Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

Sosialisasi dan Advokasi K3RS bagi 100 RS Sasaran dan Dinas Kesehatan

MAJELIS KESEHATAN
PIMPINAN PUSAT ‘‘AISYIYAH
2021
I. Latar Belakang

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Organisasi Buruh Internasional, 2,78


juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3%) dari kematian ini dikarenakan penyakit akibat kerja,
sementara lebih dari 380.000 (13,7%) dikarenakan kecelakaan kerja. Setiap
tahun, ada hampir ada seribu kali lebih banyak kecelakaan kerja non-fatal
dibandingkan kecelakaan kerja fatal. Kecelakaan fatal diperkirakan dialami 374
juta pekerja setiap tahun, dan banyak dari kecelakaan ini memiliki konsekuensi
yang serius terhadap kapasitas penghasilan para pekerja (ILO, 2018). Jumlah
kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih sangat tinggi. Berdasarkan data Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan jumlah kasus
kecelakaan kerja terus meningkat. Tahun 2016 terdapat 105.182 kasus, dan pada
tahun 2017 angka kecelakaan kerja yang dilaporkan terus meningkat menjadi
123.041 kasus, sementara itu sepanjang tahun 2018 mencapai 173.105 kasus.
Menurut WHO Pada tahun 2020 kasus infeksi akibat tertusuk jarum suntik yang
terkontaminasi virus diperkirakan mengakibatkan hepatitis B (32%), hepatitis C
(41%) dan HIV (5%) dari seluruh infeksi baru. Data Kementerian Kesehatan dari
tahun 1987 hingga 2016 terdapat 178 petugas medis yang terkena HIV AIDS.
Menurut Dit. Kesjaor pada tahun 2019 penyakit akibat kerja yang terjadi di rumah
sakit diantaranya pada sistem muskoskeletal (36,7%), insomnia (43,7%),
kelelahan (49,3%), stress (50%).

Untuk mengurangi kecelakaan kerja, diperlukan pengendalian terhadap sumber-


sumber bahaya dan potensi bahaya yang ada di tempat kerja sehingga sumber
dan potensi bahaya tersebut harus ditemukan. Untuk menemukan dan
menentukan lokasi bahaya potensial yang dapat mengakibatkan kecelakaan dan
penyakit akibat kerja, maka perlu diadakan identifikasi sumber bahaya potensial
yang ada di tempat kerja. Setelah sumber dan potensi bahaya teridentifikasi,
selanjutnya dilakukan evaluasi tingkat risiko sumber bahaya terhadap tenaga kerja

Berdasarkan ISO 45001 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (SMK3 RS) terdapat 5 tahap hirarki pengendalian risiko. Lima tahap hirarki
pengendalian dimulai dengan tahap eliminasi, substitusi, rekayasa teknik,
administrasi, dan alat pelindung diri. Tujuan hirarki pengendalian risiko adalah
untuk menyediakan pendekatan sistematik guna peningkatan keselamatan dan
kesehatan, mengeliminasi bahaya dan mengurangi atau mengendalikan risiko
keselamatan dan kesehatan kerja. Dalam hirarki pengendalian bahaya,
pengendalian yang lebih atas disepakati lebih efektif daripada pengendalian yang
lebih bawah. Setiap pengendalian bisa dikombinasikan dengan pengendalian
risiko lainnya agar lebih efektif dalam mengurangi risiko terkait dengan
keselamatan dan kesehatan kerja kepada level yang serendah mungkin yang
dapat dikerjakan dengan pertimbangan (as low as reasonably practicable).

Sistem pencatatan pelaporan terkait data kohort penyakit akibat kerja serta
implementasi SMK3 adalah menjadi penting untuk distandarkan mengacu pada
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 66 tahun 2016 yang
seyogyanya juga terintegrasi ke Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS). Banyak
rumah sakit yang sudah menerapkan SMK3 RS namun masalah kerap ada di
sistem pencatatan pelaporan yang menjadi bahan evaluasi dan pemantauan.

‘Aisyiyah sebagai suatu organisasi otonom dari Muhammadiyah yang memiliki


struktur mulai dari tingkat nasional, wilayah, daerah, cabang hingga ke akar
rumput di tingkat desa mempunyai kader-kader kesehatan yang memiliki
kompetensi dibidang kesehatan keselamatan kerja. Aisyiyah bermitra dengan
Dirjen Kesehatan Kerja dan Olahraga Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
untuk menguatkan implementasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3RS) bagi
tenaga kesehatan dan seluruh pegawai di RS dengan merujuk pada Peraturan
Menteri Kesehatan no. 66 tahun 2016 tentang K3RS dengan target sasaran total
100 RS di 10 Provinsi di Indonesia dengan rincian 80 RS pemerintah dan 20 RS
Aisyiyah/Muhammadiyah. Sehingga dengan adanya Kerjasama ini diharapkan
dapat meningkatnya pemahaman dalam implementasi K3RS dan mengoptimalkan
pengelolaan SMK3 RS yang terintegrasi dengan SIRS.

Sebagai bahan Memberikan pemahaman kepada pihak RS sasaran terhadap


pentingnya pemenuhan standar K3RS maka masing-masing rumah sakit terpilih
akan dilakukan evaluasi berupa pengisian form assessment K3RS yang diisi oleh
100 RS yang hasilnya akan dilakukan Analisa dan identifikasi permasalahan yang
ada sebagai bahan untuk perbaikan

II. Tujuan
2.1. Memberikan pemahaman kepada pihak RS sasaran terhadap pentingnya
pemenuhan standar K3RS.
2.2. Memberikan pemahaman terkait upaya penanganan masalah-masalah
yang dihadapi dalam pemenuhan standar K3RS.
2.3. Memberikan pemahaman dan kemampuan tim K3 di RS sasaran dalam
penyusunan laporan K3RS.
III. Waktu Kegiatan
Hari, tanggal : Selasa, 28 September 2021
Jam : PK 09.00 – 12.00 WIB
Lokasi : Zoom Meeting

IV. Narasumber dan Peserta :


Narasumber :
Narasumber PPA 1 orang
Narasumber Organisasi Profesi 1 orang

Peserta sebanyak 406 orang terdiri dari:


 Tim Pelaksana Swakelola Majelis Kesehatan PP. ‘Aisyiyah 12 orang,
 Tim Pendamping Program dari Dit. Kesjaor 3 orang,
 Pendamping Rumah Sakit 20 orang,
 Asisten Lapangan 10 orang,
 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah 10 orang,
 Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah 55 orang,
 Dinas Kesehatan Provinsi 10 orang,
 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota 53 orang,
 Rumah Sakit 200 orang

V. Output
5.1. Penambahan wawasan pihak RS sasaran terhadap pentingnya
pemenuhan standar K3RS.
5.2. Penambahan wawasan terkait upaya penanganan terkait masalah-masalah
yang dihadapi dalam pemenuhan standar K3RS.
5.3. Peningkatan kemampuan tim K3 di RS sasaran dalam penyusunan laporan
K3RS.
Dibuatnya indikator kinerja yang akan dicapai dalam setiap tahun di RS terpilih
VI. Agenda Kegiatan
Hari, SELASA, 28 September 2021
Waktu Kegiatan Narasumber
08.30 – 08.45 Pembukaan MC
08.45 - 09.00 doa
09.00 – 09.30 Pengarahan Koordiantor Bidang
Kesehatan PPA
Sambutan dan Pembukaan
Direktur Kesehatan Kerja
dan Olahraga
09.30 – 10.30 Pemaparan program K3RS Kerjasama Ketua Majelis Kesehatan
Aisyiyah dengan Kesjaor
10.30 – 11.00 Kebijakan K3RS Kesjaor
11.00 – 11.30 Penjelasan Tehnis pengisian form Ketua Tim K3RS
Asessment Aisyiyah
11.30 – 12.00 Diskusi dan penutup

VII. Penutup

Demikian Kerangka Acuan ini dibuat sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan
orientasi

Jakarta, September 2021


Pimpinan Pusat ’’Aisyiyah
Majelis Kesehatan

Ketua, Sekretaris,

Dra. Chairunnisa M.Kes dr. Pitut Aprilia Savitri, MKK

Anda mungkin juga menyukai