Anda di halaman 1dari 5

Siaran Pers dan Pernyataan Sikap:

Mengutuk Keras Pembungkaman Atas Kebebasan Berpendapat di Unnes

Hak atas kebebasan berekspresi dan berpendapat merupakan hak yang dijamin
dan dilindungi pelaksanaannya pada sejumlah instrumen hukum internasional seperti
Universal Declaration of Human Rights (UDHR) dan International Covenant on Civil and
Political Rights (ICCPR) sebagaimana telah diratifikasi melalui UU Nomor 12 Tahun 2005.
Kemudian, jaminan dan perlindungan tersebut juga tercantum dalam Pasal 28, Pasal 28E
ayat (2) dan ayat (3), Pasal 28F UUD NRI Tahun 1945 serta peraturan perundang-
undangan lainnya. Salah satunya adalah Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang
Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum (UU 9/1998). Undang-undang
tersebut menyatakan bahwa terdapat lima asas terkait kemerdekaan menyampaikan
pendapat di muka umum, yang mana salah satu tujuannya adalah untuk mewujudkan
perlindungan hukum yang konsisten dan berkesinambungan dalam menjamin
kemerdekaan menyampaikan pendapat.

Jaminan dan perlindungan sudah ada dari sejumlah peraturan tersebut, namun,
pada kenyataan pembungkaman terhadap hak atas kebebasan berekspresi dan
berpendapat masih seringkali terjadi. Pembungkaman tersebut terjadi pada BEM KM
Unnes pada 7 Juli 2021, yang mana dikarenakan unggahan BEM KM Unnes yang
mengkritik Presiden RI Joko Widodo “The King of Lip Services”, Wakil Presiden RI K.H.
Maruf Amin sebagai “The King of Silent'' dan Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai “The
Queen of Ghosting”. Berdasarkan Siaran Pers dari BEM KM Unnes, dinyatakan bahwa
terkait dengan kritikan terhadap Maruf Amin, yang mana hal tersebut berdasar pada
absennya beliau dalam ruang publik di tengah pandemi, sedangkan terhadap Puan
Maharani berdasar pada seringnya beliau memberikan harapan palsu dan menyakiti hati
rakyat, padahal sebagai seorang wakil rakyat, seharusnya beliau memperjuangkan dan
membuat kebijakan-kebijakan yang pro terhadap rakyat.

Unggahan BEM KM Unnes tersebut kemudian mengundang respon dari


masyarakat secara luas, bahkan masuk dalam berbagai media di tingkat nasional.
Ramainya pemberitaan dan sorotan publik terhadap unggahan BEM KM Unnes tersebut
kemudian diikuti dengan terbitnya Press Release dari Rektorat Unnes yang justru di luar
harapan. Sebab, dalam Press Release tersebut dinyatakan bahwa unggahan tersebut
mengandung kritik dan ujaran kebencian yang bukan bernuansa akademik perguruan
tinggi. Selain itu, dalam Press Release tersebut juga tercantum bahwa Unnes melalui Wakil
Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan akan
melakukan pembinaan terhadap BEM KM Unnes untuk melakukan unggahan edukatif
dan menghindari unggahan yang bernuansa penghinaan dan ujaran kebencian.

Kemudian, Rektorat Unnes melalui Press Release tersebut mengajak masyarakat


untuk mendukung kinerja Presiden RI Joko Widodo, Wakil Presiden RI K.H. Maruf Amin
dan Ketua DPR RI Puan Maharani. Dengan demikian, sudah jelas bahwa muatan dalam
Press Release tersebut tidak sesuai dengan penjaminan dan perlindungan hak atas
kebebasan berekspresi dan berpendapat dalam negara demokrasi. Kritikan-kritikan
yang dilayangkan oleh BEM KM Unnes sudah berbasis pada data, yang dapat
dipertanggungjawabkan keilmiahannya.

Tidak sampai disitu, berbagai tindakan pembungkaman juga terjadi melalui pesan
pribadi WhatsApp kepada Presiden Mahasiswa BEM KM Unnes Wahyu Suryono Pratama.
Pesan tersebut diawali pada pukul 10.01 WIB oleh Wakil Dekan 3 Fakultas Teknik Unnes
yang juga menjabat sebagai Koordinator Kemahasiswaan Unnes, yakni Dr. Wirawan
Sumbodo. Dalam pesan tersebut, beliau mengatakan bahwa BEM KM Unnes ditunggangi
kepentingan politik oposisi dan ancaman jangan sampai berhadapan dengan massa PDIP.
Kemudian pada pukul 10.29 WIB, pembungkaman kembali datang dari pesan pribadi
oleh Pembina BEM KM Unnes 2021 Dr. Rusyanto yang juga bermuatan intimidatif dan
menekan. Selanjutnya pada pukul 10.39 WIB, pesan pembungkaman juga diberikan dari
Rektor Unnes Prof. Dr. Fathur Rokhman yang meminta Wahyu Suryono Pratama selaku
Presiden BEM KM Unnes untuk menurunkan unggahan tersebut karena dirasa unggahan
tersebut bernuansa penghinaan dan pelecehan agama. Hingga akhirnya pada 16.00 WIB,
terjadi tindakan berlebihan dari pihak-pihak yang tak diketahui berupa penonaktifan
terhadap akun instagram BEM KM Unnes yang membuat seluruh unggahan di dalamnya
hilang dan akun tersebut tidak dapat ditemukan lagi.

Dengan adanya pembungkaman terhadap hak atas kebebasan berekspresi dan


berpendapat di lingkungan kampus yang terulang kembali, maka dapat dinyatakan
bahwa pembungkaman ini tidak datang dari negara saja tapi juga datang dari lingkungan
terdekat, yaitu universitas. Kejadian ini menjadi potret nyata yang membuktikan bahwa
kebebasan sipil semakin kerdil dalam menyerang pernyataan dan argumen yang benar
kepada publik. Sehingga, guna memperjuangkan segala bentuk keadilan akan hak-hak
konstitusional warga negara dalam menyampaikan pendapatnya, sekaligus sebagai
semangat kepedulian dan anti pembungkaman, kami dengan tegas menyatakan sikap
sebagai berikut:

1. Mengutuk keras segala tindakan pembungkaman kebebasan berpendapat oleh


Rektorat Universitas Negeri Semarang beserta jajarannya;
2. Mendesak birokrat Universitas Negeri Semarang untuk menjamin kebebasan
berpendapat yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang;
3. Mengajak seluruh masyarakat untuk ikut mengawal secara aktif tindakan
pembungkaman terhadap hak atas kebebasan berekspresi dan berpendapat yang
terjadi di Universitas Negeri Semarang;
4. Meminta kepada Pemerintah Republik Indonesia untuk menjamin kebebasan
berpendapat setiap warga negara.

Negara Sedang Tidak Baik-Baik Saja


#BEMKMUnnesTidakSendiri
#TheKingOfLipService
#TheKingOfSilent
#TheQueenOfGhosting

Solidaritas Pembungkaman Kebebasan Berpendapat di Unnes:

1. Aliansi BEM Se-Undip


2. Aliansi BEM Seluruh Indonesia
3. YLBHI
4. KIKA
5. BEM PM Universitas Udayana
6. BEM Fakultas Peternakan UNPAD
7. BEM Universitas Indonesia
8. Bangsa Mahasiswa
9. BEM STHI Jentera
10. BEM HUKUM UNHAS
11. BEM FH Unpad
12. BEM FH UPNVJ
13. BEM FH Unair
14. BEM KM Universitas Yarsi
15. Greenpeace Indonesia
16. PUSaKO FH Univ. Andalas
17. BEM FISIP UNMUL
18. BEM FH UNMUL
19. SAKSI FH Unmul
20. Constitutional and Administrative Law Society (CALS)
21. Aliansi Akademisi Tolak Omnibus Law
22. BEM FISIP UNSIL
23. BEM FH UI
24. BEM UNSIL
25. Serikat Mahasiswa Progresif Universitas Indonesia
26. Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia
27. BEM FIA UI
28. LBH Pos Malang
29. Aliansi BEM Univ. Brawijaya
30. BEM Fisip UI
31. Enter Nusantara
32. Bersihkan Indonesia
33. BEM FKM UI
34. BEM FPsi UI
35. PBHI Nasional
36. BEM FF UI
37. BEM FKG UI
38. BEM Vokasi UI
39. BEM KM UNTIDAR
40. GusDURian Semarang
41. Aliansi Mahasiswa Unissula
42. BEM UPGRIS
43. BEM KM UGM
44. BEM KM Udinus
45. Aksi Kamisan Semarang
46. Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) Jawa Tengah
47. BEM FIK UNNES
48. History Study Club Jurusan Sejarah UNNES
49. Aliansi Pelajar Semarang (APS)
50. BEM Fasilkom UI
51. Walhi Jateng
52. LKPTN
53. BEM UNISBANK
54. Komunitas Pengawal Konstitusi Semarang
55. Aliansi Salatiga Bergerak
56. BEM Esa Unggul

Anda mungkin juga menyukai