A. Tujuan
1. Mengetahui konsep biaya dalam usaha tani
2. Mengetahui komponen-komponen biaya dalam usaha tani
3. Menghitung biaya usaha tani dengan beberapa pendekatan
4. Menghitung biaya eksplisit dan implisit dalam usaha tani
B. Dasar Teori
1. Konsep Biaya Usaha Tani
Dalam suatu usaha tani, petani memerlukan input berupa modal, sarana dan prasarana,
tenaga kerja, dan lain-lain untuk memproduksi hasil pertanian. Untuk mendapatkan input
tersebut petani perlu mengeluarkan sejumlah biaya. Menurut Soekartawi (2006) biaya adalah
harga perolehan yang dikorbankan atau digunakan dalam rangka memperoleh penghasilan
atau revenue yang akan dipakai sebagai pengurang penghasilan. Komoditas yang diusahakan
dalam usaha tani umumnya jenis tanaman semusim sehingga biaya dibutuhkan dalam jangka
pendek. Pada konsep biaya jangka pendek biaya dibedakan menjadi biaya tetap (Fixed Cost)
dan biaya variabel (Variable Cost). Penghitungan biaya tetap dan biaya variabel digunakan
untuk menghitung titik impas/ balik modal (Break Event Point).
Ditinjau dari karakteristik usaha tani di Indonesia, sebagian pesar petani menjalankan
usaha tani secara subsisten yang sifatnya usaha tani keluarga. Petani tidak hanya berperan
sebagai pemilik usaha tani, tetapi juga sebagai penggarap, bahkan tidak jarang melibatkan
tenaga kerja dari dalam keluarga. Suratiyah (2020) menjelaskan bahwa usaha tani keluarga
(family farms) bertujuan akhir pendapatan petani bukan keuntungan sehingga input-input
untuk usaha tani yang berasal dari milik sendiri seringkali tidak diperhitungkan sebagai biaya.
Oleh sebab itu, konsep biaya usaha tani dibedakan menjadi biaya eksplisit dan implisit. Hal
ini menyebabkan usaha tani menjadi unik. Petani tetap melanjutkan usahanya asalkan
pendapatannya masih positif meskipun dari segi keuntungan bisa jadi negatif.
2. Fungsi Biaya
Biaya (C) dalam usaha tani dapat dibedakan menjadi (Suratiyah, 2020): a. Biaya Tetap
(FC = Fixed Cost) yaitu biaya yang besarnya tidak dipengaruhi besarnya produksi (Y).
b. Biaya Variabel (VC = Variable Cost) yaitu biaya yang besarnya dipengaruhi oleh besarnya
produksi.
c. Biaya Majinal (MC = Marginal Cost) yaitu perubahan biaya per satuan perubahan
produksi. MC = ΔC/ ΔQ.
d. Biaya Rata-Rata (AC = Average Cost) yaitu biaya per satuan produksi. AC = TC/TQ. e.
Biaya Variabel Marjinal (MVC = Marginal Variable Cost) yaitu perubahan biaya variabel per
satuan perubahan produksi. MVC nilainya akan sama dengan MC.
f. Biaya Tetap Marjinal (MFC = Marginal Fixed Cost), nilainya sama dengan nol.
g. Rata-Rata Biaya Variable (AVC = Average Variable Cost).
h. Rata-Rata Biaya Tetap (AFC = Average Fixed Cost).
Fungsi biaya menggambarkan hubungan antara besarnya biaya dengan tingkat produksi
yang digambarkan dengan garis TC (Total Cost). Keuntungan terbesar dicapai pada saat MC
sama dengan harga produksi (Titik A pada Gambar 2.2.) dengan asumsi pasar adalah pasar
persaingan sempurna (Suratiyah, 2020).
Gambar 2.1. Kurva Hubungan Biaya dengan Gambar 2.2. Kurva Biaya Marginal
Tingkat Produksi
Studi Kasus: Contoh perhitungan biaya usaha tani di Kabupaten Gunungkidul pada
tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Biaya Usaha Tani Tahun 2013 di Kabupaten Gunungkidul dengan Luas 0,1 Hektar
No Komoditas Produksi Biaya
. (kg)
Biaya Rata Biaya Rata Total
Tetap Rata Variabel Rata Biaya
(FC) (AFC) (VC) (AVC (TC)
)
Tabel 2.2. Biaya Usaha Tani Padi C4 pada Tingkat Produksi yang Berbeda
No. Produ Biaya Rata Biaya Rata Total Rata
ksi Tetap (FC) Rata Variabel Rata Biaya Rata
Padi (AFC) (VC) (AVC) (TC) (AC)
C4
(kg)
1 - - - - - - -
Tabel 2.4. Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Suatuu Periode Usaha Tani Kacang Tanah di
Kabupaten Gunungkidul pada lahan 0,1 Hektar Tahun 2013
No. Uraian Bulan (Rp)
1 2 3 4 Total
2. Penerimaan - - - - 3.040.00
0
3. Pendapatan - - - - 1.452.000
Berdasarkan data Tabel 2.4 perhitungan biaya dan pendapatan usaha tani tanpa
memperhitungkan time value of money. Pendekatan nominal sangat sederhana dan mudah
tetapi mengandung kelemahan yaitu jika pada kenyataannya petani memanfaatkan modal luar
berupa pinjaman atau kredit yang membebankan biaya bunga, Maka perlu dihitung biaya dan
penerimaan menggunakan pendekatan yang memperhatikan nilai waktu uang.
Sebagai contoh, usaha tani kacang tanah di Kabupaten Gunungkidul dengan tingkat
bunga yang berbeda yaitu bunga 1% dan 2% (lihat coumpounding table). Dengan Bunga 1%
Dengan Bunga 2%
a.1. Pengeluaran a.2. Pengeluaran
Bulan 1: Rp 794.000 x 1,03 = Rp 817.820 Bulan 1: Rp 794.000 x 1,082 = Rp 859.108
Bulan 2: Rp 198.500 x 1,02 = Rp 202.470 Bulan 2: Rp 198.500 x 1,061 = Rp 210.608
Bulan 3: Rp 198.500 x 1,01 = Rp 200.485 Bulan 3: Rp 198.500 x 1,040 = Rp 206.440
Bulan 4: Rp 397.000 x 1,00 = Rp 397.000 Bulan 4: Rp 397.000 x 1,020 = Rp 404.940
+ +
Total biaya bulan 4 Rp1.617.775 Total biaya bulan 4 Rp 1.681.096
Dari contoh tersebut terlihat bahwa tingkat bunga berpengaruh pada besarnya biaya dan
pendapatan yang diperhitungkan.
gunakan discounting
PV = → tables
Po = Pt
1
(1 + i)t
1
0,99
0,98
0,97
dst
Discounting tables
b. Penerimaan
Bulan 4: Rp3.040.000 x 0,923 = Rp 2.805.920
c. Pendapatan
Sekarang : Penerimaan – Pengeluaran = Rp1.283.622
Bagi usaha tani yang menggunakan modal sendiri, pendekatan nominal tidak
bermasalah karena pada dasarnya memang tidak memeperhitungkan bunga modal sendiri.
Bagi usaha tani yang menggunakan modal luar (kredit usaha tani atau pinjaman jenis lain)
nilai waktu uang sangat penting karena uang sekarang memiliki kelebihan dapat
menghasilkan bunga. Keseluruhannya itu dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam
penggunaan modal.
1. Modal Investasi
b. Bangunan 24.300.000
c. Alat-alat 2.700.000
Jumlah 54.000.000
2. Biaya-biaya luar
b. Pestisida 116.490
c. Pupuk 1.898. 262
Jumlah 5.159.595
Berdasarkan Tabel 2.5. dapat dtentukan komponen biaya eksplisit dan biaya implisit
usaha tani tersebut beserta nilai masing-masing yaitu:
b. Pestisida 116.490
Jumlah 6.181.946
Jumlah 23.239.994
Perhitungan biaya dalam usaha tani sangat penting karena berhubungan erat dengan
perhitungan pendapatan dan keuntungan usaha tani. Lebih lanjut terkait Pendapatan dan
keuntungan dibahas pada Acara 3.
C. Soal Latihan
1. Hitunglah Biaya Usaha Tani Komoditas Sayuran di Kabupaten Wonosobo
No Komodi Produksi Biaya
. tas (kg)
Sayuran Biaya Rata Biaya Rata Total Rata
Tetap Rata Variabel Rata Biaya Rata
(FC) (AFC) (VC) (AVC (TC) (AC)
)
2. Hitunglah biaya Usaha Tani dan Biaya Marjinal Usaha Tani Kentang di Kabupaten
Wonosobo
No Produksi Biaya
. Kentang
Biaya Rata Biaya Rata Total Rata
(kg)
Tetap (FC) Rata Variabel Rata Biaya Rata
(AFC) (VC) (AVC) (TC) (AC)
3. Berikut ini adalah biaya yang dikeluarkan usaha tani melon pada lahan seluas 0,1 hektar.
Pada bulan ke-5 melon diperoleh hasil panen sebanyak 90 kwintal dan dijual seluruhnya
dengan harga Rp 3.500 per kg. Hitunglah jumlah biaya, penerimaan dan pendapatan usaha
tani tersebut jika petani menggunakan modal sendiri dan tidak memperhitungkan nilai
bunga.
Uraian Bulan ke
1 2 3 4 5
4. Berdasarkan biaya usaha tani melon pada soal nomor 1, dalam menjalankan usahanya
petani meminjam modal dari bank sejumlah total biaya yang diperlukan dari bulan 1-5
dengan tingkat bunga 2% dan harus mengembalikan pada bulan yang sama saat panen.
Hitunglah jumlah modal yang harus dikembalikan petani ke bank pada akhir proses
produksi.
5. Berdasarkan biaya usaha tani melon pada soal nomor 1. Hitunglah jumlah biaya,
penerimaan dan pendapatan usaha tani menggunakan pendekatan nilai sekarang jika
tingkat bunga 3%.
6. Berikut ini adalah biaya-biaya usaha tani tanaman semusim petani di Dusun Kadisono,
Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman. Berdasarkan rincian tersebut, sebutkan komponen
yang termasuk biaya eksplisit dan biaya implisit serta hitunglah nilai keduanya.
Tabel 1. Rerata Biaya Sarana Produksi Tanaman Semusim Dusun Kadisono Tahun 2019
Tabel 2. Rerata Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga per Musim Tanam Dusun Kadisono
Tahun 2019
Tabel 3. Rerata Biaya Tenaga Kerja Dalam Keluarga per Musim Tanam Dusun Kadisono
Tahun 2019
Tabel 4. Rerata Biaya Penyusutan Alat Dusun Kadisono Tahun 2019