penulisan Skripsi untuk digunakan di lingkungan STAH Dharma
Nusantara Jakarta yang secara umum tanpa mengurangi keunikan setiap
program studi.
Pedoman ini merupakan hasil revisi oleh Tim Revisi Pedoman
Penulisan Skripsi STAH Dharma Nusantara Jakarta melalui Surat
Keputusan Ketua STAH Dharma Nusantara Jakarta Nomor:
01/SK/STAH-DNJ/I/2013. Pedoman ini diterbitkan dengan tujuan
memberikan tuntunan kepada mahasiswa STAH Dharma Nusantara
Jakarta dalam menyelesaikan skripsi. Penyusun memberi kesempatan
kepada Program Studi untuk petunjuk tambahan mengenai hal-hal yang
tidak diatur dalam pedoman ini.
1.2 Khusus
1.2.1 Proposal Skripsi
a. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat (baik akademik dan
administrasi) berhak untuk menyusun skripsi, dengan mengajukan
permohonan rencana judul skripsi untuk diajukan kepada Panitia Ujian
Skripsi.
b. Judul skripsi yang telah masuk akan diverifikasi lewat sidang
verifikasi judul skripsi. Judul yang telah disetujui, dapat dilanjutkan ke
pembuatan/penyusunan proposal
c. Setelah seluruh judul skripsi terverifikasi, Waka I, Ketua Jurusan dan
Ketua Program Studi menentukan Dosen Pembimbing Skripsi.
1
d. Proposal sebagaimana disebutkan di atas, harus disusun melalui
bimbingan dengan dosen pembimbing yang dilakukan secara intensif
sebanyak minimal tiga (3) kali bimbingan bagi mahasiswa yang
mendapatkan dua dosen pembimbing dan lima (5) kali bimbingan
bagi mahasiswa yang mendapatkan satu dosen pembimbing. Untuk
memantau kegiatan bimbingan, lembaga memberikan lembar
bimbingan proposal skripsi yang ditandatangani oleh dosen
pembimbing.
e. Mahasiswa diwajibkan untuk memperbaiki proposal skripsinya, jika
ada tambahan, perbaikan dan lain-lain pada waktu bimbingan.
Proposal Skripsi yang sudah disetujui oleh kedua dosen pembimbing
dapat diujikan melalui seminar proposal skripsi.
f. Proposal yang akan diseminarkan harus terdiri dari tiga bab,
sebagaimana dijelaskan dalam pedoman.
g. Proposal mahasiswa yang telah disetujui untuk diseminarkan,
didaftarkan ke panitia ujian proposal skripsi dengan melampirkan
proposal sebanyak 5 (lima) rangkap.
h. Mahasiswa wajib memperbaiki dan melaporkan segala usulan yang
disampaikan pada saat seminar proposal berlangsung kepada
pembimbing dan panitia proposal skripsi.
i. Apabila Dosen Pembimbing I dan Pembimbing II, berhalangan hadir
dalam seminar proposal, maka dapat digantikan dengan dosen
pembimbing lain yang ditetapkan oleh Prodi yang dikoordinasikan
dengan Jurusan dan Waka I.
j. Apabila karena sesuatu hal salah satu dosen Pembimbing berhalangan
dan/atau tidak dapat hadir pada saat seminar proposal, maka seminar
tetap berjalan sesuai dengan dosen pembimbing yang sudah
ditetapkan.
k. Dosen pembimbing membuat berita acara seminar proposal dan
mencatat hal-hal yang berkembang pada waktu seminar poroposal
serta menyerahkannya kepada mahasiswa bersangkutan untuk
digunakan sebagai panduan perbaikan skripsi.
l. Waktu seminar ditentukan oleh panitia ujian skripsi, dipimpin seorang
ketua sidang seminar, dosen pembimbing dan penguji ahli. Susunan
pelaksana seminar proposal terdiri atas:
1) Ketua Penguji.
2) Dosen pembimbing.
3) Penguji ahli
4) Mahasiswa penyaji seminar.
2
m. Bagi mahasiswa peserta seminar diwajibkan hadir 15 (lima belas)
menit sebelum seminar dibuka. Apabila mahasiswa tersebut terlambat
sebagaimana jadwal yang telah ditetapkan, maka ujian yang
bersangkutan dinyatakan ditunda.
n. Bagi mahasiswa yang dinyatakan telah selesai seminar proposal, yang
bersangkutan berhak untuk melanjutkan penulisan skripsi.
5
BAGIAN DUA
BAGIAN AWAL DAN BAGIAN AKHIR
PENULISAN SKRIPSI
Bab ini hanya menguraikan bagian awal dan bagian akhir dari
penulisan skripsi. Sedangkan bagian isi atau inti skripsi menyesuaikan
dengan jenis penelitian, dan diuraikan secara khusus dibahas pada Bab III
dan Bab IV.
2.1.8 Abstrak/Abstract
Abstrak merupakan ikhtisar suatu Skripsi yang memuat
permasalahan, tujuan, metode penelitian, hasil, dan kesimpulan. Abstrak
dibuat untuk memudahkan pembaca mengerti secara cepat isi skripsi
untuk memutuskan apakah perlu membaca lebih lanjut atau tidak.
7
Ketentuan yang menyangkut penulisan abstrak dapat dilihat pada butir
4.11. Sedangkan contoh halaman Abstrak dapat dilihat pada Lampiran 8.
2.2.2 Lampiran
Lampiran merupakan data atau pelengkap atau hasil olahan yang
menunjang penulisan Skripsi, tetapi tidak dicantumkan di dalam isi
Skripsi, karena akan mengganggu kesinambungan pembacaan. Lampiran
yang perlu disertakan dikelompokkan menurut jenisnya, antara lain
jadwal, tabel, daftar pertanyaan, gambar, grafik, desain. Pengelompokan
lampiran disesuaikan dengan kebijakan perguruan tinggi.
2.2.3 Biodata
Lembar ini berisi biodata dan hanya mencantumkan informasi
penting tentang riwayat hidup penulis.
8
BAGIAN TIGA
FORMAT PROPOSAL DAN SKRIPSI PENELITIAN
(KUALITATIF DAN KUANTITATIF)
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
I PENDAULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.2 Manfaat Praktis
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan
2.2 Tentang Variabel Penelitian
2.3 Landasan Teori
2.4 Asumsi (jika ada)
2.5 Landasan Konseptual
10
III METODE DAN LOKASI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
3.1.1 Sifat Penelitian
3.1.2 Pendekatan Masalah
3.1.3 Data Penelitian
3.1.3.1 Jenis dan Sumber Data
3.1.3.2 Teknik Penentuan Informan
3.1.3.3 Teknik Pengumpulan Data
3.1.3.4 Instrumen Penelitian
3.1.3.5 Teknik Pengolahan Data
3.1.3.6 Teknik Analisis Data
3.1.3.7 Teknik Penyajian Data
3.2 Lokasi Penelitian
3.2.1 Alasan Pemilihan Lokasi
3.2.2 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
DAFTAR PUSTAKA 50%
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.2 Manfaat Praktis
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan
2.2 Tentang Variabel Penelitian
2.3 Landasan Teori
2.4 Landasan Konseptual
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
I PENDAULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
12
1.3.2 Tujuan Khusus
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.2 Manfaat Praktis
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian yang Relevan
2.2 Tentang Variabel Penelitian
2.3 Landasan Teori
2.4 Asumsi (jika ada)
2.5 Landasan Konseptual
13
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
5.2 Saran
Format Proposal:
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
1.7 Rencana Penelitian
14
3.4 Desain Penelitian (Kontrol Terhadap Validitas Rancangan
Penelitian)
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.6. Teknik Analisis Data
3.7 Hipotesis Statistik
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Batasan Masalah
1.4 Rumusan Masalah
1.5 Tujuan Penelitian
1.6 Manfaat Penelitian
16
BAGIAN EMPAT
TEKNIS PENULISAN
4.1 Kertas
Spesifikasi kertas yang digunakan:
a. Jenis : HVS
b. Warna : Putih polos
c. Berat : 80 gram
d. Ukuran : A4 (21,5 cm x 29,7 cm)
4.2 Pengetikan
Ketentuan pengetikan adalah sebagai berikut:
a. Pencetakan dilakukan pada satu sisi kertas (single side)
b. Posisi penempatan teks pada tepi kertas:
1) Batas kiri : 4 cm (termasuk 1 cm untuk penjilidan) dari tepi kertas
2) Batas kanan : 3 cm dari tepi kertas
3) Batas atas : 3 cm dari tepi kertas
4) Batas bawah : 3 cm dari tepi kertas
c. Setiap halaman pada naskah Skripsi, mulai Abstrak sampai Daftar
Referensi harus diberi “auto text” pada footer dengan tulisan
Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta (Arial 9
poin cetak tebal), ditulis pada posisi rata kanan (align right).
…..……………………………………………………………………...
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
Gambar 4.1 Posisi Penempatan Teks pada Tepi Kertas
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………… 17
d. Huruf menggunakan jenis huruf Times New Roman 12 poin (ukuran
sebenarnya) dan diketik rapi (rata kiri kanan – justify).
e. Pengetikan dilakukan dengan spasi 1,5 (Line spacing = 1.5 lines).
f. Huruf yang tercetak dari printer harus berwarna hitam pekat dan
seragam.
18
Ketentuan Halaman Sampul
a. Diketik simetris di tengah (center). Judul tidak diperkenankan
menggunakan singkatan, kecuali nama atau istilah (contoh: PT,
UD, CV) dan tidak disusun dalam kalimat tanya serta tidak perlu
ditutup dengan tanda baca apa pun.
Logo STAH DHARMA NUSANTARA JAKARTA :
Logo STAH Dharma Nusantara Jakarta dengan diameter 2,5 cm
dan dicetak dengan warna emas
Sekolah Tinggi Agama Hindu Dharma Nusantara Jakarta
Judul
Jenis atau jenjang pendidikan (Ditulis Skripsi)
Nama
NIM
Jurusan
Program Studi
Tempat
Bulan & Tahun disahkannya Skripsi dan dituliskan dalam angka
dengan format 4 digit (contoh: Januari 2006)
b. Informasi yang dicantumkan pada punggung halaman sampul
adalah: jenis Skripsi, dan judul skripsi. Informasi yang dicantumkan
seluruhnya menggunakan huruf besar, dengan jenis huruf Times
New Roman 12 poin, dan ditulis di tengah punggung halaman
sampul (center alignment).
c. Halaman sampul muka tidak boleh diberi siku besi pada ujung-
ujungnya.
19
4.8 Halaman Pernyataan Orisinalitas
Halaman Pernyataan Orisinalitas ditulis dengan spasi ganda (line spacing
= double), tipe Times New Roman 12 poin dengan posisi di tengah-
tengah halaman (center alignment).
4.11 Abstrak/Abstract
Ketentuan penulisan Abstrak adalah sebagai berikut:
a. Abstrak adalah ringkasan atau inti atau ikhtisar dari Skripsi.
b. Minimum 75 kata dan maksimum 100 kata dalam satu paragraf,
diketik dengan tipe Times New Roman 12 poin, spasi tunggal (line
spacing = single).
c. Abstrak disusun dalam dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris.
d. Setiap versi bahasa mengikuti ketentuan butir b.
e. Jika memungkinkan, pengetikan untuk abstrak bahasa Indonesia
dan Inggris diletakkan dalam satu halaman.
f. Nama Mahasiswa (tanpa NIM) dan Program Studi ditulis di atas
20
abstrak dengan tambahan informasi berupa Judul Skripsi
g. Di bagian bawah Abstrak dituliskan Kata Kunci. Untuk Abstrak
dalam Bahasa Indonesia, Kata Kunci diberikan dalam Bahasa
Indonesia. Untuk Abstrak dalam Bahasa Inggris, Kata Kunci
diberikan dalam Bahasa Inggris (dicari padanan katanya).
h. Semua istilah asing, kecuali nama, dicetak miring (italic).
i. Isi abstrak ditentukan oleh keilmuan masing-masing.
1. PENDAHULUAN
1.1 Subbab Derajat Kesatu
1.1.1 Subbab Derajat kedua Butir yang Pertama
1.1.2 Subbab Derajat kedua Butir yang Kedua
1.1.2.1 Subbab Derajat ketiga Butir yang Pertama
21
Tingkatan subbab maksimal 3.
Suatu yang bukan merupakan subordinat dari judul tulisan harus ditulis
dengan sandi berikut.
a. Bullet atau huruf: jika tidak akan dirujuk di bagian lain dari Skripsi,
bentuknya bebas, asalkan berupa bentuk dasar (bulat, kotak, tanda
minus), dan konsisten dalam keseluruhan Skripsi.
b. Huruf: jika akan dirujuk di bagian lain dari Skripsi, harus
digunakan huruf untuk menghindari kerancuan dengan penggunaan
angka untuk bab dan subbab. Bentuknya bebas, asalkan konsisten
dalam keseluruhan Skripsi. Contoh: a. atau a) atau (a). Ini
merupakan derajat terakhir, dalam arti tidak boleh memiliki
subperincian di dalamnya. Contoh penggunaan subperincian yang
dilarang, sebagai berikut.
22
4.15 Tabel dan Gambar
Yang tergolong gambar adalah gambar, grafik, dan diagram. Ketentuan
pembuatan tabel dan gambar adalah sebagai berikut.
a. Gambar, grafik, dan diagram diberi nama.
b. Penulisan nama tabel, gambar, dan lainnya menggunakan huruf besar
di awal kata (title case).
c. Tabel dan gambar ditempatkan di antara bagian teks yang
paling banyak membahasnya. Tabel dan gambar harus dibuat
sedemikian rupa sehingga dapat berdiri sendiri, agar dapat
dimengerti oleh pembaca tanpa membaca keterangan dalam teks.
d. Jika tabel ditulis dalam posisi landscape, sisi atas tabel adalah sisi
yang dijilid.
e. Tabel dan gambar selalu simetris di tengah (center) terhadap
halaman.
f. Nomor tabel dan gambar harus menyertakan nomor bab tabel dan
gambar tersebut berada. Misalnya tabel 1.1. berarti tabel pertama
yang ada di bab 1. Jika dalam suatu Skripsi hanya terdapat 1 (satu)
buah tabel atau gambar, maka tidak perlu diberi nomor.
g. Daftar notasi dan daftar singkatan ditulis dengan huruf aslinya
(tidak dibuat kapital ataupun lowercase) dan disusun
berdasarkan abjad. Penulisannya diurutkan dari huruf kecil, huruf
besar, dan simbol (contoh : a, B, ?)
h. Penulisan judul tabel dan gambar.
1) Tabel: judul ditulis di atas tabel, rata kiri atau simetris di
tengah (center) berjarak 1,5 spasi terhadap tabel yang
bersangkutan. Judul tabel ditulis langsung mengikuti nomor
tabelnya.
2) Gambar: judul ditulis di bawah gambar berjarak 1,5 spasi,
simetris (center) terhadap gambar yang bersangkutan. Judul
gambar ditulis langsung mengikuti nomor gambarnya.
i. Penulisan sumber gambar dan tabel.
1) Tabel: sumber tabel (jika bukan olahan sendiri) ditulis di
bagian bawah tabel berjarak 1,5 spasi dari tabel, huruf tegak
tipe Times New Roman 10 poin.. Sumber yang sudah diolah
lebih lanjut perlu diberi catatan ”telah diolah kembali”.
2) Gambar: sumber gambar (jika bukan olahan sendiri) harus
ditulis di bagian bawah judul gambar berjarak 1,5 spasi dari
judul gambar, huruf tegak tipe Times New Roman 10 poin.
Sumber yang sudah diolah lebih lanjut perlu diberi catatan
23
”telah diolah kembali”.
j. Peletakan tabel atau gambar, berjarak tiga spasi setelah teks.
Penulisan teks
k. Setelah tabel atau gambar dilanjutkan dengan jarak 1,5 spasi dari
baris terakhir judul gambar.
l. Apabila judul gambar atau tabel melebihi satu baris,
penulisannya simetris di tengah (center) dan diketik dengan satu
spasi.
m. Jika tabel dan gambar terlalu panjang, dapat diputus dan
dilanjutkan dengan mengetikkan nomornya dan keterangan
“sambungan” dalam tanda kurung. Jika tabel dan gambar terlalu
lebar, terdapat beberapa ketentuan sebagai berikut:
1) Ditempatkan secara memanjang di halaman tersendiri;
2) Ditempatkan pada kertas lebar kemudian dilipat agar tidak
melebihi format kertas;
3) Diperkecil ukurannya sesuai format tugas akhir, tetapi
ukuran huruf yang tercantum di dalamnya tidak boleh lebih
kecil dari 10 poin (ukuran sebenarnya).
Contoh:
M Q 209 43 , 530 + = (4.1)
Keterangan: 5 artinya persamaan itu ditulis pada bab 5, sedangkan
1 artinya persamaan itu adalah persamaan matematika pertama yang
ditulis pada bab tersebut.
4.17 Angka
Penulisan angka mengikuti peraturan yang berlaku pada Pedoman
Ejaan yang Disempurnakan edisi terbaru.
4.19 Lampiran
Ketentuan pembuatan lampiran adalah sebagai berikut:
a. Nomor dan judul lampiran ditulis di sudut kanan atas halaman
(right-aligned) dengan huruf tegak tipe Times New Roman 12 poin.
b. Judul lampiran diketik dalam satu baris menggunakan huruf
kapital di awal kata (title case).
c. Lampiran yang lebih dari satu halaman, pada halaman
berikutnya diberi keterangan “lanjutan” dalam tanda kurung pada
sudut kanan atas halaman (right- aligned).
d. Isi dan urutan pengelompokan lampiran disesuaikan data lampiran.
Lampiran seperti data informan, contoh angket atau kuesioner perlu
diberikan nomor dan judul lampiran. Sedangkan lampiran berupa
data sekunder yakni data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian seperti hasil riset dari surat kabar atau majalah, foto
kopi berkas atau surat-surat cukup dilampirkan tanpa mencantumkan
nomor dan judul lampiran.
25
BAGIAN LIMA
KUTIPAN, CATATAN KAKI, CATATAN TUBUH
5.1 Kutipan
Kutipan adalah pinjaman kalimat atau pendapat dari seorang penulis,
baik yang terdapat dalam buku, majalah, koran, dan sumber lainnya,
ataupun berasal dari ucapan seorang tokoh. Kutipan digunakan untuk
mendukung argumentasi penulis.
Namun, penulis jangan sampai menyusun tulisan yang hanya berisi
kumpulan kutipan. Kerangka karangan, kesimpulan, dan ide dasar harus
tetap pendapat penulis pribadi, kutipan berfungsi untuk
menunjang/mendukung pendapat tersebut. Selain itu, seorang penulis
sebaiknya tidak melakukan pengutipan yang terlalu panjang, misalkan
sampai satu halaman atau lebih, hingga pembaca lupa bahwa apa yang
dibacanya adalah kutipan. Kutipan dilakukan seperlunya saja sehingga
tidak merusak alur tulisan.
Kutipan juga bisa diambil dari pernyataan lisan dalam sebuah
wawancara, ceramah, ataupun pidato. Namun, kutipan dari pernyataan lisan
ini harus dikonfirmasikan dulu kepada narasumbernya sebelum
dicantumkan dalam tulisan.
Terdapat dua jenis kutipan:
a. Kutipan langsung, apabila penulis mengambil pendapat orang lain
secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat, sesuai teks asli,
tidak mengadakan perubahan sama sekali.
b. Kutipan tidak langsung, apabila penulis mengambil pendapat orang
lain dengan menguraikan inti sari pendapat tersebut, susunan kalimat
sesuai dengan gaya bahasa penulis sendiri.
26
Secara mendasar, pencantuman sumber kutipan ini mempunyai fungsi
sebagai:
a. Menyusun pembuktian (etika kejujuran dan keterbukaan ilmiah).
b. Menyatakan penghargaan kepada penulis yang dikutip (etika hak
cipta intelektual).
Terdapat dua model pencantuman referensi:
a. Catatan tubuh (bodynote), dilakukan ketika penulis mencantumkan
sumber kutipan langsung setelah selesainya sebuah kutipan dengan
menggunakan tanda kurung.
b. Catatan kaki (footnote), dilakukan apabila penulis mencantumkan
nomor indeks di akhir sebuah kutipan, lalu di bagian bawah halaman
tersebut (bagian kaki halaman) terdapat keterangan nomor indeks yang
menjelaskan sumber kutipan tersebut.
Sebuah tulisan ilmiah harus menggunakan salah satu jenis penulisan
referensi tersebut, serta harus konsisten dengan jenis tersebut. Artinya,
ketika sebuah tulisan menggunakan bodynote, maka seluruh referensi dari
awal hingga akhir tulisan harus menggunakan bodynote. Atau, jika seorang
penulis menggunakan catatan kaki, sejak awal hingga akhir tulisan, penulis
harus menggunakan catatan kaki untuk menuliskan referensinya.
27
Berdasarkan kelebihannya tersebut, catatan kaki bisa berisi:
a. Penunjukan sumber kutipan (referensi).
b. Catatan penjelas.
c. Penunjukan sumber kutipan sekaligus catatan penjelas.
Prinsip-prinsip dalam menuliskan catatan kaki:
a. Catatan kaki dicantumkan di bagian bawah halaman, dipisahkan dengan
naskah skripsi oleh sebuah garis. Pemisahan ini akan otomatis dilakukan
oleh program Microsoft Word dengan cara mengklik insert, kemudian
reference, kemudian footnote.
b. Nomor cacatan kaki ditulis secara urut pada tiap bab, mulai dari nomor
satu. Artinya, cacatan kaki pertama di tiap awal bab menggunakan
nomor satu, begitu seterusnya.
c. Catatan kaki ditulis dengan satu spasi.
d. Pilihan huruf dalam catatan kaki harus sama dengan pilihan huruf dalam
naskah skripsi, hanya ukurannya lebih kecil, yaitu:
1) Times New Roman (size 10)
2) Arial (size 9)
3) Tahoma (size 9)
e. Baris pertama catatan kaki menjorok ke dalam sebanyak tujuh karakter.
f. Judul buku dalam catatan kaki ditulis miring (italic).
g. Nama pengarang dalam catatan kaki ditulis lengkap dan tidak dibalik.
h. Catatan kaki bisa berisi keterangan tambahan. Pertimbangan utama
memberikan keterangan tambahan adalah: jika keterangan tersebut
ditempatkan dalam naskah (menyatu dengan naskah) akan merusak alur
tulisan atau naskah tersebut. Tidak ada batasan seberapa panjang
keterangan tambahan, asalkan proporsional.
1
David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge, 1994),
hal. 273.
2
Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and
Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 75.
28
Buku dengan banyak pengarang
Nama pengarang pertama, et al., judul buku (kota penerbit: nama penerbit,
tahun terbit), halaman.3
Perhatikan: hanya nama pengarang pertama yang dicantumkan, nama-nama
pengarang lainnya diganti dengan singkatan et al.
Buku terjemahan
Nama pengarang asli, judul buku, terj. nama penerjemah (kota penerbit:
nama penerbit, tahun terbit), halaman.6
Perhatikan: singkatan terj. menunjukkan bahwa buku tersebut telah
diterjemahkan dan penulis mengutip dari terjemahan tersebut.
Kamus
Nama pengarang, judul kamus (kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit),
halaman.7
3
Idi Subandi Ibrahim, et al., Hegemoni Budaya (Yogyakarta: Bentang,
1997), hal. 52 - 54.
4
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi (rev.ed.; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2003), hal. 55.
5
Ira M. Lapidus, A History of Islamic Societes (Vol.1; Cambridge:
Cambridge University Press, 1988), hal. 131.
6
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH.
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45.
7
Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1994), hal. 595.
29
Perhatikan: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan ed., namun
jika editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
Berita koran/majalah
”Judul berita,” nama media, tanggal terbit, tahun, halaman.11
8
Rudi Harisyah Alam, “Perspektif Pasca-Modernisme dalam Kajian
Keagamaan,” Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru Penelitian Agama Islam
Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds. Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M. Deden Ridwan
(Bandung: Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998), hal. 67-77.
9
Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian
Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 2 (Oktober, 1998),
hal. 25-25.
10
Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22
November, 2001, hal. 4.
11
“Islam di AS Jadi Agama Kedua,” Republika, 10 September, 2002, hal.
5.
12
Muzayin Nazaruddin, “War Against Terrorism: Critical Discourse
Analysis,” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sebelas Maret, Surakarta, 2004), hal. 205.
13
Muzayin Nazaruddin, “Dua Tipe Perempuan dalam Film dan Sinetron
Mistik Indonesia,” (Makalah disampaikan dalam Temu Ilmiah Nasional, Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia, Jakarta, 26 – 28 Juni, 2007).
30
Lembaga yang mengeluarkan dokumen, nama dokumen, (nama kota,
tanggal dikeluarkan dokumen, tahun).14
Pernyataan lisan
Nama narasumber, jenis pernyataan (wawancara atau pidato), tanggal
pernyataan dilakukan.17
5.4.3 Loc.Cit.
Singkatan ini berasal dari bahasa latin loco citato yang berarti pada tempat
yang telah dikutip. Singkatan ini digunakan sama dengan Op.Cit., yaitu
apabila referensi dalam catatan kaki pada nomor tersebut sama dengan
referensi yang telah dikutip sebelumnya, namun diselingi catatan kaki lain.
Namun, referensi yang diacu Loc.Cit. bukan berupa buku, melainkan
artikel, baik itu dari koran, majalah, ensiklopedi, internet, atau lainnya.
Contoh penggunaan:
1 Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 45.
2 Ibid.
3 Ibid., hal. 55.
4 Dedy N. Hidayat, "Paradigma dan Perkembangan Penelitian
Komunikasi," Jurnal Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia, No. 2
(Oktober, 1998), hal. 25-25.
5 Ibid., hal. 28.
6 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 70.
7 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Beyond Structuralism and
Hermeneutics (Chicago: University of Chicago Press, 1982), hal. 72 - 75.
8 Francis Fukuyama, “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22
November, 2001, hal. 45.
9 Robert McChesney, “Rich Media Poor Democracy,”
www.thirdworldtraveler.com/Robert_McChesney_page.html (akses 16
Agustus 2006).
10 Arthur Asa Berger, Op.Cit., hal. 95.
11 Ibid., hal. 99.
12 Ibid.
13 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 22.
14 Francis Fukuyama, Loc.Cit.
15 Hubert L. Dreyfus, Paul Rabinow, Op.Cit., 58.
16 Dedy N. Hidayat, Loc.Cit., hal. 21.
32
Cara membaca:
1. Catatan kaki nomor (2) menggunakan Ibid., karena sumber kutipannya
sama persis dengan nomor (1) baik buku maupun halamannya.
2. Catatan kaki nomor (3) buku referensinya sama dengan nomor (2),
hanya saja beda halamannya.
3. Catatan kaki nomor (5) referensinya sama dengan nomor (4), hanya
saja beda halamannya.
4. Catatan kaki nomor (6), referensinya sama dengan nomor (1), karena
telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit.,
serta menuliskan nama pengarang dan halaman.
5. Catatan kaki nomor (10) referensinya sama dengan nomor (1), karena
telah diselingi oleh catatan kaki lain, maka menggunakan Op.Cit.
6. Catatan kaki nomor (11), referensinya sama dengan catatan kaki
sebelumnya, tanpa diselingi catatan kaki lain, yaitu nomor (10), hanya
saja beda halamannya.
7. Catatan kaki nomor (12) referensinya sama persis dengan nomor (11).
8. Catatan kaki nomor (13) referensinya sama dengan nomor (4), hanya
beda halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan
nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan
Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
9. Catatan kaki nomor (14) referensinya sama persis, termasuk
halamannya, dengan nomor (8), karena telah diselingi oleh catatan
kaki lain dan nomor (8) berbentuk artikel (bukan buku) maka
menggunakan Loc.Cit.
10. Catatan kaki nomor (15) referensinya sama dengan nomor (7), hanya
beda halaman, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan nomor
(7) berbentuk buku (bukan artikel) maka menggunakan Op.Cit., serta
menuliskan halamannya.
11. Catatan kaki nomor (16) referensinya sama dengan nomor (4), hanya
beda halamannya, karena telah diselingi oleh catatan kaki lain dan
nomor (4) berbentuk artikel (bukan buku) maka menggunakan
Loc.Cit., serta menuliskan halamannya.
33
a. Catatan tubuh menyatu dengan naskah, hanya ditandai dengan kurung
buka dan kurung tutup.
b. Catatan tubuh memuat nama belakang penulis, tahun terbit buku dan
halaman yang dikutip. Contoh:
1) Nama penulis adalah Arthur Asa Berger, maka cukup ditulis
Berger.
2) Nama penulis Jalaluddin Rakhmat, maka cukup ditulis Rakhmat.
b. Nama penulis menyatu dalam naskah tulisan, tidak berada dalam tanda
kurung, sementara tahun penerbitan dan halaman berada dalam tanda
kurung. Model ini biasanya ditempatkan sebelum sebuah kutipan.
Contoh:
Menurut Lull (1995: 31-38), di titik inilah esensi hegemoni:
hubungan di antara agen-agen utama yang menjadi alat sosialisasi
dan orientasi ideologis, yang berinteraksi, kumulatif, dan diterima
oleh masyarakat.
Buku terjemahan
a. ….. (Berger, terj., Setio Budi, 2000: 44 – 45).
b. Berger (terj., Setio Budi, 2000: 44 – 45) menandaskan .....
Berita koran/majalah
a. ..... (Republika, 10 September 2002).
b. Harian Republika (10 September 2002) memberitakan .....
35
b. Dalam dokumen yang dikeluarkan U.S. Department of Foreign Affairs
(1998) disebutkan bahwa …..
Pernyataan lisan
a. ….. (Samijan, wawancara, 11 November 2006).
b. Dalam wawancara dengan penulis, Samijan (11 November 2006)
mengatakan ……
19
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45.
20
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi
(Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000), hal. 44 – 45. Cukup jelas,
Marx menawarkan gagasan bahwa ide-ide atau gagasan pada suatu masa adalah
yang disebarluaskan dan dipopulerkan oleh kelas berkuasa sesuai kepentingannya.
37
5.6.2 Kutipan langsung kurang dari empat baris
Prinsip-prinsip:
a. Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu dengan teks).
b. Kutipan harus diawali dan diakhiri dengan tanda kutip.
c. Jika menggunakan catatan tubuh, contoh:
Kelas penguasa itu, seperti ditegaskan Marx, merupakan pemikir, pemproduksi ide
sekaligus mengatur distribusi idenya. Dalam hal produksi dan penyebarluasan ide
inilah kita bisa mengurai saling keterkaitan antara kelas penguasa, ideologi,
wacana dan media.
21
R.P. Hardt, The Sound of Leadership: Presidential Communication in
the Modern-Age (Chicago: Chicago University Press, 1987), hal. 61.
22
Pada dasarnya tiap pemimpin politik selalu menciptakan bahasa politik
yang menjadi kekuatan utama konsolidasi simbolik dalam rangka mendukung politik
dijalankan serta meneguhkan ideologi kekuasaan. Dalam sebuah studinya
mengenai pidato kemenangan presiden di Amerika, Corcohan menunjukkan bahwa
38
5.6.3 Kutipan tidak langsung.
Prinsip-prinsip:
a. Kutipan tidak dipisahkan dari teks (menyatu dengan teks).
b. Kutipan tidak boleh menggunakan tanda kutip.
c. Jika menggunakan catatan tubuh, contoh:
tiap presiden ternyata mempunyai gaya bahasa serta strategi wacana yang
berbeda. Lihat lebih jauh di R.P. Hardt, The Sound of Leadership: Presidential
Communication in the Modern-Age (Chicago: Chicago University Press, 1987), hal.
61.
23
David Barrat, Media Sociology (London and New York: Routledge,
1994), hal. 51-52. Lihat juga Janet Wollacott, “Message and Meanings”, dalam
Culture, Society and the Media, eds. Michael Gurevitch, James Curran and James
Wollacott (London: Methuen, 1982), hal. 109.
39
Dalam contoh di atas, catatan kaki bisa dilengkapi dengan keterangan
tambahan. 24
(Bhagavadgīta, III.12)
Terjemahannya
”sesungguhnya keinginan untuk mendapat kesenangan telah
diberikan kepadamu oleh para dewa karena yajñamu,
sedangkan ia yang telah memperoleh kesenangan tanpa
memberi yajña sesungguhnya adalah pencuri” (Pudja,
2004:85).
41
Cara penyusunan daftar pustaka:
Nama pengarang (dibalik). Judul buku. Kota penerbit: nama penerbit, tahun
terbit.
Barrat, David. Media Sociology. London and New York: Routledge, 1994.
42
Buku terjemahan
Nama pengarang asli (dibalik). Judul buku, terj. nama penerjemah. Kota
penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Berger, Arthur Asa. Media Analysis Techniques, terj. Setio Budi HH.
Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya, 2000.
Kamus
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Judul buku, ed. nama
editor. Kota penerbit: nama penerbit, tahun terbit.
Alam, Rudi Harisyah. “Perspektif Pasca-Modernisme dalam Kajian
Keagamaan,” Kajian Keagamaan dalam Tradisi Baru Penelitian Agama
Islam Tinjauan Antardisiplin Ilmu, eds. Prof. Dr. Mastuhu, M.Ed., M.
Deden Ridwan. Bandung: Penerbit Nuansa dan PUSJARLIT, 1998.
Perhatian: jika editor satu orang maka menggunakan singkatan ed., namun
jika editor dua orang atau lebih menggunakan singkatan eds.
43
Artikel dari koran/majalah
Nama pengarang artikel (dibalik). ”Judul artikel,” Nama media, tanggal dan
tahun terbit.
Fukuyama, Francis. “Benturan Islam dan Modernitas,” Koran Tempo, 22
November 2001.
Berita koran/majalah
44
Artikel di internet
45
PENJELASAN
SUBBAB PROPOSAL DAN SKRIPSI PENELITIAN
KUALITATIF
1. Mengenai Masalah :
• Setiap Penelitian bertitik tolak dari adanya “masalah”.
• Masalah: 1) Tidak tercapainya tujuan atau terhentinya proses
karena ada hambatan/gangguan; 2) Teori dengan Praktik tidak
sama (das solen beda dengan das sein).
• Sumber Masalah : pengalaman pribadi, diskusi dengan pakar,
kepustakaan.
• Cara memilih masalah : penting & bermanfaat, ada fasilitas dan
waktu memperoleh datanya, dengan menguasai teori &
metodenya.
2. Mengenai Judul :
• Judul : abstraksi dari masalah yang diteliti;
• Tulislah dengan bahasa Indonesia yang baku, dengan sederhana
dan ilmiah serta mudah dimengerti;
• Minimal memuat 2 variabel, yg hubungannya menunjukkan sifat
penelitian.
• Variabel : karakteristik dr orang2 atau benda2 atau keadaan yang
mempunyai nilai yang berbeda.
3. Latar Belakang Masalah :
• Sebagai pengantar dari masalah yg akan diteliti;
• Tujuannya untuk memperoleh gambaran tentang masalah yang
akan diteliti;
• Sebagai alasan mengapa masalah itu penting untuk diteliti secara
teoritis maupun praktis.
• Memuat hal-hal yg bersifat situasional.
4. Rumussan Masalah :
• Merupakan obyek penelitian, umumnya ditulis dengan kalimat
tanya;
• Harus sinkron dg sifat penelitian;
• Berkorelasi dg data penelitian, pengumpulan data dan penyajian
datanya;
• Berkorelasi juga dg tujuan penelitian.
46
5. Tujuan Penelitian :
• Merupakan rumusan tentang apa yg menjadi tujuan penelitian,
umumnya ditulis dg kalimat berita;
• Harus singkron dg sifat penelitian;
• Berkorelasi dg data penelitian, pengumpulan data dan penyajian
data.
• Berkorelasi jg dengan rumusan masalah.
6. Manfaat Penelitian :
• Manfaat Teoritis : hasil dari suatu penelitian (umumnya sifat
penelitian eksplanantoris), diharapkan bermanfaat kepada orang-
orang yang profesinya menggunakan teori2 seperti : para
guru/dosen, peneliti, dll.
• Manfaat Praktis : hasil dari suatu penelitian diharapkan
bermanfaat bagi orang2 yg melakukan profesinya berkaitan
dengan masalah yg menjadi obyek penelitian ini.
7. Metode Penelitian
• Metode berasal dari bhs. Yunani : Metodos, yg artinya jalan/cara,
yg dimaksud jalan ke ilmu pengetahuan atau cara kerja ilmiah.
Ilmu yg mempelajari cara kerja ilmiah = metodelogi. Prinsip dari
istilah ini adlh peneliti ingin mengajak pembaca laporannya
(skripsi) dengan jalan bersama menuju ke penemuannya
(simpulan).
• Teknik berasal dr bhs. Yunani : Tehnikos (dibuat dg keahlian,
belakangan ini berarti jg cara untuk melaksanakan metode).
• Teknik dari metode itu kerapkali menggunakan alat (instrumen);
1) Jenis dan Sumber Data :
- Jenis Data Sekunder : berupa data sekunder bahan primer
(Weda, Bhagawad Gita, Sarasamuscaya, dll), dan data
sekunder bahan sekunder (berbagai buku, jurnal, dll), yang
diperoleh berdasarkan penelitian kepustakaan;
- Jenis Data Primer : berupa data langsung dari sumbernya,
dg teknik pengambilan : 1) Observasi (baik observasi
partisipan maupun observasi nonpartisipan), 2) Wawancara
yg tidak berencana (baik berstruktur (tertutup, terbuka,
tertutup & terbuka), dan wawancara tdk berstruktur (baik
terarah maupun tidak terarah).
- Sifat penelitian deskriptif untuk data lapangan dg teknik
wawancara yg relevan utk itu adalah wawancara tidak
berencana berstruktur terbuka, dan wawancara tdk
47
berstruktur (terarah maupun tak terarah).
2) Instrumen Penelitian (utk penelitian yang berlokus)
- Metode penelitian lapangan teknik pengambilan datanya
melalui dua cara, yaitu observasi dan wawancara;
- Teknik observasi akan menjadi lebih baik bila dibantu dg
instrumen berupa foto tustel, keiker (teropong), dll.
- Teknik wawancara tidak berencana yg berstruktur
instrumennya adalah daftar pertanyaan (kuesioner);
- Teknik wawancara tdk berencana tidak berstruktur
instrumennya adalah tape recorder.
3) Teknik Penentuan Informan :
- Penelitian yg bersifat deskriftif data lapangannya yg
bersumber dari wawancara tdk berencana tdk berstruktur ,
sumbernya adalah informan.
- Informan yg dominan menguasai data lapangan utk
penelitian itu disebut informan kunci, biasanya yg
bersangkutan merangkap sbg pemuka atau kepala desa.
- Bisa juga status informan ditentukan dari maksud atau
tujuan dari materi penelitian karena itu informan
ditentukan secara perpusive .
4) Teknik Pengolahan Data :
Merapikan/melengkapi :
- Mengenai data sekunder , masih merupakan bahan mentah
berupa bahan teori, konsep, pendapat para ahli, kutipan2,
terjemahan, poto kopi.
- Mengenai data primer : berupa catatan keterangan hasil
observasi atau wawancara dari informan, kuesioner yang
telah berisi jawaban dari informan, tape recorder yg isinya
blm didengar kembali, foto tustel yg filmnya blm dicetak,
dokumen dari lapangan yg perlu dibaca, disalin, dicatat,
diterjemahkan, dll.
Koding Data :
- Artinya memberi tanda kode dengan angka atau huruf
terhadap lembaran catatan atau kuesioner termasuk
dokumentasi shg uraian dari lembaran tadi dpt
diklasifikasikan menurut kelompok persoalannya guna
memudahkan analisisnya.
Analisis Kuantitatif :
- Peneliti yg menggunakan analisis ini umumnya beraliran
Positivisme.
- Aliran ini mengutamakan pengumpulan sebab-sebab
terjadinya gejala tertentu.
- Metode pengumpulan data dilakukan menggunakan
kuesioner berstruktur tertutup.
- Data yang dikumpulkan bersifat kuantitatif sehingga
memungkinkan membuat korelasi diantara gejala atau
peristiwa dengan menggunakan statistik sehingga
laporannya disusun dengan tabulasi.
- Aliran ini lebih sesuai dengan penelitian yg bersifat
eksplanatoris dg lokasi luas dan responden yg banyak
jumlahnya.
49
6) Teknik Penyajian Data :
- Penyajian data analisis kualitatif: 1) dalam bentuk
analisis deskriptif (paparan); 2) menggunakan kalimat
yang panjang (ada anak kalimatnya).
- Penyajian data analisis kuantitatif: 1) dalam bentuk
tabulasi (jelas SPOnya); 2) menggunakan kalimat yang
pendek-pendek.
9. Lokasi Penelitian
a. Lokasi Penelitian Terbatas :
- Artinya, lokasi atau instansinya tertentu;
- Sifat penelitian adalah deskriptif;
- Kebanyakan digunakan sebagai penelitian “Studi kasus”;
- Dlm mendapatkan data primer, peneliti dihadapkan dengan
informan;
- Wawancaranya tidak berstruktur (terarah/tidak terarah);
- Sajian datanya deskriptif, analisisnya kualitatif;
- Temuannya bersifat kasuistis atau terbatas (khusus) utk
lokasi tsb.
b. Lokasi Penelitian Luas :
- Artinya, lokasi atau istansinya lebih dari satu ;
- Sifat penelitiannya eksplanantoris (penelitian uji);
- Dalam mendapatkan data primer, peneliti berhadapan dg
responden;
- Wawancaranya berstruktur tertutup;
- Datanya angka, sajiannya tabulasi, dan analisisnya
kuantitatif;
- Temuannya bersifat generalisasi (umum).
Catatan :
- Tidak setiap judul penelitian mencantumkan lokus, kecuali
hasil penelitian itu hanya dapat dibenarkan berlaku di lokasi
51
ybs.
- Sebaliknya, bila hasil penelitian dapat berlaku jg ditempat2
lain (yg bersifat umum), judul penelitian bebas lokus.
10. Pembahasan :
a. Yang dibahas dlm bab ini adalah obyek penelitian atau yg
ditanyakan dlm rumusan masalah. Apabila ada dua rumusan
masalah maka dua juga bahasannya. Tempat melakukan
pembahasan bisa dalam masing-masing satu bab atau satu bab
untuk beberapa bahasan. Untuk menjaga konsistensi dan
sistematikanya, setiap bahasan diberi judul, dengan cara
menetralkan kalimat tanya dalam rumusan masalah atau dg cara
menghilangkan kata tanya dan tanda tanya, shg terwujud dlm
btk kalimat berita.
b. Dalam bahasan haruslah tergambar tujuan penelitian, bila
tujuan penelitian memaparkan, tertulis pula paparannya, bila
tujuannya menguji, tertulis pula angka-angka atau rumusan2 yg
digunakan utk menguji tsb.
c. Begitu juga dlm penelitian menganalisa, tergambar uraian
analisa kualitatif dalam bentuk deskripsi fenomena dg
pengamatan yg mendalam. Sdgkan bila analisa kuantitatif,
tersaji data angka dlm bentuk tabulasi dg analisis merujuk
52
kedalam prosentase.
11. Penutup
Dalam bab terakhir dr karya ilmiah termasuk skripsi tidak selalu
berjudul “penutup”. Dlm hal yg demikian, bab ini terdiri atas
simpulan dan saran. Bisa juga bab terakhir dr karya ilmiah hanya
terdiri atas satu komponen saja yaitu “simpulan”, penelitian jenis
ini umumnya bersifat deskriptif.
a. Simpulan : isi dari simpulan ini sesuai dengan bahasan, tujuan
dan rumusan masalah secara kuantitatif (jumlah) dan sifat
penelitian.
b. Saran : isi saran tidak boleh sama dengan manfaat penelitian.
53
PENJELASAN
SUBBAB PROPOSAL DAN SKRIPSI PENELITIAN
KUANTITATIF
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Berisi penjelasan mengenai :
a. Permasalahan relevan terkait tema penelitian
b. Data teoritik masalah (Das Solen) yang mengkaitkan permasalahan
yang ada dengan teori yang ada
c. Data Fakta masalah (Das Sein) yaitu penjabaran data fakta seperti
data berupa angka, gambar, foto, dokumen, dan lainnya yang berkait
dengan permasalahan di lapangan.
d. Pemilihan topik harus mempertimbangkan kemampuan peneliti
(manageable topic), data mudah didapat (obtainable data),
kepentingan (significance of topic) dan menarik untuk diteliti
(interested topic).
e. Menetapkan judul penelitian : “judul tidak sama dengan topik
penelitian”. Judul harus mencerminkan identitas dari seluruh isi karya
ilmiah dan merupakan gambaran dari “conceptual framework” suatu
penelitian.
55
2.3 Teori terkait Variabel Y (Terikat)
Berisi definisi teoritis (minimal 2 teori yang berbeda),
aspek/dimensi/ karakteristik/jenis dari variabel terikat, faktor-faktor
penyebab variabel, akibat/ kegunaan/manfaat dari variabel terikat, pisau
analisis (pemilihan dasar teori yang akan digunakan sebagai acuan utama
penelitian / definisi operasional).
56
3.3 Populasi, Sampling dan Teknik Sampling
57
alat pengukuran psikologis yang telah ada, harus ada penjelasan mengenai
latar belakang dan proses standardisasi dari alat ukur tersebut.
a. Definisi Konseptual
Berisi penarikan batasan yang menjelaskan suatu konsep secara
singkat, jelas dan tegas.
b. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penentuan construct sehingga manjadi
variabel yang dapat diukur. Dari definisi operasional ini maka dapat
dijadikan kisi-kisi instrumen dalam penelitian.
c. Kisi-Kisi Instrumen
Kisi-kisi instrumen penelitian dirumuskan mengaju pada sub variabel
yang ditetapkan dan dinyatakan dalam bentuk angket.
d. Pengujian Alat Ukur
1) Validitas
Berisi keterangan validitas yang digunakan (mis: validitas isi,
konkuren, konstruk, validitas prediktif), metode pengujian dan
software yang dipergunakan untuk uji validitas. Hasil pengujian
validitas (setelah dilaksanakan tryout) dan standar yang digunakan
sebagai tolok ukur validitas alat ukur juga harus dicantumkan.
2) Reliabilitas
Berisi keterangan reliabilitas yang digunakan (mis: belah dua,
internal consistency, retest, item respons), metode pengujian dan
software yang dipergunakan untuk uji reliabilitas. Hasil pengujian
reliabilitas (setelah dilaksanakan tryout) dan standar yang digunakan
sebagai tolok ukur reliabilitas alat ukur juga harus dicantumkan.
58
kebenaran hipotesis tersebut. Ada dua rumusan hipotesis statistik yaitu
hipotesis null (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha).
59
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Memaparkan hasil penelitian secara umum berkaitan dengan
hipotesa penelitian. Kesimpulan jumlahnya harus sesuai dengan rumusan
masalah.
5.2 Saran
Kepada semua pihak yang relevan dengan hasil penelitian untuk
pengembangan atau aplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
American Psychologist Association (APA) Citation Style 6th edition
LAMPIRAN
Diberi nomor laporan
Lampiran I. Sejarah dan latar belakang lokasi penelitian
Lampiran II. INSTRUMEN PENELITIAN (Format baru dan contoh yang
telah terisi masing-masing 1 eksemplar)
Lampiran III. OUTPUT UJI RELIABILITAS
Lampiran III. OUTPUT UJI VALIDITAS
Lampiran IV. OUTPUT UJI PERSYARATAN ASUMSI
Lampiran V. OUTPUT UJI STATISTIK
Lampiran VI. GAMBAR / FOTO
Lampiran VII. SURAT-SURAT
60
DAFTAR PUSTAKA
62
LAMPIRAN
SKRIPSI
(ukuran: 14 Times New Roman)
NAMA
NIM
NIK
63
Lampiran 2. Contoh Halaman Judul
JUDUL
(ukuran: 14 Times New Roman)
SKRIPSI
(ukuran: 14 Times New Roman)
NAMA
NIM
NIK
(ukuran: 12 Times New Roman)
64
Lampiran 3. Contoh Halaman Pengesahan Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
(................................................) (............................................)
65
Lampiran 4. Contoh Halaman Pengesahan Penguji
TIM PENGUJI
Ditetapkan di : ..........................
Tanggal : ..........................
66
Lampiran 5. Contoh Halaman Pernyataan Orisinalitas
Nama : ...............................
NIM : ...............................
NIK : ...............................
Tanggal : …………………….
Yang menyatakan,
Matray 6000
(.....................................................)
67
Lampiran 6. Contoh Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi
Nama : …………………………...................................
NIM :……………………………................................
NIK : ……………………………...............................
Program Studi : ..........................................................................
Jurusan : ............................................................................
Jenis karya : Skripsi
Dibuat di : …………………….
Pada tanggal : …………………….
Yang menyatakan,
(.....................................................)
68
Lampiran 7. Contoh Kata Pengantar/Ucapan Terima Kasih
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
69
Akhir kata, penulis berharap Ida Sang Hyang Widhi
Wasa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang
telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Penulis
70
Lampiran 8. Contoh Abstrak/Abstract
ABSTRAK
Nama :
Program Studi :
Judul :
Kata kunci:
Informasi, information literacy, information skills
71
ABSTRACT
Name :
Study Program :
Title :
Key words:
Information literacy, information skills, information
72
Lampiran 9. Contoh Daftar Isi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............. v
KATA PENGANTAR………………………………………………........ iv
ABSTRAK .………………………………………………………….... ... vi
DAFTAR ISI ………………………………………………………….... viii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………….......... ix
DAFTAR TABEL (jika ada)
DAFTAR SKEMA (jika ada)
DAFTAR PETA (jika ada)
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
1. 2 Perumusan Masalah
1. 3 Tujuan Penelitian
1. 4 Manfaat Penelitian
1. 5 Batasan Penelitian
1. 6 Model Penelitian
(Menyesuaikan skripsi yang sudah dibuat)
BAB II
2.1
2.2
2.3
2.4
BAB III
3.1
3.2
3.3
BAB IV
4.1
4.2
4.3
BAB V
5.1
5.2
DAFTAR REFERENSI
LAMPIRAN
73
Lampiran 10. Contoh Daftar Gambar
DAFTAR GAMBAR
74
Lampiran 11. Contoh Daftar Tabel
DAFTAR TABEL
75