Anda di halaman 1dari 45

Model Teoritis Perkembangan

Manusia

IKIP Budi Utomo 1


Teori Perkembangan Psikoanalisis
(Sigmund Freud)
 Sigmund Freud mengemukakan bahwa kehidupan jiwa
memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar
(conscious), prasadar (preconscious), dan tak-sadar
(unconscious). Peta kesadaran ini dipakai untuk
mendiskripsi unsur cermati (awareness) dalan setiap
event mental seperti berfikir dan berfantasi.

IKIP Budi Utomo 2


A. Sadar (Conscious)
 Tingkat kesadaran yang berisi semua hal yang kita
cermati pada saat tertentu. Menurut Freud, hanya
sebagian kecil saja Bari kehidupan mental (fikiran,
persepsi, perasaan dan ingatan) yang masuk
kekesadaran (consciousness).

IKIP Budi Utomo 3


B. Prasadar (Preconscious)
 Disebut juga ingatan siap (available memory), yakni
tingkat kesadaran yang menjadi jembatan antara sadar
dan taksadar. Isi preconscious berasal dari conscious
dan clan unconscious. Pengalaman yang ditinggal oleh
perhatian, semula disadari tetapi kemudian tidak lagi
dicermati, akan ditekan pindah ke daerah prasadar.

IKIP Budi Utomo 4


C. Tak Sadar (Unconscious)
 Tak sadar adalah bagian yang paling dalam dari
struktur kesadaran dan menurut Freud merupakan
bagian terpenting dari jiwa manusia. Secara khusus
Freud membuktikan bahwa ketidaksadaran bukanlah
abstraksi hipotetik tetapi itu adalah kenyataan
empirik.

IKIP Budi Utomo 5


Komponen Struktural
a) Id

Id adalah sistem kepribadian yang asli, dibawa sejak


lahir. Dari id ini kemudian akan muncul ego dan
superego. Saat dilahirkan, id berisi semua aspek
psikologik yang diturunkan, seperti insting, impuls dan
drives.

IKIP Budi Utomo 6


 b) Ego

Ego berkembang dari id agar orang mampu menangani


realita; sehingga ego beroperasi mengikuti prinsip realita
(reality principle); usaha memperoleh kepuasan yang
dituntut Id dengan mencegah terjadinya tegangan baru
atau menunda kenikmatan sampai ditemukan objek
yang nyata-nyata dapat memuaskan kebutuhan.

IKIP Budi Utomo 7


 Ego adalah eksekutif (pelaksana) dari kepribadian,
yang memiliki dua tugas utama; pertama, memilih
stimuli mana yang hendak direspon dan atau insting
mana yang akan dipuaskan sesuai dengan prioritas
kebutuhan. Kedua, menentukan kapan dan bagaimana
kebutuhan itu dipuaskan sesuai dengan tersedianya
peluang yang resikonya minimal.

IKIP Budi Utomo 8


c) Superego

 Superego adalah kekuatan moral dan etik dari


kepribadian, yang beroperasi memakai prinsip
idealistik (idealistic principle) sebagai lawan dari
prinsip kepuasan Id dan prinsip realistik dari Ego.

IKIP Budi Utomo 9


Teori Perkembangan Psikososial
(Erik Erikson)
 Teori Erik Erikson membahas tentang perkembangan
manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-
sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah
satu teori kepribadian terbaik dalam psikologi. Seperti
Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian
berkembang dalam beberapa tingkatan.

IKIP Budi Utomo 10


 Menurut Erikson, perkembangan ego selalu berubah
berdasarkan pengalaman dan informasi baru yang kita
dapatkan dalam berinteraksi dengan orang lain.

IKIP Budi Utomo 11


 Erikson berpendapat bahwa perkembangan psikologis
dihasilkan dari interaksi antara proses-proses
maturasional atau kebutuhan biologis dengan
tuntutan masyarakat dan kekuatan-kekuatan sosial
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

IKIP Budi Utomo 12


 Erikson berpendapat, ego sebagian bersifat tak sadar,
mengorganisir dan mensintesa pengalaman sekarang
dengan pengalaman diri masa lalu dan dengan diri
masa yang akan datang.

IKIP Budi Utomo 13


Dia menemukan tiga aspek ego yang saling behubungan,
antara lain:

 body ego (mengacu ke pangalaman orang dengan


tubuh/fisiknya sendiri),
 ego ideal (gambaran mengenai bagaimana seharusnya
diri, sesuatu yang bersifat ideal), dan
 ego identity (gambaran mengenai diri dalam berbagai
peran sosial).

IKIP Budi Utomo 14


 Menurut Erikson, fungsi psikoseksual dari Freud yang
bersifat biologis juga bersifat epigenesis, artinya
psikoseksual untuk berkembang membutuhkan
stimulasi khusus dari lingkungan, dalam hal ini yang
terpenting adalah lingkungan sosial.

IKIP Budi Utomo 15


Beberapa aspek perbedaan tersebut dapat
dilihat di bawah ini:
Erik Erikson Sigmund Freud
Peran/fungsi ego lebih ditonjolkan, yang Peranan/fungsi id dan ketidaksadaran sangat
berhubungan dengan tingkah laku yang penting
nyata.

Hubungan-hubungan yang penting lebih luas, Hubungan segitiga antara anak, ibu dan ayah
karena mengikutsertakan pribadi-pribadi lain menjadi landasan yang terpenting dalam
yang ada dalam lingkungan hidup yang perkembangan kepribadian.
langsung pada anak. Hubungan antara anak
dan orang tua melalui pola pengaturan
bersama (mutual regulation).

Orientasinya optimistik, kerena kondisi- Orientasi patologik, mistik karena ber-


kondisi dari pengaruh lingkungan sosial yang hubungan dengan berbagai hambatan pada
ikut mempengaruhi perkembang kepribadian struktur kepribadian dalam perkembangan
anak bisa diatur. kepribadian.

Konflik timbul antara ego dengan lingkungan Timbulnya berbagai hambatan dalam ke-
sosial yang disebut: konflik sosial. hidupan psikisnya karena konflik internal,
antara id dan super ego.

“Menempatkan titik tekan yang lebih “Menempatkan titik tekan yang lebih
besar pada dimensi sosialisasi” besar pada dimensi psikologi”

IKIP Budi Utomo 16


Kesimpulan pandangan Freud dan Erik
Erikson
 Padangan teori perkembangan kepribadian yang
dikemukakan Erik Erikson merupakan salah satu teori
yang memiliki pengaruh kuat dalam psikologi.
Bersama dengan Sigmund Freud, Erikson mendapat
posisi penting dalam psikologi. Hal ini dikarenakan ia
menjelaskan tahap perkembangan manusia mulai dari
lahir hingga lanjut usia; satu hal yang tidak dilakukan
oleh Freud.

IKIP Budi Utomo 17


Prinsip Dasar Teori Perkembangan
(Arnold Gessel)
 Gesell fokus pada perkembangan anak-anak dan
menekankan pentingnya kontrol biologi. Lingkungan
bisa untuk sementara mempengaruhi tingkat
kecepatan perkembangan seorang anak, akan tetapi
faktor-faktor biologi individu sepenuhnya
mengendalikan perkembangan.

IKIP Budi Utomo 18


5 prinsip dasar perkembangan menurut Arnold
Gesell, yaitu:
1. Principle of Developmental Direction (Prinsip Arah
Perkembangan)
2. Principle of Reciprocal Interweaving (Prinsip Jalinan Timbal-
balik)
3. Principle of Functional Asymmetry (Prinsip Asimetri
Fungsional)
4. Principle of Individuating Maturation (Prinsip Kematangan
Individu)
5. Principle of Self-Regulatory Fluctuation (prinsip fluktuasi
teratur)

IKIP Budi Utomo 19


Principle of Developmental Direction
 Prinsip arah perkembangan dalam pemikiran Gesell
mengandung arti bahwa perkembangan tidak
berlangsung acak, melainkan dalam pola yang teratur.
Kenyataanya adalah perkembangan bergerak maju
secara sistematis dari kepala hingga ke ujung kaki.

IKIP Budi Utomo 20


Principle of Reciprocal Interweaving
 Prinsip fisiologis Sherrington menyatakan bahwa
pengencangan dan peregangan otot-otot yang
berbeda-beda sama-sama saling melengkapi untuk
menghasilkan gerakan tubuh yang efisien. Pada
perilaku ini dari sebuah prinsip psikologi yang disebut
sebagai reciprocal innervation (aktivitas saraf secara
timbal balik), yang diajukan oleh Sir. Charles Scott
Sherrington,

IKIP Budi Utomo 21


Principle of Functional Asymmetry
 Menurut prinsip ini prilaku berlangsung melalui
periode-priode perkembangan yang bersifat asimetris
(tidak seimbang) agar organisme bisa mencapai kadar
kematangan pada tahapan selanjutnya. Contoh yang
diberikan oleh Gesell sebagai ilustrasi mengenai
prinsip kompleks ini diantaranya adalah tanggapan
dasar yang disebut refleks pengencangan otot leher
(tonic neck reflex).

IKIP Budi Utomo 22


Principle of Individuating Maturation
 Prinsip ini menekankan pentingnya pola
pertumbuhan, yakni mekanisme internal dalam diri
individu yang menentukan arah dan pola
perkembangannya. Perkembangan merupakan proses
terbentuknya pola-pola berurutan yang telah
tertentukan dan terwujud seiring dengan bertambah
matangnya organisme.

IKIP Budi Utomo 23


Principle of Self-Regulatory Fluctuation
 Menurut Prinsip Pluktuasi teratur, setiap tahap yang
berjalan dengan tidak seimbang atau goyah akan
dikuti oleh satu tahapan perkembangan yang
seimbang. Artinya bahwa perkembangan bergerak
naik-turun (fluctuates) antara periode stabil dan
periode tidak stabil, dan antara periode pertumbuhan
aktif dan periode konsolidasi.

IKIP Budi Utomo 24


Teori Pentahapan Perkembangan
Robert J. Havighurst
Enam tahapan perkembangan manusia menurut Havighurst, yaitu:

 Masa Bayi dan Kanak-Kanak Awal (0-6 tahun)


 Kanak-Kanak Madya (6-13 tahun)
 Remaja (13-18 tahun)
 Dewasa Awal (19-30 tahun)
 Masa Paruh Baya (30-60 tahun)
 Usia Lanjut (diatas 60 tahun)

IKIP Budi Utomo 25


 0-6 tahun
 Di masa ini manusia belajar untuk berjalan,
merangkak, memakan makanan yang padat, berbicara,
mengontrol regulasi pembuangan feses dan urin,
mengenali dan membedakan ciri-ciri fisik berdasarkan
gender, belajar sedikit demi sedikit untuk membaca,
serta membentuk konsep dan mempelajari bahasa
untuk mendeskripsikan situasi fisik dan sosial yang riil.

IKIP Budi Utomo 26


 6-13 tahun
 Di masa ini manusia belajar kemampuan fisik untuk
melakukan permainan sederhana, menjalin hubungan
dengan orang yang lebih tua, membangun perilaku yang
sehat agar diterima secara sosial, mengenali peran-peran
gender secara lebih kompleks (maskulin-feminin),
membangun konsep yang teratur mengenai kehidupan
sehari-hari, mengembangkan kesadaran, moralitas, dan
perangkat nilai serta sistem sosial, mencapai independensi
personal, serta membangun sikap dan perilaku yang sesuai
dengan sistem nilai yang dianut lingkungan sosialnya.

IKIP Budi Utomo 27


 13-18 tahun
 Di masa ini manusia belajar untuk, membangun hubungan
yang matang dengan kawan sebaya dari berbagai jenis
kelamin, mempelajari dan menggapai salah satu peran
gender, menggapai kemandirian emosional terpisah dari
orangtuanya dan orang dewasa lainnya, menyiapkan
pernikahan dan kehidupan keluarga, memilih perangkat nilai
dan sistem etis yang menjadi panduan dalam berperilaku,
menggapai perilaku-perilaku yang punya nilai tanggung
jawab sosial, serta memilih pekerjaan.

IKIP Budi Utomo 28


 30-40 tahun
 Di masa ini manusia harus memilih pasangan, belajar
untuk hidup berdampingan dengan pasangan hidup,
membangun keluarga, mengasuh anak, mengurus
rumah, memulai pekerjaan, memiliki tanggung jawab
sosial secara luas, serta menemukan social group yang
menyenangkan.

IKIP Budi Utomo 29


 40-60 tahun
 Di masa ini manusia sudah mulai mendampingi remaja
dan anak-anak agar menjadi pribadi yang yang bahagia
dan bertanggung jawab, menggapai inluensi sosial dan
tanggung jawab yang lebih luas dalam masyarakat,
mencapai dan memelihara performansi yang memuaskan
dalam pekerjaan, membangun aktivitas adult leisure time,
menerima dan menyesuaikan perubahan-perubahan
psikologis pada masa paruh baya, dan menyesuaikan diri
menjadi orang tua lanjut.

IKIP Budi Utomo 30


 Diatas 60 tahun
 Di masa ini manusia biasanya menyesuaikan
penurunan kekuatan fisik dan kesehatan,
menyesuaikan terhadap penurunan pendapatan dan
pensiun, menyiapkan kematian pasangan,
membangun afiliasi yang eksplisit terhadap salah satu
kelompok manula, mengadopsi dan mengadaptasi
peranan sosial dalam cara-cara yang fleksibel, serta
membangun kepuasan fisik terhadap hidupnya.

IKIP Budi Utomo 31


Teori Perkembangan Intelektual
Piaget
 Piaget (dalam Bell, 1981), berpendapat bahwa proses
berpikir manusia merupakan suatu perkembangan
yang bertahap dari berpikir intelektual konkret ke
abstrak berurutan melalui empat tahap
perkembangan.
 Jean Piaget berpendapat bahwa proses berpikir
manusia sebagai suatu perkembangan yang bertahap
dari berpikir intelektual konkret ke abstrak berurutan
melalui empat periode.

IKIP Budi Utomo 32


1. Periode Sensori Motor (usia 0 – 2 tahun).
Karakteristik periode ini merupakan gerakan-gerakan
sebagai akibat reaksi langsung dari rangsangan.
Rangsangan itu timbul karena anak melihat dan meraba-
raba objek.

IKIP Budi Utomo 33


2. Periode Pra-Operasional (usia 2 – 7 tahun).

Operasi yang dimaksud di sini adalah suatu proses


berpikir atau logik, dan merupakan aktivitas mental,
bukan aktivitas sensori motor. Pada periode ini anak di
dalam berpikirnya tidak didasarkan kepada keputusan
yang logis melainkan didasarkan pada keputusan yang
dapat dilihat seketika.

IKIP Budi Utomo 34


3. Periode Operasi Konkret (usia 7 – 12 tahun).

Dalam periode ini, seorang anak berpikirnya sudah


dikatakan menjadi operasional. Periode ini disebut
operasi konkret sebab berpikir logiknya didasarkan atas
manipulasi fisik dari objek-objek.

IKIP Budi Utomo 35


4. Periode Operasi Formal (usia lebih dari 12
tahun).
Periode ini merupakan tahap terakhir dari keempat
periode perkembangan intelektual Piaget. Periode
operasi formal ini disebut juga periode operasi hipotetik-
deduktif yang merupakan tahap tertinggi dari
perkembangan intelektual ini. Anak-anak pada periode
ini sudah memberikan alasan dengan menggunakan
lebih banyak simbol atau gagasan dalam cara berpikir.

IKIP Budi Utomo 36


Konsep PAKEM
 Teori belajar Dienes yang menekankan pada tahapan
permainan yang berarti pembelajaran yang diarahkan
pada proses melibatkan anak didik dalam belajar. Teori
belajar Dienes ini sangat terkait dengan konsep
pembelajaran dengan pendekatan PAKEM
(Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan).

IKIP Budi Utomo 37


Aktif diartikan peserta didik maupun berinteraksi untuk
menunjang pembelajaran. Guru harus menciptakan
suasana sehingga peserta didik aktif bertanya,
memberikan tanggapan, mengungkapkan ide dan
mendemonstrasikan gagasan atau idenya.

IKIP Budi Utomo 38


Kreatif diartikan guru memberikan variasi dalam
kegiatan belajar mengajar dan membuat alat bantu
baljar, bahkan mencipta teknik-teknik mengajar tertentu
sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik dan
tujuan belajarnya.

IKIP Budi Utomo 39


Efektif yang diartikan sebagai ketercapaian suatu tujuan
(kompetensi) merupakan pijakan utama suatu rancangan
pembelajaran. Pembelajaran yang tampaknya aktif dan
menyenangkan, tetapi tidak efektif akan tampak hanya
sekedar permainan belaka.

IKIP Budi Utomo 40


Menyenangkan diartikan sebagai suasana belajar
mengajar yang “hidup”, semarak, terkondisi untuk trus
berlanjut, ekspresif, dan mendorong pemusatan
perhatian peserta didik terhadap belajar. Agar
menyenangkan diperlukan afirmasi (penguatan atau
penegasan), memberi pengakuan dan merayakan kerja
kerasnya dengan tepuk tangan, poster umum, catatan
pribadi atau saling menghargai.

IKIP Budi Utomo 41


PAKEM menggambarkan kondisi sebagai
berikut, antara lain :
 Peserta didik terlibat dalam berbagai kegiatan (aktifitas) yang
mengembangkan keterampilan, kemampuan, dan
pemahamannya dengan menekankan pada belajar dengan
berbuat (learning by doing).
 Guru menggunakan berbagai stimulus atau motivasi dan alat
peraga, termasuk lingkungan sebagai sumber belajar agar
pengajaran lebih menarik, menyenangkan dan relevan bagi
peserta didik.

IKIP Budi Utomo 42


Lanjutan . . .
 Guru mengatur kelas untuk memajang buku-buku dan
materi-materi yang menarik dan membuat “pojok bacaan”.
 Guru menggunakan cara belajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk belajar kelompok.
 Guru mendorong peserta didik untuk menemukan caranya
sendiri dalam menyelesaikan suatu masalah,
mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan peserta didik
dalam menciptakan lingkungan sekolahnya sendiri.

IKIP Budi Utomo 43


Pelaksanaan PAKEM perlu diperhatikan
beberapa hal, antara lain:
o Memahami sifat anak,
o Mengenal peserta didik secara individu/perorangan,
o Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian
belajar,
o Mengembangkan kemampuan bepikir kritis, kreatif
dam kemampuan memecahkan masalah,

IKIP Budi Utomo 44


Lanjutan . . .
o Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan
belajar yang menarik,
o Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,
o Memberikan umpan balik yang bertanggung jawab
untuk meningkan kegiatan belajar mengajar,
o Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental.

IKIP Budi Utomo 45

Anda mungkin juga menyukai