Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ETIKA

"Etika Politik"

Dosen pengampu :

Sefisa andri ratama, S.ST,M.KES

Disusun oleh:

 Asti yulia panca herlina (04)


 Luluk tri wahyuni (16)
 Zully dwi varisna (35)
Lembaga pendidikan dan pelatihan
SUKMA MEDIKA TUBAN
jl. Hayam Wuruk No. 16 kec. Semanding Kab. Tuban
Tahun Ajaran 2021/2022
ETIKA POLITIK

i.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………… i
DAFTAR ISI ……………………… ii
KATA PENGANTAR ………………………………… iii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………… 1
A. Latar Belakang ………………………………………
B. Rumusan masalah ……………………………………
C. Tujuan ………………………………
BAB 2 Isi ............................…………………
2.1 Pengertian politik …………………………………
2.2 Aktivitas perawat didunia politik ………
2.3 Pentingnya perawat diarea politik ………………………
2.4 Ruang lingkup ilmu politik dalam keperawatan…

ii.

BAB 4 PENUTUP ……………………………………………


A. Kesimpulan ……………………………………………………
B. Saran ………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan "Makalah Etika Politik dalam
Mewujudkan Demokrasi di Indonesia" untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak -
pihak yang telah membantu dan mendukung
penyusunan makalah ini, Penulis menyadari bahwa
pada penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Dan semoga
paper ini bermanfaat bagi para pembaca.

iii.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi
profesi yang secara terus-menerus berkembang dan terlibat dalam
masyarakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan metode
perawatan berubah, karena gaya hidup berubah. Berbicara tentang
keperawatan berarti berbicara tentang keperawatan pada satu waktu
tertentu, dalam hal ini, bab ini akan membicarakan tentang “Konsep
dasar ilmu politik dalam keperawatan”. Satu trend dalam pendidikan
keperawatan yang berkembangnya jumlah peserta didik keperawatan
yang menerima pendidikan keperawatan dasar di sekolah dan
Universitas. Organisasi keperawatan professional terus-menerus
menekankan pentingnya pendidikan bagi perawat dalam
mendapatkan dan memperluas peran baru. Trend praktik
keperawatan meliputi berkembangnya berbagai tempat praktik
dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar. Perawat
secara terus-menerus meningkatkan otonomi dan penghargaan
sebagai anggota dari tim asuhan kesehatan. Peran perawat meningkat
dengan meluasnya focus asuhan keperawatan. Trend dalam
keperawatan sebagai profesi meliputi perkembangan aspek-sapek
dari keperawatan yang mengkarakteristikkan keperawatan sebagai
profesi, meliputi pendidikan, teori, pelayanan, otonomi dan kode etik.
Aktivitas dari organisasi professional keperawatan menggambarkan
seluruh trend dalam pendidikan danpraktik keperawatan
kontemporer.

B. Rumusan Masalah
1) Bagaimana etika politik perawat dalam merawat pasien?
2) Apa yang dilakukan seorang perawat di dunia politik?
C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui prinsip dasar dan aktifitas
perawat di dunia politik.
2. Untuk dapat mengetahui betapa pentingnya perawat di
dunia politik.
3. Untuk dapat mengetahui manfaat perawat terjun di dunia
politik.
4. Untuk dapat mengetahui lingkup ilmu politik dalam
keperawatan

BAB II
ISI

2.1 Pengertian Politik

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam


masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan,
khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai
hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.
2.2 aktifitas perawat di dunia politik

Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang


lebih besar dalam kurikulum keperawatan, organisasi professional
dan tempat perawatan kesehatan (Stanhope dan Belcher, 1993).

Etika Politik dalam Merawat Pasien

Etika adalah mengenai pengawasan bagi orang lain, kepedulian


terhadap perasaan, banyak sumber praktis. “Merawat seseorang
berarti bertindak untuk kebaikanmereka, membantu mengembalikan
otonomi mereka, membantu mereka untuk mencapai potensi penuh
mereka. Mencapai tujuan hidup mereka dan pemenuhan kebutuhan”.

Dalam pengalaman menderita mungkin tidak hanya membuat kita


lebih simpati,tapi mungkin juga membantu kita untuk lebih empati
terhadap pasien kita. Simpati adalah perasaan yang timbul secara
spontan yang kita miliki atau tidak dimiliki. Empati adalah
kemampuan untuk meletakkan diri kita dalam sesuatu orang lain,
dalam suatu seni yang dapat dipelajari, latihan imajinasi yang dapat
dilatih. Perasaan ini dapat menjadi motivator yang kuat, yang juga
dapat diperoleh dalam melakukan tanggung jawab professional kita.
Jika kita memilih menjadi perawat untuk memenuhi kebutuhan
pribadi, atau hanya sebagai aututerapi tanpa disadari, untuk
menghadapi masalah dan kecemasan sendiri, pasien akan menderita
karena pekerjaan kita yang akan menjadi catatan bagi mereka. (Eadie
1975, Shimpson et all 1983). Merawat bisa menjadi merusak orang
lain jika kita tidak mengerti dinamika aslinya, yaitu seperti dorongan
psikologis yang kompleks yang muncul dalam operasi ketika kita
dalam posisi tangguh sebagai penolong terhadap pasien yang relative
tidak mandiri dan lemah. Inilah, mengapa psikiater dalam pelatihan
danperawat psikiatri didukung untuk mengalami psikoanalisis pribadi
atau terlibat dalam terapi kelompok, sebagai proses untuk
mengungkapkan perasaan yang terdalam dan sering tersembunyi
dengan maksud lain. Ketika pengawasan dan perhatian dari perawat
yang baik dapat melakukan kekuasaannya dengan baik, over
protektif, menguasai atau mengganggu dan pengawasan seperti pada
bayi, seperti pengasuhan yang jelek, juga bisa menjadisangat
merusak, ini dapat dikatakan bahwa “kebaikan terbesar kita juga
merupakansumber potensial kelemahan dan kejahatan kita”.
Beberapa praktik dan sikap perawat dapat membawa mereka kepada
konflikl angsung dengan tim kesehatan yang terkait dalam
merehabilitasi kesehatan pasien,dengan fisioterapis dan ahli terapi
yang menjabat. Konflik disini bukan hanya dalam persaingan
profesionalitas atau ketidak jelasan batasan kerja,tapi juga perbedaan
dalam interpretasi tentang perawatan dandalam praktik perawatan.

2.3 Pentingnya Perawat Berada Di Area Poitik

Cara terjun ke dunia politik


Banyak hal yang dapat di lakukan oleh seorang perawat sehingga
mampu terjun ke dunia politik. Salah satu yang paling umum
dilakukan adalah mendukung salah satu partai politik. Partai politik
ini akan menjadi motor penggerak pembawa dikancah perpolitikan
Indonesia.

Dunia politik bukan dunia yang asing, namun terjun dan berjuang
bersamanya mungkin akan terasa asing bagi profesi keperawatan. Hal
ini di tunjukkan belum adanya keterwakilan seorang perawat dalam
kancah perpolitikan Indonesia.

Tidak di pungkiri lagi bahwa seorang perawat juga rakyat Indonesia


yang juga memiliki hak pilih dan tentunya telah melakukan haknya
untuk memilih wakil-wakilnya sebagai anggota legislative namun
seakan tidak ada satupun suara yang menyuarakan hati nurani profesi
keperawatan. Akankah hal ini di biarkan begitusaja? Tentunya tidak,
karena profesi kita pun mebutuhkan penyampaian aspirasi yang patut
untuk di dengar dan di selesaikannya permasalahan yang ada, yang
tentunya akan membawa kesejahteraan rakyat seluruh profesi
keperawatan.Sulitnya menjadikan Rancangan Undang-Undang (RUU)
Keperawatan seringkali dikaitkan dengan tidak adanya keterwakilan
seorang perawat di badan legislative sana

Pentingnya perawat berada di area politik itu adalah sebagai berikut :

a. Politik menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan


terutama mendapatkan legitimasi masyarakat dalam upaya
mendukung usaha-usaha memberikan asuhan keperawatan.
b. Politik memberikan kemudahan terhadap pencapaian tujuan
keperawatan dalam melakukan interverensi kepada masyarakat
melalui serangkaian aktifitas yang dilakukan oleh profesi
keperawatan berupa kebijakan srategis dalam memberikan asuhan
keperawatan.

2.4 Manfaat Keterlibatan Perawat di area Politik

a. Terciptanya suatu regulasi dalam pendidikan perawat.

Banyak sekali keuntungan yang akan didapatkan ketika regulasi


(undang-undang)keperawatan telah ditetapkan, salah satunya adalah
mengenai regulasi pendidikan keperawatan di Indonesia. Walaupun
regulasi pendidikan seharusnya wewenang Dinas Pendidikan Tinggi,
namun saat ini profesi keperawatan mengalami dualisme arah, kiblat
pendidikan keperawatan yang ganda ini menjadikan profesi
keperawatan semakin ruwet dan kemungkinan akan menyulitkan
dalam birokasi-birokrasipengurusannya.

Sesuai keputusan dinyatakan bahwa pendidikan hanya dapat


dilaksanakan atau berada di bawah Dinas Pendidikan Tinggi (DIKTI)
namun kenyataan yang ada adalah pendidikan keperawatan masih
ada yang berada dibawah selain DIKTI dan istitusi lainnya ada yang
berada di bawah Dinas Kesehatan (Dinkes). hal ini masih terjadi masih
dipertahankan sampai sekarang karena banyaknya kesenjangan
kurikulum yang tidak merata dan kesulitan dalam quality contro
kurikulum yang ada, dan masih banyak lagi permasalah yang lain.
Menjadi bagian dari dunia perpolitikan di Indonesia, di harapkan
seorang perawat mampu mewakili banyaknya aspirasi dan
menyelesaikan permasalahan yang ada di profesi keperawatan salah
satunya seperti yang di sebutkan diatas yang hasil akhirnya
diharapkan tercapainya kualitas perawat bisa di pertanggung
jawabkan.

b. Regulasi kewenangan perawat di lahan klinik

Regulasi kewenangan perawat di lahan klinik akan menjadikan profesi


keperawatan semakin mantap dalam langkah. Kewenangan perawat
yang mandiri, terstruktur dan ranah yang jelas akan menjadikan
perawat semakin prefesional dan propossional sesuai dengan
tanggung jawab yang harus dipenuhi, selain itu dalam regulasi
kewenangan diharapkan tidak terjadinya overlap dan menghindari
terjadinya malpraktik yang kemungkinan dapat terjadi.

Dengan regulasi pendidikan keperawatan, semua menjadi


terstandardisasi, profesi keperawatan yang mempunyai nilai tawar,
nilai jual dan menjadi profesi yang di pertimbangkan.

Tidak kalah penting dengan regulasi pendidikan dimana regulasi


pendidikan merupakan bagaimana melakukan pembangunan fondasi
yang kokoh dan system yang mendukung akan terbentuknya generasi
perawat siap tempur.

2.5 Ruang Lingkup Ilmu Politik dalam Keperawatan


Lingkup keberadaan perawat di dalam area politik tidak hanya
terbatas pada kepentingan perawat itu sendiri seperti menciptakan
iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama mendapatkan
legitimasi masyarakat di dalam upaya mendukung usaha-usaha
memberikan asuhan keperawatan, tetapi juga bagaimana suatu
regulasi/undang-undang di keperawatan bisa tercipta.

Ada banyak hal yang harus dilakukan seorang perawat dalam


berperan secara aktif dan pasif dalam dunia politik. Mulai dari
kemampuan yang harus dimiliki bidang poitik hingga talenta yang
harus dimilki mengenai sense of politik. Seseorang berkewajiban
untuk melakukan hak dari kewajibannya sebagai insan politik guna
melakukan hak dari kewajibannya sebagai insan politik guna
melakukan perilaku politik yang telah disusun secara baik oleh
undang-undang dasar dan perundangan hukum yang berlaku. Dari hal
tersebut perawat merupakan insan dari perpolitikan juga berhak dan
berkewajiban ikut serta dalam mengambil kekuasaan demi
terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang nyata. Dari hal
tersebut, perawat juga bisa memperjuangkan banyak hal terkait
dengan nasib perawat itu sendiri. Pengalaman perawat menghadapi
kenyataan hubungan kekuasaan (politik) bisa juga diterapkan dalam
bekerja dengan pasien dan dokter, yang berarti bahwa perawat
mengetahui etika bahwa etika harus dilakukan dengan kekuasaan dan
pembagian kekuasaan dalam hubungan langsung antar pribadi.
Bagaimanapun, tantangan adalah memahami sifat alami hubungan
kekuasaan dan etika pemabagian kekuasaan dalam mengajar, dalam
management, dalam pendidikan kesehatan dan riset, dalam
mempengaruhi sumber daya dan dalam politik kesehatan local dan
nasional.
Perawat tidak hanya belajar merawat pasien tetapi juga
meningkatkan kesejahteraan pasien secara umum yang berarti
memperhatikan standard dan management pelayanan, kemampuan
staff, efisiensi, dan efektifitas prosedur yang digunakan, peningkatan
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan kesehatan masyarakat.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa : politik

seharusnya disikapi sacara serius oleh semua pihak agar perawat


Indonesia ke depan lebih siap umtuk berkompetisi di zaman
globalisasi ini.

1. Pentingnya perawat berada di area politik itu bahwa Politik


dapat menciptakan iklim yang kondusif yang melegitimasi masyarakat
dalam upaya mendukung usaha-usaha memberikan asuhan
keperawatan, dan Politik memberikan kemudahan terhadap
pencapaian tujuan keperawatan dalam melakukan interverensi
kepada masyarakat.

2. Manfaat keterlibatan perawat adalah Terciptanya suatu


regulasi dalam pendidikan perawat dan Regulasi kewenangan
perawat di lahan klinik yang akan akan menjadikan profesi
keperawatan semakin mantap dalam langkah.
3. Lingkup keberadaan perawat di dalam area politik tidak hanya
terbatas pada kepentingan perawat sendiri

3.2. Saran

Ada beberapa hal yang menurut kami perlu segera dilakukan agar
perbaikan keperawatan di Indonesia dapat segera tercapai, antara
lain:

· Pengesahan UU Pratek Keperawatan

· Pembentukan Nursing Council (Nursing Board)

· Reformasi system pendidikan keperawatan Indonesia

· Peningkatan fungsi organisasi profesi

DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry (2005). Fundamental keperawatan konsep,proses


dan praktek edisi 4. EGC Jakarta

Miriam Budiarjo.Mirriam B dkk (1978).Dasar-dasar ilmu politik.


Gramedia Pustaka: Jakarta.

Syambolg.blogspot.com/2010/11
http://www.scribd.com/doc/24124216/Konsep-Kekuatan-Dan-Politik-
Dalam-Keperawatan

http://www.stikeskabmalang.wordpres.com/2009

Anda mungkin juga menyukai