Nama: Lufianto
NIM: 193020403035
1. Data hasil analisis pada Artikel Jurnal Kelayakan Industri Kerupuk Tiram di Bogor:
Analisis Bahan Baku (potensi dan ketersediaan bahan baku)
Pada tahun 2001 produksi jamur tiram di Kabupaten Bogor 263.124 kg. Meliputi
produksi wilayah kecamatan maupun kelompok tani binaan. Penghasil utamanya adalah
Kecamatan Cisarua, Mega Mendung dan Ciawi. Kecamatan Cisarua sebagai penghasil jamur
tiram terbanyak yaitu sebanyak 144.000 kg (54,7%).
Tabel 1. Harga (Rp) jamur tiram rata-rata per kg di Kabupaten Bogor pada tahun 1999-2001
Tahun Petani Pengecer
Maksimum Minimum
1999 4.500,- 9.000,- 7.000,-
2000 5.000,- 10.000,- 8.000,-
2001 6.000,- 10.000,- 9.000,-
Preferensi Konsumen
Jenis Produk Nilai Persentase
Kerupuk jamur tiram 0.179 37%
Crispy jamur 0.159 33%
Jamur sayur 0.71 15%
Pikel jamur 0.069 14%
Perencanaan kapasitas
Jumlah permintaan rata-rata kerupuk di Kabupaten Bogor adalah 14% dari permintaan
Nasional. Maka dalam setiap tahunnya diperlukan 2.076.480 kg kerupuk. Sehingga ditinjau
dari segi pasar permintaan maka industri ini layak untuk didirikan.
Di Kabupaten Bogor sendiri telah terdapaat delapan perusahaan kerupuk dengan total
produksi 892.932 kg/thn. Dan dari analisis diperoleh pasar untuk kerupuk jamur tiram
sebesar: 2.076.480 – 892.932 = 96.096 kg/thn. Maka industri ini hanya akan mengisi 8%,
dengan 364 kg/hari dan 264 hari kerja setahun.
Analisis Finansial
Asumsi-asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Harga yang digunakan dalam perhitungan adalah harga konstan pada tahun pertama
2. Produksi tahun pertama 65% dan produksi tahun kedua 75% dari total produksi yang
direncanakan, pada tahun ketiga dan setersunya produksi mencapai 100%
3. Penyusutan dihitung dengan menggunkan metode garis lurus, dengan nilai sisa untuk
fasilitas dan peralatan sebesar 25%
4. Masa waktu tenggang pembayaran kredit investasi adalah setahun setelah kredit
diambil dengan cicilan yang besarnya sama setiap tahun
5. Perbandingan antara model sendiri dengan model pinjaman adalah 40% modal senidir
dan sebesar 60% modal pinjaman.
6. Faktor diskonto didasarkan pada tingkat suku bunga investasi Bank BNI yaitu sebesar
20%
7. Nilai diansumsikan tetap setiap bulan
8. Biaya pemeliharaan sebesar 2% dari nilai investasi
Biaya investasi untuk kerupuk jamur tiram adalah Rp 386.886.800,00
Net benefit 357.960.700,00
Selama 5 tahun
n
Bt −Ct
NPV = ∑ ❑
i=0 ( 1+ i )
Penyelsaian NPV
Selama 5 tahun Net benefit Rp 357.960.700,00 dengan bunga 20% dari nilai investasi.
Menggunakan rumus A (nilai sekarang) n = 5, i = 0,2, A = 357.960.700
A = 357.960.700 (2,9879)
= 1.069.550.776
NPV = present value dari cash inflow- present value dari cash outflow
= 1.069.550.776 - 386.886.800,00
= 682.663.975.50
Metode Internal Rate of Return (IRR)
NPV 1
IRR = i1 +
NPV 1−NPV 2(i 2−i1)
Cara yang saya gunakan yaitu cara coba-coaba (Trial eror) i = 2,9879
Tahun Cost (C) Benefit (B) B-C
5 386.886.800,00 1.069.550.776 682.663.975.50
Penyelsaian
Tahun Cost (C) Benefit (B) B-C DF PV
5 386.886.800,00 1.069.550.776 682.663.975.50
1.069.550 .776
= = 2,76
386.886.800,00
Penyelsaian
Bt −Ct
n
( 1+i )t
Net B/C = ∑
i=1 Ct−Bt
t
( 1+i )
3. Kesimpulan
Dari perhitungan yang telah dilakukan saya menyimpulkan :
1. Net Present Value (NPV) : Rp 682.663.975.50 pada tingkat suku bunga 20% , Nilai
NPV ini lebih besar daripada 0 artinya industri ini layak untuk didirikan
2. Internal Rate of Return (IRR)
3. Metode Net Benefit Cost Ratio (BCR): 2,76 lebih besar dari 1 maka industri ini layak
4. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)