Syarat dan Ketentuan Umum Vendor Transportasi Mayora Group (selanjutnya disebut “SKU”)
merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian Jasa Transportasi (“PJT”) (untuk selanjutnya SKU dan PJT
secara bersama-sama disebut sebagai ”Perjanjian”), dalam SKU ini yang dimaksud dengan :
1. Mayora Group terdiri dari:
- PT Mayora Indah Tbk.
- PT Torabika Eka Semesta
- PT Inbisco Niagatama Semesta
- PT Cipta Niaga Semesta
- PT Dellifood Sentosa Corpindo
- PT Tirta Fresindo Jaya
- PT Nutrindo Bogarasa
- PT Kakao Mas Gemilang
(selanjutnya disebut “MAYORA GROUP”)
2. Vendor Transportasi adalah penyedia jasa Ekspedisi (selanjutnya disebut “VENDOR”) yang telah
menandatangani Syarat dan Ketentuan Umum ini dan PJT.
3. PARA PIHAK adalah MAYORA GROUP dan VENDOR yang bertindak secara bersamaan dalam
SKU ini.
4. Barang adalah berupa bahan baku baik (dalam bentuk padat, cairan dan gas), kemasan dan/atau
barang jadi produk makanan dan minuman milik MAYORA GROUP.
5. Boks Truk dan ISO Tank adalah alat angkut yang digunakan untuk pengangkutan jalan darat milik
VENDOR.
6. Boks Truk yang digunakan adalah Truk built up (box) dengan kapasitas udara min 44 m³, Truk
Tronton (box) dengan kapasitas udara min 30 m³. Fuso 23-28 m³, CDD 11-13 m³, CDE 6,5 m³ dan
Carry 2,8 m³.
7. Boks Container yang digunakan adalah Container 20 ”Feet, 40 ”Feet HC atau 40 ”Feet dengan
kapasitas udara 27, 58 dan 68 m3.
8. ISO Tank yang digunakan adalah Container 20 ”Feet.
9. LDP adalah waktu tempuh pengiriman produk MAYORA GROUP yang dihitung sejak tanggal
Surat Jalan diterima oleh VENDOR sampai tanggal Surat Jalan ditandatangani oleh penerima
barang.
10. Surat Jalan adalah rincian jumlah barang untuk masing-masing tujuan pengiriman yang diserahkan
oleh MAYORA GROUP kepada VENDOR dan harus ditandatangani oleh penerima barang
dilokasi tujuan dan Surat Jalan ini sebagai dokumen pendukung tagihan dari VENDOR kepada
MAYORA GROUP. Dokumen Surat Jalan hanya dianggap sah sebagai dasar penagihan
VENDOR kepada MAYORA GROUP bila mencantumkan : Alamat Pengiriman dan Penerimaan
Barang, Nomor Truk, Nama Pengemudi Truk, Tanda Tangan Pembuat Surat Jalan, Tanda Tangan
Kepala Gudang atau Kepala Pabrik, Tanda Tangan Pengemudi, Tanda Tangan Penerima Barang,
Stempel VENDOR dan Tanggal Penerimaan Barang.
11. Surat Perintah Ekspedisi (SPE) adalah surat perintah pengangkutan barang yang dibuat oleh
MAYORA GROUP dan diserahkan kepada VENDOR untuk digunakan sebagai dasar
pengambilan produk di gudang MAYORA GROUP dan sekaligus sebagai salah satu dokumen
resmi tagihan dari VENDOR kepada MAYORA GROUP.
12. Term Of Payment (TOP) adalah pengaturan cara pembayaran yang disepakati oleh PARA PIHAK.
13. Jasa Pengiriman adalah jasa yang diberikan oleh VENDOR kepada MAYORA GROUP dalam
rangka pelaksanaan Perjanjian ini.
14. Semua pengangkutan baik darat dan laut harus mengikuti Kebijakan Perusahaan MAYORA
GROUP sebagaimana terlampir dalam Lampiran 1 SKU ini.
2) RUANG LINGKUP
3) POLA OPERASI
Kewajiban VENDOR :
Ketentuan Kewajiban VENDOR yang berlaku untuk Pengangkutan Darat :
1. Menyediakan jumlah armada truk yang layak pakai sesuai daftar yang telah diberikan kepada
MAYORA GROUP per hari sesuai rute yang akan ditentukan oleh MAYORA GROUP, namun
tetap meliputi dan tidak keluar dari rute yang telah disepakati dalam PJT.
2. Mempunyai email untuk menerima Permintaan Pengiriman dari MAYORA GROUP.
3. Menyiapkan uang jalan yang cukup kepada supir armada truk VENDOR sesuai dengan rute
yang telah disepakati.
4. Mengirim barang ke tempat yang telah ditunjuk oleh MAYORA GROUP sesuai dengan
standar waktu Lama Dalam Perjalanan (LDP).
5. Memberikan informasi kepada MAYORA GROUP segera setelah barang sampai di alamat
penerima barang pada hari yang sama.
6. Menyerahkan kembali dokumen pengiriman barang yang sudah ditandatangani antara lain
Surat Perintah Ekspedisi dan Surat Jalan sebagai bukti bahwa barang telah diserahkan kepada
penerima.
7. Memperoleh dan menyimpan semua ijin atau persetujuan yang diperlukan KEDUABELAH
PIHAK dan yang dipersyaratkan oleh suatu peraturan untuk melaksanakan kegiatan
sebagaimana tersebut dalam Perjanjian ini.
8. VENDOR bertanggung jawab atas penerimaan terhadap produk MAYORA GROUP secara
aman di perjalanan dari gudang pemuatan sampai dengan barang diserahkan kepada penerima,
kecuali untuk barang cacat produksi yang tetap menjadi tanggung jawab MAYORA GROUP.
9. VENDOR bertanggung jawab atas pengiriman secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat sasaran
sesuai permintaan MAYORA GROUP.
10. Tidak memberitahukan kepada pihak yang tidak berkepentingan segala bentuk informasi dan
atau data yang diperoleh dalam lingkup Perjanjian ini.
Hak VENDOR :
1. Menerima pembayaran atas layanan jasa pekerjaan yang telah dilakukan oleh VENDOR.
2. Mendapatkan data dan informasi yang benar dan akurat tentang rencana dan dokumen
pengiriman barang dari MAYORA GROUP
5) BIAYA PENGIRIMAN
1. Perincian biaya untuk pengiriman produk makanan dan minuman, bahan baku (padat,cair, dan
gas) dengan jasa layanan Boks Container dan ISO Tank ditetapkan sesuai tarif terlampir dalam
PJT.
2. VENDOR dapat mengajukan penyesuaian terhadap tarif pengiriman barang selama jangka waktu
Perjanjian ini apabila terdapat kebijakan pemerintah yang berdampak besar pada perekonomian,
seperti kenaikan harga BBM.
3. Tarif yang diajukan oleh VENDOR adalah biaya bersih yang sudah termasuk semua biaya
pengiriman dan implikasinya. MAYORA GROUP tidak membayar biaya lain diluar biaya bersih
tersebut..
6) PAJAK
Tarif yang ditetapkan oleh VENDOR atas pengiriman produk makanan dan minuman MAYORA
GROUP belum termasuk pajak pertambahan nilai (PPN).
7) GANTI RUGI
1. Kerugian yang timbul akibat kesalahan pegawai atau pihak lain yang dipekerjakan oleh atau
dibawah perintah MAYORA GROUP menjadi tanggung jawab MAYORA GROUP.
2. Kerusakan dan kehilangan selama dalam pengiriman barang milik MAYORA GROUP yang
terbukti terjadi akibat kesalahan operasi VENDOR ditanggung oleh VENDOR sebesar nilai
barang tersebut.
3. Apabila terjadi kehilangan pada saat barang MAYORA GROUP dikirimkan oleh VENDOR, maka
PARA PIHAK sepakat untuk terlebih dahulu melakukan investigasi bersama atas permasalahan
tersebut dan penyelesaian atas permasalahan tersebut akan disepakati bersama oleh PARA PIHAK
secara musyawarah.
4. Jika terjadi kerusakan atau kehilangan barang, maka VENDOR harus membuat Berita Acara yang
ditandatangani oleh penerima barang atau kuasanya dan Berita Acara tersebut diserahkan kepada
MAYORA GROUP sebagai bahan untuk mengajukan klaim kepada VENDOR.
PARA PIHAK dengan ini menyatakan akan menjamin pihak lainnya dalam Perjanjian ini sebagai
berikut :
1. PARA PIHAK dalam Perjanjian ini mempunyai hak untuk menandatangani dan melaksanakan
SKU dan PJT.
2. SKU dan PJT yang ditandatangani PARA PIHAK tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang wajib ditaati oleh PARA PIHAK dalam menjalankan perusahaannya.
3. PARA PIHAK telah mengambil semua tindakan yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar masing-masing pihak diantaranya mengenai kewenangan untuk melaksanakan
kerjasama ini.
9) KERAHASIAAN
1. Seluruh informasi dan data yang terkait dengan SKU dan PJT yang dibuat PARA PIHAK, harus
dijaga kerahasiaannya oleh PARA PIHAK dan sepakat untuk tidak memberitahukan dan atau
memberikan data sebagian ataupun seluruhnya kepada pihak ketiga manapun juga, meskipun
Perjanjian telah berakhir, kecuali :
Sudah dibuka kepada umum oleh pemilik informasi;
Harus diberikan berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku;
Berdasarkan penetapan pengadilan.
2. PARA PIHAK wajib memastikan semua pegawainya mematuhi kewajiban menjaga kerahasiaan
sebagaimana tersebut dalam poin (1) di atas. Dalam hal salah satu Pihak melanggar ketentuan
kerahasiaan sebagaimana tersebut dalam poin (1) di atas, maka PARA PIHAK sepakat bahwa
segala kerugian yang timbul dari pelanggaran tersebut ditanggung sepenuhnya oleh Pihak yang
melakukan pelanggaran.
1. PARA PIHAK sepakat akan mengadakan evaluasi dan rekonsiliasi terhadap pelaksanaan
kerjasama ini secara bersama-sama setelah periode kerjasama berakhir.
2. Evaluasi dan rekonsiliasi dapat dilakukan diluar ketentuan pada poin (1) di atas, berdasarkan
permintaan salah satu Pihak yang diajukan kepada Pihak lainnya secara tertulis paling lambat 10
hari kerja sebelum tanggal pelaksanaan dimaksud.
11) KEADAAN MEMAKSA/FORCE MAJEURE
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah suatu peristiwa atau keadaan
yang terjadi di luar kekuasaan atau kemampuan salah satu atau PARA PIHAK, yang
mengakibatkan salah satu atau PARA PIHAK tidak dapat melaksanakan hak-hak dan atau
kewajiban-kewajiban sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian ini, termasuk dikarenakan bencana
alam, peperangan, aksi militer, huru-hara, pemogokan, epidemi, dan kebijakan maupun peraturan
pemerintah atau penguasa setempat yang secara langsung dapat mempengaruhi pemenuhan
pelaksanaan Perjanjian ini.
2. Dalam hal terjadi keadaan memaksa (force majeure) sebagaimana tersebut diatas maka pihak yang
mengalami keadaan memaksa (force majeure) tersebut wajib memberitahukan secara tertulis
kepada pihak lainya dalam perjanjian ini disertai dengan bukti-bukti yang layak dari pihak atau
instansi yang berwenang, paling lambat 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam setelah terjadinya
keadaan memaksa dimaksud. Keterlambatan dan kelalaian untuk memberitahukan adanya keadaan
memaksa (force majeure) mengakibatkan tidak diakuinya peristiwa tersebut sebagai keadaan
memaksa (force majeure).
3. Apabila benar telah terjadi keadaan memaksa (force majeure) dengan bukti-bukti sebagaimana
poin (2) di atas, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan segala hak dan kewajiban masing-
masing pihak satu sama lain secara musyawarah.
4. Setelah berakhirnya atau dapat diatasinya keadaan memaksa (force majeure) sebagaimana
dimaksud dalam poin (2) di atas, maka pihak yang mengalami keadaan memaksa (force majeure)
wajib dengan itikad baik segera melaksanakan kewajibannya yang tertunda dimaksud.
1. Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak sengaja
melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan luka ringan
hingga korban manusia dan/atau kerugian harta benda.
2. Dalam hal terjadi kecelakaan lalu lintas maka ketentuan yang digunakan merujuk kepada
Kebijakan Perusahaan Penggantian barang Rusak/Basah/Hilang di dalam Perjalanan yang tertuang
dalam dokumen Kebijakan Perusahaan Nomor PAB-D&L-K01-01-0214 yang mulai berlaku
pertanggal 10 November 2016 yaitu barang yang Rusak/Basah/Hilang menjadi tanggung jawab
sepenuhnya Pihak Kedua. Adapun besaran klaim barang Rusak/Basah/Hilang adalah 1 (satu) kali
dari harga jual Pihak Pertama kepada Subdist.
3. VENDOR wajib memberitahukan kepada MAYORA GROUP dalam hal terjadi kecelakaan
dimaksud dalam poin (1) di atas.
1. Apabila salah satu Pihak bermaksud mengakhiri Perjanjian, maka Pihak yang bermaksud untuk
mengakhiri Perjanjian harus memberitahukan mengenai maksud tersebut kepada pihak lainnya
secara tertulis paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengakhiran Perjanjian yang
dikehendakinya, dan apabila sampai dengan tanggal pengakhiran Perjanjian dikehendaki, pihak
yang menerima pemberitahuan tidak memberikan tanggapannya, maka pihak tersebut dianggap
sepakat untuk mengakhiri Perjanjian dan karenanya Perjanjian ini menjadi berakhir.
2. Dalam hal terjadi pelanggaran atas kewajiban-kewajiban VENDOR berdasarkan Perjanjian ini
dimana pelanggaran tersebut tidak dapat diperbaiki dalam kurun waktu 15 (lima belas) hari
kalender sejak diterimanya pemberitahuan terjadinya pelanggaran tersebut dari MAYORA
GROUP maka MAYORA GROUP dapat mengakhiri Perjanjian dengan cara sebagaimana tersebut
pada ayat (1) poin ini.
3. Untuk tujuan-tujuan dari ayat (2) poin ini, suatu pelanggaran telah dianggap diperbaiki jika Pihak
yang mengalami kerugian sebagai akibat dari pelanggaran tersebut menyatakan secara tertulis
dengan itikad baik bahwa Pihak lainnya telah memenuhi seluruh kewajibannya yang dilanggar
berdasarkan Perjanjian ini.
4. Perjanjian ini berakhir dengan sendirinya apabila :
Terdapat salah satu Pihak yang melakukan likuidasi atau dinyatakan pailit atau apapun yang
dapat disamakan dengan hal tersebut berdasarkan perundang-undangan.
Adanya ketentuan hukum atau peraturan pemerintah yang menyebabkan seluruh Perjanjian ini
bertentangan dengan ketentuan hukum atau peraturan pemerintah.
5. Dengan berakhirnya atau diakhirinya perjanjian ini, maka PARA PIHAK tetap wajib untuk
melaksanakan segala kewajibannya yang masih harus diselesaikan sebagai akibat dari pelaksanaan
Perjanjian ini.
6. Tanpa membatasi apa yang telah disebutkan terdahulu, untuk pengakhiran perjanjian ini, PARA
PIHAK dengan ini mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata Indonesia.
1. Apabila terjadi perbedaan paham atau perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan SKU dan PJT
ini, PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah untuk mufakat.
2. Apabila jalan musyawarah dan mufakat sebagaimana ayat (1) pasal ini tidak tercapai setelah
dilaksanakannya musyawarah dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kelender, maka PARA
PIHAK sepakat untuk menyelesaikan melalui saluran hukum, dengan memilih tempat kedudukan
(domisili) hukum di kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
15) LAIN-LAIN
1. SKU dan PJT ini dan pelaksanaannya diatur dan diinterpretasikan menurut ketentuan hukum yang
berlaku di wilayah Republik Indonesia.
2. Apabila karena suatu perubahan ketentuan hukum atau peraturan perundang-undangan atau
kebijakan pemerintah atau keputusan badan peradilan atau arbitrase atau karena alasan apapun
salah satu atau lebih dari ketentuan dalam perjanjian ini menjadi atau dinyatakan tidak sah, tidak
mengikat atau tidak dapat dilaksanakan oleh PARA PIHAK, maka PARA PIHAK sepakat untuk
menggantikan ketentuan tersebut dengan ketentuan yang sah, mengikat dan dapat dilaksanakan
yang dari segi tujuan SKU dan PJT ini dan aspek komersialnya mempunyai kesamaan dengan
ketentuan yang menjadi atau dinyatakan sebagai tidak sah, tidak mengikat atau tidak dapat
dilaksanakan tersebut, hal mana akan ditetapkan atas persetujuan PARA PIHAK.
Mengetahui:
PT SERASI LOGISTICS INDONESIA MAYORA GROUP
* materai Rp 6.000,-