Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ASET TETAP PADA ORGANISASI NIRLABA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik
yang di ampu oleh :
Sigit Edy Surono, Drs., M.M
.

DISUSUN OLEH
Siti Sa’adah Wahyuningsih 022119176
Dhea Novitasari Bekhci 022119157
Dilla Nurmeilani 022119162
Tasya Azzahra 022119167
Kamilia Syahira Garnisa 022119182
Maya Helawati Putri 022119190
Muhammad Fariz 022117131
Elsadai Intan Sari S 022119169
Santi Altina Ginting 022119174

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITSAS PAKUAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karunia- Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah piutang pada akuntansi
sektor publik ini. Terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Bapak
Dosen Sigit Edy Surono, Drs., M.M yang telah memberikan pembelajaran dan
penjelasan komprehensif kepada penulis.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat menambah wawasan dan
memperluas ilmu tentang akuntansi sektor publik yang penulis sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber, khususnya akuntansi pemerintahan. Kami
berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari dan
memahami konsep dan implementasi dari akuntansi sektor publik secara lebih
mendalam sehingga memberikan manfaat dan kontribusi bagi perkembangan ilmu
akuntansi sektor publik.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang
akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Depok, 26 Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................... 1
C. Ruang Lingkup Bisnis.......................................................................... 1
BAB II DESKRIPSI USAHA
A. Gambaran Umum............................................................................... 2
1. Definisi Aset Tetap...................................................................... 2
2. Pengakuan Aset Tetap.................................................................. 2
B. Cara Organisasi Nirlaba Memperoleh Aset Tetap..........................3
1. Pembelian Aset............................................................................ 3
2. Donasi.......................................................................................... 4
3. Di Bangun Sendiri........................................................................ 4
4. Pertukaran Aset............................................................................ 5
C. Penyusutan Aset Tetap...................................................................... 7
1. Metode Garis Lurus.................................................................... 7
2. Metode Satuan Unit Produk........................................................ 8
3. Metode Menurun Ganda............................................................. 8
D. Penghapusan dan Pelepasan Aset Tetap.......................................... 9
1. Pemusnahan................................................................................. 9
2. Pelepasan......................................................................................9
E. Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap....................................... 9
1. Penyajian...................................................................................... 9
2. Pengungkapan.............................................................................. 10
F. Prosedur Pengelolaan Aset Tetap..................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. Kesmpulan.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum akuntansi mencakup kgiatan pendapatan dimulai dari
transaksi dicatat untuk pertamakali dalam jurnal hingga menjadi laporan
keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam
kegiatan sehari-hari terutama bagi operasinal kegiatan dalam satu periode.
Proses akuntansi diantaranya mulai dengan bukti transaksi, jurnal, posting buku
besar, neraca saldo, jurnal penesuaian, neraca lajur, laporan keungan, jurnal
penutup, neraca saldo setelah penutup dan jurnal balik.
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar,
aktiva tetap, kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah aktiva
tetap, khususnya aktiva tetap yang digunakan oleh organisasi nirlaba.

B. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam proses
pembelajaran mengenai Aset pada umumnya, khususnya dalam proses
mengakui, mengukur, menyajikan, dan mengungkapkan aset tetap dan
peristiwa/kejadian/transaksi yang mempengaruhi aset tetatp dalam laporan
keuangan organisasi nirlaba.

C. Ruang Lingkup
Makalah Akuntansi Aset Tetap ini secara khusus mempelajari akuntansi
aset tetap dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, serta peristiwa yang
menimbulkan aset tetap. Aset tetap dalam organisasi nirlaba dapat timbul
karena adanya pembelian, donasi, dibangun sendiri dan pertukaran aset.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum
1. Definisi Aset Tetap
Aset tetap adalah property atau peralatan yang dimiliki dan
digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya untuk
mendapatkan pendapatan. Aset tetap bersifat jangka panjang atau secara
relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka
panjang, dan tidak diharapkan untuk dikonsumsi atau dikonversi menjadi
uang tunai dalam satu tahun. Aset tetap juga merupakan aset berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa
untuk di rental kan kepada pihak lain atau untuk tujuan administratif dan
diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Contoh aset tetap yaitu tanah, bangunan, mesin, kendaraan dan
perlengkapan. Aset tetap juga digolongkan menjadi dua yaitu aset tetap
berwujud dan aset tetap tidak berwujud yang dimiliki perusahaan. Aset tetap
berwujud merupakan aktiva yang memiliki bentuk fisik dan bersifat relatif
permanen contohnya seperti gedung dan bangunan, tanah, peralatan,
kendaraan, dan mesin. Sedangkan aset tetap tak berwujud biasanya
berbentuk hak-hak usaha yang dimiliki perusahaan seperti lisensi, hak cipta,
merk dagang, biaya riset, sistem keamanan dan franchise.
2. Pengakuan Aset Tetap
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan diperoleh
dan nilainya dapat diukur dengan andal. Pengakuan akan sangat andal
apabila Aset Tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya
dan/atau pada saat penugasannya berpindah. Adapun kriteria atau
persyarataan untuk dapat diakui sebagai aset tetap. Diantaranya yaitu:
1) Berwujud
2) Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan (lebih dari 1 tahun)
3) Biaya perolehan dapat diukur secara andal, yaitu dengan menjumlahkan
harga perolehan dan seluruh biaya yang terjadi hingga aset tetap tersebut
siap untuk digunakan.
4) Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas
5) Diperoleh atau dibangun dengan maksud digunakan untuk kegiatan
organisasi
Aset tetap yang diperoleh dari hibah/donasi diakui pada saat Aset
Tetap tersebut diterima dan/atau hak kepemilikannya berpindah. Aset tetap
yang diperoleh dari sitaan/rampasan diakui pada saavu t terdapat keputusan
instansi yang berwenang yang memiliki kekuatan hukum tetap.

2
Adapun pengakuan atas Aset Tetap berdasarkan jenis transaksinya,
diantaranya yaitu:
a) Perolehan. Perolehan merupakan suatu transaksi perolehan Aset Tetap
sampai dengan Aset Tetap tersebut.
b) Pengembangan. Pengembangan merupakan suatu transaksi peningkatan
nilai Aset Tetap yang berakibat pada peningkata masa manfaat,
peningkatan efisiensi, peningkatan kapasitas, mutu produksi, dan
kinerja dan/atau penurunan biaya pengoperasian.
c) Pengurangan. Pengurangan merupakan suatu transaksi penurunan nilai
Aset Tetap dikarenakan berkurangnya volume/nilai Aset tetap tersebut
atau dikarenakan penyusutan.
d) Penghentian dan Pelepasan. Penghentian dan Pelepasan merupakan
suatu transaksi penghentian dari penggunaan aktif atau penghentian
permanen suatu aset tetap.

B. Cara Organisasi Nirlaba Memperoleh Aset Tetap


Pada umumnya aset tetap timbul akibat dari pembelian, donasi, dibangun
sendiri dan pertukaran aktiva.
1. Pembelian
1) Pembelian Tunai
Pembelian tunai dicatat sebesar nominal yang dibayarkan dengan rincian
harga beli asset tetap termasuk ppn dan bea impor serta biaya yang dikeluarkan
untuk mendapatkan asset tetap tersebut.
 Aktiva tetap yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam
pembukuan dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan.
 Harga perolehan aktiva tetap yang dicatat sebagai harta organisasi
adalah harga pembelian barang dan segala biaya yang
mengikutinya, hingga barang tersebut siap digunakan.
 Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam
aktiva tetap maka harga perolehan harus dialokasikan pada masing-
masing aktiva tetap.
 Kekurangan dari sistem pembelian tunai adalah tidak diketahuinya
harga pasar relatif pada tiap-tiap aset. Sehingga dikuatirkan dapat
memberikan penilaian yang berbeda (adanya perbandingan).
Contoh :
Rumah Sakit Bersama membeli sebuah mesin baru seharga Rp
100.000.000 dan ongkos angkut sebesar Rp 3.000.000, maka
perhitungannya adalah sebagai berikut :
Mesin Rp 100.000.000
Biaya Angkut Rp 3.000.000
Total Asset Tetap Rp 103.000.000
Jurnal :

3
Mesin Rp 103.000.000
Kas Rp 103.000.000
2) Pembelian Angsuran
Pembeliaan secara kredit / angsuran ini terjadi karna perusahaan
tidak memiliki cukup dana. Apabila aktiva tetap diperoleh dari
pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak
boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas
dinyatakan atau tidak dinyatakan tersendiri, harus dikeluarkan dari
harga perolehan dan dibebankan sebagai biaya bunga.
Contoh :
Rumas Sakit Bersama pada tanggal 1 januari 2019 membeli sebuah
mesin seharga Rp 100.000.000 secara kredit dan akan dibayarkan setiap
tahun selama 2 tahun dengan bunga 4% pertahunnya. Pencatatan harga
perolehan mesin dan pembayaran angsuran adalah sebagai berikut :
1 Januari 2019
Mesin Rp 100.000.000
Kas Rp 100.000.000
31 Desember 2020
Utang Rp 50.000.000
Biaya bunga Rp 4.000.000 (100jt x 4%)
Kas Rp 54.000.000
31 Desember 2021
Utang Rp50.000.000
Biaya Bunga Rp 2.000.000 (50jt x 4%)
Kas Rp 52.000.000
2. Sumbangan
Aset tetap yang diperoleh melalui sumbangan diakui sebagai
pendapatan atau keuntungan dalam periode dimana aset tetap tersebut
diterima dan dicatat sebesar nilai pasar wajarnya. Contoh: Sebuah Rumah
Sakit mendapat sumbangan dari pihak ketiga berupa 5 unit komputer untuk
kebutuhan administrasi, dan nilai pasar untuk satu unit komputer seharga
Rp 5.000.000.
Ayat jurnal yang dibutuhkan untuk mencatat perolehan aset tetap melalui
donasi (sumbangan) adalah:
(D) Peralatan non medis (Komputer) Rp 25.000.000
(K) Pendapatan Rp 25.000.000
3. Dibangun Sendiri
Aset tetap yang dibangun sendiri merupakan aset yang timbul karena
tidak ada harga pembelian, ataupun harga kontrak bangunan. Suatu
organisasi nirlaba dapat mengalokasikan semua biaya yang dikeluarkan dari
berbagai sumber biaya seperti overhead, bahan aset hingga tenaga kerja.
Biasanya, permasalahan muncul apabila pembangunan aset tetap terjadi saat
organisasi nirlaba sedang beroperasi. Hal ini dikarenakan banyaknya

4
pengeluaran pada saat pembangunan yang berbarengan dengan aktivitas
organisasi, sehingga bercampurnya berbagai pengeluaran. Langkah yang
dapat dilakukan adalah dengan mengelompokkan berbagai jenis
pengeluaran baik untuk aset tetap ataupun operasional seperti bahan
langsung (material), upah langsung ( direct labour) biaya tak langsung
(overhead), biaya operasional (expenses).
Harga perolehan aset tetap yang dibangun sendiri melputi seluruh
pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan pembangunan aset tetap
tersebut hingga siap digunaka. Pembiayaan awal kontruksi awalnya dicatat
sebagai aktiva dalam penyelesaian, kemudian akan diklasifikasikan menjadi
akun bangunan ketika proses kontruksi telah selesai dan bangunan siap
digunakan.
Contohnya, perusahaan memutuskan untuk membangun sebuah
gedung baru, yang diperkirakan membutuhkan waktu lebih dari satu periode
akuntansi untuk penyelesaiannya. Ayat jurnal yang diperlukan untuk
mencatat pembiayaan selama masa konstruksi adalah :
Aktiva dalam penyelesaiaan Rp. Xxxxx
Kas Rp. Xxxxxx

Ayat jurnal yang diperlukan untuk mengklasifikasi akun aktiva dalam


penyelesaiaan menjadi akun bangunan adalah :

Bangunan Rp. Xxxxxx


Aktiva dalam penyelesaian Rp. Xxxxxx
4. Pertukaran Aset
Untuk aset tetap yang diperoleh melalui pertukaran aset yang
dimiliki oleh lembaga/organisasi lainnya, maka pertukaran aset diukur
dengan nilai wajar (harga pasar) aset yang dipertukarkan. Penilaian tidak
dapat dilakukan apabila:
1) Transaksi yang dipertukarkan tidak memiliki substansi komersial.
2) Nilai wajar dari aset yang diterima dan diserahkan tidak dapat diukur.
 Contoh jurnal kerugian pertukaran aktiva tetap
PT Rano Karno (PT RK) menukarkan truk tua (biaya perolehan
Rp64.000 dikurangi Rp22.000 akumulasi penyusutan) dengan
sebuah truk baru. Terkait pertukaran itu, PT RK juga menyerahkan
tambahan kas Rp17.000. Nilai wajar truk lama Rp26.000.
Berapakah keuntungan atau kerugian pertukaran aktiva tetap
tersebut?
Berapakah kerugian pertukaran aktiva tetap tersebut?
Jawab : Pada saat pertukaran, nilai buku truk lama adalah Rp42.000
(Rp64.000 – Rp22.000). Nilai wajar aktiva tetap yang diserahkan,

5
yaitu Rp26.000, lebih kecil dari nilai buku, sehingga penyerahan
aktiva tetap lama itu mengakibatkan timbulnya kerugian sejumlah
Rp16.000 (Rp26.000 – Rp42.000).
Berapakah jumlah yang diakui sebagai biaya perolehan aktiva
tetap yang diterima?
Jawab : Dalam transaksi tukar tambah seperti dalam contoh ini,
biaya perolehan aktiva tetap yang diterima mencakup nilai wajar
aktiva tetap yang diserahkan ditambah kas yang diserahkan, atau
sejumlah Rp43.000 (Rp26.000 + Rp17.000).
Bagaimanakah jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran
aktiva tetap di atas?
Peralatan (baru) 43.000
Kerugian pertukaran aktiva tetap 16.000
Akumulasi penyusutan 22.000
Peralatan (lama) 64.000
Kas 17.000
 Contoh jurnal keuntungan pertukaran aktiva tetap
PT TIKI menukar peralatan pengangkut tua (biaya perolehan
Rp40.000, akumulasi penyusutan Rp28.000) dengan peralatan
pengangkut baru. Nilai wajar peralatan tua Rp19.000. PT TIKI juga
membayar tunai Rp3.000.
Berapakah keuntungan pertukaran aktiva tetap tersebut?
Jawab : Pada saat pertukaran, nilai buku peralatan pengangkut lama
adalah Rp12.000 (Rp40.000 – Rp28.000). Nilai wajar aktiva tetap
yang diserahkan, yaitu Rp19.000, lebih besar dari nilai buku,
sehingga penyerahan aktiva tetap lama itu mengakibatkan timbulnya
keuntungan sejumlah Rp7.000 (Rp19.000 – Rp12.000).
Berapakah jumlah yang diakui sebagai biaya perolehan aktiva
tetap yang diterima?
Jawab : Biaya perolehan aktiva tetap yang diterima mencakup nilai
wajar aktiva tetap yang diserahkan ditambah kas yang diserahkan,
atau sejumlah Rp22.000 (Rp19.000 + Rp3.000).
Bagaimanakah jurnal untuk mencatat transaksi pertukaran
aktiva tetap di atas?
Peralatan (baru) 22.000
Akumulasi penyusutan 28.000
Peralatan (lama) 40.000
Kas 3.000
Keuntungan penjualan aset tetap 7.000

6
C. Penyusutan Aset Tetap
Penyusutan adalah penurunan kemampuan atas kegunaan aset tetap dan
tidak dapat memenuhi kebutuhan operasional perusahaan yang disebabkan oleh
masa manfaat yang habis seiring berlalunya waktu.
Metode penentuan besarnya penyusutan aset tetap yang diakui sebagai biaya
secara periodik harus mencerminkan besarnya manfaat ekonomi yang
dikorbankan pada periode akuntansi yang bersangkutan.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi penyusutan suatu aset tetap, antara
lain:
a. Biaya perolehan awal aset tetap
Menurut Warren dkk (2017, hal.493). Biaya perolehan awal aset
tetap yaitu biaya untuk memperoleh aset tetap mencakup seluruh jumlah
yang dikeluarkan untuk mendapatkan aset hingga siap dipakai.
b. Nilai Residu
PSAK No.16 (2015, paragraph 6) menjelaskan bahwa nilai residu
aset adalah estimasi jumlah yang dapat diperoleh entitas saat ini dari
pelepasan aset, setelah dikurangi estimasi biaya pelepasan, jika aset telah
mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umum manfaatnya.
c. Umur Manfaat yang Diharapkan
Umur manfaat yang diharapkan, aset tetap diestimasi ketika aset
mulia menyediakan jasa. Estimasi umur manfaat yang diharapkan dapat
berasal dari berbagai asosiasi perdagangan. Direktorat Jenderal Pajak juga
mempublikasikan peraturan yang berguna dalam menentukan penyusutan
untuk keperluan pelaporan keuangan. Akan tetapi, merupakan hal yang
biasa jika perusahaan yang berbeda menggunakan umur manfaat yang
berbeda untuk aset yang sama. Menurut PSAK No.16 (paragraph 6)
pengertian umur manfaat adalah:
 Periode aset diperkirakan dapat digunakan oleh perusahaan, atau
 Jumlah produksi atau unit serupa yang diperkirakan akan diperoleh oleh
perusahaan.
Pada PSAK No.16 (paragraph 62) menyebutkan, berbagai metode
penyusutan dapat digunakan untuk mengalokasikan jumlah tersusutkan dari
aset secara sistematis selama umur manfaatnya. Metode tersebut diantaranya
adalah metode garis lurus (Straight Line Method), metode saldo menurun
(Diminishing Balance Method), dan metode jumlah unit produksi (Sum Of The
Unit Method).
1. Metode Garis Lurus
Metode penyusutan ini mengalokasikan biaya penyusutan dengan
jangka waktu tertentu dengan mengalokasikan sejumlah biaya yang sama
sepanjang masa aset tetap. Metode ini menganggap aset tetap akan
mengalirkan manfaatkan yang memanfaat yang merapat disepanjang
penggunaannya, sehingga aset tetap dianggap akan mengalami tingkat

7
penurunan fungsi yang sama besar disetiap periode penggunaan hingga aset
tetap tidak dapat digunakan lagi.
Dengan rumus :
Beban penyusutan = Harga perolehan − Nilai residu/ Estimasi umur manfaat
Contoh :
Dibeli sebuah peralatan pada tanggal 1 januari dengan harga perolehan
Rp.24.000.000 dengan umur manfaat 5 tahun, serta perkiraan nilai residu
Rp.2.000.000, maka perhitungannya adalah sebagai berikut :
Beban penyusutan = Rp.24.000.000−Rp.2.000.000
5 tahun
= Rp.4.400.000 per tahun
2. Metode Jumlah Unit Produksi
Metode jumlah unit produksi menghasilkan jumlah beban
penyusutan yang sama untuk setiap unit yang diproduksi atau setiap unit
kapasitas yang digunakan oleh asset. Tergantung dengan asetnya, metode
unit produksi dapat dinyatakan dalam jam, mil atau jumlah kuantitas
produksi. Sebagai contoh, unit produksi truk normalnya dinyatakan dalam
mil, untuk aset manufaktur, metode output disebut metode unit produksi.
Metode unit produksi diaplikasikan dalam dua tahap, yaitu :
a) Menetukan penyusutan per unit
= biaaya – nilai residu
total unit produksi
b) Menghitung Beban penyusutan
= Penyusutan per unit × T. unit produksi yang digunakan waktu yang
bervariasi dari tahun ke tahun. Dalam kasus ini, metode unit produksi
menyesuaikan beban penyusutan dengan pendapatan aset.
Contoh :
Jika pada peralatan pada contoh sebelumnya diharapkan mempunyai umur
manfaat selama 10.000 jam operasi. Sepanjang tahun, peralatan tersebut
beroperasi selama 2.100 jam. Penyusutan unit produksi tahun ini adalah
sebagai berikut :
Tahap 1 : Menentukan penyusutan perjam
Penyusutan per unit = Rp.24.000.000−Rp.2.000.000
10.000 jam
= Rp.2.200 per jam
Tahap 2 : Menghitung beban penyusutan
Beban Penyusutan = Rp. 2.200 per jam × 2.100 jam
= Rp.4.620.000
Metode unit produksi sering digunakan ketika aset tetap menyediakan jasa
waktu yang bervariasi dari tahun ke tahun. Dalam kasus seperti ini, metode
unit produksi menyesuaikan beban penyusutan dengan pendapatan aset.
3. Metode Saldo Menurun

8
Metode saldo menurun adalah metode penyusutan aktiva tetap yang
ditentukan berdasarkan persentase tertentu dihitung dari harga buku pada
tahun yang bersangkutan. Persentasse penyusutan besarnya dua kali
persentase atau tariff penyusustan metode garis lurus.
Rumus:
Beban Penyusutan = Tarif persentase saldo menurun × nilai buku aktiva
awal periode
Contoh :
Peralatan yang dibeli sebelumnya digunakan untuk Menghitung penyusutan
saldo menurun. Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Tahap 1. Persentase garis lurus = 20% (100% / 5)
Tahap 2. Tariff saldo menurun ganda = 40% (20% x 2)
Tahap 3. Beban penyusutan = Rp.9.600.000 (Rp.24.000.000 x 40%)
Untuk tahun pertama nilai buku aset adalah biaya perolehan sebesar
Rp.24.000.000. setelah tahun pertama, nilai buku biaya di kurangi
akumulasi penyusutan aset menurun, akibatnya penyusutan juga menurun.

D. Penghapusan dan Pelepasan Aset Tetap Pada Organisasi Nirlaba


Setiap aset tetap yang dimiliki organisasi nirlaba memiliki masa manfaat
masing-masing. Ketika suatu aset tetap telah habis disusutkan atau sudah tidak
bisa digunakan lagi, aset tetap tersebut akan dieliminasi pencatatannya dari
pelaporan keuangan. Perlakuan untuk penghapusan dan pelepasan aset tetap
pada organisasi nirlaba adalah :
1. Pemusnahan
Aset tetap yang sudah melewati masa manfaat dan mengalami
kerusakan sehingga tidak bisa digunakan lagi dalam kegiatan operasional
akan dihentikan penggunaannya. Aset tetap yang akan dimusnahkan
dikumpulkan kemudian dimusnahkan dengan cara dan ketentuan yang
sesuai dengan kebijakan perusahaan.
2. Penghapusan
Penghapusan aset tetap perusahaan bukan karena aset tetap tersebut
sudah melampaui masa manfaatnya, namun ketika perusahaan mengalami
kecurian serta bencana alam yang menyebabkan perusahaan kehilangan aset
tetap yang dimiliki. Pelaporan penghapusan aset tetap dilakukan paling
lama 7 (tujuh) hari kerja setelah kejadian.
Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat pelepasan aset tetap adalah
sebagai berikut :
(D) Akumulasi penyusutan-kendaraan Rp. xxxxxx,-
(K) Kendaraan Rp. xxxxxx,-

E. Penyajian dan Pengungkapan Aset Tetap Pada Organisasi Nirlaba


1. Penyajian

9
Penyajian aset tetap akan terlihat dalam neraca. Neraca merupakan
suatu daftar yang menggambarkan komposisi harta, kewajiban dan modal
pada suatu periode tertentu. Ernawati (2014) menyatakan bahwa di neraca,
aset tetap di dicatat sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan aset tetap
tersebut dikurangi dengan akumulasi depresiasi aset tetap. Unsur-unsur
Penyajian Aset Tetap Berikut ini adalah unsur-unsur penyajian aset tetap.
1) Laporan Neraca
Jenis-jenis aset tetap yang disajikan dalam neraca diantaranya:
 Tanah
 Bangunan
 Kendaraan
 Peralatan
 Inventaris Kantor
2) Laporan Laba Rugi
 Di dalam laporan laba rugi, dilaporkan biaya pemeliharaan dan
reparasi sehari-hari.
 Beban penyusutan yang merupakan pengakuan atas penggunaan
manfaat potensial dari suatu aset.
 Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian atau
pelepasan aset tetap.
3) Laporan Arus Kas
 Pembayaran sejumlah kas untuk memperoleh aktiva tetap
 Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap
Penyajian aset tetap dalam lembar muka neraca adalah sebagai berikut:
Aset
Aset Tetap
Tanah xxx
Peralatan dan Mesin xxx
Gedung dan Bangunan xxx
Jalan, Irigasi dan Jaringan xxx
Aset Tetap Lainnya xxx
Konstruksi dalam Pengerjaan xxx
Akumulasi Penyusutan (xxx)
Total Aset Tetap xxx
Ekuitas Dana
Ekuitas Dana Investasi
Diinvestasikan dalam Aset Tetap xxx
Total Ekuitas Dana Investasi xxx
2. Pengungkapan
Aset tetap yang dimiliki atau dikuasai harus dinilai atau diukur untuk
dapat dilaporkan dalam neraca. Aset tetap yang diperoleh atau dibangun
secara swakelola dinilai dengan biaya perolehan. Secara umum, yang

10
dimaksud dengan biaya perolehan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh aset tetap sampai dengan aset tetap tersebut dalam
kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan. Hal ini dapat
diimplementasikan pada aset tetap yang dibeli atau dibangun secara
swakelola.
Aset tetap yang tidak diketahui harga perolehannya disajikan dengan
nilai wajar. Nilai wajar adalah nilai tukar aset tetap dengan kondisi yang
sejenis di pasaran pada saat penilaian. Aset tetap yang berasal dari hibah,
yang tidak diketahui harga perolehannya, pemerintah dapat menggunakan
nilai wajar pada saat perolehan.
Komponen biaya yang dapat dimasukkan sebagai biaya perolehan
suatu aset tetap terdiri dari:
 Harga beli,
 bea impor,
 biaya persiapan tempat,
 biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar
muat (handling cost),
 biaya pemasangan (instalation cost),
 biaya profesional seperti arsitek dan insinyur, serta
 biaya konstruksi (biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan
biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan,
perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya
yang terjadi berkenaan dengan pembangunan aset tetap tersebut).

F. Prosedur Pengelolaan
Pentingnya asettetap bagi organisasi, maka perolehan dan penghapusannya
memerlukan prosedur tersediri , Langkah yang diperlukan suatu organisasi
untuk efisiensi asset ini :
 Perolehan asetvtetap perlu melibatkan beberapa pengurus organisasi.
Komite pengadaan perlu memastikan serangkaian tata cara pengadaan
dipatuhi agar diperoleh barang atau jasa dengan harga termurah dan kualitas
terbaik. Selain itu, komite bertanggungjawab kepada pembina atau
pengurus organisasi. Oleh karena keputusan untuk pembelian asettetap
membawa dampak bagi organisasi. Maka komite harus memastikan bahwa
asettersebut akan digunakan sesuai dengan peruntukkannya, terutama jika
pembeliannya dilakukan dengan hutang. Maka beban hutang ini merupakan
beban bagi organisasi dalam jangka panjang.
 Tidak dapat dipungkiri, bahwa penghapusan asettetap memberikan dampak
dalam organisasi. Untuk itu, prosedur harus disusun dengan memuat
batasanbatasan tentang kriteria asetyang dapat dihapuskan. Tahapan yang
dapat dilakukan yaitu:

11
a. Menentukan kriteria penghapusan; kriteria ini bisa menyangkut kondisi
aset(rusak berat atau rusak ringan), usia pemakaian tertentu dan
sebagainya.
b. Setelah kriteria ditetapkan, maka prosedur penghapusan perlu disusun.
untuk mengatur tata cara penghapusan termasuk tata cara persetujuan.

Diharapkan dengan prosedur yang lebih terbuka, setiap pihak yang


berkepentingan dengan organisasi dapat melihat akuntabilitas organisasi yang
lebih baik. Selain komite pengadaan, pada beberapa organisasi, penghapusan
perlu disetujui oleh dewan pembina atau pendirinya. Dengan demikian seluruh
pihak yang berkepentingan mendapat informasi yang sama tentang keputusan
pengurus. Sehubungan dengan pentingnya penggunaan asettetap dalam
organisasi. Oleh karena itu perlu dipahami secara baik mengenai prinsip dan
metode yang tepat sehingga pengelolaan aset/harta organisasi dapat berjalan
secara efisien.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aktiva tetap adalah barang berwujud yang dimiliki dan sifatnya relative
permanen dan digunakan dalam kegiatan operasional, bukan untuk diperjual
belikan. Kriteria aktiva tetap yaitu : berwujud, umurnya lebih dari satu tahun,
digunakan dalam kegiatan operasional, tidak diperjual belikan, materal dan
dimiliki perusahaan.
Harga perolehan adalah keseluruhan uang yang dikeluarkan untuk
memperoleh suatu aktiva tetap sampai siap digunakan oleh perusahaan nirlaba.
Penyusutan adalah pengalokasian harga aktiva tetap menjadi beban ke dalam
periode akuntansi yang menikmati manfaat dari aktiva tetap tersebut.

13
DAFTAR PUSTAKA

Pahala Naingolan (2012). Manajemen Keuangan Lembaga Nirlaba. Jakarta:


Yayasn Intergrasi-Edukasi
http://www.integrasi-edukasi.org/wp-content/uploads/2016/09/EFESIENSI-
PENGELOLAAN-ASET-TETAP-DLM-ORGANISASI-NIRLABA
https://www.google.co.id/amp/s/docplayer.info/amp/30592590-prinsip-tata-
kelola-harta-organisasi-nirlaba-ari-khusuma.html

14

Anda mungkin juga menyukai