Litrev Tunanetra 2
Litrev Tunanetra 2
Ni Kadek Ayu Warmini1, I Gusti Ayu Putu Satya Laksmi2, Niken Ayu Merna Eka
Sari3
1
Mahasiswa Ilmu Keperawatan Program Sarjana, STIKes Wira Medika Bali,
23
Staff dosen Departemen Keperawatan Anak, STIKes Wira Medika Bali,
Email : emailnya.ayuda@gmail.com, ayuputusatya@yahoo.com,
nikenmerna@yahoo.co.id
1
dan ikut serta memberikan pengajaran pada anaknya agar memiliki kebiasaan
mandiri.
Keywords : self care, children with visual impairment, the level of indendence
2
PENDAHULUAN
3
sebesar 0,08%, bibir sumbing 0,08% dan tuna rungu sebesar 0,07% (Riskesda,
2013). Dalam hal ini peran pengasuh sangatlah membantu ketika para orang tua
yang sudah tidak menghiraukan atau memperhatikan lagi hidup anak-anaknya
nanti, atau menelantarkannya, ataupun keterbatasan pengetahuan orang tua yang
tak tahu harus melakukan apa terhadap anak mereka sehingga pembiaran pun terjadi
oleh padatnya pekerjaan orang tua sehingga tidak memiliki waktu lagi untuk
mendidik anak cacat untuk mandiri (Yoga, 2020). Upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk anak tunanetra dalam bentuk pendidikan kemandirian segi formal.
4
keluarga, kemunduran dalam perkembangan, dan masalah perawatan diri pada
anak.
METODE
HASIL
Hasil review artikel disajikan dalam bentuk tabel dibawah ini dengan
ketentuan yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah hasil review artikel nasional dan
internasional.
5
Tabel 1 Hasil Review Artikel
6
korelasi yang signifikan secara
statistik antara skor total
kecacatan dan perawatan-diri,
korelasi terdeteksi antara
subskala.
Efanke Y. Pioh, Peran Pengasuh Dalam Mengetahui bagaimana Anak Metode Hasil penelitian dan
Nicolaas Meningkatkan peran pengasuh dalam disabilitas penelitian pembahasan bahwa peranan
Kandowangko, Jouke Kemandirian Anak meningkatkan netra di Panti kualitatif pengasuh pada Panti Sosial
J. Lasut (2017) Disabilitas Netra di Panti kemandirian disabilitas Sosial Cacat Netra “ Bartemeus “
Sosial Bartemeus netra Bartemeus sangat berat dan memerlukan
Manado Manado keahlian khusus serta memiliki
kesabaran dan ketekunan yang
luar biasa agar dapat mengajar
kemandirian kepada para anak
asuhnya agar dapat hidup
mandiri dan tidak menjadi
beban bagi keluarganya serta
sanak saudara maupun warga
masyarakat.
7
Sayan Putatunda A Deep learning Memecahkan masalah Menggunakan Metode Masalah klasifikasi perawatan diri
(2019) approach for the klasifikasi perawatan dataset Care2Vec dua yang berbeda pengaturan.
classification of self- diri “SCADI (Self- yang Dalam kasus pertama, masalah
care problems in Care Activities merupakan klasifikasi multi-kelas, karena ada
physically disabled Dataset based) dua tahap beberapa keas target yang
children pendekatan mewakili masalah perawatan diri
pembelajaran dan memiliki 205 fitur / prediktor.
yang Dalam kasus kedua, masalah
mendalam klasifikasi perawatan diri dalam
pengaturan klasifikasi biner
dimana kelas target mewakili
apakah orang tersebut menderita
masalah perawatan diri atau tidak.
Mathijs P.J. Vervloed, Critical Review of Memeriksa apakah 1. Partisipan Metode yang Hasil penelitian menunjukkan
Ellen C.G. van den Setback in Development dalam studi longitudinal berusia digunakan bahwa periode sekitar tahun kedua
Broek, Ans J.P.M. van in Young Children with tentang perkembangan antara 0 dan adalah kehidupan adalah masa yang
Eijden (2020) Congenital Blindness or anak-anak dengan hal 4 tahun pernyataan rentan bagi anak - anak ini, di
Visual Impairment kebutaan atau gangguan 2. Anak-anak PRISMA Indonesia yang sekitar 25-33%
penglihatan ada bukti kongenital untuk dari anak-anak tunanetra
empiris untuk tunanetra melaporkan kemunduran.
8
keberadaan DS sebagai item untuk
dipostulasikan oleh sistematis
Dale and Salt (2018) ulasan
Yoga Rosita, Hany Relationship of Family Mengetahui dukungan Anak retardasi Metode Hasil penelitian menunjukkan
Puspita A, Sylvie Support with keluarga dalam mental di SLB korelasional bahwa sebagian besar responden
Puspita (2020) Independence of Self- memandirikan anak TN II Desa dengan desain mendapatkan dukungan keluarga
Care in Mental berkebutuhan khusus Mancar penelitian dalam kategori baik yaitu
Retardation in SLB TN dalam melakukan Kecamatan menggunakan sebanyak 15 orang (62,5%).
II Mancar Village, kebersihan diri Peterongan kuesioner Sebagian besar responden
Peterongan District Kabupaten untuk memiliki kemandirian dalam
Jombang mengukur perawatan diri dalam kategori
sejumlah 24 dukungan mandiri yaitu sebanyak 16 orang
orang keluarga dan (66,7%).
kemandirian
perawatan diri
9
PEMBAHASAN
10
bergerak, berpergian, mengerjakan pekerjaan rumah maupun bersosialisasi. Seperti
halnya pada anak disabilitas khususnya anak tuna grahita dan tuna netra harus
memperhatikan kebutuhan sehari-hari dan kemampuan perawatan dirinya.
11
diri pada lansia jauh lebih besar daripada anak-anak. Karena kecacatan pada lansia
lebih sulit daripada anak-anak, dalam melakukan kegiatan sehari-hari anak
tunanetra di bantu dan diajarkan oleh pengasuh saja sudah cukup, tetapi untuk lansia
dibantu dan diajarkan oleh pengasuh tidak cukup, diperlukan penjaga yang ekstra
untuk membantu semua aktivitas lansia.
12
WHO. Masalah klasifikasi perawatan diri dua yang berbeda pengaturan. Dalam
kasus pertama, masalah klasifikasi multi-kelas, karena ada beberapa keas target
yang mewakili masalah perawatan diri dan memiliki 205 fitur / prediktor. Dalam
kasus kedua, masalah klasifikasi perawatan diri dalam pengaturan klasifikasi biner
dimana kelas target mewakili apakah orang tersebut menderita masalah perawatan
diri atau tidak. Seluruh pengembangan model dan analisis data diimplementasikan
menggunakan Python. Berdasarkan hasil penelitian, bahwa opini penulis tentang A
Deep learning approach for the classification of self-care problems in physically
disabled children dapat memudahkan dalam klasifikasi perawatan diri. Masalah
klasifikasi perawatan diri sangat erat dengan orang yang mengalami gangguan fisik.
Jadi sangat penting adanya pengembangan tentang klasifikasi perawatan diri ini.
Hasil penelitian Yoga (2020), didapatkan bahwa dari 24 anak yang tidak
mendapatkan dukungan keluarga, terdapat 3 anak (12,5%) yang mandiri, sedangkan
dari 18 anak yang mendapatkan dukungan keluarga terdapat 6 anak (33,3%) yang
tidak mandiri. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p = 0,001 (p < 0,05), dengan
derajat kemaknaan (α = 0,05). Ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara
13
dukungan keluarga dengan kemandirian anak di SLB TN II. Berdasarkan nilai OR
=14,0, hal ini berarti anak yang tidak mendapatkan dukungan keluarga berpeluang
14 kali untuk tidak mandiri. Berdasarkan hasil penelitian, opini penulis kurangnya
dukungan keluarga yang diberikan kepada anak disebabkan karena orang tua sibuk
memperhatikan urusan pekerjaannya, kurangnya kesabaran dalam mendidik anak
dan kurang menerima anaknya, mereka lebih memperdulikan anak yang lain yang
tidak mengalami disabilitas, anak yang mendapatkan dukungan keluarga, tetapi
tidak mandiri disebabkan karena orang tua cemas dengan kondisi anak, sedangkan
anak yang tidak mendapat dukungan keluarga tetapi mandiri karena adanya
pembantu dan keluarga yang dapat membantu dalam beraktivitas.
14
KESIMPULAN
SARAN
Berdasarkan hasil review disampaikan saran Kepada orang tua agar dapat
menerapkan kemandirian personal hygiene pada anak, serta meluangkan waktu
memberi dukungan, semangat dan ikut serta memberikan pengajaran pada
anaknya agar memiliki kebiasaan mandiri.
15
DAFTAR PUSTAKA
Mathijs P.J. Vervloed, Ellen C.G. van den Broek, Ans J.P.M. van Eijden. 2020.
Critical Review of Setback in Development in Young Children with
Congenital Blindness or Visual Impairment. Internasional Journal of
Disability, Development and Education, 67(3), 336-355.
https://doi.org/10.1080/1034912X.2019.1588231
Rudiyati, S. 2009. Latihan Kepekaan Dria Non-Visual bagi Anak Tunanetra. Jurnal
Pendidikan Khusus, 5(20), 55-67.
Riset Kesehatan Dasar. 2013 Kesehatan Gigi dan Mulut. Badan Penelitian dan
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.
16
Yoga Rosita, Hany Puspita A, Sylvie Puspita. 2020. Hubungan Dukungan
Keluarga dengan Kemandirian Perawatan Diri Pada Anak Retardasi
Mental di SLB TN II Desa Mancar Kecamatan Peterongan. Prima
Wiyata Health, 1(1), 17-24.
17