3 Rencana Struktur Ruang
3 Rencana Struktur Ruang
pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota inti dan kota satelit
disekitarnya.
Meningkatkan aksesibilitas antara kota inti Jakarta dengan kota-kota
satelitnya melalui penataan pembangunan fisik dan peningkatan kapasitas
pelayanan transportasi di sepanjang koridor Jakarta- Tangerang, Jakarta-
Bekasi, Jakarta-Bogor, Jakarta – Depok.
Menyiapkan RIS prasarana wilayah untuk keterpaduan program antar kota
inti dan kota-kota satelit serta permukiman skala besar di pinggiran Jakarta.
Mengembangkan sistem transportasi masal yang sinergis dengan pusat-
pusat permukiman dan pengembangan kegiatan usaha.
Diarahkan untuk meningkatkan spesialisasi fungsi jasa keuangan, teknologi
sistem informasi, pendidikan, perangkutan, dan kebudayaan.
Meningkatkan kapasitas pengendalian banjir melalui pengembangan
sistem drainase regional.
Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan,
persampahan, air bersih, dst) yang memenuhi standar Internasional.
Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan yang mendukung
terjaganya minat investasi pasar modal.
Memantapkan aksesibilitas Metropolitan Jabotabek ke kota-kota PKN
lainnya di Pulau Jawa dan wilayah nasional lainnya, melalui peningkatan
kualitas sistem jaringan transporatsi darat dan udara, pemantapan outer
ringroad yang melayani transportasi antar provinsi dan menunjang
pergerakan lintas batas serta kelancaran pergerakan angkutan barang.
Meningkatkan kemampuan kerjasama pembangunan antar kota dan
pengendalian pemanfaatan ruang dan sumber daya di wilayah
Jabodetabek berdasarkan Perpres Tentang Penataan Ruang Wilayah
jabodetabekpunjur.
Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan
kreativitas masyarakat Kota Jakarta dsk.
Menyiapkan aturan pemintakatan (zoning regulation) sebagai pelengkap
dari RTRW kota
Arahan pengembangan dalam Rencana Tata Ruang Propinsi Jawa Barat yang
berkaitan dengan Kabupaten Bekasi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sistem Kota-Kota
Mengembangkan sistem kota-kota yang sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung serta fungsi dominannya.
Menata dan mengarahkan perkembangan pusat-pusat kegiatan di
bagian utara dan tengah.
Untuk Kabupaten Bekasi, sistem kota-kota tersebut memasukkan wilayah
Kabupaten Bekasi kedalam Pusat Kegiatan Nasional, meliputi :
Metropolitan Bogor – Depok – Bekasi ( Bodebek) yang mempunyai sektor
unggulan industri, pariwisata, perdagangan dan jasa, pendidikan dan
pengetahuan.
b. Arahan
Menjadikan Kawasan Andalan Bodebek unggul dalam bidang industri,
pariwisata, perdagangan dan jasa, sumber daya manusia yang mempunyai
keterkaitan dengan sumber daya lokal, berdaya saing, berorientasi ekspor
dan ramah lingkungan adapun Tujuan yang ingin diharapkan adalah :
Meningkatkan daya saing kegiatan industri untuk peluang pasar global.
Mengendalikan pembangunan Bodebek sebagai kawasan perkotaan
dan industri yang ramah lingkungan.
Menciptakan kepastian usaha.
Meningkatkan efektifitas pembangunan kota
c. Kawasan Lindung dan budidaya
Arahan kawasan lindung di Kabupaten Bekasi berupa hutan lindung.
Hutan Lindung disini dimaksud untuk menjaga kelestarian tata air di
wilayah tersebut.
Arahan kawasan budidaya ditentukan dengan mempertimbangkan
kelayakan atau sektor yang paling memungkinkan pengembangan dan
kesesuaian lahan serta kebijaksanaan pengembangannya.
Tabel 3.1
Persandingan Sistem Perkotaan
RTRW 2003-2013 Evaluasi RTRW 2003-2013
Hirarki RTRW 2003-2013
Buku Rencana Rencana
Kota Buku Fakta & Analisa Hasil Analisis (Perda No. 4/2007)
(Perda 4/2003) Struktur Ruang
1. Tambun Selatan 1. Cikarang Pusat 1. Tambun Selatan 1. Cikarang Pusat 1. Cikarang Pusat
2. Cibitung
I
3. Cikarang Barat
4. Cikarang Utara
1. Cibitung 1. Tarumajaya 1. Tarumajaya 1. Sukatani 1. Sukatani
2. Cikarang Utara 2. Sukatani 2. Babelan 2. Cibarusah 2. Cibarusah
3. Cibarusah 3. Tambelang 3. Tarumajaya 3. Tarumajaya
4. Sukatani
5. Tambun Utara
6. Pebayuran
7. Karang Bahagia
II
8. Cikarang Timur
9. Setu
10. Cikarang Selatan
11. Cikarang Pusat
12. Serang Baru
13. Cibarusah
14. Bojongmangu
1. Sukatani 1. Muaragembong 1. Muaragembong 1. Cikarang Utara 1. Cikarang Utara
2. Cikarang Barat 2. Babelan 2. Cabangbungin 2. Cikarang Timur 2. Cikarang Timur
3. Babelan 3. Pebayuran 3. Sukawangi 3. Cikarang Selatan 3. Cikarang Selatan
4. Pebayuran 4. Sukakarya 4. Sukakarya 4. Cikarang Barat 4. Cikarang Barat
5. Cikarang Selatan 5. Tambelang 5. Kedungwaringin 5. Tambun Utara 5. Tambun Utara
6. Tarumajaya 6. Sukawangi 6. Tambun Selatan 6. Tambun Selatan
7. Kedungwaringin 7. Tambun Utara 7. Cibitung 7. Cibitung
8. Setu 8. Cabangbungin 8. Kedungwaringin 8. Kedungwaringin
9. Cibarusah 9. Karang Bahagia 9. Cabangbungin 9. Cabangbungin
10. Cikarang Pusat 10. Kedungwaringin 10. Sukawangi 10. Sukawangi
III
11. Cikarang Timur 11. Tambun Selatan 11. Tambelang 11. Tambelang
12. Tambun Utara 12. Cibitung 12. Sukakarya 12. Sukakarya
13. Karangbahagia 13. Cikarang Timur 13. Pebayuran 13. Pebayuran
14. Serang Baru 14. Cikarang Barat 14. Karang Bahagia 14. Karang Bahagia
15. Muaragembong 15. Cikarang Utara 15. Setu 15. Setu
16. Sukawangi 16. Cikarang Selatan 16. Serang Baru 16. Serang Baru
17. Cabangbungin 17. Bojongmangu 17. Bojongmangu 17. Bojongmangu
18. Tambelang 18. Setu 18. Babelan 18. Babelan
19. Bojongmangu 19. Serang Baru 19. Muaragembong 19. Muaragembong
20. Sukakarya
Sumber : Hasil Analisis 2008
Dari Tabel di atas dapat diperhatikan bahwa terdapat perbedaan antara hasil
kajian/analisis sistem perkotaan dengan rencana sistem kota yang dibentuk.
Dalam hal suatu kota (kecamatan) akan ditingkatkan hirarkinya menjadi lebih
tinggi pada masa perencanaan, adalah satu hal yang logis apabila dikaitkan
dengan rencana pengembangan yang akan dituju (by design), seperti halnya
Kecamatan Cikarang Pusat (orde III hasil analisis RTRW 2003-2013 (Perda No.4
Tahun 2003) yang “didisain” akan menjadi kota orde I, karena arahan fungsi Kota
Cikarang sebagai pusat kegiatan pemerintahan Kabupaten Bekasi; atau
Tarumajaya yang merupakan kota orde III hasil analisis RTRW 2003-2013
(Perda No.4 Tahun 2003) yang “didisain” akan menjadi kota orde II, karena
arahan fungsi Kota Tarumajaya sebagai pusat kegiatan pelabuhan;
pergudangan; permukiman; perikanan dan kelautan, yang penting
keberadaannya dalam mendukung fungsi pengembangan wilayah Kabupaten
Bekasi sebagai pusat pengembangan industri.
Tabel 3.2
Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Bekasi Tahun 2008
Konversi Jumlah dan Orde Kota Orde Kota
Pertumbuhan Jumlah Tingkat
No. Kecamatan Guna Kelangkapan (Hasil (Rencana)
Penduduk Penduduk Kekotaan
Lahan Fasilitas Analisis)
1 Tambun Selatan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Kota Orde 1 Orde 1
2 Cikarang Barat Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Kota Orde 1 Orde 1
3 Cikarang Utara Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Kota-Desa Orde 1 Orde 1
4 Cikarang Pusat Sedang Tinggi Sedang Rendah Kota Orde 2 Orde 1
5 Setu Sedang Rendah Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 1
6 Tarumajaya Rendah Tinggi Sedang Sedang Kota Orde 2 Orde 1
7 Cikarang Timur Rendah Sedang Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 1
8 Cikarang Selatan Tinggi Sedang Sedang Sedang Kota-Desa Orde 2 Orde 1
9 Serang Baru Sedang Sedang Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
10 Babelan Rendah Sedang Tinggi Sedang Kota-Desa Orde 2 Orde 2
11 Tambun Utara Rendah Tinggi Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
12 Karang Bahagia Rendah Rendah Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
13 Cibitung Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
14 Pebayuran Rendah Rendah Sedang Sedang Kota-Desa Orde 2 Orde 2
15 Tambelang Rendah Rendah Rendah Sedang Kota-Desa Orde 2 Orde 2
16 Sukatani Rendah Sedang Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
17 Bojongmangu Sedang Rendah Rendah Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
18 Cibarusah Rendah Sedang Sedang Sedang Kota-Desa Orde 2 Orde 2
19 Muaragembong Rendah Rendah Rendah Rendah Desa Orde 3 Orde 3
20 Cabangbungin Rendah Rendah Rendah Rendah Desa Orde 3 Orde 3
21 Sukakarya Rendah Rendah Rendah Rendah Desa Orde 3 Orde 3
22 Sukawangi Rendah Rendah Rendah Rendah Desa Orde 3 Orde 3
23 Kedung Waringin Rendah Rendah Rendah Rendah Desa Orde 3 Orde 3
Sumber : Hasil Analisis 2008
Arahan pengembangan dalam Rencana Tata Ruang Propinsi Jawa Barat yang
berkaitan dengan Kabupaten Bekasi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sistem Kota-Kota
Mengembangkan sistem kota-kota yang sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung serta fungsi dominannya.
Menata dan mengarahkan perkembangan pusat-pusat kegiatan di
bagian utara dan tengah.
Untuk Kabupaten Bekasi, sistem kota-kota tersebut memasukkan wilayah
Kabupaten Bekasi kedalam Pusat Kegiatan Nasional, meliputi :
Metropolitan Bogor – Depok – Bekasi (Bodebek) yang mempunyai sektor
unggulan industri, pariwisata, perdagangan dan jasa, pendidikan dan
pengetahuan.
b. Arahan
Menjadikan Kawasan Andalan Bodebek unggul dalam bidang industri,
pariwisata, perdagangan dan jasa, sumber daya manusia yang mempunyai
keterkaitan dengan sumber daya lokal, berdaya saing, berorientasi ekspor
dan ramah lingkungan adapun Tujuan yang ingin diharapkan adalah :
Meningkatkan daya saing kegiatan industri untuk peluang pasar global.
Mengendalikan pembangunan Bodebek sebagai kawasan perkotaan
dan industri yang ramah lingkungan.
Menciptakan kepastian usaha.
Meningkatkan efektifitas pembangunan kota
Industri non polutan
Industri manufaktur
Pusat pelayanan metropolitan (metropolitan life style services)
Tabel 3.3
Penetapan kawasan Strategis menurut arahan RTRW Provinsi Jawa Barat
Kawasan
Kepentingan Unggulan Strategis Issue Penanganan
Strategis Provinsi
WP I BODEBEKPUNJUR
Tabel 3.4
Orde Kota Kabupaten Bekasi Tahun 2010-2030
Wilayah
Ibukota Pusat
No Pengembangan Kecamatan Fungsi WP
Kecamatan WP
(WP)
1 Tambun Selatan Tambun ●
2 Cibitung Wanasari
pengembangan industri, perdagangan dan
3 Cikarang Timur Jatibaru
I jasa, perumahan dan permukiman, pariwisata
4 Cikarang Barat Telaga Asih
dan pendukung kegiatan industri
5 Cikarang Utara Cikarang Kota
6 Cikarang Selatan Sukadamai
7 Cikarang Pusat Sukamahi ●
utama pengembangan pusat pemerintahan
8 Cibarusah Cibarusah
kabupaten, industri, perumahan dan
9 II Bojongmangu Bojongmangu
permukiman skala besar, pertanian dan
10 Setu Ciledug
pariwisata.
11 Serang Baru Sukasari
12 Sukatani Sukamulya ●
13 Pebayuran Kertasari
14 Sukakarya Sukakarya
15 Tambelang Sukarapih pengembangan pertanian lahan basah,
III
15 Sukawangi Sukawangi perumahan dan permukiman
17 Cabangbungin Lenggahjaya
18 Karang Bahagia Karangbahagia
19 Kedungwaringin Kedungwaringin
20 Tarumajaya Pantai Makmur ● pengembangan wilayah, simpul transportasi
21 IV Muaragembong Pantai Mekar laut dan udara, pertambangan, perumahan
22 Babelan Babelan Kota dan permukiman, pertanian lahan basah dan
23 Tambun Utara Sriamur pelestarian kawasan hutan lindung
Sumber : Hasil Analisis
Tabel 3.5
Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi Perlima tahun
2010 – 2030
LUAS Proyeksi Penduduk
NO KECAMATAN
HA 2010 2015 2020 2025 2030
1 Setu 6,216 103,784 115,218 126,651 140,371 154,091
2 Serang Baru 6,380 88,144 103,181 118,218 136,262 154,306
3 Cikarang Pusat 4,760 59,523 70,738 81,952 95,410 108,868
4 Cikarang Selatan 5,174 121,224 150,199 179,174 213,944 248,714
5 Cibarusah 5,039 84,301 97,269 110,237 125,799 141,361
6 Bojongmangu 6,006 32,166 34,729 37,293 40,369 43,445
7 Cikarang Timur 5,131 99,811 110,847 121,883 135,126 148,369
8 Kedungwaringin 3,153 69,012 75,802 82,592 90,740 98,888
9 Cikarang Utara 4,330 214,825 237,399 259,974 287,063 314,152
10 Karang Bahagia 4,610 101,623 109,995 118,367 128,413 138,459
11 Cibitung 4,530 209,806 252,779 295,752 347,319 398,886
12 Cikarang Barat 5,369 215,438 245,617 275,796 312,010 348,224
13 Tambun Selatan 4,310 480,220 555,911 631,602 722,431 813,260
14 Tambun Utara 3,442 126,514 148,218 169,922 195,966 222,010
15 Babelan 6,360 208,959 245,055 281,152 324,467 367,782
16 Tarumajaya 5,463 119,804 143,632 167,460 196,054 224,648
17 Tambelang 3,791 44,371 46,257 48,143 50,406 52,669
18 Sukawangi 6,719 46,507 51,962 57,418 63,964 70,510
19 Sukatani 3,752 85,578 94,714 103,850 114,813 125,776
20 Sukakarya 4,240 58,675 64,506 70,336 77,333 84,330
21 Pebayuran 9,634 123,593 136,495 149,396 164,878 180,360
22 Cabangbungin 4,970 61,262 62,976 64,690 66,747 68,804
23 Muaragembong 14,009 48,182 52,796 57,410 62,947 68,484
Jumlah 127,388 2,803,320 3,206,293 3,609,266 4,092,833 4,576,396
Sumber: Hasil Analisis, 2008
Tabel 3.6
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Bekasi Perlima tahun
2010 – 2030
KEPADATAN PENDUDUK (jiwa/ ha) PROYEKSI KEPADATAN PENDUDUK (jiwa/ ha)
NO KECAMATAN LUAS HA
2002 2003 2004 2005 2006 2008 2010 2015 2020 2025 2030
1 Setu 6,216 11 12 12 12 13 16 17 19 20 23 25
2 Serang Baru 6,380 8 9 10 10 10 14 14 17 19 22 24
3 Cikarang Pusat 4,760 7 6 6 7 7 9 10 11 13 15 23
4 Cikarang Selatan 5,174 12 11 13 13 13 19 20 24 29 34 48
5 Cibarusah 5,039 10 9 9 10 10 13 14 16 18 20 28
6 Bojongmangu 6,006 4 4 4 4 4 5 5 6 6 6 7
7 Cikarang Timur 5,131 13 11 11 12 12 16 16 18 20 22 29
8 Kedungwaringin 3,153 15 8 8 8 8 11 11 12 13 15 31
9 Cikarang Utara 4,330 34 23 25 26 26 34 35 38 42 46 73
10 Karang Bahagia 4,610 16 12 12 12 13 16 16 18 19 21 30
11 Cibitung 4,530 24 21 22 23 23 32 34 41 48 56 88
12 Cikarang Barat 5,369 25 23 24 25 25 34 35 40 44 50 65
13 Tambun Selatan 4,310 65 52 53 55 56 75 77 89 102 116 189
14 Tambun Utara 3,442 21 13 14 14 15 20 20 24 27 32 65
15 Babelan 6,360 19 22 23 24 24 32 34 39 45 52 58
16 Tarumajaya 5,463 12 12 13 13 13 19 19 23 27 32 41
17 Tambelang 3,791 9 5 5 6 6 7 7 7 8 8 14
18 Sukawangi 6,719 6 6 6 7 7 7 7 8 9 10 10
19 Sukatani 3,752 15 10 10 10 10 13 14 15 17 18 34
20 Sukakarya 4,240 9 7 7 7 7 9 9 10 11 12 20
21 Pebayuran 9,634 9 14 14 15 15 19 20 22 24 27 19
22 Cabangbungin 4,970 10 7 7 8 8 10 10 10 10 11 14
23 Muaragembong 14,009 2 5 6 6 6 8 8 8 9 10 5
Jumlah 127,388 15 13 14 14 14 19 20 22 25 29 41
Sumber : Analisis Konsultan 2008
Tabel 3.7
Rekomendasi Peningkatan, Pemeliharaan, Dan Penanganan Jalan Perkotaan Kabupaten Bekasi
No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
1 13 Tegal Gede- KP Tinggi Peningkatan Peningkatan fungsi Jalan empat lajur dua arah terbagi Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Pasir Randu Perubahan Fungsi jalan dalam rangka (4/2 D) berhenti parkir di sepanjang ruas jalan
(4/2 D) dan Sistem penataan kembali Pelapisan perkerasan dengan Tegal Gede - Pasir Randu (13) dan
Pengaturan Lalulintas hierarki jalan sesuai aspal pada kondisi jalan rusak penyediaan lahan perparkiran di sekitar
Pelapisan Perkerasan perundang-undangan sepanjang 5 km lebar 14 meter pusat—pusat kegiatan
dengan aspal Fungsi : Arteri untuk mengurangi gangguan Pengaturan lalu lintas pada persimpangan
Pengecatan marka Sekunder hambatan samping. atau pertigaan jalan disepanjang ruas jalan
Pengecatan median Pengelola : Provinsi Pengawasan ketat terhadap legal Gede - Pasir Randu (13)
bahu jalan sebagai lahan/daerah Peningkatan kapasitas persimpangan
jalan yang bebas dari bangunan jalan melalui pembangunan 2 flyover /
untuk mengurangi gangguan underpass di pertigaan akses tol Cikarang
hambatan samping dan persimpangan
Pengecatan marka atau Pengawasan den pengaturan lelu lintas
pengecatan yang ketat oleh aparat berwenang untuk
median untuk memperjelas memperlancar arus lalu lintas terutama
kembali atribut jalan yang pada titik kemacetan dan persimpangan
disesuaikan dengan pengaturan
lalu lintasnya
2 - Akses Tol KP Tinggi Peningkatan Peningkatan fungsi Jalan empat lajur dua arah terbagi Pengaturan lalu lintas dengan larangan
(4/2 D) Perubahan fungsi dan jalan dalam rangka (4/2 D) berhenti parkir di sepanjang ruas jatan
sistem penataan kembali Pelapisan perkerasan dengan Akses Tol dan penyediaan lahan
Pengaturan lalu lintas hierarki jalan sesuai aspal pada kondisi jalan rusak perparkiran di sekitar pusat—pusat
Pelapisan perkerasan perundang-undangan sepanjang 5 km lebar 14 meter kegiatan
dengan aspal Fungsi : Arteri untuk mengurangi gangguan Pengaturan lalu lintas pada
Pengecatan marka Sekunder hambatan samping. persimpangan ruas jalan Akses Tol
Pengecatan median Pengelola : Provinsi Pengawasan ketat terhadap dengan ruas jalan Kalimalang
bahu jalan sebagai lahan/daerah Peningkatan kapasitas persimpangan
jalan yang bebas dari bangunan jalan melalui pembangunan flyover I
untuk mengurangi gangguan underpass di persimpangan Akses Tol
hambatan samping dengan ruas jalan Kalimalang ruas jalan
Pengecatan marka atau Kalimalang sebelah utara sampai
pengecatan dengan ruas Kalimalang sebelah
No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
median untuk memperjelas selatan)
kemball atribut jalan yang Pengawasan den pengaturan lalu lintas
disesuaikan dengan pengaturan yang ketat oleh aparat berwenang untuk
lalu lintasnya memperlancar arus lalu lintas terutama
pada persimpangan
3 - Akses Tol (4/2 KP Tinggi Peningkatan Peningkatan fungsi Jalan empat lajur dua arah Pengaturan lalu lintas dengan larangan
UD) Perubahan fungsi dan jalan dalam rangka terbagi (4/2 UD) berhenti parkir di sepanjang ruas jalan
sistem penataan kembali Pelapisan perkerasan Akses Tol dan penyediaan lahan
Pengaturan lalu lintas hierarki jalan sesuai dengan aspal pada kondisi perperkiran di sekiter pusat-pusat
Pelapisan perkerasan perundang-undangan jalan rusak sepanjang 2 km kegiatan
dengan aspal Fungsl : Arteri lebar 22 meter untuk Pengaturan lalu lintas pada
Pengecatan marka Sekunder mengurangi gangguan persimpangen ruas jalan Akses Tol
Pengecatan median Pengelola : Provinsi hambatan samping. dengan Jalan Nasional (Cibitung)
Pengawasan ketat terhadap Peningkatan kapasitas persimpengan
bahu jalan sebagai lahan/daerah jalan melalui pembangunan flyover /
jalan yang bebas dari underpass di persimpangan Akses Tol
bangunan untuk mengurangi dengan Jalan Nasional (Cibitung)
gangguan hambatan samping Pengawasan den pengaturan lalu lintas
Pengecatan marka atau yang ketat oleh aparat berwenang untuk
pengecatan memperlancar arus lalu lintas terutama
median untuk memperjelas pada persimpangan
kembali
atribut jalan yang disesuaikan
dengan pengaturan lalu
Iintasnya
4 86 Tambun- KP Tinggi Peningkatan Penurunan fungsi Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2 Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Jalanasari Perubahan fungsi dan jalan dalam rangka UD) berhenti parkir di sekitar pusat-pusat
sistem penataan kembali Perubahan konstruksi jalan dengan kegiatan dan penyediaan lahan
Pengaturan lalu lintas hierarki jalan sesuai beton pada kondisi jalan rusak perparkiran di sekitar pusat-pusat
Pelapisan perkerasan perundang-undangan sepanjang 3,8 km lobar 5 meter kegiatan
dengan aspal Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan Pengaturan lalu lintas pada
Pengecatan marka Sekunder hambatan samping. persimpangan ruas jalan Tambun -
Pengecatan median Pengelola : Pengeruasan ketat terhadap Jalanasari dengan ruas Jalan Nasional
Kabupaten bahu jalan sebagai lahan/daerah (Tambun)
No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
jalan yang bebas dari bangunan Pengawasan den pengaturan lalu lintas
untuk mengurangi gangguan yang ketat oleh aparat berwenang untuk
hambatan samping mempertancar arus lalu lintas terutama
Pengecatan marka atau pada persimpangan
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
5 148 Telaga Asih- KP Tinggi Peningkatan Peningkatan fungsi Jalan dua Iajur dua arah terbagi Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Jalanasari Perubahan fungsi dan jalan yang bertujuan (2/2 UD) berhenti/parkir di sekitar pusat-pusat
sistem untuk mengurangi Pelapisan perkerasan dengan aspal kegiatan dan penyediaan lahan
Pengaturan lalu lintas beban jalan kolektor pada kondisi jalan rusak sepanjang perparkiran di sekitar pusat—pusat
Pelapisan perkerasan primer pada ruas 5,77 km lebar 5 meter untuk kegiatan terutama di sekitar pasar dan
dengan aspal Tambun - Jalanasari mengurangi gangguan hambatan terminal Cibitung
Pengecatan marka sebagai akses dari samping, Pengaturan lalu lintas pada
Pengecatan median Cibitung ke Tambelang Pengawasan ketat terhadap persimpangan ruas jalan Telaga Asih -
den dalam rangka bahu jalan sebagai lahan/daerah Jalanasari dengan ruas Jalan Nasional
penataan kembali jalan yang bebas dari bangunan (Cibitung)
hierarki jalan sesuai untuk mengurangl gangguan Pengawasan den pengaturan lalu lintas
perundang-undangan hambatan samping yang ketat oleh aparat berwenang untuk
Fungsi : Kolektor Pengecetan marka atau memperlancar arus lalu lintas terutama
Sekunder pengeoatan median untuk pada persimpangan
Pengelola : Kabupaten memperjelas kemball atribut jalan
yang dl sesual ken dengan
pengaturan lalu lintasnya
6 159 Bekasi KP Tinggi Peningkatan Penurunan fungsi jalan Jalan dua lajur dua arah terbagi (212 Pengaturan lalu lintas pada
Timur- Perubahan fungsi dan dalam rangka penataan UD) persimpangan ruas jalan Bekasi Timur -
Cibitung sistem kembali hierarki jalan Pelapisan perkerasan dengan Cibitung dengan ruas Kp. Utan — Setu
Pengaturan lalu lintas sesual perundang- aspal pada kondisi jalan rusak den persimpangan Akses Tol
Pelapisan perkerasan undangan sepanjang 0,96 km lebar 8 meter Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
dengan aspal Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan yang ketat oleh aparat berwenang untuk
Pengecatan marka Sekunder hambatan samping. memperlancar arus lalu lintas terutama
Pengecatan median Pengelola : Kabupaten Pengawasan ketat terhadap bahu pada persimpangan
No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
Pembagunan Jalan disebelah
selatan Kalimalang sebagai akses
kawasan industri dan jalan antar
kawasan barat - timur
7 502 Cibitung- KP Tinggi Peningkatan Penurunan fungsi Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2 Pengaturan lalu Pintas pada
Tegal Gede Perubahan fungsi dan jalan dalam rangka UD) persirnpangan ruas jalan Cbitung - Tegal
sistem penataan kembali Pelapisan perkerasan dengan Gede dengan ruas Cibitung —
Pengaturan lalu lintas hierarki jalan sesuai aspal pada kondisi jalan rusak Cibarengkok dan persimpangan Tegal
Pelapisan perkerasan perundang-undangan sepanjang 6,70 km liter 8 meter Gede Pasir Randu
dengan aspal Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan Pengawasan dan pengaturan lalu Pintas
Pengecatan marka Sekunder hambatan samping. yang ketat oleh aparat berwenang untuk
Pengecatan median Pengelola : Pengawasan ketat terhadap memperlancar arus lalu lintas terutama
Kabupeten bahu jalan sebagai lahan/daerah pada persimpangan
jalan yang bebas dari bangunan
untuk mengurangi gangguan
hambatan samping
Pengecatan marka atau pengecatan
median untuk memperjelas kembali
atribut jalan yang disesuaikan
dengan pengaturan lalu lintasnya
Pernbagunan jalan disebelah
selatan Kalimalang sebagai akses
kawasan industri dan jalan antar
kawasan barat - timur
8 24 Pilar- KP Agak Peningkatan Fungsi : Kolektor Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2 Pengaturan lalu lintas dengan larangan
No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
Sukatani Tinggi Pengaturan lalu lintas Primer UD) berhenti parkir di sekitar pusat-pusat
Pelapisan perkerasan Pengelola Kabupaten Pelapisan perkerasan dengan kegiatan dan penyediaan lahan
dengan aspal aspal pada kondisi jalan rusak perparkiran di sekitar pusat—pusat
Pengecatan marka sepanjang 10 km lebar 7 meter kegiatan
Pengecatan median untuk mengurangi gangguan Pengaturan lalu lintas pada
hambatan samping. persimpangan ruas jalan Pilar - Sukatani
Pengawasan ketat terhadap bahu dengan ruas Jalan Nasional (Cikarang)
jalan sebagai lahan/daerah jalan Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
yang bebas dari bangunan untuk yang ketat oleh aparat berwenang untuk
mengurangi gangguan hambatan memperlancar arus lalu lintas terutama
samping pada persimpangan
Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
9 14 Lemah KP Agak Peningkatan Peningkatan fungsi jalan Jalan dua lajur dua arah terbagi (4/2 Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Abang-Tegal Tinggi Perubahan fungsi dan dalam rangka penataan D dan 2/2 UD) berhenti/parkir di sekitar pusat-pusat
Gede sistem kembali hierarki jalan Pelapisan perkerasan dengan aspal kegiatan dan penyediaan lahan
Pelapisan perkerasan sesuai perundang- pada kondisi jalan rusak sepanjang 9 perparkiran di sekitar pusat-pusat
dengan aspal undangan serta sebagai km lebar 14 meter untuk mengurangi kegiatan
Pengecatan marka akses utama dari gangguan hambatan samping. Pengaturan lalu lintas pada
Pengecatan median kawasan industri ke arteri Pengawasan ketat terhadap bahu persimpangan ruas jalan Lemah Abang -
primer (Jl. Nasional) jalan sebagai lahan/daerah jalan yang Tegal Gede dengan ruas Jalan Naslonal
Fungsi : Arteri Sekunder bebas dari bangunan untuk (Cikarang) dan pertigaanTegal Gede -
Pengelola : Provinsi mengurangi gangguan hambatan Pasir Randu serta jalan botle neck dari
samping 4/2 D menjadi 2/2 UD
Pengecatan marka atau pengecatan Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
median untuk memperjelas kembali yang ketat oleh aparat berwenang untuk
atribut jalan yang disesuaikan memperlancar arus lalu lintas terutama
dengan pengaturan lalu lintasnya dari persimpangan dan titik kemacetan
10 116 Bts Kodya- KP Agak Peningkatan Fungsi : Kolektor Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2 Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Pangkalan Tinggi Pengaturan lalu lintas Primer UD) berhenti parkir di sekitar pusat-pusat
Pelebaran jalan Pengelola Kabupaten Perubahan konstruksi jalan dengan kegiatan dan penyediaan lahan
Perubahan konstruksi beton pada kondisi jalan rusak perparkiran dl sekitar pusat—pusat
No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
dengan beton sepanjang 1,54 km lebar 5 meter kegiatan
Pengecatan marka untuk mengurangi gangguan Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
Pengecatan median hambatan samping. yang ketat oleh aparat berwenang untuk
Pengawasan ketat terhadap bahu memperlancar arus lalu lintas terutama
jalan sebagai lahan/daerah jalan pada persimpangan dan titik kemacetan
yang babes dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang di sesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
11 64 Cibeber- KP Agak Peningkatan Penurunan fungsi jalan Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2
Tegal Danas Tinggi Perubahan fungsi dan dalam rangka penataan UD)
sistem kembali hierarki jalan Perubahan konstruksi jalan dengan
Perubahan konstruksi sesuai perundang- beton pada kondisi jalan rusak
dengan beton undangan sepanjang 7,25 km lebar 5 meter
Pengecatan marka Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan
Pengecatan median Sekunder hambatan samping.
Pengelola : Kabupaten Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
Pengecatan marka atau pengecatan
median untuk memperjelas kembali
atribut jalan yang disesuaikan
dengan pengaturan lalu lintasnya
12 - Bts. Kodya AP Sedang Peningkatan Fungsi : Kolektor Jalan empat lajur dua arah terbagi Pengaturan lalu lintas dengan
Bekasi- Pengaturan lalu lintas Primer (4/2 D) larangan berhenti/parkir di sepanjang
Cikarang Pelapisan perkerasan Pengelola Kabupaten Pelapisan perkerasan dengan ruas jalan nasional dan penyediaan
Utara dengan aspal aspal pada kondisi jalan rusak lahan perparkiran di sekitar pusat—
No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
Pengecatan marka sepanjang 15,75 km lebar 14 pusat kegiatan
Pengecatan median meter untuk mengurangi Pengaturan lalu lintas pada
gangguan hambatan samping. persimpangan ruas jalan Akses Tol
Pengawasan ketat terhadap dengan Jahn Nasionel (Cibitung)
bahu jalan sebagai lahan/daerah Peningkatan kapasitas persimpangan
jalan yang babes dari bangunan jalan melalui pembangunan flyover /
untuk mengurangi gangguan underpass di persimpangan Akses Tol
hambatan samping dengan Jahn Nasional (Cibitung)
Pengecatan marka atau Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
pengecatan median untuk yang ketat oleh aparat berwenang untuk
memperjelas kembeli atribut jalan memperlancar arus lalu lintas terutama
yang disesuaikan dengan pada persimpangan den titik
pengaturan lalu lintas kemacetan
13 13 Tegal Gede- KP Sedang Peningkatan Fungsi : Kolektor Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2 • Pengaturan lalu lintas pada jalan bottle neck
Pasir Randu Pengaturan lalu lintas Primer UD) dari 4/2 D ke 2/2 D
(4/2 UD) Pelapisan perkerasan Pengelola Kabupaten Pelapisan perkerasan dengan aspal
dengan aspal pada kondisi jalan rusak sepanjang 5
Pengecatan marka km lebar meter untuk mengurangi
Pengecatan median gangguan hambatan samping.
Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan yang
bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
Pengecatan marka atau pengecatan
median untuk memperjelas kembali
atribut jalan yang di sesuai ken
dengan pengaturan lalu lintasnya
14 38 Cikarang- AS Sedang Peningkatan Fungsi : Kolektor Jalan dua lajur dua arah terbagi Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Pasir Pengaturan lalu lintas Primer (2/2 UD) berhenti/parkir di sepanjang ruas jalan
Gombong Pelapisan perkerasan Pengelola Kabupaten Pelapisan perkerasan dengan Cikarang - Pasir Gombong dan penyediaan
dengan aspal aspal pada kondisi jalan rusak lahan perparkiran di sekitar pusat—pusat
Pengecatan marka sepanjang 3,6 km lebar 6 meter kegiatan serta larangan mendahului
Pengecatan median untuk mengurangi gangguan kendaraan lain di sepanjang jalan
No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
hambatan samping. Pengaturan lalu Ruas pada
Pengawasan ketat terhadap persimpangan ruas Jalan Nasional
bahu jalan sebagai dengan ruas jalan Cikarang — Pasir
lahan/daerah jalan yang bebas Gombong (Perempatan Gejah Maria) dan
dari bangunan untuk perrnempatan ruas jalan Pasir Gombong
mengurangi gangguan serta pertigaan jalan masuk ke Kawasan
hambatan samping E.J.I.P
Pengecatan marka dengan Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
garis tidak terputus atau yang ketat oleh aparat berwenang untuk
pengecatan median untuk memperlancar arus lalu Ruas terutama
memperjelas kembali pada persimpangan dan titik kemacetan
atribut jalan yang
disesuaikan dengan
pe n ga t ur a n la l u
li n t a s ny a
15 77 Tambun- KP Sedang Peningkatan Penurunan fungsi jalan Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2 Pengaturan lalu lintas dipersiapkan
Cimuning Perubahan fungsi dan dalam rangka penataan UD) sebagai jalan alternatif akses dari
sistem kembali hierarki jalan Pelepisan perkerasan dengan aspal kawasan Industri ke arteri primer (Jl.
Pelapisan perkerasan sesuai perundang- pada kondisi jalan rusak sepanjang Nasional)
dengan aspal undangan 7,9 km leber 1 meter untuk
Pengecatan marka Fungsi : Kolektor mengurangi gangguan hambatan
Pengecatan median Sekunder gimping,
Pengelola Kabupaten Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai leharildeerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
Pengecatan marka atau pengecatan
median untuk memperjelas kembali
atribut jalan yang di sesual kan
dengan pengaturan lalu lintasnya
16 10 Cibitung- KS Rendah Peningkatan Fungsi : Kolektor Jalan dua lajur dua arah terbagi (212 Pengaturan lalu lintas diperslapken sebagai
Cibarengkok Perubahan konstruksi Primer UD) Jalan arternatif akses dari kawasan industri
dengan beton Pengelola Kabupaten Perubahan konstruksi jalan dan ke arteri primer (JL. Nasional)
Pengecatan marka pelebaran jalan dengan beton pada Pengaturan lalu lintas dengan larangan
No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
Pengecatan median kondisi jalan rusak sepanjang 6,4 km berhenti/parkir di sepanjang ruas jalan
lebar 5 meter untuk mengurangi Cibitung - Cibarengkok serta larangan
gangguan hambatan samping. mendahului kendaraan lain di sepanjang
Pengawasan ketat terhadap bahu jalan
jalan sebagai laharildaerah jalan yang Pengaturan lalu lintas pada persimpangan
bebas dari bangunan untuk ruas Jalan Nasional dengan ruas jalan
mengurangi gangguan hambatan Cibitung - Cibarengkok dan permempatan
samping ruas jelan Kalimalang
Pengecatan marka atau pengecatan Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
median untuk memperjelas kembali yang ketat oleh aparat berwenang untuk
atribut jalan yang disesuaikan memperlancar arus lalu lintas terutama
dengan pengaturan lalu lintasnya pada persimpangan
17 501 Tegal Gede- KP Rendah Peningkatan Penurunan fungsi japan Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2 Pengaturan lalu lintas dipersiapkan
Tegal Danas Perubahan fungsi dan dalam rangka penataan UD) sebagai jalan antar kawasan barat-
sistem kembali hierarki jalan Pengawasan ketat terhadap bahu timur
Pengecatan marka sesuai perundang- jalan sebagai lahan daerah jalan yang
Pengecatan median undangan bebas dari bangunan untuk
Fungsi : Kolektor mengurangi gangguan hambatan
Sekunder samping
Pengelola : Kabupaten Pengecatan marka atau pengecatan
median untuk memperjelas kembali
atribut jalan yang disesuaikan
dengan pengaturan lalu lintasnya
Pembangunan jalan disebelah selatan
Kalimalang sebagai jalan antar
kawasan barat - timur
Sumber: Hasil Analisa Konsultan 2008
Rekomendasi untuk jalan luar kota di Kabupaten Bekasi pada umumnya masuk
kedalam prioritas peningkatan jalan dimana kegiatan-kegiatan peningkatan jalan
luar kota terdiri dan perubahan hierarki jalan (fungsi dan sitem jalan) dan
perubahan kondisi jalan (geometrik jalan). Perubahan hierarki jalan (fungsi dan
sitem jalan) bertujuan untuk merubah hierarki jalan sesuai dengan perundang-
undangan dan peraturan pemerintah, sedangkan perubahan kondisi jalan
(geometrik jalan) luar kota bertujuan untuk merubah kondisi eksiting jalan ke
kondisi yang ideal balk secara perkerasan maupun lebar jalan yang disesuaikan
dengan kapasitas lalu lintas dan tingkat pelayanan jalannya. Berikut ini
rekomendasi untuk jalan luar kota di Kabupaten Bekasi : (Tabel 3.8)
Tabel 3.8
Rekomendasi Peningkatan, Pemeliharaan, Dan Penanganan Jalan Luar Kota Kabupaten Bekasi
No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
1 10 Cibitung- KP Agak Peningkatan Fungsi : Kolektor Jalan dua lajur dua arah terbagi Pengaturan lalu lintas
Cibarengkok Tinggi Pengaturan lalu Sekunder (2/2 UD) dipersiapkan sebagai jalan
lintas Pengelola : Perubahan konstruksi jalan dan alternative akses dari kawasan
Pelebaran jalan Kabupaten pelebaran jalan dengan beton industri ke arteri primer (JL.
Perubahan pada kondisi jalan rusak Nasional)
konstruksi dengan sepanjang 6,4 km lobar 5 meter Pengaturan lalu lintas dengan
beton untuk mengurangi gangguan larangan berhenti parkir di
Pengecatan marka hambatan samping. sepanjang ruas jalan Cibitung -
Pengecatan Pengawasan ketat terhadap bahu Cibarengkok serta larangan
median jalan sebagai lahan/daerah jalan mendahului kendaraan lain di
yang bebas dari bangunan untuk sepanjang jalan
mengurangi gangguan Pengaturan lalu lintas pada
hambatan samping persimpangan ruas Jalan Nasional
Pengecatan marka atau dengan ruas jalan Cibitung -
pengecatan median untuk Cibarengkok dan perempatan
memperjelas kembali atribut jalan ruas jalan Kalimaleng
yang disesuaikan dengan Pengawasan dan pengaturan lalu
pengaturan lalu lintasnya lintas yang ketat oleh aparat
berwenang untuk memperlancar
arus lalu lintas terutama pada
persimpangan
2 19 Pulo Sirih- KS Agak Peningkatan Peningkatan fungsi jalan Jalan dua lajur dua arah terbagi
Teluk Haur Tinggi Perubahan fungsi dalam rangka (2/2 UD)
dan sistem penataan kembali Perubahan konstruksi jalan
Perubahan hierarki jalan sesuai dengan beton pada kondisi jalan
konstruksi perundangundangan rusak sepanjang 10,10 km lebar 5
dengan beton Fungsi : Kolektor meter untuk mengurangi
Pengecatan Primer gangguan hambatan samping.
marka Pengelola Pengawasan ketat terhadap bahu
Pengecatan Kabupaten jalan sebagai lahan/daerah jalan
Selain itu terdapat ruas jalan luar kota di Kabupaten Bekasi yang perlu perhatian
khusus yaitu ruas jalan yang menghubungkan ruas jalan Pasar Bojong - Bantar
Jaya (No. Ruas 15) sebagai jalan kolektor primer dengan ruas Jalan Cikarang
Utara.- Bts. Kab. Karajalang, (jalan nasional) sebagai jalan alteri primer, dimana
jalan penghubung tersebut merupakan jalan dengan fungsi lokal primer.
Berdasarkan pengamatan di lapangan kondisi geometrik dan kondisi lalu lintas
ruas jalan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Kondisi Geometrik Jalan :
Jalan : Penghubung antara jalan Pasar Bojong - Bantar Jaya (No.Ruas
15) sebagai jalan kolektor primer dengan ruas Jalan Cikarang Utara —
Bts. Kab. Karajalang, (Jalan Nasional) sebagai arteri primer.
Fungsi : Lokal Primer
Type Jalan : 2/2 UD
Lebar : 7 (tuju) meter
Tipe Permukaan : Aspal dan Beton
Kondisi : Baik
Bahu Jalan : 0,5 meter kid kanan jalan
Hambatan Samping ; Tinggi
Kondisi lalu lintas :
Volume Kendaraan : 225 smp/jam sate arah : 260 smpljam 2 arah
Dengan kondisi tersebut diatas ruas jalan yang menghubungkan ruas jalan Pasar
Bojong - Bantar Jaya (No. Ruas 15), sebagai jalan kolektor primer dengan ruas
jalan Cikarang Utara - Bts. Kab. Karajalang, (Jalan Nasional) sebagai jalan arteri
primer tersebut direkomendasikan secara hierarki (fungsi, sistem, dan status)
menjadi kolektor primer dengan pengelola Dinas Bina Marga. Sedangkan
rekomendasi penanganan jalan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.9
Rekomendasi Penanganan Jalan Di Kabupaten Bekasi
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi Geometrik Rekomendasi
Kierarki dan
Kegiatan Jalan Penanganan Jalan
Pengelolaan
Peningkatan Peningkatan fungsi JaIan dua lajur dua arah Pengaturan lalu
Perubahan Fungsi jalan dalam rangka terbagi (2/2 D) lintas pada pertiagan
dan sistem jalan penataan kembali Pengawasan ketat terhadap bahu jalan nasional
Pengaturan lalu hierarki jalan sesuai jalan sebagai lahan/daerah Jalan
lintas perundang- yang bebas dari bangunan untuk
Pengecatan marka undangan mengurangi gangguan
Pengecatan Median Fungsi : Kolektor hambatan samping
Primer Pengecatan marka atau
Pengelola : pengecatan median untuk
Kabupaten memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
Sumber : Hasil Analisis Konsultan 2008
Untuk menunjang struktur ruang maka masih perlu dibangun beberapa ruas jalan
baru untuk jalan kolektor sekunder sehingga sistem jaringan jalan yang terbentuk
lebih terstruktur. Untuk Kabupaten Bekasi dibutuhan pengembangan jaringan
jalan yang ada karena fungsinya sebagai daerah / kota penyangga DKI Jakarta,
jalan yang masih perlu dikembangkan adalah jalan jalan baru sebagai
pendukung keberadaan jalan arteri dan jalan yang sudah ada sehingga masih
perlu dikaji lebih mendalam kebutuhan jalan jalan pendukung seiring
perkembangan volume lalu lintas yang signifikan terutama yang membebani ruas
ruas jalan arteri dan volume kendaraan yang keluar masuk kabupaten Bekasi
lewat jalan tol Jakarta Cikampek.
Rencana pengembangan jalan tol sesuai dengan RTRW Kabapaten Bekasi
Tahun 2009-2025 ialah Pembangunan Jalan Tol Cikarang-Tanjung Priok (Karang
Tanjung). Arah pengembangan sistem transportasi di Kawasan Tertentu
Jabodetabek yang terkait dengan pengembangan Kabupaten Bekasi ialah
pembangunan jaringan jalan sejajar tol Jakarta-Cikampek (Jatiasih-Karawang
Timur).
Pembangunan jalan Lintas Utara (kolektor primer) yang menghubungkan
Marunda-Tarumajaya-Cabangbungin-Batujaya (Karawang).
Pembangunan jalan Lintas Selatan (kolektor primer) yang menghubungkan
Kabupaten Karawang dan Kota Bekasi.
Rencana Pembangunan Jalan Tol
Jaringan transportasi Kabupaten Bekasi meliputi jalan darat, laut dan kereta api.
Transportasi utama Kabupaten Bekasi saat ini diprioritaskan pada jalan darat,
sementara transportasi laut dan kereta api pelayanannya masih terbatas.
Jaringan jalan darat di Kabupaten Bekasi sudah menjangkau daerah perdesaan,
meskipun belum sepenuhnya terdiri dari jalan aspal. Kondisi jalan darat di
Kabupaten Bekasi hanya jalan negara dan jalan propinsi yang terpelihara
dengan baik, sementara jalan kabupaten dan kecamatan yang menghubungkan
antar kecamatan dan antar desa di seluruh wilayah Kabupaten Bekasi belum
seluruhnya dalam kondisi baik.
Kegiatan pengembangan sistem transportasi tersebut meliputi :
a. Pembangunan Jalan Tol Karang Tanjung sepanjang 56 Km ( 43 Km di
wilayah Kabupaten Bekasi) yang akan menghubungkan Cikarang dan
Tanjung Priok dan melewati Tarumajaya dan Babelan.
b. Pembangunan Jalan Tol Jatiasih – Purwakarta.
c. Pembangunan jalan Lintas Utara (kolektor primer) yang menghubungkan
Marunda-Tarumajaya-Cabangbungin-Batujaya (Karawang).
d. Pembangunan jalan Lintas Selatan (kolektor primer) yang menghubungkan
Kabupaten Karawang dan Kota Bekasi.
Tabel 3.10
Proyeksi Bongkar Muat Pelabuhan Tarumajaya Bekasi
General Cargo Kontainer Jumlah Jumlah/
Tahun Kend/hari
Ton/Tahun Ton/Tahun Ton/Tahun Ton/hari
2005 278,683 696,707 975,390 2,672 267
2010 2,332,168 5,830,419 8,162,587 22,363 2,236
2015 5,200,976 17,336,586 22,537,562 61,747 6,175
2020 6,457,530 21,525,099 17,982,629 49,267 4,927
2025 8,708,021 34,832,083 43,540,104 119,288 11,929
2030 16,569,477 66,277,908 82,847,385 226,979 22,698
Sumber: Hasil Analisa Konsultan, 2008
3.2.6.1 Pendidikan
Penyediaan dan pengaturan sarana pendidikan SD, SMP, SMU, SMK dan
sekolah yang sederajat ditempatkan di masing-masing desa dan kecamatan.
Penyediaan dan pengaturan sarana Pendidikan Tinggi (Akademi/Universitas)
ditempatkan di Ibukota Kabupaten/Kota Cikarang dan Kawasan Khusus Pantai
Utara Kabupaten Bekasi dan atau disesuaikan dengan kebutuhan.
3.2.6.2 Kesehatan
3.2.6.3 Peribadatan
Untuk kecamatan yang belum mendapat lokasi TPU akan ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan.