Anda di halaman 1dari 5

1.

Al Mukmin
Al-mu'min secara bahasa berasal dari kata amina yang berarti pembenaran, ketenangan hati,
dan aman. Allah SWT al-mu'min artinya Dia Maha Pemberi rasa aman kepada semua
makhluknya, terutama manusia. Keamanan dan rasa aman yang kita peroleh tidak terlepas dari
kekuasaan Allah. Ketenangan hati hanya didapat bila kita dekat dengan Allah, rajin membaca Al
- Qur'an, rajin sholat, dan lain - lain. Ketidak nyamanan bukan hanya akibat ulah manusia tapi
bisa juga karena binatang buas, bencana alam seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor dan
lain - lain. Ada orang yang merasa tidak aman walaupun situasinya aman dan tentram.
Sebaliknya ada orang yang merasa, tenang, tidak gelisah walaupun situasi dan keadaan genting
dan kacau. Allah adalah al-mu’min yang muthlaq, karena hanya kepada-Nyalah keamanan
dapat diraih dan Dia adalah pencipta keamanan, baik didunia maupun di akhirat. Allah juga
Maha tepercayadalam  menepati janji-Nya.
Allah SWT bernama Al-Mu’min yang artinya Yang Maha Memberikan Keamanan atau Yang
maha Terpercaya karena dalam mencantumkan wa’dun/janji-janjinya pasti tidak mungkin
diingkari, pasti ditepati.
2. Al Karim
Secara bahasa, al-karim mempunyai arti Yang Maha Mulia, Yang Maha Dermawan atau Yang
Maha Pemurah. Secara istilah, al-karim diartikan bahwa allah SWT Yang Maha Mulia lagi Maha
Pemurah yang memberi anugrah atau rezeki kepada semua makhluk-Nya. Dapat pula dimaknai
sebagai Zat yang sangat banyak memiliki kebaikan, Maha Pemurah, Pemberi Nikmat dan
Keutamaan, baik ketika diminta maupun tidak. Hal tersebut sesuai dengan firmanya :
Al Karim ialah Dzat yang banyak memberi dan berbuat baik tanpa diminta. Berbeda dengan As-
Sakhiy (dermawan) yang suka memberi karena diminta. Atas dasar inilah, Allah memberikan
nama-Nya dengan Al-Karim, bukan As-Sakhiy. Ada pendapat lain mengatakan, bahwa Al-Karim
artinya ialah jika mampu membalas, ia justru memaafkan; jika berjanji, ia menepati; dan jika
memberi, ia melebihi apa yang diharapkan, tidak peduli berapa banyak ia memberi dan kepada
siapa ia memberi. Jika timbul kebutuhan kepada selainnya, ia tidak rela. Dia tidak menyia-
nyiakan orang yang berlindung atau menyerahkan diri kepadanya, dan dicukupkannya orang itu
dari perantara dan pembela lain. Tidak ada yang memiliki sifat-sifat ini selain Allah SWT. Nama
ini memberi pengertian istimewa tentang Allah SWT Al-Karim bermaksud:

 Allah SWT Maha Pemurah.


 Allah SWT memberi tanpa diminta.
 Allah SWT memberi sebelum diminta.
 Allah SWT memberi apabila diminta.
 Allah SWT memberi bukan kerana permintaan, tetapi cukup sekadar harapan, cita-cita
dan angan-angan hamba-hamba-Nya. Dia tidak mengecewakan harapan mereka.
 Allah SWT memberi lebih baik daripada apa yang diminta dan diharapkan oleh para
hamba-Nya.
Allah Yang Maha Pemurah tidak kedekut dalam pemberian-Nya. Tidak dikira berapa banyak
diberi-Nya dan kepada siapa Dia memberi.
Paling penting, demi kebaikan hamba-Nya sendiri, Allah SWT memberi dengan bijaksana,
dengan cara yang paling baik, masa yang paling sesuai dan paling bermanafaat kepada si hamba
yang menerimanya.
3. Al Adl
Al-'Adl artinya Maha Adil. Al-‘Adl bearasal dari kata ‘adala yang berarti lurus dan sama.
Keadillan Allah SWT bersifat mutlak, tidak dipengaruhi oleh apapun dan oleh siapapun. Keadilan
Allah SWT juga didasari dengan ilmu Allah SWT yang Maha Luas. Sehingga tidak mungkin
keputusan-Nya itu salah. Alloh adalah Pencipta segala keindahan dan keburukan, kebaikan, dan
kejahatan. Allah SWT bersifat adil pada ciptaan-Nya, dalam hal ini ada rahasia yang sulit
dimengerti. Tetapi setidak-tidaknya, kita memahami bahwa seringkali orang harus mengenal
lawan kata dari sesuatu untuk memahaminya. Orang yang tidak pernah merasakan kesedihan,
tidak akan mengenal kebahagiaan. Jika tidak ada yang buruk, kita tidak akan mengenal
keindahan. Baik dan buruk sama pentingnya. Alloh menunjukkan yang satu dengan yang lain,
yang benar dengan yang salah, dan menunjukkan kepada kita akibat dari masing-masingnya.
Dia memperlihatkan pahala sebagai lawan kata dari siksaan. Lalu dipersilakan-Nya kita untuk
menggunakan penilaian kita sendiri. Sesuai dengan takdirnya, masing-masing mendapatkan
keselamatan dalam penderitaan dan rasa sakit, atau kutukan dalam kekayaan. Alloh
mengetahui apa yang terbaik bagi makhluk-Nya. Hanya Alloh yang mengetahui nasib kita.
Perwujudan dari nasib itu adalah keadilan-Nya.
4. Al Wakil
Kata Al-wakil mengandung arti Maha Mewakili atau Pemelihara. Al-Wakil yaitu Allah SWT yang
memelihara dan mengurusi segala kebutuhan makhluk-Nya, baik itu dalam urusan dunia
maupun urusan akhirat.
Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Az-Zumar ayat 62 :
‫هَّللا ُ َخال ُِق ُك ِّل َشيْ ٍء ۖ َوه َُو َعلَ ٰى ُك ِّل َشيْ ٍء َوكِي ٌل‬
Artinya : “Allah SWT pencipta segala sesuatu dan Dia Maha Pemelihara atas segala sesuatu.”
Hamba Al-Wakil adalah yang bertawakkal kepada Allah SWT. Menyerahkan segala urusan
kepada Allah SWT melahirkan sikap Tawakal. Tawakal bukan berarti mengabaikan sebab-sebab
dari suatu kejadian. Berdiam diri dan tidak peduli terhadap sebab itu dan akibatnya adalah
sikap malas. Ketawakkalan dapat diibaratkan dengan menyadari sebab-akibat. Orang harus
berusaha untuk mendapatkan apa yang diinginkanya. Rosululloh SAW bersabda “Ikatlah
untamu dan bertawakkalah kepada Allah SWT.”
Manusia harus menyadari bahwa semua usahanya adalah doa yang aktih dan harapan akan
adanya pertolongan-Nya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-An’am ayat 102 :
‫َذلِ ُك ُم هَّللا ُ َر ُّب ُك ْم ال إِلَ َه إِال ه َُو َخال ُِق ُك ِّل َشيْ ٍء َفاعْ ُب ُدوهُ َوه َُو َعلَى ُك ِّل َشيْ ٍء َوكِي ٌل‬
Artinya : “(Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah SWT Tuhan kamu; tidak ada
tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia
adalah Pemelihara segala sesuatu.”
Contoh perilaku yang dapat diteladani dari Sifat Al-Wakiil adalah kita harus berusaha keras
dalam mengerjakan sesuatu. Setelah itu kita tawakal (menyerahkan hasilnya kepada Allah).
Niscaya Allah akan memberikan hasil yang baik.
Manfaat jika kita meneladani Asmaul Husna Al-Wakil ialah :

 Kita menjadi takut untuk melakukan perbuatan buruk.


 Kita menjadi orang yang selalu ingin berbuat baik.
 Dan kita selalu ingin beribadah kepada allah swt

5. Al Matin
Makna “al-Matîin” adalah Yang Maha sangat kuat. Dia Maha Mampu memberlakukan perintah
dan ketentuan-Nya kepada semua makhluk-Nya (tanpa ada satupun yang mampu
menghalangi). Dia mampu memuliakan siapapun yang dikehendaki-Nya dan mampu
menjadikan hina siapapun yang dikehendaki-Nya. Allâh Azza wa Jalla mampu menolong siapa
yang dikehendaki-Nya serta tidak menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Allah SWT adalah
Maha sempurna dalam kekuatan dan kekukuhan-Nya. Kekukuhan dalam prinsip sifat-sifatnya.
Oleh karena itu, sifat Al-Matin adalah kehebatan perbuatan yang sangat kokoh dari kekuatan
yang tidak ada taranya. Dengan begitu, kekukuhan Allah SWT yang memiliki rahmat dan adzab
terbukti ketika Allah SWT memberikan rahmat kepada hamba-hambanya. Kekuatan dan
kekukuhanya tidak terhingga dan tidak terbayangkan oleh manusia yang lemah dan tidak
memiliki daya upaya. Jadi karena kekukuhanya, Allah SWT tidak terkalahkan dan tidak
tergoyahkan. Siapakah yang paling kuat dan kukuh selain Allah SWT? Tidak ada satu makhluk
pun yang dapat menundukan Allah SWT meskipun seluruh makhluk di bumi ini bekerjasama.
Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zariyat ayat 58 :
ُ‫اق ُذو ْالقُوَّ ِة ْال َمتِين‬
ُ ‫إِنَّ هَّللا َ ه َُو الرَّ َّز‬

Artinya : “Sungguh Allah SWT, dialah pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat
kukuh.” Dengan demikian, hamba Al-Matin adalah hamba yang dikaruniai dan diberikan oleh
Allah mengetahui rahasia sifat kekuatan dan kekukuhan Allah yang meliputi segala kekuatan.
Hal tersebut membuatnya berpegang teguh pada tali agamanya. Dan tidak ada sesuatupun
yang dapat membuatnya berpaling. Tidak ada kesuliatan yang melelahkannya, dan tidak ada
yang dapat memisahkannya dari Yang Maha Benar. Dan, dalam membela kebenaran tidak ada
seorangpun yang dapat mengancam atau membuatnya diam. Seorang hamba yang
menemukan kekuatan dan kekukuhan Allah akan membuatnya menjadi manusia yang tawakal,
memiliki kepercayaan dalam jiwanya dan tidak merasa rendah di hadapan manusia lain. Ia akan
selalu merasa rendah di hadapan Allah.  Hanya Allah yang maha menilai.  Oleh karena itu, Allah
melarang manusia bersikap atau merasa lebih dari saudaranya, karena hanya Allah yang Maha
Mengetahui baik buruknya seorang hamba. Allah juga menganjurkan manusia bersabar, karena
Allah Maha tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya.
Akhlak kita terhadap sifat Al-Matin adalah : Beristiqamah (meneguhkan pendirian). Beribadah
dengan kesungguhan hati, tidak tergoyahkan oleh bisikan menyesatkan. Terus berusaha dan
tidak putus asa, serta bekerjasama dengan orang lain sehingga menjadi lebih kuat. kuat
pendirian dan keteguhan hati, tidak mudah diberikan tipu daya.
6. Al Akhir
Al Akhir artinya yang maha akhir yang tidak ada sesuatupun setelah Allah SWT. Dia Maha Kekal
tatkala semua makhluk hancur, maha kekal dengan kekekalan-Nya. Adapun kekekalan
makhluknya adalah kekekalan yang terbatas, seperti halnya kekekalan surga, neraka, dan apa
yang ada di dalamnya. Surga adalah makhluk yang Allah SWT ciptakan dengan ketentuan,
kehendak, dan perintahnya. Nama ini disebutkan di dalam firman-Nya Q.S AL-Hadid ayat 3 :
َّ ‫ه َُو اأْل َوَّ ُل َواآْل ِخ ُر َو‬
‫الظا ِه ُر َو ْالبَاطِ نُ َۖوه َُو ِب ُك ِّل َشيْ ٍء َعلِي ٌم‬
Artinya : “Dialah Yang Awal dan Akhir Yang Zahir dan Yang Batin, dan Dia Maha Mengetahui
segala seuatu.”
Sebagai Dzat Yang Maha Akhir, Allah SWT akan tetap abadi dan kekal. Keabadian dan kekekalan
Allah SWT tersebut menunjukkan bahwa Dialah satu-satunya tempat bergantung atas segala
urusan kita, baik urusan di dunia maupun urusan-urusan yang akan kita bawa sampai ke akhirat
kelak. Sungguh sangat merugi orang-orang yang menggantungkan hidupnya pada selain Allah.
Karena sesungguhnya setiap yang ada di langit dan bumi ini akan hancur. Akan tetapi jika kita
bersandar penuh pada Sang Maha Kekal, pastinya kita tidak akan hancur dan terjerumus dalam
kesesatan.
Apa yang dimiliki oleh hamba-hamba NYA, baik yang bersifat material dan spiritual adalah milik
Allah dan akan kembali kepada-NYA. Dan Mahluk-makhluk NYA akan mempertanggung
jawabkan bagaimana kita menggunakan dan menjaga apa yang telah dipinjamkan Allah kepada
kita selama kita hidup. Hamba yang bertanggung jawab, melakukan perbuatannya dari awal
hingga akhir karena ALlah SWT  dan demi keridhoan-NYA semata. Orang yang menegaskan al-
Akhir akan menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya tujuan hidup yang tiada tujuan hidup
selain-Nya, tdak ada permintaan selain-Nya, dan segala kesudahan tertuju hanya kepada-Nya.
Meneladani sifat ini berarti kita menyadari bahwa tujuan akhir kita adalah kembali kepada Allah
SWT . Karenanya kita harus menyiapkan bekal menempuh hari akhir dengan berbuat amal
saleh.

7. Al Jami’
Jami’ berasal dari kata jama’ah yang artinya kumpulan, lebih dari satu, banyak. Al-Jami’ secara
bahasa artinya Yang Maha Mengumpulkan / Menghimpun, yaitu bahwa Allah SWT Maha
Mengumpulkan/Menghimpun segala sesuatu yang tersebar atau terserak. Allah SWT Maha
Mengumpulkan apa yang dikehendaki-Nya dan di manapun Allah SWT berkehendak.
Penghimpunan ini ada berbagai macam bentuknya, diantaranya adalah mengumpulkan seluruh
makhluk yang beraneka ragam, termasuk anusia dan lain-lainya, di permukaan bumi ini dan
kemudian mengumpulkan mereka di padang Mahsyar pada hari kiamat. Allah SWT berfirman
dalam surat Ali Imran ayat 9 :
‫ْب فِي ِه إِنَّ هَّللا َ اَل ي ُْخلِفُ ْالمِي َعا َد‬
َ ‫اس لِ َي ْو ٍم اَل َري‬
ِ ‫ك َجا ِم ُع ال َّن‬
َ ‫َر َّب َنا إِ َّن‬
Artinya : “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengumpulkan maniusia untuk (menerima
pembalasan pada) hari yang tak ada keraguan padanya.” Sesungguhnya Allah SWT tidak
menyalahi janji.”
Kemampuan Allah SWT untuk mengumpulkan segala sesuatu tersebut menandakan bahwa
Allah adalah Dzat yang sangat luar biasa, yang tidak ada tandingannya di dunia ini. Ini
merupakan salah satu bukti bahwa kekuasaan Allah SWT adalah mutlak. Karena Allah
mempunyai asma Al-Jami’, isi alam semesta ini yang berupa ruang angkasa, galaksi, gugusan
bintang, bumi, lautan, tumbuhan, hewan, manusia, dan makhluk lainnya dapat terkumpul
dengan tertib dan rapi. Benda-benda di langit dan di bumi mampu terkumpul dan beredar
sesuai dengan tugasnya masing-masing atas perintah Allah SWT. Manusia dikelompokkan
dengan suku-suku dan bangsa-bangsa tertentu, sedangkan tumbuhan dan hewan
dikelompokkan dari kingdom sampai spesies tertentu. Begitu juga dengan makhluk-makhluk
lain seperti jin, iblis, dan malaikat. Allah SWT yang mempunyai asma Al-Jami’ mampu
mengumpulkan jin-jin, para iblis, dan para malaikat sesuai dengan kelompoknya masing-
masing. Dia juga mampu mengumpulkan tulang, urat, keringat, darah, otot, dan organ-organ
lainnya hingga terhimpun menjadi makhluk yang sempurna seperti manusia.
Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari asma Allah al-Jami’. Pertama Allah akan
mengumpulkan kita nanti pada hari Akhir. Kedua, sebagai khalifah, wakil yang dipercaya Allah
untuk mengatur kehidupan alam semesta ini. Kita harus membumikan al-Jami’ dalam
kehidupan. Kita harus menjadi katalisator untuk terbentuknya persatuan dan kesatuan
mahkluk-makhluk Allah sehingga menjadi satu kesatuan sIstem kehidupan yang harmonis dan
saling membutuhkan. contoh perilaku yang dapat diteladani yaitu seperti menjadi pemimpin,
mempersatukan orang yang sedang berselisih, hidup bermasyarakat, dll.

Anda mungkin juga menyukai