JEMBATAN PANDEYAN
KABUPATEN SUKOHARJO
KERJA PRAKTEK
Disusun Oleh :
FIRMAN PAMBUDI
NIM. I 8212018
i
HALAMAN PENGESAHAN
PROYEK PEMBANGUNAN
JEMBATAN PANDEYAN
KABUPATEN SUKOHARJO
KERJA PRAKTEK
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.)
pada Program Studi DIII Teknik Sipil Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
FIRMAN PAMBUDI
NIM. I 8212018
Persetujuan:
DosenPembimbing
Mengetahui, Disahkan,
KetuaJurusanTeknikSipil Ketua Program Studi DIII TeknikSipil
FakultasTeknik UNS JurusanTeknikSipilFakultas Teknik UNS
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
DAFTAR TABEL................................................................................................ ix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Umum ............................................................................ 1
1.2 Latar Belakang Proyek.................................................................. 2
1.3 Maksud dan Tujuan Proyek .......................................................... 2
1.4 Teknik Pengumpulan Data............................................................ 3
1.5 Data Proyek................................................................................... 3
1.6 Lokasi Proyek ............................................................................... 5
1.7 Ruang Lingkup Pekerjaan ............................................................. 6
1.7.1 Ruang Lingkup Proyek ........................................................ 6
1.7.2 Ruang Lingkup Praktek ....................................................... 6
1.8 Sistematika Laporan...................................................................... 7
v
2.5. Sitem Kontrak ............................................................................... 27
2.5.1 Macam – macam sistem kontrak.......................................... 27
2.5.2 Sistem Kontrak Di Lapangan ............................................... 30
vi
4.1.3 Persiapan Bahan................................................................. 46
4.2 Pelaksanaan Pekerjaan .................................................................. 47
4.2.1 Pekerjaan Pondasi Sumuran .............................................. 47
4.2.2 Pekerjaan Pembuatan Abutment ........................................ 48
4.2.3 Pekerjaan Pembuatan Talud .............................................. 49
4.2.4 Pekerjaan Pembuatan Plat Injak ........................................ 51
4.2.5 Pekerjaan Peletakan Gelagar.............................................. 53
PENUTUP…………………………………………………………..…………...x
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xii
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB 1
PENDAHULUAN
1) Fungsi Ekonomi
Pembangunan Jembatan Pandeyan dapat mempercepat dan mempermudah
lalu lintas warga. Selain itu manfaat dibangunnya jembatan ini juga dapat
dirasakan dengan cepatnya akses jangkauan distribusi barang-barang
kebutuhan ekonomi dan membantu masyarakat dalam melakukan aktivitas
maing-masing.
2) Fungsi Politik
Pembangunan jembatan ini merupakan realisasi janji dari Bupati Sukoharjo
yang terpilih. Bertujuan untuk memberikan kesejahteraan pada masyarakat
dalam bentuk prasarana transportasi.
3) Fungsi Sosial
Dengan adanya jembatan dapat menghubungankan antara daerah dan lahan
pertanian warga yang dipisahkan oleh sebuah sungai. Sehinggamasyarakat di
kedua daerah tersebut akan lebih mudah bersosialisasi.
1
2
1.3. Tujuan
- (Amandemen)
Sistematika pembahasan dalam Laporan Kerja Praktek ini terdiri dari Lima BAB,
dengan pembagian sebagai berikut:
BAB 1 : Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang Proyek, maksud dan tujuan
proyek, maksud dan tujuan kerja praktek, teknik pengumpulan
data, data-data proyek, lokasi proyek, dan sistematika
pembahasan.
Manajemen proyek adalah sebagian kecil dari manajemen yang dilakukan pada
suatu proyek sehingga diperoleh hasil sesuai tujuan proyek tersebut.
Manajemen dapat diberi definisi sebagai suatu teknik/cara, yang berarti dengan
teknik/cara tersebut maksud dan tujuan dari sekelompok manusia tertentu dapat
ditetapkan, diklarifikasikan, dan dilaksanakan.Manajemen adalah suatu seni
keahlian untuk memperoleh hasil maksimal dengan usaha minimal dalam rangka
untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan baik bagi pimpinan maupun para
pekerja, serta memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada masyarakat.
(Wulfram Ir., Manajemen Konstruksi Proyek, Penerbitan ANDI Yogyakarta,
2002)
a. Perencanaan(Planning)
b. Pengorganisasian(Organizing)
c. Pelaksanaan(Actuating)
d. Pengawasan(Controlling)
e. Evaluasi(Evaluating)
Planning
Evaluating Organizing
Controlling Actuating
d. Controlling
Untuk menjamin suatu proyek berhasil, perlu dilakukan pengawasan dan
pengontrolan pekerjaan. Untuk pengawasan di lapangan pemilik proyek dibantu
oleh pengawas lapangan
Ir Jumadi
NIP. 19640424 199303 1 012
SENO MULYADI, ST
NIP. 19600817 199303 1005
BENDAHARA PENGELUARAN
EKO HANANTO
NIP. 19780325 20001 2 001
SITI NURHAYATI
NIP. 19711202 200801 2 006
RUSIAWATI
NIP. 19640125 200701 2 002
PENGAWAS LAPANGAN
JEMBATAN PANDEYAN
SATMINTO
NIP. 19611214 199103 1 004
PELAKSANA
SUSENO, ST
ADMINISTRASI
BAGAS
15
Bendahara Proyek
a. Membawahi tugas sebagai staf bendahara dalam urusan keluar masuk aliran
dana anggaran.
b. Melaksanakan transaksi kontrak dengan pihak rekanan dengan diketahui oleh
pemimpin proyek.
c. Melayani dan membantu menyediakan data untuk pemeriksaan keuangan,
administrasi, teknis, dan fisik oleh instansi pemeriksa.
16
Staf Bendahara
Staf AdministrasiUmum
Pengawas Lapangan
Surveyor
Dalam Proyek Pembangunan Jembatan Pandeyanini yang bertindak sebagaipelaksana proyek adalah CV MANUNGGAL
KARYA.Adapun Gambar 2.4 sebagai struktur organisasinya sebagai berikut:
DIREKTUR UTAMA
HANANTO WIBOWO
PELAKSANA ADMINISTRASI
SURATMIN BAGAS
21
22
Kepala Logistik
Pelaksana
Dalam pemilihan penyedia jasa dengan cara pelelangan terbatas, pengguna jasa
wajib melakukan prakualifikasi dan dilakukan untuk pekerjaan yang mempunyai
resiko tinggi serta mempunyai teknologi tinggi.
b. Pekerjaan yang kompleks yang hanya dapat dilaksanakan oleh penyedia jasa
yang sangat terbatas jumlahnya, dengan ketentuan pekerjaaan hanya dapat dilakukan dengan
teknologi baru dan penyedia jasa yang mampu mengaplikasikannya sangat terbatas.
c. Pekerjaan yang perlu dirahasiakan, yang menyangkut keamanan dan
keselamatan negara yang ditetapkan oleh presiden.
d. Pekerjaan yang berskala kecil dengan ketentuan :
Untuk kepentingan pelayanan umum
Mempunyai resiko kecil
Menggunakan teknologi sederhana
Dilaksanakan penyedia jasa usaha orang perseorangan dan badan usaha kecil.
Owner Konsultan
Kontraktor utama
Pemasok Pekerja
Owner Pekerja
yang mengkhususkan diri pada bidang tersebut. Pada prinsipnya kontrak ini sama
dengan metode kontrak umum. Perbedaannya adalah tidak ada keterlibatan
kontraktor umum, sehingga pemilik proyek harus melakukan manajemen proyek
sendiri.Metode ini dapat diterapkan apabila pemilik proyek memiliki kemampuan
manajemen proyek yang memadai. Keuntungan metode ini adalah pemilik tidak
perlu mengalokasikan biaya profit bagi kontraktor umum seperti pada metode
kontrak umum, sehingga biaya proyek dapat ditekan.
c. Metode Swakelola
Gambar 2.7 merupakan bagan metode kontrak swakelola sebagai berikut:
Owner Pekerja
Pada metode ini, pemilik proyek tidak melakukan kontrak bagi proyek yang akan
dilaksanakan, karena pemilik mendanai sendiri, merancang sendiri, melaksanakan
sendiri, dan mengawasi sendiri proyeknya. Jelas bahwa ketiga bagian proyek
konstruksi berada dalam satu pihak, sehingga pemilik proyek harus mempunyai
kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh konsultan dan kontraktor.
30
Owner
Konsultan/Kontraktor
r
Pada metode kontrak ini, pemilik proyek perlu membuat kontrak tunggal untuk
pekerjaan perancangan dan pelaksanaan proyek dengan satu perusahaan yang
memiliki kemampuan perancangan dan pelaksanaan pembangunan. Pada dasarnya
metode ini sama dengan metode kontrak umum, hanya saja profesi konsultan dan
kontraktor dirangkap oleh satu perusahaan yang memang mempunyai kemampuan
untuk itu.
Bahan konstruksi dan peralatan kerja merupakan dua hal penting dalam
pelaksanaan pekerjaan suatu proyek, karena dua hal inilah maka pekerjaan proyek
dapat dilaksanakan.Pengadaan bahan dan peralatan harus dipersiapkan sebaik
mungkin sesuai dengan kebutuhan pada saat pelaksanaan pekarjaan, karena hal
tersebut sangat membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan
waktu dan mutu yang diharapkan.Bahan konstruksi yang digunakan harus
memenuhi syarat yang telah ditetapkan untuk mendapatkan kualitas bangunan
sesuai dengan yang diharapkan.Kelancaran dan kemudahan penyediaan bahan
juga berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan proyek itu sendiri. Untuk itu
bahan konstruksi yang akan digunakan sebaiknya dipesan atau diperoleh tidak
jauh dari lokasi proyek, agar dapat menghemat waktu dan biaya pengangkutan
serta memperlancar pekerjaan proyek, kemudian agar tidak membutuhkan gudang
yang besar, disamping itu bahan juga tidak perlu disimpan terlalu lama, karena
akan menyebabkan bahan menjadi rusak.Peralatan kerja yang terdiri dari alat-alat
berat dan alat-alat pelengkap lainnya harus dalam kondisi siap pakai, sehingga
akan dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas kerja. Penggunaan alat berat
juga harus disesuaikan dengan kondisi pekerjaan yang dihadapi, pertimbangan
efisiensinya dan segi ekonomisnya harus diperhatikan. Selama pelaksanaan
pekerjaan proyek, peralatan terutama alat-alat berat harus dilakukan secara rutin,
dan sebaiknya dilakukan oleh tenaga khusus (bagian peralatan), sehingga kondisi
alat selalu baik dan siap pakai, hal ini sangat penting agar pelaksanaan pekerjaan
proyek tidak akan terhambat karena adanya kerusakan pada peralatan kerja.
31
32
Bahan bangunan yang harus digunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-
Syarat (RKS) yang telah ditentukan. Pengadaan bahan bangunan yang
dipergunakan dalam pekerjaan harus:
a. Memenuhi spesifikasi dan standart mutu yang berlaku.
b. Memenuhi ukuran, pembuatan jenis dan mutu yang disyaratkan gambar dan
seksi lain dalam spesifikasi ini, atau sebagaimana secara khusus disetujui oleh Direksi
Pekerjaan.
c. Semua produk harus baru atau belum pernah digunakan untuk proyek lain.
Semen adalah bahan yang bertindak sebagai pengikat untuk agregat. Semen bila
dicampur dengan air akan menjadi pasta. Dengan proses waktu dan panas, reaksi
kimia terjadi dengan air menghasilkan sifat perkerasan pada pasta semen.Semen
yang digunakan untuk pekerjaan beton pada proyek ini adalah jenis Portland
Cement (PC) yang telah memenuhi syarat sesuai dengan PBI tahun 1971 atau SII
0013-81 tentang mutu dan cara uji semen Portland.
3.2.2. Air
Air diperlukan untuk bereaksi dengan semen serta menjadi bahan pelumas antara
butir-butir agregat.Agar dapat mudah dikerjakan dan dipadatkan. Air yang
digunakan dalam proyek ini mengacu pada ketentuan AASHTO T26 yang
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Tidak mengandung benda melayang atau lumpur lebih dari 2 gram/liter.
Air yang digunakan dalam proyek ini adalah air dai mata air Gunung Lawu yang
diambil menggunakan pipa pvc dan ditampung dengan drum.
3.2.3. Agregat
Agregat adalah butiran alami yang berfunsi sebagai bahan pengisi dalm campuran
mortar atau beton.Agregat ini menempati sebanyak 60% - 80% dari volume
mortar atau campuran beton sesuai dengan spesifikasi umum. Sifat yang paling
penting dari suatu agregat adalah kekuatan hancur dan ketahanan terhadap
benturan yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen, porositas dan
34
Agregat kasar adalah agregat yang butirannya berkisar antara 5 sampai 40 mm.
sifat dari agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya
tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca dan efek-efek perusak lainnya.
Agregat kasar harus bersih dari bahan-bahan organik dan harus mempunyai ikatan
yang baik dengan gel semen.Agregat kasar yang digunakan dalam proyek ini
didatangkan langsung dari Gunung Merapi dan kembali di uji di laboratoriun
sebelum digunakan.
Agregat halus adalah agregat yang butirannya berkisar antara 0,15 sampai 5 mm.
menurut SK SNI T-15-1991, agregat halus adalah pasir sebagai hasil disintegrasi
batuan dan pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai
butiran lebih kecil dari 4,75 mm.
Berikut Gambar 3.1 adalah gambar agregat halus yang dipakai dalam proyek
pembangunan Jembatan Pandeyan:
35
Landasan perletakan yang dibuat dari bahan plat-plat baja dibungkus dengan
karet, baik karet alam maupun karet chloropren sebagai bahan baku polimer yang
tersusun dan memiliki kekakuan tertentu.pada proyek ini Elastomer Bearing Pad
digunakan pada perletakan abutment. Adapun fungsi perletakan tersebut adalah
sebagai landasan dan pemisah antara bangunan atas atau gelegar dengan bangunan
37
dibawahnya, selain itu juga sebagai peredam getaran sekaligus untuk mengatasi
gaya horizontal akibat gaya rem yang bekerja pada jembatan tersebut. Berikut
detail konstruksi pemasangan Elastomeric Bearing Pad :
Flens bawah
Gelagar
Elastomeric pad
Abutment
Pada pekerjaan pondasi sumuran, pompa air berfungsi menyedot air keluar
menuju sungai untuk memudahkan pemasangan pondasi terutama untuk melihat
kedalaman galian. Meskipun air tidak seluruhnya keluar, setidaknya dapat
mempermudah pekerjaan maupun ketelitian pekerjaan.
Kapasitas pompa air yang digunakan 800 lt/menit sampai 1000 lt/menit.
39
Ketika pembuatan abutment sudah selesai seluruhnya, maka giliran PC75 untuk
mengembalikan urugan tanah dan menggali tanah dalam pembuatan talud anak
sungai. Excavator PC75 dipilih karena semakin sempitnya lintasan untuk bergerak
dikarenakan benyaknya material dan bangunan pada proyek yang telah selesai.
Gambar 3.7. Dump Truck terparkir di area proyek setelah menurunkan agregat
halus
3.3.4 Waterpass
Untuk mengukur beda tinggi antara awal proyek dan perencanaan proyek.
3.3.5 Theodolite
Alat ini untuk menentukkan tinggi tanah dengan sudut mendatar pada lokasi
proyek serta pemetaan situasi.
41
3.3.6 Genset
Sebuah perangkat yang menghasilkan daya listrik, di gunakan untuk las, dan
penerangan lampu apabila waktu lembur.
3.3.7 Katrol
Peralatan yang digunakan mendirikan dan memasang Baja WF (Wide Flens)
sebagai gelagar dengan bantuan 5-8 pekerja.
Katrol digunakan dikarenakan sulitnya akses masuk bagi mobil crane yang
membutuhkan lebar jalan lebih besar untuk memasuki proyek.
Penggunaan katrol memang cukup rumit dan lama, setidaknya butuh
sekitar 5 hari untuk meletakkan seluruh gelagar baja menuju plat injak
pada masing masing abutment.
Untuk pelaksanaan proyek yang dapat dilaporkan selama kerja praktek dua bulan,
mulai tanggal 28 Agustus sampai dengan 28 Oktober pada proyek Pembangunan
Jembatan Pandeyan :
1) Pembuatan Pondasi Sumuran
2) Pembangunan Abutment
43
44
5) Peletakkan Baja WF
2) Persiapan peralatan
3) Persiapan bahan
d) Semen Portland (PC) untuk campuran beton dan pekerjaan lain yang
memerlukan semen.
g) Paku dan bahan pendukung lainnya untuk keperluan perakitan perancah dan
acuan beton.
h) Agregat kasar dan halus untuk pembuatan beton dan digunakan dalam pekerjaan
pembuatan abutment.
Pembangunan talud ini berguna untuk menahan arus agar tidak menggerus tanah.
Talud dibangun menggunakan pasangan batu kali dengan kualitas telah
ditentukan.
Adapun urutan pembangunan talud utara dan selatan :
a) Penggalian tanah pada area yang akan dibangun talud sedalam 2m.
b) Menguras air yang berada dalam galian dengan pompa air.
c) Melakukan pemasangan batu kali setebal ± 1 m dengan tinggi 6 m untuk talud
utara dan selatan. Panjang melintang talud 19,5 m sedangkan panjang kearah utara dan
selatan sepanjang 90 m.
50
Gambar 4.5. Pemasangan Batu Kali Talud Selatan dan Pengurugan Pasir
51
f) Melakukan siaran pada kedua talud, yakni talud utara dan selatan.
Plat injak berfungsi menerima beban dari lalu lintas dan menyalurkannya ke
badan abutmen. Penulangan menggunakan angkur dengan diameter 25 mm dan
baja tulangan diameter 12 mm.
Setelah plat injak tersusun seperti diatas, selanjutnya dilakukan pengecoran dan
pemasangan Elastomeric Bearing Pad untuk dapat dipasang gelagar. Berikut
gambar plat injak selesai pengecoran.
53
Peletakan gelagar dilakukan dengan cara yang cukup unik yakni menggunakan
katrol. Gelagar menggunakan Baja WF yang memiliki panjang 16 m dan
berjumlah 4 buah.
Sebelum pemasangan gelagar terlebih dahulu dilakukan pemasangan diafragma
kanal yang berfungsi mengunci sambungan antar gelagar. Sehingga gelagar yang
semula 2 buah disambung menjadi satu, sebenarnya terdapat 8 buah potongan
Baja WF setelah disambung menjadi 4 buah gelagar yang siap pasang.
1. Pengendalian Waktu
56
57
Dengan adanya Time Schedule ini, maka dapat diketahui pelaksanaan pekerjaan
mana yang lebih dulu dikerjakan, kapan pekerjaan dimulai dan berakhir, sehingga
keterlambatan pelaksanaan pekerjaan dapat dihindari sedini mungkin. Hal-hal
yang tercantum dalam Time Schedule adalah :
1. Mengenai uraian jenis pekerjaan.
2. Unit/satuan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pada masing-masing
pekerjaan.
3. Bobot masing-masing jenis pekerjaan yang dinyatakan dalam persen terhadap
total volume pekerjaan.
4. Waktu pelaksanaan dari masing-masing pekerjaan.
5. Batas waktu pelaksanaan pekerjaan.
6. Evaluasi kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
7. Inventarisasi hambatan.
Time Schedule pada umumnya berbentuk dari grafik hasil pengeplotan prestasi
pekerjaan yang berupa kurva S, karena kegiatan proyek pada umumnya
berlangsung sebagai berikut :
58
Dengan adanya kurva S dapat diketahui apakah terjadi keterlambatan atau tidak
dalam pelaksanaan suatu proyek, juga diketahui dengan jelas perkembangan
kemajuan proyek serta masalah atau persoalan yang berkaitan dengan kemajuan
tersebut dalam bentuk yang mudah dipahami.
2. Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya dilakukan agar proyek dapat diselesaikan sesuai anggaran
(Budget) yang telah direncanakan dan disetujui pihak pemilik proyek dan
pelaksanaan pembangunan, dengan kata lain sesuai dengan anggaran dalam
dokumen kontrak. Pengendalian biaya ini dimaksudkan agar tidak ada biaya –
biaya tambahan yang pada akhirnya merugikan pihak pelaksana proyek.
Pengendalian biaya dilakukan dengan :
a. Pengajuan sistem pelaporan baik harian, mingguan, bulanan kepada pihak
pemilik proyek sebagai pelaporan perkembangan pelaksanaan proyek oleh pihak pelaksana
proyek.
b. Dari hasil pelaporan diatas digunakan sebagai dasar pencairan dana yang
dilakukan setiap permintaan kepada pihak pemilik proyek, sesuai dengan yang ada di dalam
dokumen kontrak.
59
1. Laporan Harian
Penyelesaian atas setiap perintah untuk pelaksanaan pekerjaan berdasarkan pada
pekerjaan harian.
Data untuk pekerjaan harian harus termasuk catatan harian yang disetujui oleh
direksi teknik, yaitu meliputi :
Salinan surat perintah pekerjaan harian oleh direksi teknik.
Ringkasan dari tanggal dan waktu pekerjaan yang dilakukan atau
diselesaikan dan disetujui oleh direksi taknik.
Ringkasan jam kerja untuk semua buruh.
Ringkasan jam kerja untuk untuk semua paralatan konstruksi yang
digunakan.
Surat tanda pengirim dan penerimaan dari setiap bahan khusus,produk atau
pelayanan yang dipakai dalam pekerjaan sesuai yang telah ditetapkan.
Keuntungan yang diperoleh dengan adanya laporan harian ini adalah apabila
sewaktu-waktu mendatang terjadi hal-hal yang memaksa untuk melihat kembali
data-data, maka akan diperoleh kemudahan dalam menelusurinya.
2. Laporan Mingguan
Untuk memperoleh gambaran kemajuan pekerjaan dalam waktu satu minggu yang
disusun berdasarkan laporan-laporan harian selama satu minggu. Hal-hal yang
termuat dalam laporan mingguan antara lain:
Jenis pekerjaan yang telah diselesaikan
Volume dan prosentase pekerjaan dalam waktu satu minggu
Prosentase kemajuan pekerjaan
60
Prosentase pekerjaan yang telah dicapai selama satu minggu dapat diketahui
dengan mempertimbangkan semua laporan mingguan yang telah dibuat ditambah
dengan prestasi pekerjaan yang telah diselesaikan sampai minggu ini. Dari
realisasi komulatif pekerjaan yang diperoleh,kemudian dibandingkan dengan
rencana komulatif prestasi pekerjaan pada minggu yang bersangkutan, maka akan
diketahui prosentase keterlambatan atau kemajuan pekerjaan.Untuk memberi
gambaran tentang kemajuan pekerjaan, maka dari itu dibuatlah rekapitulasi dari
laporan mingguan serta laporan harian dengan melengkapi foto-foto pelaksanaan
pekerjaan yang telah disusun oleh pihak kontraktor dan disetujui oleh pimpinan
proyek.
Gambar 5.1 berikut merupakan gambar diagram kurva S.
61
62
1. Sistem pembayaran yang dilakukan pada termin dengan syarat proyek telah
mencapai bobot fisik tertentu sesuai dengan perjanjian dalam setiap pengajuan terminnya.
2. Sistem pengajuan addendum (perubahan rencana kontraktor) yang disesuaikan
dengan anggaran yang ada dan telah mendapat persetujuan dari semua unsur dalam proyek
3. Selalu mengadakan koordinasi dengan semua unsur proyek secara rutin untuk
membahas hal-hal yang berkaitan dengan proyek.
a. Sistem pembayaran
Pada proyek pembangunan jembatan Pandeyan ini memakai sistem pembayaran
yang dipakai dalam Sistem Sertifikat Bulanan (Monthly Certifikate/MC), yaitu
sistem pembayaran yang ditagihkan pada akhir bulan.
Setiap pihak pelaksana proyek mengajukan rancangan sertifikat bulanan
berdasarkan prestasi pekerjaaan yang telah dilaksanakan di lapangan kepada pihak
pengawas proyek dan pengawas lapangan dari pihak pemilik proyek. Selanjutnya
pengawas proyek melakukan pemeriksaan rancangan sertifikat bulanan tersebut
dan pengecekan di lapangan.
63
b. Sistem pelaporan
Laporan hasil pembayaran dalam suatu proyek sangatlah penting, karena setiap
pekerjaan beserta hambatan yang terjadi selama pelaksanaan dapat selalu
dipantau, yang pada akhirnya dapat diambil suatu keputusan untuk mengatasi
hambatan tersebut.
Macam laporan yang ada dalam pelaksanaan proyek pembangunan jembatan
Pandeyan adalah :
1. Laporan Harian
2. Laporan Mingguan
6.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Kegiatan kerja praktek ini berguna bagi kami untuk mengetahui struktur organisasi
pada pelaksanaan proyek (Pembangunan Jembatan Pandeyan).
3. Pada proyek Proyek Pembangunan Jembatan Pandeyan ini sistem kontrak yang
digunakan adalah metode kontrak rancang bangun.Dalam hal ini pemilik proyek menuju
Kontraktor utama CV Manunggal Karya perjanjian kontrak yang disepakati antara pemilk
proyek dan pelaksana CV Manunggal Karya tertanggal 16 Juli 2014 dengan nomor kontrak
600/3571/ VII/2014.Semua pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang terdapat
dalam spesifikasi umum yang telah disepakati bersama oleh pihak PPKdan pihak kontraktor
pelaksana ( CV Manunggal Karya).
64
65
6.2.Saran
1. Perencanaan awal harus sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan sehingga tidak
sering terjadi perubahan rencana kerja atau tidak sesuai standar yang ada.
2. Keterlambatan suatu proyek atau pekerjaan dapat dihindari dengan pengendalian
proyek yang tepat, baik dalam pengendalian waktu, biaya maupun pengendalian mutu.
3. Keselamatan,kesehatan kerja (K3) harus diutamakan.Karena banyak pekerja proyek
tidak memperdulikan tentang pentingnya K3.