Anda di halaman 1dari 79

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi

Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

3.1 Rencana Sistem Perkotaan


3.1.1 Rencana Sistem Perkotaan/Pelayanan

Berdasarkan arahan pengembangan Kabupaten Bekasi didalam PP No.26


Tahun 2008, yaitu :
- Kabupaten Bekasi merupakan bagian dari kawasan perkotaan pendukung
bagi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) metropolitan Jabodetabek
- Merupakan bagian dari wilayah jalan bebas hambatan Bekasi – Cawang –
Kampung Melayu
Kabupaten Bekasi yang termasuk dalam Kawasan Metropolitan yang diarahkan
dengan fungsi kota sebagai PKN dengan jenis pelayanan berupa jasa
pemerintahan, keuangan, perdagangan dan industri dengan strategi
pengembangan berupa :
 Mendorong terselenggaranya pengembangan kawasan yang berdasar atas
keterpaduan antar daerah sebagai satu kesatuan wilayah perencanaan
 Mendorong terselenggaranya pembangunan yang dapat menjamin tetap
berlangsungnya konservasi air dan tanah
 Mendorong pengembangan perekonomian wilayah yang produktif, efektif,
dan efisien berdasarkan karakteristik wilayah bagi terciptanya
kesejahteraan masyarakat dan pembangunan yang berkelanjutan
 Mempertahankan fungsi Jabodetabek sebagai pusat pertumbuhan wilayah
nasional yang mendukung pelayanan pengembangan wilayah di sekitarnya
dan bahkan untuk seluruh wilayah nasional, dengan tetap memantapkan
fungsi-fungsi keterkaitan dengan pusat-pusat pertumbuhan wilayah
internasional.
 Mendorong keterpaduan penataan kota antara Kota Jakarta sebagai kota
inti dan kota-kota Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi sebagai kota satelit.
 Memantapkan pembagian peran dan fungsi kota Tangerang dan Bekasi
sebagai pusat pengembangan kegiatan industri, perdagangan dan
permukiman, serta Bogor, Depok dan selatan Jakarta sebagai pusat
permukiman, pendidikan, dan kegiatan pariwisata serta kegiatan
perkotaan lainnya yang terkendali.
 Mengendalikan pertumbuhan kota secara ekspansif yang tidak terkendali
(Urban sprawl) dan pertumbuhan menerus (konurbasi) melalui

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 1


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

pengembangan jalur hijau yang membatasi fisik kota inti dan kota satelit
disekitarnya.
 Meningkatkan aksesibilitas antara kota inti Jakarta dengan kota-kota
satelitnya melalui penataan pembangunan fisik dan peningkatan kapasitas
pelayanan transportasi di sepanjang koridor Jakarta- Tangerang, Jakarta-
Bekasi, Jakarta-Bogor, Jakarta – Depok.
 Menyiapkan RIS prasarana wilayah untuk keterpaduan program antar kota
inti dan kota-kota satelit serta permukiman skala besar di pinggiran Jakarta.
 Mengembangkan sistem transportasi masal yang sinergis dengan pusat-
pusat permukiman dan pengembangan kegiatan usaha.
 Diarahkan untuk meningkatkan spesialisasi fungsi jasa keuangan, teknologi
sistem informasi, pendidikan, perangkutan, dan kebudayaan.
 Meningkatkan kapasitas pengendalian banjir melalui pengembangan
sistem drainase regional.
 Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan utilitas kota (jalan,
persampahan, air bersih, dst) yang memenuhi standar Internasional.
 Meningkatkan kualitas pelayanan pemerintahan yang mendukung
terjaganya minat investasi pasar modal.
 Memantapkan aksesibilitas Metropolitan Jabotabek ke kota-kota PKN
lainnya di Pulau Jawa dan wilayah nasional lainnya, melalui peningkatan
kualitas sistem jaringan transporatsi darat dan udara, pemantapan outer
ringroad yang melayani transportasi antar provinsi dan menunjang
pergerakan lintas batas serta kelancaran pergerakan angkutan barang.
 Meningkatkan kemampuan kerjasama pembangunan antar kota dan
pengendalian pemanfaatan ruang dan sumber daya di wilayah
Jabodetabek berdasarkan Perpres Tentang Penataan Ruang Wilayah
jabodetabekpunjur.
 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang menjamin kesejahteraan dan
kreativitas masyarakat Kota Jakarta dsk.
 Menyiapkan aturan pemintakatan (zoning regulation) sebagai pelengkap
dari RTRW kota
Arahan pengembangan dalam Rencana Tata Ruang Propinsi Jawa Barat yang
berkaitan dengan Kabupaten Bekasi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sistem Kota-Kota
 Mengembangkan sistem kota-kota yang sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung serta fungsi dominannya.
 Menata dan mengarahkan perkembangan pusat-pusat kegiatan di
bagian utara dan tengah.
Untuk Kabupaten Bekasi, sistem kota-kota tersebut memasukkan wilayah
Kabupaten Bekasi kedalam Pusat Kegiatan Nasional, meliputi :
Metropolitan Bogor – Depok – Bekasi ( Bodebek) yang mempunyai sektor
unggulan industri, pariwisata, perdagangan dan jasa, pendidikan dan
pengetahuan.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 2


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

b. Arahan
Menjadikan Kawasan Andalan Bodebek unggul dalam bidang industri,
pariwisata, perdagangan dan jasa, sumber daya manusia yang mempunyai
keterkaitan dengan sumber daya lokal, berdaya saing, berorientasi ekspor
dan ramah lingkungan adapun Tujuan yang ingin diharapkan adalah :
 Meningkatkan daya saing kegiatan industri untuk peluang pasar global.
 Mengendalikan pembangunan Bodebek sebagai kawasan perkotaan
dan industri yang ramah lingkungan.
 Menciptakan kepastian usaha.
 Meningkatkan efektifitas pembangunan kota
c. Kawasan Lindung dan budidaya
 Arahan kawasan lindung di Kabupaten Bekasi berupa hutan lindung.
Hutan Lindung disini dimaksud untuk menjaga kelestarian tata air di
wilayah tersebut.
 Arahan kawasan budidaya ditentukan dengan mempertimbangkan
kelayakan atau sektor yang paling memungkinkan pengembangan dan
kesesuaian lahan serta kebijaksanaan pengembangannya.

Berdasarkan Perpres No.54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan


JABODETABEKPUNJUR maka ditetapkan sebagai berikut :
- Kota Jakarta sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) dan kota-kota lainnya
sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL).
Untuk Kabupaten Bekasi, Struktur Ruang Wilayah Jabodetabek, dibentuk
dengan sistem pusat-pusat permukiman yang berjenjang , struktur tersebut
ditetapkan sebagai berikut: Kota Cikarang ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Wilayah (PKW) dengan kegiatan utama berupa: industri dan
permukiman.
- Dalam arahan struktur ruang dikembangkan Jalan Lingkar Luar Jakarta
Kedua (Jakarta Outer Ring Road 2) dan jalan radialnya sebagai pembentuk
struktur ruang Jabodetabekpunjur dan untuk memberikan pelayanan
pengembangan sub pusat perkotaan antara lain Serpong/Kota Mandiri
Bumi Serpong Damai, Cinere, Cimanggis, Cileungsi, Setu, dan
Tambun/Cikarang.
- Pusat-pusat permukiman di Kabupaten Bekasi berperan sebagai counter
magnet untuk mengurangi tekanan penduduk dengan segala aktifitasnya
ke DKI Jakarta. Pengembangan pusat-pusat permukiman di Kabupaten
Bekasi dilakukan melalui pengembangan sektor industri yang terkait
dengan sektor jasa yang telah berkembang saat ini dalam rangka
penyediaan lapangan usaha dan kemandirian pusat permukiman tersebut.
Pusat permukiman yang berkembang dan berdekatan dengan pusat
permukiman yang lebih besar maka pusat permukiman tersebut akan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 3


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

menyatu dalam pelayanannya untuk meningkatkan efisiensi pelayanan


yaitu Lemahabang dan Cibitung dengan Cikarang.
Sedangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi sebelumnya
Kabupaten Bekasi terbagi atas 4 (empat) Wilayah Pengembangan (WP) dengan
masing-masing satu pusat pengembangan, Adapun sistem kota-kotanya adalah
sebagai berikut :
 Kota Orde I berfungsi sebagai Pusat Pertumbuhan Utama dengan skala
pelayanan nasional dan internasional dalam hal ini ditetapkan Kota
Cikarang Pusat sebagai PKN (Pusat Kegiatan Nasional) sekaligus
berfungsi sebagai : ibukota Kabupaten Bekasi/Pusat Pemerintahan.
 Kota Orde II yakni :
1. Kota Pantai Makmur (Kecamatan Tarumajaya) berfungsi sebagai pusat
pertumbuhan perdagangan, jasa, perumahan/permukiman dan industri.
Skala pelayanan: internasional, interregional, regional dan lokal. Kawasan
Khusus Pantai Utara Kabupaten Bekasi (WP I) merupakan wilayah
administrasi Kecamatan Muara Gembong, Kecamatan Babelan,
Kecamatan Tarumajaya, luas 25.028 Ha. terbagi kedalam 6 Kawasan
Pengembangan (KP).
2. Kota Sukamulya (Kecamatan Sukatani) berfungsi sebagai pusat
pertumbuhan kegiatan pertanian, agroindustri, agrowisata dan
permukiman. Skala pelayanan : interregional, regional dan lokal.
3. Kota Cibarusah (Kecamatan Cibarusah) berfungsi sebagai pusat
pertumbuhan kegiatan pertanian hortikultura, agro industri, agro wisata dan
permukiman. Skala pelayanan : interregional, regional dan lokal.
 Kota Orde III adalah Ibukota Kecamatan (IKK) selain 4 (empat) di atas,
berfungsi sebagai pusat produksi, koleksi dan distribusi dengan skala
pelayanan intraregional dan lokal.
Sistem perkotaan sebagai bagian dari struktur ruang perlu dilihat sebagai suatu
sistem dinamis, karena pada kenyataannya perkotaan tumbuh dan berkembang
sejalan dengan dinamika perkembangan pemanfaatan ruang khususnya
kegiatan budidaya perkotaan. Oleh karenanya, sebagai bahan masukan bagi
perumusan rencana struktur ruang pada RTRW 2009-2025, selain analisis
sistem perkotaan saat ini, perlu dilihat juga sistem perkotaan pada masa-masa
sebelumnya. Analisis yang dilakukan meliputi tinjauan terhadap hasil analisis
sistem perkotaan pada RTRW 2003-2013 (Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi
No. 4 Tahun 2003); Evaluasi RTRW Kabupaten Bekasi Tahun 2003-2013;
Peraturan Daerah Kabupaten Bekasi No. 4 Tahun 2007; serta analisis sistem
perkotaan saat ini.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 4


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Tabel 3.1
Persandingan Sistem Perkotaan
RTRW 2003-2013 Evaluasi RTRW 2003-2013
Hirarki RTRW 2003-2013
Buku Rencana Rencana
Kota Buku Fakta & Analisa Hasil Analisis (Perda No. 4/2007)
(Perda 4/2003) Struktur Ruang
1. Tambun Selatan 1. Cikarang Pusat 1. Tambun Selatan 1. Cikarang Pusat 1. Cikarang Pusat
2. Cibitung
I
3. Cikarang Barat
4. Cikarang Utara
1. Cibitung 1. Tarumajaya 1. Tarumajaya 1. Sukatani 1. Sukatani
2. Cikarang Utara 2. Sukatani 2. Babelan 2. Cibarusah 2. Cibarusah
3. Cibarusah 3. Tambelang 3. Tarumajaya 3. Tarumajaya
4. Sukatani
5. Tambun Utara
6. Pebayuran
7. Karang Bahagia
II
8. Cikarang Timur
9. Setu
10. Cikarang Selatan
11. Cikarang Pusat
12. Serang Baru
13. Cibarusah
14. Bojongmangu
1. Sukatani 1. Muaragembong 1. Muaragembong 1. Cikarang Utara 1. Cikarang Utara
2. Cikarang Barat 2. Babelan 2. Cabangbungin 2. Cikarang Timur 2. Cikarang Timur
3. Babelan 3. Pebayuran 3. Sukawangi 3. Cikarang Selatan 3. Cikarang Selatan
4. Pebayuran 4. Sukakarya 4. Sukakarya 4. Cikarang Barat 4. Cikarang Barat
5. Cikarang Selatan 5. Tambelang 5. Kedungwaringin 5. Tambun Utara 5. Tambun Utara
6. Tarumajaya 6. Sukawangi 6. Tambun Selatan 6. Tambun Selatan
7. Kedungwaringin 7. Tambun Utara 7. Cibitung 7. Cibitung
8. Setu 8. Cabangbungin 8. Kedungwaringin 8. Kedungwaringin
9. Cibarusah 9. Karang Bahagia 9. Cabangbungin 9. Cabangbungin
10. Cikarang Pusat 10. Kedungwaringin 10. Sukawangi 10. Sukawangi
III
11. Cikarang Timur 11. Tambun Selatan 11. Tambelang 11. Tambelang
12. Tambun Utara 12. Cibitung 12. Sukakarya 12. Sukakarya
13. Karangbahagia 13. Cikarang Timur 13. Pebayuran 13. Pebayuran
14. Serang Baru 14. Cikarang Barat 14. Karang Bahagia 14. Karang Bahagia
15. Muaragembong 15. Cikarang Utara 15. Setu 15. Setu
16. Sukawangi 16. Cikarang Selatan 16. Serang Baru 16. Serang Baru
17. Cabangbungin 17. Bojongmangu 17. Bojongmangu 17. Bojongmangu
18. Tambelang 18. Setu 18. Babelan 18. Babelan
19. Bojongmangu 19. Serang Baru 19. Muaragembong 19. Muaragembong
20. Sukakarya
Sumber : Hasil Analisis 2008

Dari Tabel di atas dapat diperhatikan bahwa terdapat perbedaan antara hasil
kajian/analisis sistem perkotaan dengan rencana sistem kota yang dibentuk.
Dalam hal suatu kota (kecamatan) akan ditingkatkan hirarkinya menjadi lebih
tinggi pada masa perencanaan, adalah satu hal yang logis apabila dikaitkan
dengan rencana pengembangan yang akan dituju (by design), seperti halnya
Kecamatan Cikarang Pusat (orde III hasil analisis RTRW 2003-2013 (Perda No.4
Tahun 2003) yang “didisain” akan menjadi kota orde I, karena arahan fungsi Kota
Cikarang sebagai pusat kegiatan pemerintahan Kabupaten Bekasi; atau
Tarumajaya yang merupakan kota orde III hasil analisis RTRW 2003-2013
(Perda No.4 Tahun 2003) yang “didisain” akan menjadi kota orde II, karena
arahan fungsi Kota Tarumajaya sebagai pusat kegiatan pelabuhan;
pergudangan; permukiman; perikanan dan kelautan, yang penting
keberadaannya dalam mendukung fungsi pengembangan wilayah Kabupaten
Bekasi sebagai pusat pengembangan industri.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 5


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Namun tidak demikian halnya dengan penurunan hirarki/orde kota. Apabila


perkembangan yang terjadi pada kota yang bersangkutan pada kenyataannya
telah menimbulkan banyak eksternalitas negatif (negatif list), maka upaya yang
dapat dilakukan adalah pengendalian pemanfaatan ruang. Hal yang perlu
dipertimbangkan adalah bagaimana mengakomodir dinamika perkembangan
agar tetap dapat diselaraskan dengan rencana tata ruang yang akan dituju.
Sebagai contoh adalah yang terjadi pada Kota Tambun Selatan. Hasil analisis
pada tahun 2002, secara faktual Kecamatan Tambun Selatan merupakan kota
orde I, sehingga sekalipun didalam RTRW 2003-2013 (Perda No. 4 Tahun 2003)
Kota Tambun Selatan tersebut diarahkan menjadi kota orde III, tetapi dinamika
perkembangan yang terjadi di wilayah ini cukup intensif, sehingga pada hasil
analisis yang dilakukan pada tahap evaluasi RTRW 2003-2013 pada tahun 2005,
Kota Tambun Selatan tetap merupakan kota orde I. Begitu pula didalam Perda
No. 4 Tahun 2007, sekalipun kasus yang sama tetap terulang, namun hasil
analisis kondisi saat ini menunjukkan bahwa kota Tambun Selatan tetap
merupakan kota orde I. Sedangkan pada Setu perubahan dari kota orde 2
menjadi kota orde1 disebabkan karena dorongan pada kegiatan Perencanaan
Penataan Kawasan JABODETABEKPUNJUR (Perpres No.54 Tahun 2008), yang
berfungsi menjadi PKN dan bagian penghubung dari JORR (Jakarta Outer Ring
Road) 2 yang menghubungkan Tarumajaya – Cibitung - Setu, dengan demikian
diharapkan pertumbuhan perkembangan di Setu dapat teroptimalkan.

Tabel 3.2
Rencana Sistem Pusat Pelayanan Kabupaten Bekasi Tahun 2008
Konversi Jumlah dan Orde Kota Orde Kota
Pertumbuhan Jumlah Tingkat
No. Kecamatan Guna Kelangkapan (Hasil (Rencana)
Penduduk Penduduk Kekotaan
Lahan Fasilitas Analisis)
1 Tambun Selatan Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Kota Orde 1 Orde 1
2 Cikarang Barat Tinggi Sedang Tinggi Tinggi Kota Orde 1 Orde 1
3 Cikarang Utara Tinggi Rendah Tinggi Tinggi Kota-Desa Orde 1 Orde 1
4 Cikarang Pusat Sedang Tinggi Sedang Rendah Kota Orde 2 Orde 1
5 Setu Sedang Rendah Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 1
6 Tarumajaya Rendah Tinggi Sedang Sedang Kota Orde 2 Orde 1
7 Cikarang Timur Rendah Sedang Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 1
8 Cikarang Selatan Tinggi Sedang Sedang Sedang Kota-Desa Orde 2 Orde 1
9 Serang Baru Sedang Sedang Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
10 Babelan Rendah Sedang Tinggi Sedang Kota-Desa Orde 2 Orde 2
11 Tambun Utara Rendah Tinggi Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
12 Karang Bahagia Rendah Rendah Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
13 Cibitung Tinggi Tinggi Tinggi Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
14 Pebayuran Rendah Rendah Sedang Sedang Kota-Desa Orde 2 Orde 2
15 Tambelang Rendah Rendah Rendah Sedang Kota-Desa Orde 2 Orde 2
16 Sukatani Rendah Sedang Sedang Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
17 Bojongmangu Sedang Rendah Rendah Rendah Kota-Desa Orde 2 Orde 2
18 Cibarusah Rendah Sedang Sedang Sedang Kota-Desa Orde 2 Orde 2
19 Muaragembong Rendah Rendah Rendah Rendah Desa Orde 3 Orde 3
20 Cabangbungin Rendah Rendah Rendah Rendah Desa Orde 3 Orde 3
21 Sukakarya Rendah Rendah Rendah Rendah Desa Orde 3 Orde 3
22 Sukawangi Rendah Rendah Rendah Rendah Desa Orde 3 Orde 3
23 Kedung Waringin Rendah Rendah Rendah Rendah Desa Orde 3 Orde 3
Sumber : Hasil Analisis 2008

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 6


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Rencana sistem perkotaan Kabuapten Bekasi, yaitu:


a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Jabodetabekpunjur, meliputi perkotaan
Tarumajaya, Setu, dan Tambun Selatan;
b. Pusat Kegiatan Lokal (PKL), meliputi perkotaan Cikarang Pusat,
Cibarusah, Sukatani dan Cibitung;
c. Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) meliputi, perkotaan Cikarang
Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat, dan Cikarang Timur;
d. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) meliputi perkotaan Serang Baru,
Bojongmangu, Kedungwaringin, Karang Bahagia, Tambelang, Pebayuran,
Babelan, Tambun Utara, Sukakarya, Cabangbungin, Muaragembong dan
Sukawangi;
e. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) meliputi Nagasari, Hegarmukti,
Sukabungah, Cibarusah kota, Serang, Sukaragam, Cibening, Tamansari,
Tanjungbaru, Karang Satria, Bahagia, Pusaka Rakyat, Pantai Bahagia,
Sindang Jaya, Sukamantri, Karanghaur, Karang Mukti, Karang Mekar,
Sukatenang, Sukamulya.
Ditinjau dari sisi Tata Ruang Wilayah Jawa Barat, sektor yang unggul (dominan)
atau sektor yang memiliki peran relatif besar di Jawa Barat dan cenderung untuk
terus berkembang untuk Kabupaten Bekasi adalah industri pengolahan.
Sedangkan sektor potensial (berkembang) atau sektor yang perannya belum
relatif besar namun cenderung berkembang adalah : listrik, gas dan air bersih,
bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan.
Dalam rangka mewujudkan suatu kawasan yang mampu berperan mendorong
pertumbuhan ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan sekitarnya dan
sinergi keselarasan pengembangan antar wilayah dan antar sektor, Propinsi
Jawa Barat terbagi ke dalam 7 Kawasan Andalan. Kabupaten Bekasi termasuk
dalam Kawasan Andalan Metropolitan Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi) dengan
sektor unggulan: industri manufaktur, pariwisata dan jasa.
Ditinjau dari sisi Tata Ruang Wilayah Jawa Barat, sektor yang unggul (dominan)
atau sektor yang memiliki peran relatif besar di Jawa Barat dan cenderung untuk
terus berkembang untuk Kabupaten Bekasi adalah industri pengolahan.
Sedangkan sektor potensial (berkembang) atau sektor yang perannya belum
relatif besar namun cenderung berkembang dalah : listrik, gas dan air bersih,
bangunan, perdagangan, hotel dan restoran, keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 7


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Arahan pengembangan dalam Rencana Tata Ruang Propinsi Jawa Barat yang
berkaitan dengan Kabupaten Bekasi dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Sistem Kota-Kota
 Mengembangkan sistem kota-kota yang sesuai dengan daya dukung
dan daya tampung serta fungsi dominannya.
 Menata dan mengarahkan perkembangan pusat-pusat kegiatan di
bagian utara dan tengah.
Untuk Kabupaten Bekasi, sistem kota-kota tersebut memasukkan wilayah
Kabupaten Bekasi kedalam Pusat Kegiatan Nasional, meliputi :
Metropolitan Bogor – Depok – Bekasi (Bodebek) yang mempunyai sektor
unggulan industri, pariwisata, perdagangan dan jasa, pendidikan dan
pengetahuan.

b. Arahan
Menjadikan Kawasan Andalan Bodebek unggul dalam bidang industri,
pariwisata, perdagangan dan jasa, sumber daya manusia yang mempunyai
keterkaitan dengan sumber daya lokal, berdaya saing, berorientasi ekspor
dan ramah lingkungan adapun Tujuan yang ingin diharapkan adalah :
 Meningkatkan daya saing kegiatan industri untuk peluang pasar global.
 Mengendalikan pembangunan Bodebek sebagai kawasan perkotaan
dan industri yang ramah lingkungan.
 Menciptakan kepastian usaha.
 Meningkatkan efektifitas pembangunan kota
 Industri non polutan
 Industri manufaktur
 Pusat pelayanan metropolitan (metropolitan life style services)

Tabel 3.3
Penetapan kawasan Strategis menurut arahan RTRW Provinsi Jawa Barat
Kawasan
Kepentingan Unggulan Strategis Issue Penanganan
Strategis Provinsi

WP I BODEBEKPUNJUR

 Ekonomi KAWASAN  Kawasan yang  Berpotensi sebagai


 Lingkungan KORIDOR BEKASI diprioritaskan untuk kawasan ekonomi untuk
hidup - CIKAMPEK mendorong persaingan tingkat
perekonomian Jawa regional dan global
Barat  Perlu sinergitas
 Penurunan kualitas infrastruktur
lingkungan  Perlu sinergitas
pembangunan
antardaerah
 Perlu dikendalikan agar
tidak merambah
kawasan lahan basah

Sumber : Laporan Draft RTRWP Jawa Barat 2009-2025

c. Kawasan Lindung dan budidaya

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 8


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

 Arahan kawasan lindung di Kabupaten Bekasi berupa hutan lindung.


Hutan Lindung disini dimaksud untuk menjaga kelestarian tata air di
wilayah tersebut.
 Arahan kawasan budidaya ditentukan dengan mempertimbangkan
kelayakan atau sektor yang paling memungkinkan pengembangan dan
kesesuaian lahan serta kebijaksanaan pengembangannya.
Total luas kawasan lindung adalah 15.548,23 Ha dengan asumsi 12 % dari luas
wilayah Kabupaten Bekasi. ( 126.471,10 Ha) dengan rincian kawasan lindung
(12.007,13 Ha) dan kawasan lindung non hutan seluas (3541,10 ha)

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 9


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.1 Peta Persandingan Sistem Kota

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 10


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Untuk mendistribusikan pembangunan di wilayah Kabupaten Bekasi, dibutuhkan


pusat-pusat yang mendukung perkembangan tiap zona wilayah. Dengan
pertimbangan utama keseimbangan dan daya dukung wilayah. Pengembangan
beberapa kota sebagai pusat pertumbuhan wilayah, berdasarkan daya tarik
masing-masing kota kecamatan, kondisi eksisting aktivitas interaksi antar kota
kecamatan di dalam wilayah Kabupaten Bekasi menunjukkan adanya beberapa
kota kecamatan berfungsi sebagai pusat pertumbuhan, yaitu: Cikarang Pusat,
Tambun Selatan, Cikarang Barat, Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Setu,
Cibitung dan Tarumajaya. Kedelapan kecamatan tersebut mengakomodir
aktivitas sosial ekonomi penduduk kota-kota kecamatan lain yang menjadi
hinterland-nya.
Berkaitan dengan penetapan pusat-pusat pertumbuhan serta hirarki pelayanan,
maka ditentukan sistem kota-kota yang berlaku di masing-masing WP terdiri dari
PKN, PKWp, PKLp, PKLd dan PPK
Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala internasional, nasional atau beberapa provinsi.
Kriteria penentuan PKN adalah kawasan perkotaan yang mempunyai potensi
untuk mendorong pertumbuhan daerah sekitarnya, pusat jasa-jasa keuangan
dengan cakupan pelayanan nasional atau beberapa provinsi, pusat pengolahan
atau pengumpul barang dalam skala nasional atau beberapa provinsi, simpul
transportasi skala nasional atau beberapa provinsi, pusat jasa pemerintahan dan
jasa publik lainnya dengan skala nasional atau beberapa provinsi.
Fasilitas minimum yang tersedia di PKN adalah:
a. Perhubungan : pelabuhan udara dan/atau pelabuhan laut dan/atau
terminal tipe A
b. Ekonomi : pasar induk antar wilayah
c. Kesehatan : rumah sakit umum tipe A atau B
d. Pendidikan : perguruan tinggi
Rencana pengembangan sistem perkotaan Pusat Kegiatan Nasional (PKN)
PKWp, PKL, PKLd dan PPK, terdiri atas :
1. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) terdiri atas perkotaan Setu dan
Kecamatan Tambun Selatan yang termasuk ke dalam Kawasan Strategis
Nasional yaitu Jabodetabek.
2. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) terdiri dari Cikarang Pusat, Cibarusah,
Sukatani dan Cibitung. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) diharapkan dapat
berfungsi sebagai pusat koleksi dan distribusi lokal di setiap kecamatan
terdekat. Untuk itu, setiap Pusat Kegiatan Lokal (PKL) akan dilengkapi
dengan fasilitas minimum yang perlu ada untuk mendorong berfungsinya
Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Sedangkan beberapa bagian yang akan
diusulkan dan dipromosikan menjadi PKLp antara lain perkotaan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 11


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Cikarang Selatan, Cikarang Utara, Cikarang Barat, dan Cikarang


Timur. Namun, pembangunan atau peningkatan fasilitas tersebut juga
perlu dilengkapi dengan peningkatan dalam kualitas pelayanan fasilitas
sehingga dapat memenuhi kebutuhan penduduk di dalam wilayah
pelayanan. Desa pusat produksi diproyeksikan menjadi pusat-pusat
perdesaan yang menjadi basis produksi di setiap kawasan andalan
3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK) terdiri dari perkotaan Serang Baru,
Bojongmangu, Kedungwaringin, Karang Bahagia, Tambelang,
Pebayuran, Babelan, Tambun Utara, Sukakarya, Cabangbungin,
Muaragembong dan Sukawangi;
4. Pusat Pelayanan Lingkungan, terdiri dari Nagasari, Hegarmukti,
Sukabungah, Cibarusah kota, Serang, Sukaragam, Cibening,
Tamansari, Tanjungbaru, Karang Satria, Bahagia, Pusaka Rakyat,
Pantai Bahagia, Sindang Jaya, Sukamantri, Karanghaur, Karang
Mukti, Karang Mekar, Sukatenang, Sukamulya

3.1.2 Rencana Perwilayahan Pembangunan

Adapun pembagian Wilayah Pengembangan (WP) Kabupaten Bekasi yang


terdiri atas 4 (empat) WP, adalah sebagai berikut :
a. Wilayah Pengembangan I yaitu Bekasi bagian tengah, dengan
pusat di perkotaan Tambun dan meliputi wilayah pelayanan Tambun
Selatan, Cibitung, Cikarang Utara, Cikarang Barat, Cikarang Timur,
dan Cikarang Selatan;
b. Wilayah Pengembangan II yaitu Bekasi bagian selatan, dengan
pusat di perkotaan Sukamahi dan meliputi wilayah pelayanan
Cikarang Pusat, Setu, Serang Baru, Cibarusah, dan Bojongmangu;
c. Wilayah Pengembangan III yaitu Bekasi bagian timur, dengan pusat
di perkotaan Sukamulya dan meliputi wilayah pelayanan Sukatani,
Karang Bahagia, Pebayuran, Sukakarya, Kedungwaringin,
Tambelang, Sukawangi, dan Cabangbungin;
d. Wilayah Pengembangan IV yaitu Bekasi bagian utara, dengan
pusat di perkotaan Pantai Makmur, dan meliputi wilayah pelayanan
Tarumajaya, Muaragembong, Babelan, dan Tambun Utara.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 12


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Tabel 3.4
Orde Kota Kabupaten Bekasi Tahun 2010-2030
Wilayah
Ibukota Pusat
No Pengembangan Kecamatan Fungsi WP
Kecamatan WP
(WP)
1 Tambun Selatan Tambun ●
2 Cibitung Wanasari
pengembangan industri, perdagangan dan
3 Cikarang Timur Jatibaru
I jasa, perumahan dan permukiman, pariwisata
4 Cikarang Barat Telaga Asih
dan pendukung kegiatan industri
5 Cikarang Utara Cikarang Kota
6 Cikarang Selatan Sukadamai
7 Cikarang Pusat Sukamahi ●
utama pengembangan pusat pemerintahan
8 Cibarusah Cibarusah
kabupaten, industri, perumahan dan
9 II Bojongmangu Bojongmangu
permukiman skala besar, pertanian dan
10 Setu Ciledug
pariwisata.
11 Serang Baru Sukasari
12 Sukatani Sukamulya ●
13 Pebayuran Kertasari
14 Sukakarya Sukakarya
15 Tambelang Sukarapih pengembangan pertanian lahan basah,
III
15 Sukawangi Sukawangi perumahan dan permukiman
17 Cabangbungin Lenggahjaya
18 Karang Bahagia Karangbahagia
19 Kedungwaringin Kedungwaringin
20 Tarumajaya Pantai Makmur ● pengembangan wilayah, simpul transportasi
21 IV Muaragembong Pantai Mekar laut dan udara, pertambangan, perumahan
22 Babelan Babelan Kota dan permukiman, pertanian lahan basah dan
23 Tambun Utara Sriamur pelestarian kawasan hutan lindung
Sumber : Hasil Analisis

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 13


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.2 Peta Rencana Struktur Ruang

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 14


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.3 Peta Rencana WP Kab Bekasi

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 15


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

3.1.3 Rencana Distribusi Penduduk

Dari hasil proyeksi, untuk tahun perencanaan 2010 diproyeksikan jumlah


penduduk mencapai 2.803.320 jiwa, pada tahun 2015 diproyeksikan jumlah
penduduk adalah 3.206.293 jiwa, tahun 2020 diproyeksikan terdapat 3.609.266
jiwa, serta di tahun rencana 2025 diproyeksikan terdapat 4.092.833 jiwa

Tabel 3.5
Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Bekasi Perlima tahun
2010 – 2030
LUAS Proyeksi Penduduk
NO KECAMATAN
HA 2010 2015 2020 2025 2030
1 Setu 6,216 103,784 115,218 126,651 140,371 154,091
2 Serang Baru 6,380 88,144 103,181 118,218 136,262 154,306
3 Cikarang Pusat 4,760 59,523 70,738 81,952 95,410 108,868
4 Cikarang Selatan 5,174 121,224 150,199 179,174 213,944 248,714
5 Cibarusah 5,039 84,301 97,269 110,237 125,799 141,361
6 Bojongmangu 6,006 32,166 34,729 37,293 40,369 43,445
7 Cikarang Timur 5,131 99,811 110,847 121,883 135,126 148,369
8 Kedungwaringin 3,153 69,012 75,802 82,592 90,740 98,888
9 Cikarang Utara 4,330 214,825 237,399 259,974 287,063 314,152
10 Karang Bahagia 4,610 101,623 109,995 118,367 128,413 138,459
11 Cibitung 4,530 209,806 252,779 295,752 347,319 398,886
12 Cikarang Barat 5,369 215,438 245,617 275,796 312,010 348,224
13 Tambun Selatan 4,310 480,220 555,911 631,602 722,431 813,260
14 Tambun Utara 3,442 126,514 148,218 169,922 195,966 222,010
15 Babelan 6,360 208,959 245,055 281,152 324,467 367,782
16 Tarumajaya 5,463 119,804 143,632 167,460 196,054 224,648
17 Tambelang 3,791 44,371 46,257 48,143 50,406 52,669
18 Sukawangi 6,719 46,507 51,962 57,418 63,964 70,510
19 Sukatani 3,752 85,578 94,714 103,850 114,813 125,776
20 Sukakarya 4,240 58,675 64,506 70,336 77,333 84,330
21 Pebayuran 9,634 123,593 136,495 149,396 164,878 180,360
22 Cabangbungin 4,970 61,262 62,976 64,690 66,747 68,804
23 Muaragembong 14,009 48,182 52,796 57,410 62,947 68,484
Jumlah 127,388 2,803,320 3,206,293 3,609,266 4,092,833 4,576,396
Sumber: Hasil Analisis, 2008

Dengan hasil proyeksi jumlah penduduk tersebut, selanjutnya dilakukan analisis


untuk mengetahui proyeksi kepadatan penduduk (brutto) hingga akhir tahun
perencanaan 2030. Kepadatan penduduk tertinggi terwakili oleh masing-masing
Kecamatan yaitu Kecamatan Tambun Selatan, Cibitung, Babelan, Cikarang
Barat, Cikarang Utara, Cikarang Selatan, Tambun Utara, Cikarang Pusat, Setu,
Kedungwaringin, Cikarang Timur.. Dengan demikian pemusatan permukiman
berada pada kecamatan tersebut, keadaan ini memberikan gambaran bahwa di
Kecamatan tersebut menarik bagi kegiatan penduduk, selain juga adanya faktor
keterbatasan luasan lahan.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 16


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Tabel 3.6
Proyeksi Kepadatan Penduduk Kabupaten Bekasi Perlima tahun
2010 – 2030
KEPADATAN PENDUDUK (jiwa/ ha) PROYEKSI KEPADATAN PENDUDUK (jiwa/ ha)
NO KECAMATAN LUAS HA
2002 2003 2004 2005 2006 2008 2010 2015 2020 2025 2030
1 Setu 6,216 11 12 12 12 13 16 17 19 20 23 25
2 Serang Baru 6,380 8 9 10 10 10 14 14 17 19 22 24
3 Cikarang Pusat 4,760 7 6 6 7 7 9 10 11 13 15 23
4 Cikarang Selatan 5,174 12 11 13 13 13 19 20 24 29 34 48
5 Cibarusah 5,039 10 9 9 10 10 13 14 16 18 20 28
6 Bojongmangu 6,006 4 4 4 4 4 5 5 6 6 6 7
7 Cikarang Timur 5,131 13 11 11 12 12 16 16 18 20 22 29
8 Kedungwaringin 3,153 15 8 8 8 8 11 11 12 13 15 31
9 Cikarang Utara 4,330 34 23 25 26 26 34 35 38 42 46 73
10 Karang Bahagia 4,610 16 12 12 12 13 16 16 18 19 21 30
11 Cibitung 4,530 24 21 22 23 23 32 34 41 48 56 88
12 Cikarang Barat 5,369 25 23 24 25 25 34 35 40 44 50 65
13 Tambun Selatan 4,310 65 52 53 55 56 75 77 89 102 116 189
14 Tambun Utara 3,442 21 13 14 14 15 20 20 24 27 32 65
15 Babelan 6,360 19 22 23 24 24 32 34 39 45 52 58
16 Tarumajaya 5,463 12 12 13 13 13 19 19 23 27 32 41
17 Tambelang 3,791 9 5 5 6 6 7 7 7 8 8 14
18 Sukawangi 6,719 6 6 6 7 7 7 7 8 9 10 10
19 Sukatani 3,752 15 10 10 10 10 13 14 15 17 18 34
20 Sukakarya 4,240 9 7 7 7 7 9 9 10 11 12 20
21 Pebayuran 9,634 9 14 14 15 15 19 20 22 24 27 19
22 Cabangbungin 4,970 10 7 7 8 8 10 10 10 10 11 14
23 Muaragembong 14,009 2 5 6 6 6 8 8 8 9 10 5
Jumlah 127,388 15 13 14 14 14 19 20 22 25 29 41
Sumber : Analisis Konsultan 2008

Mengacu pada kriteria yang dikeluarkan oleh NUDS berdasarkan kepadatan


penduduknya pada akhir tahun perencanaan (2030), dapat diketahui bahwa
sebagian besar wilayah di Kabupaten Bekasi sudah cenderung mengarah ke
dalam kategori perkotaan hal ini di sebabkan karena dampak perkotaan
metropolitan yang semakin meluas. Namun masih terdapat juga beberapa
kecamatan yang termasuk semi perkotaan dan perdesaan. Hal tersebut
disebabkan karena di Kabupaten Bekasi terdapat wilayah yang mengemban
fungsi sebagai daerah areal pertanian lahan basah / ketahangan pangan, yang di
upayakan untuk dipertahankan.

Berdasarkan kriteria NUDS diatas, maka untuk rencana pengembangan


penduduk sampai akhir tahun perencanaan (2030) akan diarahkan sesuai
dengan kondisi eksisting serta skenario perkembangan yang mungkin
diberlakukan di masing-masing wilayah :
− Rencana pengembangan penduduk perkotaan (kepadatan tinggi), diarahkan
di Kecamatan Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Timur, Cikarang
Utara, Cibitung, Cikarang barat, Tambun Selatan, Tambun Utara, Babelan,
Tarumajaya dan Setu

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 17


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

− Rencana pengembangan penduduk semi perkotaan (kepadatan sedang),


diarahkan di Sukatani, Cibarusah, Kedungwaringin, Karang Bahagia, dan
Pebayuran, Bojongmangu
− Rencana pengembangan penduduk perdesaan (kepadatan rendah),
diarahkan di Muaragembong, Sukakarya, Cabangbungin, Tambelang,
Sukawangi

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 18


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.4 Peta Rencana Arahan Kepadatan Penduduk

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 19


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

3.2 Rencana Sistem Jaringan Prasarana


3.2.1 Rencana Pengembangan Sistem Transportasi

Untuk meningkatkan dan mempertahankan tingkat pelayanan infrastruktur


transportasi guna mendukung tumbuhnya pusat-pusat pertumbuhan, maka
program pengembangan transportasi darat, laut, dan udara adalah :
1. Peningkatan kapasitas pelayanan sistem jaringan jalan arteri primer.
2. Peningkatan kapasitas pelayanan sistem jaringan jalan kolektor primer.
3. Pembangunan jalan tol.
4. Pengembangan angkutan massal.
5. Pembangunan sarana terminal.
6. Peningkatan kapasitas dan pelayanan pelabuhan dan bandar udara.

Penjabaran Kegiatan dari program tersebut yaitu :


a. Pembangunan jalan bebas hambatan Jatiasih – Purwakarta yang melintasi
Setu – Cikarang Selatan - Serang Baru – Bojongmangu – Purwakarta;
b. Pembangunan jalan bebas hambatan Cimanggis-Cibitung, Cibitung-Tanjung
Priok, Cikarang-Cibitung, Bekasi-Cikarang-Kampung Melayu;
c. Pengembangan jalan nasional lintas utara;
d. Peningkatan kapasitas dan kondisi ruas jalan strategis;
e. Peningkatan jalan arteri primer, yaitu jalan yang menghubungkan Tambun
Selatan – Cikarang – Cikarang Barat – Cikarang Utara – Cikarang Timur;
f. Peningkatan jalan arteri sekunder yang merupakan jaringan jalan khusus
yang menghubungkan antar kawasan industri di Kecamatan Cikarang Barat
– Cikarang Selatan – Cikarang Pusat;
g. Peningkatan jembatan dan jalan kolektor primer yang menghubungkan
Marunda - Taruma Jaya – Babelan – Sukawangi – Cabangbungin -
Batujaya;
h. Rencana pengembangan terminal regional (tipe A) di Kecamatan Cikarang
Utara;
i. Rencana pengembangan terminal lokal (tipe C) meliputi Kecamatan Tambun
Utara Kecamatan Tarumajaya, Kecamatan Sukatani, Kecamatan Cibarusah
dan/atau disesuaikan dengan kebutuhan;
j. Rencana pengembangan sarana angkutan umum massal sebagai bagian
dari sistem angkutan umum massal Jabodetabek;

3.2.1.1 Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Darat

A. Rencana Pengembangan Jaringan Jalan


Rencana kegiatan peningkatan dan pemeliharaan jalan diimplementasikan
menjadi rekomendasi hierarki jalan sesuai dengan perundang-undanngan,
rekomendasi kondisi jalan (geometrik jalan) sesuai denang kondisi ideal jalan
(geometrik ideal jalan), dan rekomendasi penanganan jalan yang di kaitkan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 20


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

dengan kebijakan-kebijakan dan isu-isu pengembangan transportasi serta


pengembangan jaringan jalan Kabupaten Bekasi.

Rekomendasi untuk jalan perkotaan di Kabupaten Bekasi pada umumnya masuk


kedalam prioritas peningkatan jalan dimana kegiatan-kegiatan peningkatan jalan
luar kota terdiri dari perubahan hierarki jaian (fungsi dan sitem jalan) dan
perubahan kondisi jalan (geometrik jalan). Perubahan hierarki jalan (fungsi dan
sistem jalan) bertujuan untuk merubah hierarki jalan sesuai dengan perundang-
undangan dan peraturan pemerintah, sedangkan perubahan kondisi jalan
(geometrik jalan) perkotaan bertujuan untuk merubah kondisi eksiting jalan ke
kondisi yang ideal baik secara perkerasan maupun lebar jalan yang disesuaikan
dengan kapasitas lalu lintas dan tingkat pelayanan jalannya. Berikut ini
rekomendasi untuk jalan luar kota di Kabupaten Bekasi (tabel 3.7)

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 21


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Tabel 3.7
Rekomendasi Peningkatan, Pemeliharaan, Dan Penanganan Jalan Perkotaan Kabupaten Bekasi
No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan

1 13 Tegal Gede- KP Tinggi Peningkatan  Peningkatan fungsi  Jalan empat lajur dua arah terbagi  Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Pasir Randu  Perubahan Fungsi jalan dalam rangka (4/2 D) berhenti parkir di sepanjang ruas jalan
(4/2 D) dan Sistem penataan kembali  Pelapisan perkerasan dengan Tegal Gede - Pasir Randu (13) dan
 Pengaturan Lalulintas hierarki jalan sesuai aspal pada kondisi jalan rusak penyediaan lahan perparkiran di sekitar
 Pelapisan Perkerasan perundang-undangan sepanjang 5 km lebar 14 meter pusat—pusat kegiatan
dengan aspal  Fungsi : Arteri untuk mengurangi gangguan  Pengaturan lalu lintas pada persimpangan
 Pengecatan marka Sekunder hambatan samping. atau pertigaan jalan disepanjang ruas jalan
 Pengecatan median  Pengelola : Provinsi  Pengawasan ketat terhadap legal Gede - Pasir Randu (13)
bahu jalan sebagai lahan/daerah  Peningkatan kapasitas persimpangan
jalan yang bebas dari bangunan jalan melalui pembangunan 2 flyover /
untuk mengurangi gangguan underpass di pertigaan akses tol Cikarang
hambatan samping dan persimpangan
 Pengecatan marka atau  Pengawasan den pengaturan lelu lintas
pengecatan yang ketat oleh aparat berwenang untuk
median untuk memperjelas memperlancar arus lalu lintas terutama
kembali atribut jalan yang pada titik kemacetan dan persimpangan
disesuaikan dengan pengaturan
lalu lintasnya
2 - Akses Tol KP Tinggi Peningkatan  Peningkatan fungsi  Jalan empat lajur dua arah terbagi  Pengaturan lalu lintas dengan larangan
(4/2 D)  Perubahan fungsi dan jalan dalam rangka (4/2 D) berhenti parkir di sepanjang ruas jatan
sistem penataan kembali  Pelapisan perkerasan dengan Akses Tol dan penyediaan lahan
 Pengaturan lalu lintas hierarki jalan sesuai aspal pada kondisi jalan rusak perparkiran di sekitar pusat—pusat
 Pelapisan perkerasan perundang-undangan sepanjang 5 km lebar 14 meter kegiatan
dengan aspal  Fungsi : Arteri untuk mengurangi gangguan  Pengaturan lalu lintas pada
 Pengecatan marka Sekunder hambatan samping. persimpangan ruas jalan Akses Tol
 Pengecatan median  Pengelola : Provinsi  Pengawasan ketat terhadap dengan ruas jalan Kalimalang
bahu jalan sebagai lahan/daerah  Peningkatan kapasitas persimpangan
jalan yang bebas dari bangunan jalan melalui pembangunan flyover I
untuk mengurangi gangguan underpass di persimpangan Akses Tol
hambatan samping dengan ruas jalan Kalimalang ruas jalan
 Pengecatan marka atau Kalimalang sebelah utara sampai
pengecatan dengan ruas Kalimalang sebelah

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 22


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
median untuk memperjelas selatan)
kemball atribut jalan yang  Pengawasan den pengaturan lalu lintas
disesuaikan dengan pengaturan yang ketat oleh aparat berwenang untuk
lalu lintasnya memperlancar arus lalu lintas terutama
pada persimpangan
3 - Akses Tol (4/2 KP Tinggi Peningkatan  Peningkatan fungsi  Jalan empat lajur dua arah  Pengaturan lalu lintas dengan larangan
UD)  Perubahan fungsi dan jalan dalam rangka terbagi (4/2 UD) berhenti parkir di sepanjang ruas jalan
sistem penataan kembali  Pelapisan perkerasan Akses Tol dan penyediaan lahan
 Pengaturan lalu lintas hierarki jalan sesuai dengan aspal pada kondisi perperkiran di sekiter pusat-pusat
 Pelapisan perkerasan perundang-undangan jalan rusak sepanjang 2 km kegiatan
dengan aspal  Fungsl : Arteri lebar 22 meter untuk  Pengaturan lalu lintas pada
 Pengecatan marka Sekunder mengurangi gangguan persimpangen ruas jalan Akses Tol
 Pengecatan median  Pengelola : Provinsi hambatan samping. dengan Jalan Nasional (Cibitung)
 Pengawasan ketat terhadap  Peningkatan kapasitas persimpengan
bahu jalan sebagai lahan/daerah jalan melalui pembangunan flyover /
jalan yang bebas dari underpass di persimpangan Akses Tol
bangunan untuk mengurangi dengan Jalan Nasional (Cibitung)
gangguan hambatan samping  Pengawasan den pengaturan lalu lintas
 Pengecatan marka atau yang ketat oleh aparat berwenang untuk
pengecatan memperlancar arus lalu lintas terutama
median untuk memperjelas pada persimpangan
kembali
atribut jalan yang disesuaikan
dengan pengaturan lalu
Iintasnya

4 86 Tambun- KP Tinggi Peningkatan  Penurunan fungsi  Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2  Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Jalanasari  Perubahan fungsi dan jalan dalam rangka UD) berhenti parkir di sekitar pusat-pusat
sistem penataan kembali  Perubahan konstruksi jalan dengan kegiatan dan penyediaan lahan
 Pengaturan lalu lintas hierarki jalan sesuai beton pada kondisi jalan rusak perparkiran di sekitar pusat-pusat
 Pelapisan perkerasan perundang-undangan sepanjang 3,8 km lobar 5 meter kegiatan
dengan aspal  Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan  Pengaturan lalu lintas pada
 Pengecatan marka Sekunder hambatan samping. persimpangan ruas jalan Tambun -
 Pengecatan median  Pengelola :  Pengeruasan ketat terhadap Jalanasari dengan ruas Jalan Nasional
Kabupaten bahu jalan sebagai lahan/daerah (Tambun)

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 23


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
jalan yang bebas dari bangunan  Pengawasan den pengaturan lalu lintas
untuk mengurangi gangguan yang ketat oleh aparat berwenang untuk
hambatan samping mempertancar arus lalu lintas terutama
 Pengecatan marka atau pada persimpangan
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya

5 148 Telaga Asih- KP Tinggi Peningkatan  Peningkatan fungsi  Jalan dua Iajur dua arah terbagi  Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Jalanasari  Perubahan fungsi dan jalan yang bertujuan (2/2 UD) berhenti/parkir di sekitar pusat-pusat
sistem untuk mengurangi  Pelapisan perkerasan dengan aspal kegiatan dan penyediaan lahan
 Pengaturan lalu lintas beban jalan kolektor pada kondisi jalan rusak sepanjang perparkiran di sekitar pusat—pusat
 Pelapisan perkerasan primer pada ruas 5,77 km lebar 5 meter untuk kegiatan terutama di sekitar pasar dan
dengan aspal Tambun - Jalanasari mengurangi gangguan hambatan terminal Cibitung
 Pengecatan marka sebagai akses dari samping,  Pengaturan lalu lintas pada
 Pengecatan median Cibitung ke Tambelang  Pengawasan ketat terhadap persimpangan ruas jalan Telaga Asih -
den dalam rangka bahu jalan sebagai lahan/daerah Jalanasari dengan ruas Jalan Nasional
penataan kembali jalan yang bebas dari bangunan (Cibitung)
hierarki jalan sesuai untuk mengurangl gangguan  Pengawasan den pengaturan lalu lintas
perundang-undangan hambatan samping yang ketat oleh aparat berwenang untuk
 Fungsi : Kolektor  Pengecetan marka atau memperlancar arus lalu lintas terutama
Sekunder pengeoatan median untuk pada persimpangan
 Pengelola : Kabupaten memperjelas kemball atribut jalan
yang dl sesual ken dengan
pengaturan lalu lintasnya

6 159 Bekasi KP Tinggi Peningkatan  Penurunan fungsi jalan  Jalan dua lajur dua arah terbagi (212  Pengaturan lalu lintas pada
Timur-  Perubahan fungsi dan dalam rangka penataan UD) persimpangan ruas jalan Bekasi Timur -
Cibitung sistem kembali hierarki jalan  Pelapisan perkerasan dengan Cibitung dengan ruas Kp. Utan — Setu
 Pengaturan lalu lintas sesual perundang- aspal pada kondisi jalan rusak den persimpangan Akses Tol
 Pelapisan perkerasan undangan sepanjang 0,96 km lebar 8 meter  Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
dengan aspal  Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan yang ketat oleh aparat berwenang untuk
 Pengecatan marka Sekunder hambatan samping. memperlancar arus lalu lintas terutama
 Pengecatan median  Pengelola : Kabupaten  Pengawasan ketat terhadap bahu pada persimpangan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 24


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
 Pembagunan Jalan disebelah
selatan Kalimalang sebagai akses
kawasan industri dan jalan antar
kawasan barat - timur

7 502 Cibitung- KP Tinggi Peningkatan  Penurunan fungsi  Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2  Pengaturan lalu Pintas pada
Tegal Gede  Perubahan fungsi dan jalan dalam rangka UD) persirnpangan ruas jalan Cbitung - Tegal
sistem penataan kembali  Pelapisan perkerasan dengan Gede dengan ruas Cibitung —
 Pengaturan lalu lintas hierarki jalan sesuai aspal pada kondisi jalan rusak Cibarengkok dan persimpangan Tegal
 Pelapisan perkerasan perundang-undangan sepanjang 6,70 km liter 8 meter Gede Pasir Randu
dengan aspal  Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan  Pengawasan dan pengaturan lalu Pintas
 Pengecatan marka Sekunder hambatan samping. yang ketat oleh aparat berwenang untuk
 Pengecatan median  Pengelola :  Pengawasan ketat terhadap memperlancar arus lalu lintas terutama
Kabupeten bahu jalan sebagai lahan/daerah pada persimpangan
jalan yang bebas dari bangunan
untuk mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau pengecatan
median untuk memperjelas kembali
atribut jalan yang disesuaikan
dengan pengaturan lalu lintasnya
 Pernbagunan jalan disebelah
selatan Kalimalang sebagai akses
kawasan industri dan jalan antar
kawasan barat - timur
8 24 Pilar- KP Agak Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2  Pengaturan lalu lintas dengan larangan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 25


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
Sukatani Tinggi  Pengaturan lalu lintas Primer UD) berhenti parkir di sekitar pusat-pusat
 Pelapisan perkerasan  Pengelola Kabupaten  Pelapisan perkerasan dengan kegiatan dan penyediaan lahan
dengan aspal aspal pada kondisi jalan rusak perparkiran di sekitar pusat—pusat
 Pengecatan marka sepanjang 10 km lebar 7 meter kegiatan
 Pengecatan median untuk mengurangi gangguan  Pengaturan lalu lintas pada
hambatan samping. persimpangan ruas jalan Pilar - Sukatani
 Pengawasan ketat terhadap bahu dengan ruas Jalan Nasional (Cikarang)
jalan sebagai lahan/daerah jalan  Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
yang bebas dari bangunan untuk yang ketat oleh aparat berwenang untuk
mengurangi gangguan hambatan memperlancar arus lalu lintas terutama
samping pada persimpangan
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
9 14 Lemah KP Agak Peningkatan  Peningkatan fungsi jalan  Jalan dua lajur dua arah terbagi (4/2  Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Abang-Tegal Tinggi  Perubahan fungsi dan dalam rangka penataan D dan 2/2 UD) berhenti/parkir di sekitar pusat-pusat
Gede sistem kembali hierarki jalan  Pelapisan perkerasan dengan aspal kegiatan dan penyediaan lahan
 Pelapisan perkerasan sesuai perundang- pada kondisi jalan rusak sepanjang 9 perparkiran di sekitar pusat-pusat
dengan aspal undangan serta sebagai km lebar 14 meter untuk mengurangi kegiatan
 Pengecatan marka akses utama dari gangguan hambatan samping.  Pengaturan lalu lintas pada
 Pengecatan median kawasan industri ke arteri  Pengawasan ketat terhadap bahu persimpangan ruas jalan Lemah Abang -
primer (Jl. Nasional) jalan sebagai lahan/daerah jalan yang Tegal Gede dengan ruas Jalan Naslonal
 Fungsi : Arteri Sekunder bebas dari bangunan untuk (Cikarang) dan pertigaanTegal Gede -
 Pengelola : Provinsi mengurangi gangguan hambatan Pasir Randu serta jalan botle neck dari
samping 4/2 D menjadi 2/2 UD
 Pengecatan marka atau pengecatan  Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
median untuk memperjelas kembali yang ketat oleh aparat berwenang untuk
atribut jalan yang disesuaikan memperlancar arus lalu lintas terutama
dengan pengaturan lalu lintasnya dari persimpangan dan titik kemacetan
10 116 Bts Kodya- KP Agak Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2  Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Pangkalan Tinggi  Pengaturan lalu lintas Primer UD) berhenti parkir di sekitar pusat-pusat
 Pelebaran jalan  Pengelola Kabupaten  Perubahan konstruksi jalan dengan kegiatan dan penyediaan lahan
 Perubahan konstruksi beton pada kondisi jalan rusak perparkiran dl sekitar pusat—pusat

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 26


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
dengan beton sepanjang 1,54 km lebar 5 meter kegiatan
 Pengecatan marka untuk mengurangi gangguan  Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
 Pengecatan median hambatan samping. yang ketat oleh aparat berwenang untuk
 Pengawasan ketat terhadap bahu memperlancar arus lalu lintas terutama
jalan sebagai lahan/daerah jalan pada persimpangan dan titik kemacetan
yang babes dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang di sesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya

11 64 Cibeber- KP Agak Peningkatan  Penurunan fungsi jalan  Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2
Tegal Danas Tinggi  Perubahan fungsi dan dalam rangka penataan UD)
sistem kembali hierarki jalan  Perubahan konstruksi jalan dengan
 Perubahan konstruksi sesuai perundang- beton pada kondisi jalan rusak
dengan beton undangan sepanjang 7,25 km lebar 5 meter
 Pengecatan marka  Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan median Sekunder hambatan samping.
 Pengelola : Kabupaten  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau pengecatan
median untuk memperjelas kembali
atribut jalan yang disesuaikan
dengan pengaturan lalu lintasnya
12 - Bts. Kodya AP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan empat lajur dua arah terbagi  Pengaturan lalu lintas dengan
Bekasi-  Pengaturan lalu lintas Primer (4/2 D) larangan berhenti/parkir di sepanjang
Cikarang  Pelapisan perkerasan  Pengelola Kabupaten  Pelapisan perkerasan dengan ruas jalan nasional dan penyediaan
Utara dengan aspal aspal pada kondisi jalan rusak lahan perparkiran di sekitar pusat—

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 27


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
 Pengecatan marka sepanjang 15,75 km lebar 14 pusat kegiatan
 Pengecatan median meter untuk mengurangi  Pengaturan lalu lintas pada
gangguan hambatan samping. persimpangan ruas jalan Akses Tol
 Pengawasan ketat terhadap dengan Jahn Nasionel (Cibitung)
bahu jalan sebagai lahan/daerah  Peningkatan kapasitas persimpangan
jalan yang babes dari bangunan jalan melalui pembangunan flyover /
untuk mengurangi gangguan underpass di persimpangan Akses Tol
hambatan samping dengan Jahn Nasional (Cibitung)
 Pengecatan marka atau  Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
pengecatan median untuk yang ketat oleh aparat berwenang untuk
memperjelas kembeli atribut jalan memperlancar arus lalu lintas terutama
yang disesuaikan dengan pada persimpangan den titik
pengaturan lalu lintas kemacetan

13 13 Tegal Gede- KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2 • Pengaturan lalu lintas pada jalan bottle neck
Pasir Randu  Pengaturan lalu lintas Primer UD) dari 4/2 D ke 2/2 D
(4/2 UD)  Pelapisan perkerasan  Pengelola Kabupaten  Pelapisan perkerasan dengan aspal
dengan aspal pada kondisi jalan rusak sepanjang 5
 Pengecatan marka km lebar meter untuk mengurangi
 Pengecatan median gangguan hambatan samping.
 Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan yang
bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau pengecatan
median untuk memperjelas kembali
atribut jalan yang di sesuai ken
dengan pengaturan lalu lintasnya
14 38 Cikarang- AS Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi  Pengaturan lalu lintas dengan larangan
Pasir  Pengaturan lalu lintas Primer (2/2 UD) berhenti/parkir di sepanjang ruas jalan
Gombong  Pelapisan perkerasan  Pengelola Kabupaten  Pelapisan perkerasan dengan Cikarang - Pasir Gombong dan penyediaan
dengan aspal aspal pada kondisi jalan rusak lahan perparkiran di sekitar pusat—pusat
 Pengecatan marka sepanjang 3,6 km lebar 6 meter kegiatan serta larangan mendahului
 Pengecatan median untuk mengurangi gangguan kendaraan lain di sepanjang jalan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 28


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
hambatan samping.  Pengaturan lalu Ruas pada
 Pengawasan ketat terhadap persimpangan ruas Jalan Nasional
bahu jalan sebagai dengan ruas jalan Cikarang — Pasir
lahan/daerah jalan yang bebas Gombong (Perempatan Gejah Maria) dan
dari bangunan untuk perrnempatan ruas jalan Pasir Gombong
mengurangi gangguan serta pertigaan jalan masuk ke Kawasan
hambatan samping E.J.I.P
 Pengecatan marka dengan  Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
garis tidak terputus atau yang ketat oleh aparat berwenang untuk
pengecatan median untuk memperlancar arus lalu Ruas terutama
memperjelas kembali pada persimpangan dan titik kemacetan
atribut jalan yang
disesuaikan dengan
pe n ga t ur a n la l u
li n t a s ny a
15 77 Tambun- KP Sedang Peningkatan  Penurunan fungsi jalan  Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2  Pengaturan lalu lintas dipersiapkan
Cimuning  Perubahan fungsi dan dalam rangka penataan UD) sebagai jalan alternatif akses dari
sistem kembali hierarki jalan  Pelepisan perkerasan dengan aspal kawasan Industri ke arteri primer (Jl.
 Pelapisan perkerasan sesuai perundang- pada kondisi jalan rusak sepanjang Nasional)
dengan aspal undangan 7,9 km leber 1 meter untuk
 Pengecatan marka  Fungsi : Kolektor mengurangi gangguan hambatan
 Pengecatan median Sekunder gimping,
 Pengelola Kabupaten  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai leharildeerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau pengecatan
median untuk memperjelas kembali
atribut jalan yang di sesual kan
dengan pengaturan lalu lintasnya
16 10 Cibitung- KS Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi (212  Pengaturan lalu lintas diperslapken sebagai
Cibarengkok  Perubahan konstruksi Primer UD) Jalan arternatif akses dari kawasan industri
dengan beton  Pengelola Kabupaten  Perubahan konstruksi jalan dan ke arteri primer (JL. Nasional)
 Pengecatan marka pelebaran jalan dengan beton pada  Pengaturan lalu lintas dengan larangan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 29


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

No Rekomendasi Fungsi
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kegiatan Rekomendasi Kondisi Jalan Rekomendasi Pengaturan Lalu Lintas
Ruas dan Pengelolaan
 Pengecatan median kondisi jalan rusak sepanjang 6,4 km berhenti/parkir di sepanjang ruas jalan
lebar 5 meter untuk mengurangi Cibitung - Cibarengkok serta larangan
gangguan hambatan samping. mendahului kendaraan lain di sepanjang
 Pengawasan ketat terhadap bahu jalan
jalan sebagai laharildaerah jalan yang  Pengaturan lalu lintas pada persimpangan
bebas dari bangunan untuk ruas Jalan Nasional dengan ruas jalan
mengurangi gangguan hambatan Cibitung - Cibarengkok dan permempatan
samping ruas jelan Kalimalang
 Pengecatan marka atau pengecatan  Pengawasan dan pengaturan lalu lintas
median untuk memperjelas kembali yang ketat oleh aparat berwenang untuk
atribut jalan yang disesuaikan memperlancar arus lalu lintas terutama
dengan pengaturan lalu lintasnya pada persimpangan
17 501 Tegal Gede- KP Rendah Peningkatan  Penurunan fungsi japan  Jalan dua lajur dua arah terbagi (2/2  Pengaturan lalu lintas dipersiapkan
Tegal Danas  Perubahan fungsi dan dalam rangka penataan UD) sebagai jalan antar kawasan barat-
sistem kembali hierarki jalan  Pengawasan ketat terhadap bahu timur
 Pengecatan marka sesuai perundang- jalan sebagai lahan daerah jalan yang
 Pengecatan median undangan bebas dari bangunan untuk
 Fungsi : Kolektor mengurangi gangguan hambatan
Sekunder samping
 Pengelola : Kabupaten  Pengecatan marka atau pengecatan
median untuk memperjelas kembali
atribut jalan yang disesuaikan
dengan pengaturan lalu lintasnya
 Pembangunan jalan disebelah selatan
Kalimalang sebagai jalan antar
kawasan barat - timur
Sumber: Hasil Analisa Konsultan 2008

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 30


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Rekomendasi untuk jalan luar kota di Kabupaten Bekasi pada umumnya masuk
kedalam prioritas peningkatan jalan dimana kegiatan-kegiatan peningkatan jalan
luar kota terdiri dan perubahan hierarki jalan (fungsi dan sitem jalan) dan
perubahan kondisi jalan (geometrik jalan). Perubahan hierarki jalan (fungsi dan
sitem jalan) bertujuan untuk merubah hierarki jalan sesuai dengan perundang-
undangan dan peraturan pemerintah, sedangkan perubahan kondisi jalan
(geometrik jalan) luar kota bertujuan untuk merubah kondisi eksiting jalan ke
kondisi yang ideal balk secara perkerasan maupun lebar jalan yang disesuaikan
dengan kapasitas lalu lintas dan tingkat pelayanan jalannya. Berikut ini
rekomendasi untuk jalan luar kota di Kabupaten Bekasi : (Tabel 3.8)

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 31


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

Tabel 3.8
Rekomendasi Peningkatan, Pemeliharaan, Dan Penanganan Jalan Luar Kota Kabupaten Bekasi
No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu
Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas

1 10 Cibitung- KP Agak Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi  Pengaturan lalu lintas
Cibarengkok Tinggi  Pengaturan lalu Sekunder (2/2 UD) dipersiapkan sebagai jalan
lintas  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan dan alternative akses dari kawasan
 Pelebaran jalan Kabupaten pelebaran jalan dengan beton industri ke arteri primer (JL.
 Perubahan pada kondisi jalan rusak Nasional)
konstruksi dengan sepanjang 6,4 km lobar 5 meter  Pengaturan lalu lintas dengan
beton untuk mengurangi gangguan larangan berhenti parkir di
 Pengecatan marka hambatan samping. sepanjang ruas jalan Cibitung -
 Pengecatan  Pengawasan ketat terhadap bahu Cibarengkok serta larangan
median jalan sebagai lahan/daerah jalan mendahului kendaraan lain di
yang bebas dari bangunan untuk sepanjang jalan
mengurangi gangguan  Pengaturan lalu lintas pada
hambatan samping persimpangan ruas Jalan Nasional
 Pengecatan marka atau dengan ruas jalan Cibitung -
pengecatan median untuk Cibarengkok dan perempatan
memperjelas kembali atribut jalan ruas jalan Kalimaleng
yang disesuaikan dengan  Pengawasan dan pengaturan lalu
pengaturan lalu lintasnya lintas yang ketat oleh aparat
berwenang untuk memperlancar
arus lalu lintas terutama pada
persimpangan

2 19 Pulo Sirih- KS Agak Peningkatan  Peningkatan fungsi jalan  Jalan dua lajur dua arah terbagi
Teluk Haur Tinggi  Perubahan fungsi dalam rangka (2/2 UD)
dan sistem penataan kembali  Perubahan konstruksi jalan
Perubahan hierarki jalan sesuai dengan beton pada kondisi jalan
konstruksi perundangundangan rusak sepanjang 10,10 km lebar 5
dengan beton  Fungsi : Kolektor meter untuk mengurangi
 Pengecatan Primer gangguan hambatan samping.
marka  Pengelola  Pengawasan ketat terhadap bahu
 Pengecatan Kabupaten jalan sebagai lahan/daerah jalan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 32


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
median yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
3 84 Jalan Lingkar- KP Agak Peningkatan  Penurunan fungsi  Jalan dua lajur dua arah terbagi
Sukatani Tinggi  Perubahan fungsi jalan delam rangka (2/2 UD)
dan sistem penataan kembali  Perubahan konstruksi jalan
Perubahan hierarki jalan sesuai dengan beton pada kondisi
konstruksi perundangundangan jalan rusak sepanjang 1,4 km
dengan beton  Fungal : Kotektor lebar 5 meter untuk mengurangi
 Pengecatan Sekunder gangguan hambatan samping
marka  Pengelola :  Pengawasan ketat terhadap bahu
 Pengecatan Kabupaten (jalan sebagai lahan/daerah jalan
median yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
4 106 Cikedokan-Kp. KS/LP Agak Peningkatan  Peningkatan fungsi  Jalan dua lajur dua arah
Sawah Hilir Tinggi  Perubahan fungsi jalan dalam rangka terbagi (2/2 UD)
dan sistem penataan kembali  Perubahan konstruksi jalan
Perubahan hierarki jalan sesuai dengan beton pada kondisi
konstruksi perundangundangan jalan rusak sepanjang 7,7 km
dengan beton  Fungsi : Kolektor lebar 5 meter untuk mengurangi
 Pengecatan Primer gangguan hambetan samping.
marka  Pengelola  Pengawasan ketat terhadap
 Pengecatan Kabupeten bahu jalan sebagai lahan
median daerah jalan yang bebas dari

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 33


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
bangunan untuk mengurangi
gangguan hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut
jalan yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
5 108 Gabus Rawa- KS Agak Peningkatan  Peningkatan fungsi  Jalan dua lajur dua arah terbegi
Srijaya Tinggi  Perubahan fungsi jalan dalam rangka (2/2 UD)
dan sistem penataan kembali  Perubahan konstruksi jalan dengan
Perubahan hierarki jalan sesuai beton pada kondisi jalan rusak
konstruksi perundangundangan sepanjang 1,96 km lebar 5 meter
dengan beton  Fungsi Kolektor untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan Primer hambatan samping.
marka  Pengelola  Pengewasan ketat terhadap bahu
 Pengecatan Kabupaten jalan sebagai lahan/daerah jalan
median yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecetan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
6 141 Pulo Tiga- KS Agak Peningkatan  Peningkatan fungsi  Jalan dua lajur dua arah
Tambelang Tinggi  Perubahan fungsi jalan dalam rangka terbagi (2/2 UD)
dan sistem penataan kemball  Perubahan konstruksi jalan
Perubahan hierarki jalan sesuai dengan beton pada kondisi jalan
konstruksi perundangundangan rusak sepanjang 2,27 km lebar 5
dengan beton  Fungsi : Kolektor meter untuk mengurangi
 Pengecatan Primer gangguan hambatan samping.
marka  Pengelola :  Pengawasan ketat terhadap bahu
 Pengecatan Kabupaten jalan sebagai lahan/daerah jalan
median yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 34


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
7 163 Bale Kambang- KP Agak Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi
Pantai Harapan Tinggi  Perubahan fungsi Sekunder (2/2 UD)
dan sistem  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan dengan
Perubahan Kabupaten beton pada kondisi jalan rusak
konstruksi sepanjang 4,60 km lebar 5 meter
dengan beton untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
marka  Pengawasan ketat terhadap bahu
 Pengecatan jalan sebagai lahan/daerah jalan
median yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
8 9 Kp. Utan-Setu KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbegi  Pengaturan lalu lintas dengan
 Pengaturan lalu Sekunder (2/2 UD) larangan berhenti/parkir di sekitar
lintas  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan puset-pusat kegiatan (mar
 Pelebaran jalan Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak Setu)
 Pelapisan sepanjang 8,65 km lebar 5 meter  Pengaturan lalu lintas pada
perkerasan untuk mengurangi gangguan persimpangen was Jalan
dengan aspal hambatan samping Nasional dengan ruas (elan Kp.
 Pengecatan  Pengawasan ketat terhadap bahu Utan - Setu den permempatan
marka jalan sebagai lahan daerah Jalan ruas (elan Kalimalang
 Pengecatan yang bebas dari bangunan untuk  Pengawasan dan pengaturan
median mengurangi gangguan hambatan lalu lintas yang ketat oleh
samping aparat berwenang untuk

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 35


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
 Pengecatan marka atau memperlancar arus lalu lintas
pengecatan median untuk terutama pada persimpangan
memperjelas kembali atribut jalan dan titik kemacetan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
9 196 Setia Mekar- KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi
Pondok Dua  Perubahan Sekunder (2/2 UD)
konstruksi  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan dengan
dengan beton Kabupaten beton pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 3,50 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai laharildaerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
10 37 Tanah Ungkuk- KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi
Srijaya  Perubahan Sekunder (2/2 UD)
konstruksi  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan
dengan beton Kabupaten dengan beton pada kondisi jalan
 Pengecatan rusak sepanjang 5,10 km lebar 5
marka meter untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 36


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
11 47 Jl. KH Fadholi- KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan dua lajur dua arah terbagi
Cikarang  Perubahan Sekunder (2/2 UD)
konstruksi  Pengelola :  Perubahan konstruksl jalan
dengan beton Kabupaten dengan beton pada kondisi jalan
 Pengecatan rusak sepanjang 1,10 km lebar 5
marka meter untuk mengurangi
 Pengecatan gangguan hembatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambetan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atrbut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
12 55 Karang Satria- KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi
Gabus Rawa  Perubahan Sekunder (2/2 UD)
konstruksi  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan dengan
dengan beton Kabupaten beton pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 3,44 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/deerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 37


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
13 59 Tambelang- KS Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbegi
Srijaya  Perubahan Sekunder (2/2 UD)
konstruksi  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan dengan
dengan beton Kabupaten beton pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 4,70 km labor 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
14 105 Cibarengkok- KS Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi
Cikedokan  Perubahan Sekunder (2/2 UD)
konstruksi  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan dengan
dengan beton Kabupaten beton pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 3,30 km lobar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 38


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
15 130 Bale Kambang- KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah terbagi
Cb Bungin  Perubahan Sekunder (2/2 UD)
konstruksi  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan dengan
dengan beton Kabupaten beton pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 4,92 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan merka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
16 138 Cipayung- LP/KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah
Cilampayan  Perubahan Sekunder terbagi (2/2 UD)
konstruksi  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan dengan
dengan beton Kabupaten beton pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 5,80 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadep bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang babes dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang di sesuaiken dengan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 39


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
pengaturan lalu lintasnya
17 210 Cikarang- KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah
Muara Bakti  Perubahan Sekunder terbagi (2/2 UD)
konstruksi  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan
dengan beton Kabupaten dengan beton pada kondisi jalan
 Pengecatan rusak sepanjang 10,04 km lebar 5
marka meter untuk mengurangi
 Pengecatan gangguan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai
lahan/daerah jalan yang bebas
dari bangunan untuk mengurangi
gangguan hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
18 212 Setu-Serang KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua lajur dua arah
 Perubahan Sekunder terbagi (2/2 UD)
konstruksi  Pengelola :  Perubahan konstruksi jalan
dengan beton Kabupaten dengan beton pada kondisi jalan
 Pengecatan rusak sepanjang 9,50 km lebar 5
marka meter untuk mengurangi
 Pengecatan gangguan hambatan samping,
median  Pengawasan ketat terhadap
bahu jalan sebagai lahan/daerah
jalan yang bebas dari
bangunan untuk mengurangi
gangguan hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut
jalan yang disesuaikan
denganpengaturan lalu

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 40


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
lintasnya
19 11 Cibarusah- KP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  Jalan dua talur dua arah terbagi  Pengaturan lalu lintas dengan
Bts Bogor  Pengaturan lalu Sekunder (2/2 UD) larangan berhenti/parkir di sekitar
lintas  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan pusat-pusat kegiatan
 Pelapisan Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak  Pengawasan dan pengaturan lalu
perkerasan sepanjang 1,5 km lebar 5 meter lintas yang ketat oleh aparat
dengan aspal untuk mengurangi gangguan berwenang untuk memperlancar
 Pengecatan hambatan samping. arus lalu lintas terutama pada
marka  Pengawasan ketat terhadap bahu persimpangan dan titik kemacetan
 Pengecatan jalan sebagai lahan/daerah jalan
median yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan
hambatan samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
20 - Cikarang utara- AP Sedang Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah  Pengaturan lalu lintas dengan
Bts Kab  Pengaturan lalu Sekunder terbagi (4/2 D) larangan berhenti/parkir di sekitar
Karawang lintas  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan pusat-pusat kegietan
 Pelapisan Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak  Pengewasan den pengaturan
perkerasan sepanjang 19 km lebar 15 meter lalu lintas yang ketat oleh aparat
dengan aspal untuk mengurangi gangguan berwenang untuk memperlancar
 Pengecatan hambatan samping. arus lalu lintas terutama pada
marka  Pengawasan ketat terhadap bahu persimpangan dan titik
 Pengecatan jalan sebagai lahan/daerah jalan kemacetan
median yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 41


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
21 82 Srengseng-Pulo KS Sedang Peningkatan  Peningkatan fungsi  JaIan empat lajur dua arah
 Perubahan fungsi jalan dalam rangka terbagi (4/2 D)
dan sistem penataan kemball  Pelapisan perkerasan dengan
 Pelapisan hierarki jalan sesuai aspal pada kondisi jalan rusak
perkerasan perundangundangan sepanjang 1,2 km lebar 4 meter
dengan aspal  Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan Primer hambatan samping.
marka  Pengelola :  Pengawasan ketat terhadap bahu
 Pengecatan Kabupaten jalan sebagai lahan/daerah jalan
median yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
22 92 Citarik-Bugel KP Sedang Peningkatan  Peningkatan fungsi  JaIan empat lajur dua arah
salam  Perubahan fungsi jalan dalam rangka terbagi (4/2 D)
dan sistem penataan kemball  Pelapisan perkerasan dengan
 Pelapisan hierarki jalan sesuai aspal pada kondisi jalan rusak
perkerasan perundangundangan sepanjang 5,4 km lebar 4 meter
dengan aspal  Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan Sekunder hambatan samping.
marka  Pengelola :  Pengawasan ketat terhadap bahu
 Pengecatan Kabupaten jalan sebagai lahan/daerah jalan
median yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
23 117 CBL-Muara Bakti KP Sedang Peningkatan  Peningkatan fungsi  JaIan empat lajur dua arah

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 42


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
 Perubahan fungsi jalan dalam rangka terbagi (4/2 D)
dan sistem penataan kemball  Pelapisan perkerasan dengan
 Pelapisan hierarki jalan sesuai aspal pada kondisi jalan rusak
perkerasan perundangundangan sepanjang 1,1 km lebar 4 meter
dengan aspal  Fungsi : Kolektor untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan Sekunder hambatan samping.
marka  Pengelola :  Pengawasan ketat terhadap bahu
 Pengecatan Kabupaten jalan sebagai lahan/daerah jalan
median yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
24 7 Pasar Setu- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Bantargebang  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 1,92 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
25 23 Rute Sukatani- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Teluk Ambulu  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 43


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 10,8 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
26 195 Pondok Soga- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Setia Mekar  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 2,10 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
27 16 Bantar Jaya- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Pebayuran  Perubahan Primer terbagi (4/2D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 44


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 5,8 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
28 17 Pebayuran- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Teluk Haur  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 5,8 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
29 18 Teluk Haur- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Teluk Ambulu  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 45


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
 Pengecatan sepanjang 14,04 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
30 32 Kali Abang KS Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Tengah-  Perubahan Sekunder terbagi (4/2 D)
Bojong kr konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 6 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
31 33 Kp. Wates- KS Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Bumi Bakti  Perubahan Sekunder terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 3 km lebar 5 meter

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 46


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
32 53 Bojong Karatan- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Marunda  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 4,20 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
33 63 Pasar Bojong- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Cipayung  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 5,8 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 47


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
34 69 Balong Asem- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Srengseng  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 5,62 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
35 124 Cibarusah-Loji KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
 Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 2 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 48


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
36 151 Sirna Jati- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Rido Galih  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 1,8 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
37 165 Sukaringin- KS Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Cb Pulo Bambu  Perubahan Sekunder terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 7,9 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 49


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
jalan sebagai lahan/daerah jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
38 167 Balong Asem- KS Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Bulak Temu  Perubahan Sekunder terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 3,85 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah oleh
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
39 169 Cipayung- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Pasar Tanjung  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 5,7 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 50


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
40 901 Serang- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Tegal Danas  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 8,95 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
41 Muara Bakti- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Hurip Jaya  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 6,33 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 51


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
42 8 Pasar Setu- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Bts Bogor  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 6,3 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
43 12 Pasir Randu- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Cibarusah  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 9 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 52


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
44 15 Kedung Gede- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Bantar Jaya  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 7,5 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
45 29 Pintu Air-Kp KS Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Wates  Perubahan Sekunder terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 3 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 53


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
46 30 Kp. Kelapa- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Buni Bakti  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 2,3 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
47 35 Bojong kr- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Kp Kelapa  Perubahan Primer terbagi (4/2 D)
konstruksi  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan beton Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 0,8 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 54


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
48 39 Teluk Ambulu- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Kali Baru  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 14,4 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
49 70 Tambelang- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Balong Asem  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 4,55 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 55


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
50 73 Kali Baru- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Muara Gembong  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 20,5 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
51 79 Pangkalan- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Muara Bakti  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 4,8 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 56


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
52 90 Jalanasari- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Tambelang  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 6,6 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
53 129 Muara bakti- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Bale Kambang  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 4,6 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 57


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
pengaturan lalu lintasnya
54 150 Bts Bogor- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Karang Mulya  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 4 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
55 154 Karang Mulya- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Suka Mukti  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 9 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 58


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
56 155 Sukamukti- KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Bts Karajalang  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 2,05 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
57 168 Bulak Temu- KS Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
Pulo Puter  Pelapisan Sekunder terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 6 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
58 504 Cikoronjo/Sindang KP/LP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 59


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011- 2031

No Rekomendasi Rekomendasi Fungsi Rekomendasi Pengaturan Lalu


Rangking Nama Ruas Fungsi Prioritas Rekomendasi Kondisi Jalan
Ruas Kegiatan dan Pengelolaan Lintas
Mulya-Tegal Sapi  Pelapisan Primer terbagi (4/2 D)
perkerasan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
dengan aspal Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
 Pengecatan sepanjang 6,7 km lebar 5 meter
marka untuk mengurangi gangguan
 Pengecatan hambatan samping.
median  Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
59 120 Buni Bakti-CBL KP Rendah Peningkatan  Fungsi : Kolektor  JaIan empat lajur dua arah
 Pengecatan marka Primer terbagi (4/2 D)
 Pengecatan  Pengelola :  Pelapisan perkerasan dengan
median Kabupaten aspal pada kondisi jalan rusak
sepanjang 1,3 km lebar 5 meter
untuk mengurangi gangguan
hambatan samping.
 Pengawasan ketat terhadap bahu
jalan sebagai lahan/daerah Jalan
yang bebas dari bangunan untuk
mengurangi gangguan hambatan
samping
 Pengecatan marka atau
pengecatan median untuk
memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 60


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Selain itu terdapat ruas jalan luar kota di Kabupaten Bekasi yang perlu perhatian
khusus yaitu ruas jalan yang menghubungkan ruas jalan Pasar Bojong - Bantar
Jaya (No. Ruas 15) sebagai jalan kolektor primer dengan ruas Jalan Cikarang
Utara.- Bts. Kab. Karajalang, (jalan nasional) sebagai jalan alteri primer, dimana
jalan penghubung tersebut merupakan jalan dengan fungsi lokal primer.
Berdasarkan pengamatan di lapangan kondisi geometrik dan kondisi lalu lintas
ruas jalan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Kondisi Geometrik Jalan :
 Jalan : Penghubung antara jalan Pasar Bojong - Bantar Jaya (No.Ruas
15) sebagai jalan kolektor primer dengan ruas Jalan Cikarang Utara —
Bts. Kab. Karajalang, (Jalan Nasional) sebagai arteri primer.
 Fungsi : Lokal Primer
 Type Jalan : 2/2 UD
 Lebar : 7 (tuju) meter
 Tipe Permukaan : Aspal dan Beton
 Kondisi : Baik
 Bahu Jalan : 0,5 meter kid kanan jalan
 Hambatan Samping ; Tinggi
Kondisi lalu lintas :
 Volume Kendaraan : 225 smp/jam sate arah : 260 smpljam 2 arah
Dengan kondisi tersebut diatas ruas jalan yang menghubungkan ruas jalan Pasar
Bojong - Bantar Jaya (No. Ruas 15), sebagai jalan kolektor primer dengan ruas
jalan Cikarang Utara - Bts. Kab. Karajalang, (Jalan Nasional) sebagai jalan arteri
primer tersebut direkomendasikan secara hierarki (fungsi, sistem, dan status)
menjadi kolektor primer dengan pengelola Dinas Bina Marga. Sedangkan
rekomendasi penanganan jalan tersebut adalah sebagai berikut :
Tabel 3.9
Rekomendasi Penanganan Jalan Di Kabupaten Bekasi
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi Geometrik Rekomendasi
Kierarki dan
Kegiatan Jalan Penanganan Jalan
Pengelolaan
Peningkatan  Peningkatan fungsi  JaIan dua lajur dua arah  Pengaturan lalu
 Perubahan Fungsi jalan dalam rangka terbagi (2/2 D) lintas pada pertiagan
dan sistem jalan penataan kembali  Pengawasan ketat terhadap bahu jalan nasional
 Pengaturan lalu hierarki jalan sesuai jalan sebagai lahan/daerah Jalan
lintas perundang- yang bebas dari bangunan untuk
 Pengecatan marka undangan mengurangi gangguan
 Pengecatan Median  Fungsi : Kolektor hambatan samping
Primer  Pengecatan marka atau
 Pengelola : pengecatan median untuk
Kabupaten memperjelas kembali atribut jalan
yang disesuaikan dengan
pengaturan lalu lintasnya
Sumber : Hasil Analisis Konsultan 2008

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 61


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Rencana Pembangunan Jalan Baru

Untuk menunjang struktur ruang maka masih perlu dibangun beberapa ruas jalan
baru untuk jalan kolektor sekunder sehingga sistem jaringan jalan yang terbentuk
lebih terstruktur. Untuk Kabupaten Bekasi dibutuhan pengembangan jaringan
jalan yang ada karena fungsinya sebagai daerah / kota penyangga DKI Jakarta,
jalan yang masih perlu dikembangkan adalah jalan jalan baru sebagai
pendukung keberadaan jalan arteri dan jalan yang sudah ada sehingga masih
perlu dikaji lebih mendalam kebutuhan jalan jalan pendukung seiring
perkembangan volume lalu lintas yang signifikan terutama yang membebani ruas
ruas jalan arteri dan volume kendaraan yang keluar masuk kabupaten Bekasi
lewat jalan tol Jakarta Cikampek.
Rencana pengembangan jalan tol sesuai dengan RTRW Kabapaten Bekasi
Tahun 2009-2025 ialah Pembangunan Jalan Tol Cikarang-Tanjung Priok (Karang
Tanjung). Arah pengembangan sistem transportasi di Kawasan Tertentu
Jabodetabek yang terkait dengan pengembangan Kabupaten Bekasi ialah
pembangunan jaringan jalan sejajar tol Jakarta-Cikampek (Jatiasih-Karawang
Timur).
 Pembangunan jalan Lintas Utara (kolektor primer) yang menghubungkan
Marunda-Tarumajaya-Cabangbungin-Batujaya (Karawang).
 Pembangunan jalan Lintas Selatan (kolektor primer) yang menghubungkan
Kabupaten Karawang dan Kota Bekasi.
Rencana Pembangunan Jalan Tol

Jaringan transportasi Kabupaten Bekasi meliputi jalan darat, laut dan kereta api.
Transportasi utama Kabupaten Bekasi saat ini diprioritaskan pada jalan darat,
sementara transportasi laut dan kereta api pelayanannya masih terbatas.
Jaringan jalan darat di Kabupaten Bekasi sudah menjangkau daerah perdesaan,
meskipun belum sepenuhnya terdiri dari jalan aspal. Kondisi jalan darat di
Kabupaten Bekasi hanya jalan negara dan jalan propinsi yang terpelihara
dengan baik, sementara jalan kabupaten dan kecamatan yang menghubungkan
antar kecamatan dan antar desa di seluruh wilayah Kabupaten Bekasi belum
seluruhnya dalam kondisi baik.
Kegiatan pengembangan sistem transportasi tersebut meliputi :
a. Pembangunan Jalan Tol Karang Tanjung sepanjang 56 Km ( 43 Km di
wilayah Kabupaten Bekasi) yang akan menghubungkan Cikarang dan
Tanjung Priok dan melewati Tarumajaya dan Babelan.
b. Pembangunan Jalan Tol Jatiasih – Purwakarta.
c. Pembangunan jalan Lintas Utara (kolektor primer) yang menghubungkan
Marunda-Tarumajaya-Cabangbungin-Batujaya (Karawang).
d. Pembangunan jalan Lintas Selatan (kolektor primer) yang menghubungkan
Kabupaten Karawang dan Kota Bekasi.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 62


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Rencana Pengembangan Terminal

Untuk mendukung perwujudan struktur ruang Kabupaten Bekasi sampai tahun


2013 dan sebagai upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi
kabupaten maka dibidang transportasi diarahkan untuk dikembangkan beberapa
terminal lokal (Tipe C) dan terminal regional (Tipe A). Terminal Tipe A
direncanakan untuk dikembangkan di Cikarang Utara (Kalijati), sedangkan
Terminal Tipe C di kecamatan sub-sub terminal lainnya direncanakan di
Kecamatan Tambun Utara, Tarumajaya, Sukatani, Cibarusah dan atau
disesuaikan dengan kebutuhan.

Rencana Sistem Angkutan Umum

Sistem angkutan penumpang umum dalam kabupaten yang direncanakan di


Kabupaten Bekasi meliputi :

1. Sistem angkutan pedesaan dan perkotaan yaitu untuk melayani


aksesibilitas pergerakan dalam kabupaten, untuk menunjang sistem
pergerakan tersebut perlu direncanakan terminal lokal yang berlokasi di
pusat-pusat kegiatan dan pusat lokal atau tempat-tempat yang
merupakan bangkitan pergerakan kegiatan. Pergerakan ini dilakukan
dengan moda angkutan penumpang umum yang berupa angkutan
kabupaten atau angkutan perdesaan.
2. Sistem angkutan interregional yaitu pergerakan yang melayani wilayah
dalam kabupaten dengan beberapa bagian wilayah di sekitar Kabupaten
Bekasi. Tingginya interaksi antara wilayah Kabupaten Bekasi dengan
wilayah sekitarnya sebagai hinterland menyebabkan kebutuhan dan
tingkat pergerakan yang terjadi setiap harinya sangat besar karena
merupakan sarana penghubung aktivitas sosial ekonomi.
3. Sistem angkutan regional, adalah pergerakan yang terjadi antara
Kabupaten Bekasi dengan beberapa simpul pelayanan/kegiatan dalam
lingkup wilayah yang lebih luas seperti Jakarta, Bogor, Purwakarta dan
lain-lain. Moda angkutan yang digunakan adalah bis baik AKAP maupun
AKDP dengan kapasitas angkut yang besar dan jangkauan perjalanan
yang jauh.
Rencana Sistem Angkutan Barang

Sistem angkutan barang di Kabupaten Bekasi dibutuhkan untuk mendukung


berbagai kegiatan ekonomi yang ada dan berkembang. Pergerakan barang ini
secara umum terbagi atas pergerakan yang menerus namun ada pula yang
tujuan akhirnya di Kabupaten Bekasi. Rencana pengembangan simpul
transportasi untuk keperluan distribusi angkutan barang ini direncanakan
dibangun Terminal Peti Kemas di Kecamatan Tarumajaya.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 63


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.5 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Jalan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 64


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

B. Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api

Pelayanan angkutan kereta api adalah sebagai angkutan yang banyak


digunakan oleh masyarakat Bekasi, stasiun yang berlokasi di Kabupaten Bekasi
adalah Stasiun Tambun, Cikarang, dan Lemah Abang dengan jumlah orang yang
menggunakan mencapai 1.386.485 orang selama tahun 2002.
Ketersediaan sarana angkutan kereta api secara umum menurun fungsi dan
perannya dibandingkan masa lalu, meningkatnya sarana angkutan jalan raya
dengan berbagai kelebihannya merupakan kompetitor bagi angkutan kereta api.
Route yang dilayani kereta api dari Kabupaten Bekasi adalah :
a. Bekasi- Jakarta
b. Bekasi-Cikampek
c. Bekasi- Purwakarta
Tingkat pelayanan yang diberikan adalah kelas ekonomi, namun route tersebut
saat ini tidak efektif dilayani sehingga angkutan kereta api saat ini kurang banyak
dipilih masyarakat sebagai sarana angkutan umum oleh masyarakat. Dalam
kaitan dengan pengembangan transportasi Kawasan Tertentu Jabodetabek,
pengembangan perkeretaapian di Kabuapaten Bekasi terkait dengan rencana
pembangunan rel kereta api double-double track Manggarai-Cikarang sepanjang
kurang lebih 35 km.
a. Peningkatan jaringan rel kereta api 4 (empat) lajur (double-double track)
Manggarai – Cikarang;
b. Pembangunan jaringan rel kereta api lintas cabang yang akan
menghubungkan Cikarang Timur – Cikarang Selatan – Serang Baru –
Cibarusah – Kabupaten Bogor.
c. Peningkatan stasiun Tambun Selatan – Cibitung – Cikarang Utara –
Cikarang Timur – Kedungwaringin menjadi stasiun pengumpan;
d. Pembangunan stasiun baru/shelter di Kecamatan Cibitung.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 65


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.6 Rencana Pengembangan Jaringan Kereta Api

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 66


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

3.2.1.2 Rencana Pengembangan Sistem Transportasi Laut

Untuk mengantisipasi limpahan angkutan barang di Pelabuhan Tanjungpriok,


Kabupaten Bekasi merencanakan pembangunan pelabuhan laut di Desa
Segarajaya Kecamatan Tarumajaya. Selain itu untuk membantu masyarakat
nelayan perlu pengembangan Pelabuhan Pendaratan Ikan di Kawasan Pantura
Bekasi. Proyeksi Bongkar Muat Pelabuhan Tarumajaya Bekasi sebagai tabel
berikut.

Pembangunan pelabuhan peti kemas di Kecamatan Muaragembong, Kecamatan


Babelan dan Kecamatan Tarumajaya dengan luas kurang lebih 740 Ha.

Tabel 3.10
Proyeksi Bongkar Muat Pelabuhan Tarumajaya Bekasi
General Cargo Kontainer Jumlah Jumlah/
Tahun Kend/hari
Ton/Tahun Ton/Tahun Ton/Tahun Ton/hari
2005 278,683 696,707 975,390 2,672 267
2010 2,332,168 5,830,419 8,162,587 22,363 2,236
2015 5,200,976 17,336,586 22,537,562 61,747 6,175
2020 6,457,530 21,525,099 17,982,629 49,267 4,927
2025 8,708,021 34,832,083 43,540,104 119,288 11,929
2030 16,569,477 66,277,908 82,847,385 226,979 22,698
Sumber: Hasil Analisa Konsultan, 2008

3.2.2 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Energi dan


Kelistrikan

Pengembangan listrik ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat. Areal


lintasan jaringan transmisi listrik tegangan tinggi dibebaskan dari bangunan.
a. Pengembangan sistem jaringan transmisi di Muara Tawar ke sistem
distribusi atau penyaluran antarsistem;
b. Pengembangan sistem jaringan pipa minyak dan gas bumi melalui
sepanjang sempadan sungai CBL, saluran sekunder, ladang minyak
Tambun dan saluran induk Tarum Barat dan Pondok Makmur;
c. Pengembangan sistem jaringan distribusi dari sistem transmisi atau dari
sistem pembangkitan ke konsumen;
d. Pembangunan pembangkit listrik baru untuk mengantisipasi perkembangan
industri dan untuk keperluan masyarakat;
e. Pengembangan jaringan, baik jaringan tegangan rendah, menengah
maupun tegangan tinggi;
f. Pembangunan dan peningkatan jaringan transmisi dan gardu induk, gardu
hubung, gardu distribusi untuk keperluan pemasangan pada daerah yang
belum mendapat aliran listrik;
g. Pengembangan pemanfaatan sampah sebagai energi di Tempat
Pemrosesan dan Pengolahan Akhir Sampah (TPPAS);

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 67


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

h. Pengembangan gas kota (city gas) di kawasan permukiman perkotaan;


i. Pengembangan pemanfaatan gas alam SPPBE di Kecamatan Cikarang
Utara, LNG Terminal di Kecamatan Muaragembong, PLTGU di Muara
Tawar Kecamatan Tarumajaya, dan LPG Plant di Desa Hurip Jaya di
Kecamatan Babelan;
j. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Muara Tawar
k. Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Desa Cicau di Kecamatan
Cikarang Pusat

3.2.3 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Sumber Daya


Air

Pengembangan jaringan air bersih dilakukan di seluruh ibukota kecamatan dan


kawasan-kawasan permukiman yang padat penduduknya tanpa mengabaikan
aspek kualitas pelayanan. Pengembangan air bersih ditujukan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat. Jaringan distribusi air bersih ditetapkan sesuai lokasi
kegiatan sektor dan penduduk.
Untuk perhitungan konsumsi air bersih menggunakan standar lingkungan
permukiman kota, kebutuhan air bersih per orang per hari diasumsikan 150 liter.
Dengan jumlah penduduk 2,484,299 jiwa pada tahun 2008, Kabupaten Bekasi
membutuhkan air bersih untuk domestik 223.885.065.liter/hari. Kebutuhan air
bersih non domestik (industri) adalah 44,777,013 liter/hari. Total kebutuhan air
bersih domestik dan non-domestik adalah 268,662,078 liter/hari. Sebagian dari
kebutuhan ini disuplai melalui sistem perpipaan PDAM yang mempunyai
kapasitas 225 liter/det, yaitu 19.440.000 liter/hari. Sisa kebutuhan air bersih untuk
domestik dipenuhi dari sumur.
Selain dari air tanah dangkal dan air tanah dalam, sebagian masyarakat
memperoleh air bersih dari PDAM. Saat ini PDAM Kabupaten Bekasi memiliki 11
Instalasi Pengolahan Air (IPA), yaitu: IPA Babelan, IPA Tegal Gede, IPA
Sukatani, IPA Cabangbungin, IPA Cibarusah, IPA Cikarang Baru, IPA Cikarang
Lippo, Deep Well Setu, Deep Well Lemahabang, IPA Tanah Baru, IPA Tambun.
Adapun kriteria yang dipakai dalam menganalisis Kebutuhan air bersih adalah
sebagai berikut:
 Kebutuhan air minum perjiwa adalah 150 Lt/org/hari
 Tingkat Pelayanan adalah 60% dari jumlah penduduk kabupaten bekasi
 HU dari 20 % dari kebutuhan air bersih
 Non Domestik adalah 20 % dari total kebutuhan air domestik
 Kehilangan air adalah dari 20% dari total kebutuhan air bersih domestik
dan non domestic
Kabupaten bekasi dilewati oleh sungai lintas provinsi yaitu wilayh sungai
Cidanau-Ciujung-Cidurian-Cisadane-Ciliwung-Citarum, yaitu DAS kali Bekasi.
Berdasarkan kategori DAS di masing-masing wilayah sungai tersebut, untuk

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 68


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

mendukung upaya konservasi dan pendayagunaan sumber daya air serta


pengendalian daya rusak air, maka rencana pengembangan infrastruktur sumber
daya air dan irigasi diarahkan untuk menyediakan infrastruktur yang dapat
menampung air untuk memenuhi kebutuhan air baku di musim kemarau dan
sekaligus dapat mengendalikan banjir di musim hujan antara lain berupa waduk
dan situ terutama di wilayah sungai dan DAS
Rencana pengembangan infrastruktur sumberdaya air dan irigasi, meliputi :
1. Pengelolaan sungai dan rawa
a. Pengelolaan wilayah-wilayah sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian-Cisadane-
Ciliwung-Citarum
b. Pengelolaan DAS Kali Bekasi, Kali Citarum dan Kali Cakung, yang
meliputi aliran Sungai Citarum, Sungai Bekasi, Sungai Cikarang, Sungai
Ciherang, Sungai Belencong, Sungai jambe, Sungai Sadang, Sungai
Cikedokan, Sungai Ulu, Sungai Cilemahabang, Sungai Cibeet, Sungai
Cipamingkis, Sungai Siluman, Sungai Serengseng, Sungai Sepak dan
Sungai Jaeran;
c. Pengelolaan situ/rawa yang ada, meliputi Situ Sadang, Situ Leungsir, Situ
Tegal Abidin, Situ Bojongmangu, Situ Bungur, Situ Ceper, Situ
Cipagadungan, Situ Cipalahar, Situ Ciantra, Situ Taman, Situ
Burangkeng, Situ Liang Maung, Situ Cibeureum, Situ Binong;
d. Pelestarian bentuk dan fungsi sungai dan situ/rawa dengan pengawasan
ruang sempadan secara ketat.
2. Prasarana jaringan irigasi
a. Perencanaan sesuai dengan kebutuhan peningkatan sawah irigasi teknis
dan nonteknis serta wilayah sungai yang potensial dikembangkan;
b. Peningkatan jaringan sampai ke wilayah yang belum terjangkau;
c. Peningkatan saluran dari sistem irigasi setengah teknis dan sederhana
menjadi irigasi teknis dilakukan untuk mempertahankan luas lahan sawah
beririgasi teknis yang sudah beralih fungsi;
3. Jaringan air baku untuk air minum
a. Peningkatan kapasitas produksi 11 (sebelas) instalasi pengolahan air
(IPA), meliputi IPA Babelan, IPA Tegal Gede, IPA Sukatani, IPA
Cabangbungin, IPA Cibarusah, IPA Cikarang Baru, IPA Cikarang Lippo,
Deep Well Setu, Deep Well Lemahabang, IPA Tanah Baru, IPA Tambun;
b. Peningkatan jangkauan distribusi pelayanan jaringan air minum dengan
sistem perpipaan hingga enam puluh persen.
4. Sistem pengendalian banjir
a. Normalisasi sungai;
b. Pembangunan banjir kanal;
c. Pembangunan dan pengembangan tembok penahan tanah (tanggul);
d. Pembangunan dan pengembangan pintu air;
e. Pembangunan lubang lubang biopori di permukiman;
f. Peningkatan sistem drainase;
g. Penyediaan embung atau pond pengendali banjir di setiap kawasan
permukiman mandiri;
h. Penanaman pohon di sempadan sungai, situ, rawa dan lahan-lahan kritis.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 69


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

3.2.4 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Telekomunikasi

Perkiraan kebutuhan menara telekomunikasi bersama di Kabupaten Bekasi


sampai dengan 5 tahun kedepan (berdasarkan analisis Rekomendasi Titik
Menara Telekomunikasi Bersama, 2008) tentang kebutuhan Menara BTS
bersama dengan asumsi yang dipergunakan dalam Penyusunan Rancangan
Peraturan Bupati (Raperbup) tentang Penataan Pembangunan Menara
Telekomunikasi Bersama di Kabupaten Bekasi sebagai berikut :

- Luas lahan per kecamatan dan peruntukannya


- Jarak mínimum antar menara telekomunikasi bersama berdasarkan
peruntukan lahan
- Perkiraan prosentase cakupan (coverage) per kecamatan berdasarkan
kepadatan (densitas) penduduk
- Prediksi pertumbuhan penduduk dan pelanggan telepon selular untuk 5
tahun kedepan, dimana perrtumbuhan pelanggan berdasarkan data yang
ada dan meningkat setiap tahun 15% dan lebih besar dari pertambahan
penduduk di Kabupaten Bekasi yang hanya 4 % per tahun.
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan asumsi diatas, maka didapat
perkiraan sebagai berikut :
- Perkiraan kebutuhan menara telekomunikasi bersama saat ini adalah
sebanyak + 401 menara
- Perkiraan kebutuhan menara telekomunikasi bersama 5 tahun kedepan
sebanyak + 646 menara.
Pertambahan menara telekomunikasi bersama baru rata-rata sebesar 10% per
tahun, sementara menara telekomunikasi eksisting sampai Desember 2008
sebanyak 524 menara. Rencana akan kebutuhan menara telekomunikasi di
kabupaten bekasi untuk saat ini dan prediksi kebutuhan 5 tahun kedepan dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.11
Kebutuhan Menara Per Kecamatan di Kabupaten Bekasi
Kebutuhan Menara Kebutuhan Menara Bersama 5
No Kecamatan
Bersama Saat Ini Tahun kedepan
1. Setu 16 26
2. Tambun Selatan 81 130
3. Tambun Utara 16 26
4. Babelan 44 71
5. Taruma Jaya 30 48
6. Muara Gembong 3 5
7. Cabangbungin 3 4
8. Sukawangi 3 4
9. Sukakarya 3 4
10. Tambelang 2 4
11. Sukatani 5 8
12. Pebayuran 7 11
13. Karang Bahagia 5 3
14. Cibitung 14 22

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 70


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Kebutuhan Menara Kebutuhan Menara Bersama 5


No Kecamatan
Bersama Saat Ini Tahun kedepan
15. Kedung Waringin 6 9
16. Cikarang Utara 45 73
17. Cikarang Barat 56 90
18. Cikarang Selatan 21 34
19. Cikarang Timur 10 16
20. Cikarang Pusat 8 13
21. Serang Baru 13 21
22. Cibarusah 10 17
23. Bojongmangu 1 2
Jumlah 401 646
Sumber : Hasil Analisis Kegiatan Rekomendasi Titik Menara Telekomunikasi Bersama 2008

Dari menara telekomunikasi eksisting 524 menara yang memenuhi persyaratan


jarak minimal dan dapat dipergunakan sebagai titik untuk menara bersama
adalah sebanyak 299 titik. Maka perkiraan penambahan yang diperlukan sampai
lima tahun kedepan sebanyak 646 titik baru untuk menara bersama. Tetapi
menara eksisting sebanyak 297 yang memenuhi persyaratan jarak tersebut perlu
di analisa lebih lanjut untuk dilihat apakah memenuhi persyaratan batas
ketinggian maksimal tidak melampaui batas yang telah ditetapkan, luasan lahan
minimal sudah mencukupi dan persyaratan teknis struktur dapat memenuhi
persyaratan untuk menjadi menara telekomunikasi bersama.

3.2.5 Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Lingkungan

Pengelolaan persampahan di Kabupaten Bekasi, masih terbatas dalam wilayah


pelayanan, kemampuan pengelolaan terbatas pula karena keseluruhan sampah
di wilayah kabupaten Bekasi tersebut yang mampu diolah baru 64%.
Pengelolaan sampah dengan mengembangkan TPA (Tempat Pembuangan
Akhir) sampah baru pada beberapa kecamatan, yaitu: Kecamatan Serang Baru
(Desa Jaya Mulya), Kecamatan Bojongmangu (Desa Bojongmangu). Selain
membangun TPA baru, juga menyempurnakan kondisi TPA Eksisting di Desa
Burangkeng (Kecamatan Setu).
Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun)
Pengelolaan limbah B3 dengan mengembangkan PPLI-B3 (Pusat Pengolahan
Limbah Industri-B3) di Desa Sukamukti (Kecamatan Bojongmangu) sebagai
alternatif pertama dan di Desa Karangmulya (Kecamatan Bojongmangu) sebagai
alternatif kedua. Penilaian kelayakan lokasi PPLI-B3 pada kedua desa ini
merupakan hasil “Kajian Pengelolaan Limbah Industri (B3) di Kabupaten Bekasi”,
kerjasama Badan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi dengan Politeknik
Negeri Bandung, pada tahun 2001.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 71


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.7 Rencana Rekomendasi Sebaran Titik Menara BTS

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 72


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.8 Rencana Infrastruktur lainnya

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 73


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

3.2.6 Rencana Pengembangan Fasilitas

3.2.6.1 Pendidikan

Penyediaan dan pengaturan sarana pendidikan SD, SMP, SMU, SMK dan
sekolah yang sederajat ditempatkan di masing-masing desa dan kecamatan.
Penyediaan dan pengaturan sarana Pendidikan Tinggi (Akademi/Universitas)
ditempatkan di Ibukota Kabupaten/Kota Cikarang dan Kawasan Khusus Pantai
Utara Kabupaten Bekasi dan atau disesuaikan dengan kebutuhan.

3.2.6.2 Kesehatan

Penyediaan dan pengaturan sarana kesehatan yang mencakup rumah sakit,


pusat kesehatan masyarakat dan sarana kesehatan lainnya ditempatkan sesuai
dengan kebutuhan.

3.2.6.3 Peribadatan

Penyediaan dan pengaturan sarana peribadatan/agama dilakukan dengan


memperhatikan lokasi tempat tinggal pemeluk agama tersebut.

3.2.6.4 Perdagangan / komersial

Penyediaan dan pengaturan sarana perdagangan/komersial dilakukan dengan


memperhatikan kebutuhan akan sarana tersebut di masing-masing kecamatan.
Lokasi perdagangan/komersial tersebar dimasing-masing kecamatan.

3.2.6.5 Tempat Pemakaman Umum

Pemerintah Daerah menetapkan lokasi Tempat Pemakaman Umum (TPU)


tersebar dibeberapa kecamatan sebagai berikut:

 Kecamatan Cibarusah, Desa Sirnajati dengan luas 45 Ha.


 Kecamatan Bojongmangu, Desa Sukamukti dengan luas 45 Ha.
 Kecamatan Cikarang Selatan, Desa Sukasejati dengan luas 30 Ha.
 Kecamatan Cikarang Pusat, Desa Pasir Tanjung dengan luas 60 Ha.
 Kecamatan Sukakarya, Desa Sukaindah dengan luas 30 Ha.
 Kecamatan Tambun Selatan, Desa Mangunjaya dengan luas 30 Ha.
 Kecamatan Cibitung, Desa Wanajaya dengan luas 30 Ha.
 Kecamatan Tarumajaya, Desa Samuderajaya dengan luas 30 Ha.

Untuk kecamatan yang belum mendapat lokasi TPU akan ditetapkan sesuai
dengan kebutuhan.

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 74


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.9 Sebaran Fasilitas Pendidikan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 75


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.9 Sebaran Fasilitas Kesehatan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 76


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.11 Sebaran Fasilitas Peribadatan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 77


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.12 Sebaran Fasilitas Perdagangan

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 78


Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi
Materi Teknis Tahun 2011 - 2031

Gambar 3.13 Sebaran Fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH)

PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI | Bab III - 79

Anda mungkin juga menyukai