Anda di halaman 1dari 7

YULIA NINGSIH

S1 KEPERAWATAN 5B

TUGAS RESUME

ASKEP KELUARGA DENGAN MASALAH IBU HAMIL RESIKO TINGGI

A. Nutrisi Ibu Hamil


Nutrisi merupakan sebuah proses yang terjadi pada tubuh manusia dimana tubuh manusia
memerlukan makanan dalam pembentukan energi dan sumber kekuatan.
Nutrisi merupakan sebuah proses yang terjadi pada tubuh manusia dimana tubuh manusia
memerlukan makanan dalam pembentukan energi dan sumber kekuatan.
Nutrisi yg diperlukan Ibu Hamil : karbohidrat, protein, lemak, zat besi (Fe), kalsium, asam folat,
kolin, vitamin E, vitamin A, vitamin B1, iodine, zinc(seng)
B. Faktor-faktor yg mempengaruhi nutrisi ibu hamil
- Faktor langsung :
(1) Keterbatasan ekonomi, yang berarti tidak mampu membeli bahan makanan yang
berkualitas baik, sehingga mengganggu pemenuhan gizi.

(2) Produk pangan, dimana jenis dan jumlah makanan di negara tertentu atau daerah
tertentu biasanya berkembang dari pangan setempat untuk jangka waktu yang panjang
sehingga menjadi sebuah kebiasaan turun-temurun.

(3) Sanitasi makanan (penyiapan, penyajian, penyimpanan) hendaknya jangan sampai


membuat kadar gizi yang terkandung dalam bahan makanan menjadi tercemar atau tidak
higienis dan mengandung kuman penyakit.

(4) Pembagian makanan dan pangan masyarakat Indonesia umumnya masih dipengaruhi oleh
adat atau tradisi. Misalnya, masih ada kepercayaan bahwa ayah adalah orang yang harus
diutamakan dalam segala hal termasuk pembagian makanan keluarga.

(5) Pengetahuan gizi yang kurang, prasangka buruk pada bahan makanan tertentu, salah
persepsi tentang kebutuhan dan nilai gizi suatu makanan dapat mempengaruhi status gizi
seseorang.

(6) Pemenuhan makanan berdasarkan pada makanan kesukaan saja akan berakibat
pemenuhan gizi menurun atau berlebih.

(7) Pantangan pada makanan tertentu, sehubungan dengan makanan yang dipandang pantas
atau tidak untuk dimakan. Tahayul dan larangan yang beragam didasarkan pada kebudayaan
daerah yang berlainan. Misalnya, ada sebagian masyarakat yang masih percaya ibu hamil tidak
boleh makan ikan.

(8) Selera makan juga akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan gizi. Selera makan
dipicu oleh sistem tubuh (misal dalam keadaan lapar) atau pun dipicu oleh pengolahan serta
penyajian makanan.
(9) Suplemen Makanan. Ada beberapa suplemen makanan yang biasanya diberikan untuk ibu
hamil, antara lain:

a) Tablet Tambah Darah (TTD) yang mengandung zat besi (Fe) yang dapat membantu
pembentukan sel darah merah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dan zat nutrisi
makanan bagi ibu dan janin. TTD mengandung 200 mg ferrosulfat yang setara dengan 60 mg
besi elemental dan 0,25 mg asam folat. Tablet Tambah Darah diminum satu tablet tiap hari di
malam hari selama 90 hari berturut-turut, karena pada sebagian ibu yang hamil merasakan
mual, muntah, nyeri pada lambung, diare, dan susah buang air besar. Usaha lain untuk
menambah asupan zat besi adalah daging segar, ikan, telur, kacangkacangan, dan sayuran
segar yang berwarna hijau tua.

b) Kalsium merupakan zat yang dibutuhkan untuk perkembangan tulang dan gigi bayi, jika
asupan kalsium kurang maka kebutuhan kalsiun diambil dari tulang ibu. Kebutuhan akan 6
kalsium bagi ibu hamil adalah 950 mg tiap harinya. Asupan Kalsium bisa didapat dari minum
susu, ikan, udang, rumput laut, keju, yoghurt, sereal, jus jeruk, ikan sarden, kacangkacangan,
biji-bijian, dan sayur yang berwarna hijau gelap.

c) Vitamin juga diperlukan untuk menjaga kesehatan ibu yang hamil. Beberapa vitamin ibu
hamil yang dibutuhkan adalah vitamin C (80 mg) yang berfungsi untuk membantu penyerapan
zat besi, vitamin A (6000 IU), vitamin D (4 mcg). Vitamin ini dapt diperoleh dari cabe merah,
mangga, pepaya, wortel, ubi, aprikot, dan tomat.

-Faktor Tidak Langsung


(1) Pendidikan keluarga. Faktor pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan menyerap
pengetahuan tentang gizi yang diperolehnya melalui berbagai informasi.

(2) Faktor budaya. Masih ada kepercayaan untuk melarang memakan makanan tertentu yang
jika dipandang dari segi gizi, sebenarnya sangat baik bagi ibu hamil.

(3) Faktor fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan sangat penting untuk menyokong status
kesehatan dan gizi ibu hamil, dimana sebagai tempat masyarakat memperoleh informasi
tentang gizi dan informasi kesehatan lainnya, bukan hanya dari segi kuratif, tetapi juga
preventif dan rehabilitatif.
ASUHAN KELUARGA DENGAN ANAK GANGGUAN TUMBUH KEMBANG

PERKEMBANGAN ANAK

1. Definisi Tumbuh Kembang Anak

a. Pertumbuhan (Growth)

Berkembangan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,
organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat (kg/gr) atau ukuran panjang
(meter/centimeter) (Soetjiningsih : 1998).

Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau ukura\
sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh bagian tubuh
(Supartini, Yupi : 2004).

b. Perkembangan (Development)

Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi
secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui
proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).

Perkembangan adalah pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
komleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan (
Soetjiningsih : 1998).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah

a. Pertumbuhan

Beberapa aspek pertumbuhan fisik terus menjadi stabil dalam tahun prasekolah. Waktu
rata-rata denyut jantung dan pernapasan menurun hanya sedikit mendekati 90x/menit dan
pernapasan 22-24x/menit. TD meningkat sedikit ke nilai rata-rata 95/58mmHg. Berat badan anak
meningkat kira-kira 2,5 kg per tahun, berat rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 kg, hampir
6 kali berat badan lahir. Prasekolah bertumbuh 2-3 inci per tahun, panjang menjadi dua kali lipat
panjang lahir pada usia 4 tahun,dan berada pada tinggi rata-rata 43 inci pada ulang tahun kelima
mereka. Perpanjangan tungkai kaki menghasilkan penampilan yang lebih kurus. Kepala sudah
mencapai 90% dari ukuran orang dewasa pada ulang tahun ke enam. Perbedaan kecil terjadi antara
jenis kelamin, walaupun anak laki-laki sedikit lebih besar dengan lebih banyak otot dan kurang
jaringan lemak. Kekurangan nutrisi umunya terjadi pada anak-anak berusia dibawah 6 tahun adalah
kekurangan vitamin A dan C serta zat besi.

b. Perkembangan

1) Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan dapat
mengembangkan pola sosialisasinya.
2) Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri, seperti mandi, makan, minum,
menggosok gigi, BAK, dan BAB.
3) Mulai memahami waktu.
4) Penggunaan tangan primer terbentuk.

a) Perkembangan psikoseksual ( Sigmund Freud )

Fase perkembangan psikoseksual untuk anak usia prasekolah masuk pada fase falik. Selama fase ini,
genitalia menjadi area yang menarik dan area tubuh yang sensitif. Anak mulai mengetahui
perbedaan jenis kelamin dengan mengetahui adanya perbedaan jenis kelamin.

Negatif : Memegang genetalia

Positif : Egosentris: sosial interaksi : mempertahankan keinginan

b) Perkembangan psikososial ( Eric Ericson )

Fase perkembangan psikososial pada anak usia prasekolah adalah inisiatif vs rasa bersalah.
Perkembangan ini diperoleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui kemampuan bereksplorasi
terhadap lingkungannya. Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan. Inisiatif
berkembang dengan teman sekelilingnya. Kemampuan anak berbahasa meningkat. Anak mulai
menuntut untuk melakukan tugas. Hasil akhir yang diperoleh adalah menghasilkan suatu
prestasinya.

Perasaan bersalah akan timbul pada anak jika anak tidak mampu berpretasi. Rasa bersalah dapat
menyebabkan anak kurang bersosialisasi, lebih marah, mengalami regresi, yaitu kembali ke
perkembangan sebelumnya, misalnya mengompol dan menghisap jempol.

c) Perkembangan kognitif ( Jean Piaget )

Fase berkembangan kognitif anak usia prasekolah adalah fase praoperasional. Karakteristik utama
perkembangan intelektual tahap ini didasari sifat egosentris. Pemikiran di dominasi oleh apa yang
dilihat, dirasakan dan dengan pengalaman lainnya.

Fase ini dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Prokonseptual ( 2- 4 tahun )Anak mengembangkan kemampuan berbahasa untuk


berkomunikasi dan bermasyarakat. Anak mulai mengembangkan sebab-akibat, trial dan
error dan menginterpretasikan benda/kejadian. Anak mulai menggunakan sinbul kata-kata,
mengingat masa lalu, sekarang dan yang akan datang.
2. Intuitive thuoght ( 4-6 tahun )Anak mampu bermasyarakat namun masih belum mampu
berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru perilaku orang dewasa tetapi sudah bisa
memberi alasan pada tindakan yang dilakukan.

d) Perkembangan Moral ( Kahlberg )

Fase perkembangan moral pada anak usia prasekolah memasuki fase prekonvensional. Anak belajar
baik dan buruk, benar dan salah melalui budaya sebagai dasar peletakan nilai moral.

Fase ini terdiri dari 3 tahapan yaitu:

1. Didasari adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan


2. Orientasi hukuman dan ketaatan
3. Anak berfokus pad motif yang menyenangkan sebagai suatu kebaikan
1. Tugas perkembangan keluarga dengan anak usia prasekolah

a) Membantu anak untuk bersosialisasi


b) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga
harus dipenuhi.
c) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam atau luar keluarga (keluarga lain dan
lingkungan sekitar)
d) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak
e) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
f) Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan
anak.

2. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor. Menurut
Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:

a). Genetika

1) Perbedaan ras, etnis, atau bangsa

2) Keluarga, Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek

3) Umur

Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami pertumbuhan cepat
dibandingkan dengan masa lainnya.

4) Jenis kelamin

Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.

5) Kelainan kromosom

Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.

b) Pengaruh hormone

Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan.
Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah hormon
pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari.

Selain itu kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk
metabolisme serta maturasi tulang, gigi, dan otak.

c) Faktor lingkungan

Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal,
kelahiran, dan pascanatal.

d) Faktor prenatal

1) Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama
trimester akhir kehamilan
2) Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan
conginetal, misalnya club foot
3) Toksin, zat kimia, radiasi
4) Kelainan endokrin
5) Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
6) Kelainan imunologi,
7) Psikologis ibu

e) Faktor kelahiran

Riwayat kelahiran dengan vakum ekstraksi atau forcep dapat menyebabkan trauma kepala
pada bayi sehingga beresiko terjadinya kerusakan jaringan otak.

f) Faktor pascanatal

Seperti lainnya pada masa prenatal, faktor yang berpengaruh terhadap TUMBANG anak adalah gizi,
penyakit kronis/ kelainan konginetal, lingkungan fisik dan kimia, psikologis, endokrin, sosioekonomi,
lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan

3. Stimulasi bermain untuk tumbuh kembang anak

a) Definisi bermain

Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh


kesenangan/ kepuasan. Bermain merupakan cermin kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan
sosial. Bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena bermain, anak akan berkata-kata
(berkomunikasi), belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukannya, dan mengenalwaktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000)

Fungsi permainan pada anak

b) Fungsi utama bermain adalah menstimulasi perkembangan anak, antara lain:

1) Perkembangan sensori-motorik

2) Perkembangan intelektual

3) Perkembangan social

4) Perkembangan kreativitas

5) Perkembangan kesadaran diri

6) Perkembangan moral

7) Bermain sebagai terapi

c) Tujuan bermain

Melalui fungsi yang terurai diatas pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai berikut:

1) Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit anak mengalami
gangguan dalam tumbuh kembang
2) Mengekspresikan perasaan, keinginan dan fantasi serta idenya.
3) Mengembangkan kreatrifitas dan kemampuan menyelesaikan masalah. Permainan akan
menstimulasi daya pikir, imajinasi, dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang
ada dalam pikirannya pada saat melakukan permainan anak akan dihadapkan pada masalah
dalam konteks permainannya, semakin lama ia bermain dan semakin tertantang untuk
dapat menyelesaikannya dengan baik.
4) Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat di
Rumh Sakit. Stress yang dialami anak di Rumah Sakit tidak dapat dihindarkan sebagai
mana juga yang dialami orang tuanya untuk itu yang penting adalah bagaimana menyiapkan
anak dan orang tua untuk dapat beradaptasi denga stresor yang dialaminya di Rumah Sakit
secara efektif.

4. Kebutuhan nutrisi pada anak usia prasekolah

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu
diperhatikan pada anak prasekolah adalah sebagai berikut:

a) Nafsu makan berkurang


b) Anak lebih tertarik pada aktifitas bermain dengan teman atau lingkungannya daripada
makan.
c) Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.
d) Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi
dengan keluarga.

Anjurkan untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik tersebut:

a) Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak mengenal nutrisi,
misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas bermain yang lain.
b) Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan berikan dengan frekuensi lebih
sering, yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi, 3 kali
dalam sehari, berikan makanan ringan atau kudapan diantara waktu makan tersebut. Susu
cukup diberikan 1-2 kali sehari.
c) Izinkan anak untuk membantu orang tua menyiapkan makanan dan jangan terlalu banyak
berharap anak dapat melakukannya dengan tertib dan rapi.
d) Fasilitasi anak untuk mencoba jenis makanan baru. Makanan baru tidak harus yang berharga
mahal, yang penting memenuhi gizi seimbang.
e) Fasilitasi anak untuk dapat mengekspresikan ide, pikiran, serta perasaannya saat makan
bersama dan fasilitasi anak untuk berinteraksi secara efektif dengan anda atau anggota
keluarga yang lain.

Anda mungkin juga menyukai