Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rintan Karisma Virnanda

No : 18
Kelas : XII BDP 1

 Tema : Pattimura, sang tokoh pengusir penjajah dari Maluku


 Kerangka Cerita Sejarah
1. Biografi Kapitan Pattimura
2. Awal singkat perjuangan Pattimura
3. Pertempuran hebat antara rakyat Ambon dan Kolonial Belanda
4. Wafatnya Kapitan Pattimura
5. Sikap yang dapat diteladani dari seorang tokoh Kapitan Pattimura

 Biografi Kapitan Pattimura


Pattimura lahir pada tanggal 8 Juni 1783 di Saparua, Maluku dari ayah Frans
Matulesi dengan Ibu Fransina Silahoi. Nama kecil beliau adalah Thomas Matulessy.
Pattimura tergolong turunan bangsawan dari Raja Sahulau, sebuah kerajaan yang
berada di Teluk Seram Selatan. Pattimura memiliki seorang adik laki-laki bernama
Yohanis. Pada 1810, Kepulauan Maluku diambil alih Belanda oleh Inggris. Pattimura
kemudian menerima pelatihan militer dari pasukan Inggris dan mencapai pangkat
Mayor.

 Awal singkat perjuangan Pattimura


Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda
dan kemudian Belanda menetapkan kebijakan politik monopoli, pajak atas tanah
(landrente), pemindahan penduduk serta pelayaran Hongi (Hongitochten), serta
mengabaikan Traktat London I antara lain dalam pasal 11 memuat ketentuan bahwa
Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan korps Ambon
dengan Gubenur dan dalam perjanjian tersebut juga dicantumkan dengan jelas
bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-serdadu
Ambon harus dibebaskan dalam artian berhak untuk memilih untuk memasuki dinas
militer pemerintah baru atau keluar dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya
pemindahan dinas militer ini dipaksakan Kedatangan kembali kolonial Belanda pada
tahun 1817 mendapat tantangan keras dari rakyat. Hal ini disebabkan karena kondisi
politik, ekonomi, dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama dua abad.
Rakyat Maluku akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan
Pattimura Maka pada waktu pecah perang melawan penjajah Belanda tahun 1817,
Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai
pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat
kesatria (kabaressi). Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi
perang bersama pembantunya. Sebagai pemimpin dia berhasil mengkoordinir Raja-
raja Patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur
pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan.
Kewibawaannya dalam kepemimpinan diakui luas oleh para Raja Patih maupun
rakyat biasa. Dalam perjuangan menentang Belanda ia juga menggalang persatuan
dengan kerajaan Ternate dan Tidore, raja-raja di Bali, Sulawesi dan Jawa. Perang
Pattimura yang berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang
besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang
Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.Belanda mengerahkan armada kora-
kora untuk melawan Pattimura, teluk Ambon, 1817.

 Pertempuran hebat antara rakyat Ambon dan Kolonial Belanda


Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat
dan di laut dikoordinir Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya antara
lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebook, Philip Latumahina dan Ulupaha.
Pertempuran yang menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti perebutan
benteng Belanda Duurstede di Saparua, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah
Hatawano, Ouw- Ullath, Jazirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang
Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan
bumi hangus oleh Belanda.

Kapitan Pattimura bersama beberapa anggota pasukannya ditangkap pasukan


Belanda disebuah rumah di daerah Siri Sori lalu dibawa ke Ambon. Di Ambon
Pattimura dibujuk agar bersedia bekerjasama dengan pemerintah Belanda namun
selalu ditolaknya.

 Wafatnya Kapitan Pattimura


Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di
tiang gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Atas kegigihan dan
perjuangan dalam memperjuangkan kemerdekaan, Kapitan Pattimura oleh
pemerintah Republik Indonesia nobatkan sebagai “Pahlawan Perjuangan
Kemerdekaan”.

 Sikap yang dapat diteladani dari seorang tokoh Kapitan Pattimura


1. Ikhlas/Rela Berkorban
Untuk kehidupan bangsa yang lebih sejahtera, para pahlawan perlu mengorbankan
waktu, tenaga, hingga nyawanya. Ini bukan berarti kita semua harus meninggal
seperti para pahlawan. Namun, kerelaan mereka memberikan hal-hal yang berharga
untuk kepentingan bangsa bisa menjadi panutan bagi kita.
2. Membela Keadilan
Ketidakadilan dapat menimbulkan perpecahan. Jika tidak diatasi, maka orang bisa
kehilangan hak asasi manusia. Ini sebabnya para pahlawan tergerak untuk melawan
penjajah ketika sesamanya diperlakukan tidak adil.
3. Keberanian
Keberanian bukan berarti tanpa rasa takut. Membela kebenaran pasti memiliki
resiko yang perlu disadari. Namun rasa takut tidak membuat mereka mundur atau
menyerah begitu saja. Mereka akan tetap berpegang teguh pada prinsip.
4.Persatuan dalam Kebinekaan
Sebagai negara kesatuan, Indonesia dianugerahi keragaman. Oleh karena itu,istilah
“Bhinneka Tunggal Ika” (beraneka tapi satu) digunakan untuk menjadi semboyan
bangsa. Indonesia dibangun dengan ideologi ini karena pahlawan para pahlawan
perintis kemerdekaan mengerti bahwa perbedaan bukanlah hambatan untuk
menjadi bangsa yang besar dan kuat.

Anda mungkin juga menyukai