REPRODUKSI SERANGGA
Sebagai salah satu ciri terpenting serangga dan kunci kesuksesan evolusi pada serangga
adalah kemampuannya didalam melakukan reproduksinya.Sebagian besar serangga
berkembang biak secara seksual dan sebagian lainnya berkembang biak secara aseksual
atau partenogenetik. Pada perkembangbiakan secara seksual yang bersivat biseksual itu
terdapat serangga atau individu jantan dan betina pada waktu vase imagonya. Sebagian besar
serangga bersifat dioecious yaitu mempunyai individu jantan dan betina yang mampu
berkopulasi untuk menghasilkan zygote (telur yang telah difertilisasi/dibuahi).Dalam
beberapa hal organ reproduksi jantan dan organ reproduksi betina sangat mirip yaitu terletak
berdekatan dengan bagian depan dari rongga abdomen. Pada kasus yang tidak umum,
terdapat juga beberapa jenis serangga yang mampu bereproduksi walau tanpa gamet jantan.
Bentuk reproduksi aseksual yang demikian itu dikenal juga sebagai parthenogenesis.
Pada umumnya reproduksi serangga adalah secara seksual dimana sel telur dan sperma
bersatu.Disini telah terjadi pembuahan. Sel telur yang telah dibuahi ini kemudian akan
berkembang menjadi embrio dengan melalui tahapan-tahapan. Selanjutnya serangga yang
baru terbentuk ini dapat muncul dengan melalui cara oviparous, ovoviviparous ataupun
secara viviparous. Sistem reproduksi betina berfungsi untuk memproduksi dan menyimpan
telur, menyimpan spermatozoa, sebagai tempat pembuahan, sebagai tempat peletakan telur
atau melahirkan larva atau nimfa serangga. Sedangkan sistem reproduksi jantan berfungsi
untuk memproduksi dan menyampaikan atau mengantarkan spermatozoa. Organ ataupun
sistem reproduksi antara betina dan jantan mempunyai keadaan yang sangat mirip dalam
banyak hal dan terletak dekat dengan bagian depan dari rongga abdomen. Pembuahan
umumnya terjadi di oviduct betina
Empat model siklus hidup serangga yaitu tanpa metamorfosis, metamorfosis bertahap,
metamorfosis tidak sempurna, metamorfosis sempurna. Model tanpa metamorfosis dapat
dijumpai pada serangga primitif yang tidak bersayap (subklas Apterygota) seperti misalnya
kutu pada buku (Lepisma saccharina) (silverfish). Metamorfosis bertahap terdiri dari 3
tahap yaitu telur, nymph dan dewasa. Model metamorfosis ini dapat dijumpai pada belalang,
kecoa dan jangkrik. Metamorfosis sempurna terdiri dari 4 tahap yaitu telur, larva, pupa dan
dewasa.Model ini terdapat misalnya pada Lalat Kandang (Stomoxys calcitrans).Model
matamorfosis tidak sempurna, bentuk belum dewasa dapat atau tidak menyerupai induknya,
mempunyai sayap pada bagian luar tubuh dan tracheal gill khusus yang memungkinkan
bernafas dalam air, Sebagai contoh yaitu capung.(Orthetrum sabina).
Sistem Reproduksi Jantan: A. testes; B. follicles; C. vasa efferentia; D. seminal vesicles; E.
vasa deferentia; F. ejaculatory duct; G. aedeagus; H. accessory glands