Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS POTENSI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RISIKO

PERTAMBANGAN BATU PADA TAHAP MUAT ANGKUT DAN


DUMPING DI PT. SULENCO WIBAWA PERKASA KABUPATEN
MEMPAWAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT
Mario Kelvin1, Budhi Purwoko2, M. Khalid Syafrianto2.
1)
Mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura Pontianak
2)
Dosen Fakultas Teknik Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Tanjungpura Pontianak
ABSTRAK
PT. Sulenco Wibawa Perkasa adalah perusahaan pertambangan batu Granodiort serta memiliki risiko dan
bahaya yang besar, maka perlu tidakan penanaman kesadaran akan pentingnya kesehatan serta keselamatan
kerja disetiap tahapan kegiatan. Bahaya dan risiko dapat terjadi pada saat kegiatan operasi produksi
berlangsung, maka perlu dilakukan pengidentifikasian potensi bahaya untuk mendapatkan data mengenai
potensi bahaya, kemudian melakukan pembobotan untuk menetukan rencana pengendalian yang sesuai
kondisi. Analisis potensi bahaya dan pengendalian risiko pada penelitian ini mengunakan metode hazard
identification risk assessment and risk control (HIRARC) dengan mengunakan parameter likelihood
(kemungkinan), severity (konsekuensi), dan exporsure (paparan) untuk mendapatkan nilai masing-masing
risiko bahaya. Data didapat dengan melakukan wawancara dan observasi langsung di lapangan. Hasil
penelitian menunjukan bahwa, risiko yang teridentifikasi sebanyak 36 potensi bahaya yang mungkin terjadi,
tingkat risiko tertinggi dan memiliki nilai tertinggi pada kegiatan penambangan pada tahap pemuatan
(loading) yaitu, terpapar/terhirupnya debu (500) dan tertimpa longsor (450), pada tahap pemuatan (hauling)
yaitu, terpapar/terhirupnya debu (500) serta pada tahap dumping yaitu, terpapar/terhirupnya debu (500)
dan terperosok akibat runtuhnya tanah (450) yang semua risiko tersebut termasuk kategori very high.
Pengendalian secara umum yang direkomendasikan adalah dalam melakukan pekerjaan sesuai SOP yang
telah dibuat perusahaan atau SOP rekomendasi yang diberikan.
Kata kunci : HIRARC, kemungkinan, konsekuensi, paparan, identifikasi, pengendalian

ABSTRACT
PT. Sulenco Wibawa Perkasa is a Granodiort stone mining company and has a great risk and danger, so it
is necessary to act on the awareness of the importance of health and safety at every stage of the activity.
Hazards and risks can occur when production operations take place, it is necessary to identify potential
hazards to obtain data on potential hazards, then do weighting to determine the appropriate control plan
conditions. The analysis of potential hazards and risk control in this study use the hazard identification risk
assessment and risk control (HIRARC) method by using likelihood (severity), and exporsure (exposure)
parameters to get the value of each hazard. Data obtained by conducting interviews and direct observation
in the field. The results showed that 36 risks were identified, the highest risk level and had the highest value
in mining activities at the loading stage, i.e., exposure / inhalation of dust (500) and landslides (450), at the
stage hauling, i.e. exposed to / inhaling dust (500) and at the dumping stage ie, exposure to / inhaling dust
(500) and falling due to land collapse (450) all of which are included in the very high category. The
recommended general control is in carrying out work in accordance with the SOP that has been made by the
company or the SOP's recommendations from the author.
Keywords: HIRARC, likelihood, severity, exporsure, identification, assessment
dibidang pertambangan batu Granodiorit yang
memiliki risiko dan bahaya yang besar, maka perlu
I. PENDAHULUAN adanya tidakan yang di ambil dari perusahaan
K3 pada kegiatan pertambangan secara untuk penanaman kesadaran akan pentingnya
umum dikenal sebagai Sistem Manejemen keselamatan kerja pada masing-masing tahapan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja Pertambangan kegiatan pada pekerja akan risiko yang di hadapi.
(SMK3P) yang akan mengatur bagaimana dan apa Pengidentifikasian potensi bahaya dilakukan
bentuk pencegahan dan pengendalian baik potensi untuk mendapatkan data mengenai hal-hal yang
bahaya atau risiko terjadi selama kegiatan akan di hadapi, setelah mengetahui potensi bahaya
pertambangan berlangsung. PT. Sulenco Wibawa maka bahaya dinilai untuk mengetahui risiko yang
Perkasa adalah perusahaan yang bergerak

1
selanjutnya dilakukan pengendalian masalah yang Pengawas K3 dan Ahli K3
terkait. m. Permenaker No. 02/1980 Pemeriksaan
Analisis potensi bahaya serta pengendalian Kesehatan Tenaga Kerja dalam
risiko pada penelitian ini mengunakan metode Penyelenggaraan K3
Hazard Identification Risk Assessment and Risk n. Permenaker No. 02/1986 Biaya
Control (HIRARC). Dengan metode HIRARC ini Pemeriksaan dan Pengawasan K3 di
kita dapat mengidentifikasi bahaya dan karakter Perusahaan
bahaya dari pekerjaan yang dilakukan sebagai o. Kepmenaker No. 245/1990 Hari K3 Nasional.
runtinitas maupun tidak rutin. Metode HIRARC di
lakukan dengan beberapa tahapan, yaitu : Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
melakukan identifikasi bahaya yang berpotensi Kesehatan serta keselamatan kerja dapat
dari perkerjaan yang di lakukan, setelah dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang
mengetahui apa bahaya yang mungkin terjadi dari berkaitan dengan alat kerja, proses kerja,
suatu pekerjaan maka di lakukan analisis risiko lingkungan kerja dan cara melakukan pekerjaan
dan dampaknya, kemudian dilakukan untuk menjamin keselamatan para pekerja serta
penilaian/pembobotan risiko yang akan di terima aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan
yaitu dengan parameter Likelihood, Severity, dan kerugian.
Exposure mengunakan standar AS/NZS 4360, Secara teoritis istilah bahaya yang umum
1999, setelah mendapatkan nilai kemudian dikenal pada lingkungan kerja memiliki beberapa
dilakukan perencanaan pengendalian risiko dengan istilah, sebagai berikut :
melihat total nilai dari parameter yang ada dan a. HAZARD (Sumber Bahaya), kondisi yang
analisis dari dampak yang ditimbulkan sehingga mungkin menimbulkan kecelakaan, kerusakan,
dapat menekan angka ditimbulkan menjadi lebih penyakit, menggangu aktifitas pekerja yang ada
kecil. b. DANGER (Tingkat Bahaya), situasi bahaya
Penelitian ini tertuju pada kegiatan rutinitas sudah tampak namun dapat dicegah dengan
kegiatan operasi produksi serta tingkat paparan tindakan prventif
bahaya yang kontak langsung pada pekerja dalam c. RISK, merupakan prediksi tingkat keparahan
kegiatan tersebut juga memiliki risiko yang tinggi yang dialami saat bahaya
sehingga perlu dilakukan identifikasi, penilaian d. INCIDENT, kejadian yang tidak direncanakan,
dan rencana pengendalian yang sesuai. yang telah terpapar dengan sumber bahaya
melebihi ambang batas
II. METODOLOGI DAN PUSTAKA e. ACCIDENT, terjadinya bahaya yang juga
Dasar Hukum K3 disertai adanya korban dan atau kerugian
(manusia/material)
a. UU No. 4 Tahun 2009 mengenai
K3 memilki 3 norma yang harus dipahami,
Pertambangan Mineral dan Batubara.
b. UU No. 13 Tahun 2003 mengenai yaitu :
ketenagakerjaan a. Aturan mengenai K3
c. UU No. 1 Tahun 1970 tentang b. Untuk melindungi pekerja
Keselamatan Kerja c. penyakit akibat dari kegiatan berkerja dan
d. Kepmen ESDM Republik Indonesia No. risiko kecelakaan.
1827 K/30/MEM/2018 Sasaran dari K3 adalah :
e. Permen No. 19 Tahun 1973 mengenai a. Menjamin keselamatan pekerja dan orang lain
Peraturan dan Pengawasan Keselamatan b. Menjamin penggunaan alat dengan aman saat
Kerja diBidang Pertambangan dioperasikan dioperasikan
f. Permen No. 50 Tahun 2012 mengenai c. menjamin proses operasi produksi aman dan
Penerapan SMK3 lancar
g. Kemenakertrans No. 609 Tahun 2012 K3 merupakan hal yang penting dan perlu
mengenai Pedoman Penyelesaian diperhatikan oleh semua pihak. Karena dengan
Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat adanya jaminan K3, maka tenaga kerja akan
Kerja merasa terlindungi dari bahaya kecelakaan dan
h. Per.Menaker No. 02/1992 mengenai Ahli kesehatan kerja sehingga kinerja karyawan akan
K3 lebih meningkat.
i. Per.Menaker No. 05/1996 mengenai SMK3
j. PP No. 19 / 1973 Pengaturan dan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Pengawasan K3 di bidang Pertambangan. Keselamatan Kerja ( K3) Pertambangan
k. Keppres No. 22/1993 Penyakit akibat K3 dalam suatu industri pertambangan dapat
Kerja dikatakan berhasil atau tidaknya sangat bergantung
l. Permenaker No. 03/1978 Penunjukan, pada pandangan pihak manajemen terhadap
Wewenang dan Kewajiban Pegawai Kesehatan serta Keselamatan Kerja itu sendiri. Hal

2
tersebut didasarkan pada kenyataan dimana masih HIRARC memiliki beberapa tahapan seperti
banyak pandangan bahwa penerapan K3 dalam mengidentifikasi potensi bahaya yang mungkin
kegiatannya akan mengurangi/memotong terjadi, penilaian risiko , dan yang kemudian akan
perolehan keuntungan. Pernyataan tersebut sama di lakukan pengendalian risiko.
sekali tidak dapat dibenarkan, karena pada Identifikasi Bahaya
dasarnya penerapan K3 justru akan Identifikasi bahaya merupkan tahap awal
melipatgandakan keuntungan dari pengusaha dalam mengembangkan manajemen risiko K3.
melalui pencegahan kecelakaan yang dapat Dengan melakukan identifikasi bahaya kita dapat
menimbulkan kerugian material dan sebagainya melakukan pengelolaan risiko. Pengamatan
dan akan membantu dalam peningkatan merupakan cara sederhana dalam melakukan
produktivitas. identifikasi bahaya. Tanpa mengenal bahaya, maka
Manejemen K3 sangat perlu diperhatikan dan risiko tidak dapat ditentukan sehingga upaya
dilaksanakan antara lain untuk : pencegahan dan pengendalian risiko tidak dapat
a. Memastikan karyawan dari penderitaan dijalankan (ramli, 2010).
kehilangan waktu kerja, sakit atau cacat, dan Penilaian Risiko
kehilangan pemasukan keuangan. Potensi bahaya yang sudah teridentifikasi,
b. Menyelamatkan keluarga dari kekawathiran, dilakukan penilaian risiko guna melakukan
kecemasan, kehilangan pendapatan, serta masa pembobotan risiko yang teridentifikasi. Analisa
depan yang kurang jelas. risiko perlu dilakukan untuk menentukan tingkat
suatu risiko dengan mengacu pada kemungkinan
c. Menyelamatkan perusahaan dari pengeluaran terjadinya, besar akibat ditimbulkan, dan paparan
biaya konsekuensi akibat kecelakaan,
bahaya yang diterima oleh pekerja. Jika risiko
kehilangan tenaga kerja, kehilangan
tidak dapat diterima maka perlu dilakukan
keuntungan akibat dari terhentinya proses
pengendalian yang tepat. Berikut parameter yang
operasi produksi dan menurunnya tingkat
digunakan dalam penilaian dan evaluasi risiko :
produksi dari perusahaan tersebut.
Tujuan manajemen K3 adalah melakukan Kemungkinan (Likelihood)
tindakan pencegahan dari kecelakaan kerja dan Likelihood atau kemungkinan, untuk
kerugian perusahaan akibat dari kecelakaan dan menghitung kemungkinan tersebut dilakukan
lainnya yaitu dengan merealisasikan setiap fungsi dengan mengetahui atau menyoroti jenis kegiatan
manajemen dalam melaksanakan kegiatan yang yang dilakukan saat kerja serta menentukan atau
dibatasi oleh anggaran atau masukan yang memprediksi risiko yang dapat terjadi pada pekerja
dimiliki. maupun alat yang di gunakan saat berkerja.
Likelihood memiliki tingkatan/nilai rating yang
Pengertian Bahaya dan Risiko mewakili setiap kemungkinan bahaya dan risiko
Bahaya adalah keadaan/sifat dari suatu yang di terima.
bahan, cara kerja suatu alat, cara berkerja, dan atau
Tabel 1. Kemungkinan (AS/NZS 4360, 1999)
lingkungan kerja yang dapat menimbulkan potensi
kecelakaan, kerusakan asset/harta benda. Penyakit
Akibat Kerja (PAK) atau bahkan hilangnya suatu
nyawa manusia (Santoso Gempur, 2004). Dasar
bahaya di bagi menjadi tiga (3) kelompok utama
yaitu, bahaya lingkungan, bahaya kesehatan, dan
bahaya kemanan.
Risiko adalah kombinasi atau akumulasi dari
potensi berbahaya/kemungkinan kejadian
berpotensi bahaya serta paparan dengan keparahan
dari cidera atau gangguan kesehatan yang
disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut
(OHSAS 18001, 2019). Risiko juga merupakan
kemungkinan kecelakaan (kerusakan pada alat atau
proses, cedera pada manusia, dan lingkungan
sekitar) dan dapat dikatakan juga bahwa risiko 1) Konsekuensi (Severity)
adalah penyebab terhadap bahaya. Severity atau tingkat keparahan merupakan
ukuran keparahan kecelakaan yang mungkin
Hazard Identification Risk Assessment and terjadi dan merupakan efek dari timbulnya risiko
Risk Control (HIRARC) pada setiap tahapan pekerjaan.
Metode yang secara umum dan biasa
digunakan untuk mencegah dan meminimalisir
kecelakaan kerja yang mungkin terjadi. Metode Tabel 2. Kosekuensi (AS/NZS 4360, 1999)

3
Kriteria Penjelasan Rating Kemudian dari semua nilai yang sudah di
Kerusakan fatal, bobot, dilakukan pembobotan total dengan cara
terhentinya aktifitas, sesuai dengan persamaan berikut :
Catastrophic dan kerusakan 100
Nilai Risiko = Likelihood X Exposure X
lingkungan yang
Severity/Consequences
sangat parah
total dari nilai akan menetukan pengklasifikasian
Kehilangan
bahaya dan risiko kedalam tingkatan pengendalian.
nyawa/kematian,
Dapat dilihat sebagai berikut :
Disaster kerusakan kecil 50
namun permanen Tabel 4. Tingkat Risiko (AS/NZS 4360, 1999)
terhadap lingkungan
Penyakit yang
Very Serious permanen dan
25
kerusakan sementara
pada lingkungan
Cidera yang serius
Serious tapi bukan penyakit 15
parah yang permanen
Cidera yang
membutuhkan
Important penanganan medis, 5
tidak menimbulkan
kerusakan
Cidera ringan, memar
Noticeable 1
bagian tubuh
Paparan (Exporsure) Pemuatan (Loading)
Paparan adalah tingkat keseringan Pemuatan merupakan kegiatan yang di
(frekuensi) interaksi antara sumber risiko yang ada lakukan untuk memasukan material bahan galian
pada wilayah kerja dengan pekerja dan dari hasil kegiatan pembongkaran kedalam alat
menggambarkan kemungkinan terjadinya dan angkut. Pemuatan dikerjakan dengan
kesempatan sumber risiko menjadi kecelakaan bila menggunakan alat muat yang kemudian akan
di ikuti dengan kemungkinan dan kosekuensi yang mengisi material hasil pembongkaran kedalam alat
akan timbul. Berikut adalah tingkat frekuensi yang angkut, dan di lakukan setelah kegiatan
di bagi dalam beberapa kategori penggusuran. pengangkutan di lakukan dengan
Tabel 3. Paparan (AS/NZS 4360, 1999) cara atau sistem siklus/ritase, yang artinya alat
Kategori Deskripsi Rating angkut yang telah termuati langsung berangkat
Terjadi menerus tanpa harus menunggu alat angkut yang lain dan
Continously 10 setelah dumping muatan langsung kembali ke
setiap hari
Terjadi 1 kali lokasi pemuatan untuk di muati kembali.
Frequently 6
disetiap hari Pengangkutan (Hauling)
Terjadi 1 kali
Pengangkutan Merupakan kegiatan yang
seminggu sampai
Occasionally 3 dilakukan untuk memindahkan atau membawa
dengan 1 kali
bahan atau endapan bijih dari satu tempat
sebulan
(tambang) ke stock pile (tempat penimbunan/
Terjadi 1 kali
pengolahan). Pengangkutan terdapat beberapa
sebulan sampai
Infrequent 2 tahapan seperti, menunggu (queue) keadaan
dengan 1 kali
dimana truk menunggu untuk manuver sebelum
setahun
pemposisian untuk proses pemuatan, pemposisian
Jarang terjadi,
(spot) keadaan di mana alat angkut mengambil
Rare diketahui kapan 1
posisi, pengisisan (load) tahap di mana alat angkut
terjadinya
diberi muatan pengangkutan, haul tahap di mana
Sangat jarang, tidak
alat angkut membawa muatan, dan pembuangan
Very Rare diketahui kapan 0,5
(dump) keadaan dimana material yang di angkut
terjadinya
tempatkan stock pile.

4
Dumping kegiatan pekerjaannya, selain itu penilaian risiko
Dumping merupakan proses akhir setelah dengan mengacu pada AS/NZS 4360 : 1999
proses pemuatan material ke dalam alat angkut dengan ketentuan penilaian Analisis Semi
(loading) dan proses hauling yaitu, perjalanan dari Kuantitatif adalah hasil analisis risiko yang didapat
lokasi pemuatan material (loading point) menuju lebih akurat dari pada analisis kualitatif, serta lebih
tempat penyimpanan (stock pile) atau langsung mudah dan cepat daripada analisis kuantitatif.
menuju crusher. Dumping yaitu, proses penurunan Pengumpulan Data
material dari alat angkut ke Stock pile atau mesin Pengambilan data dalam penelitian ini adalah
crusher. dengan mengumpulkan data primer dan data
Pelaksanaan metode penelitian sekunder.
Metode HIRARC yang digunakan pada Data Primer
penelitian ini yaitu dengan melakukan wawancara Sampel pada penelitian ini merupakan objek
dan observasi langsung di lapangan. Penelitian ini
penelitian dan merupakan kemungkinan-
diawali dengan tahapan teratur yang dimulai kemungkinan dari kecelakaan, potensi bahaya
dengan persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang dalam kerja, dan risiko yang dapat diterima dalam
dilakukan berupa studi pustaka. Setelah kondisi pekerjaan, serta subjek yang merupakan informan
lapangan dipastikan dapat dilakukan pemetaan, yang merupakan pelaku ataupun memahami
selanjutnya dilakukanlah pengambilan data primer mengenai informasi dari objek yang akan
di daerah penelitian yang berupa dilakukan penelitian dan subjek juga merupakan
pengidentifikasian potensi bahaya. Setelah data
sampel dari penelitian. Pengumpulan data primer
primer lengkap, maka selanjutnya dapat dilakukan dengan dua (2) cara yaitu, wawancara
dilanjutkan dengan pengolahan data dengan
dan observasi/pengamatan langsung di lapangan.
penilaian risiko yang terdiri dari analisa risiko dan Pengambilan data dari informan dilakukan
evaluasi risiko. Terakhir dilanjutkan dengan secara purposive sampling yaitu, peneliti
pengendalian risiko yang mungkin terjadi dengan mempunyai pertimbangan dan kriteria tertentu
memberikan saran rekomendasi atau sistem dalam pengambilan informan sesuai dengan tujuan
operasional prosedur (SOP) yang di hasilkan dari penelitian (Notoatmodjo, 2010). Informasi yang
penelitian. diambil dalam penelitian merupakan perwakilan
Penelitian dimulai pertahap dalam prosedur dari setiap informan yang dipilih peneliti dan
teratur yang sesuai untuk melakukan penelitian ini. mewakili setiap tahapan kegiatan dalam fokus
Tahapan-tahapan penelitian diuraikan sebagaimana penelitian ini. Informan dalam penelitian ini antara
berikut : lain :
Studi Literatur a) Petugas K3 yang mengetahui kegiatan
Studi pustaka ini dilakukan dengan mencari pertambangan pada perusahaan
referensi yang menunjang antara lain: b) Pengawas lapangan dari setiap tahapan baik
1) Informasi data perusahaan PT. Sulenco muat, angkut, dan dumping. Pemeilihan
Wibawa Perkasa pengawas lapangan sebagai informan adalah
2) Laporan penelitian terdahulu. karena pengawas adalah orang yang
Penelitian ini mengunakan metode HIRARC, bertanggung jawab atas pekerjaan.
peneliti mengunakan metode HIRARC karena c) Pekerja/operator yang berinteraksi langsung
metode HIRARC dapat mengidentifikasi bahaya- dengan bahaya dan risiko pada kegiatan
bahaya dan risiko pada pekerjaan rutin maupun pertambangan. Pekerja/operator merupakan
tidak rutin. Metode HIRARC memiliki tiga (3) informan yang paling berpengalaman dan
tahapan dalam penerapannya, seperti identifikasi memahami langkah-langkah kerja dari setiap
potensi bahaya, penilaian bahaya dan risiko, dan proses kerja yang dilakukan.
pengendalian risiko.
Penilaian risiko mengunakan ketentuan Data Sekunder
penilaian Analisis Semi Kuantitatif yang mengacu Data sekunder tersebut seperti, data kordinat IUP
pada standar Australian Standard/ New Zealand PT. Sulenco Wibawa Perkasa
Standard 4360 : 1999, karena pada penilaian
Analisis Semi Kuantitatif AS/NZS 4360 : 1999 Teknik Pengumpulan data
memiliki tingkat penilaian yang lebih detail dalam Observasi langsung untuk melihat potensi-
pembobotan suatu risiko bahaya, hal ini terlihat potensi bahaya yang tampak atau tidak tampak,
pada pembobotan AS/NZS 4360 : 1999 teknik wawancara juga dilakukan untuk
memasukan nilai dari paparan bahaya yang berada mendapatkan informasi lebih jauh mengenai
disekitar dan diterima oleh pekerja pada setiap bahaya dan potensi bahaya dan risiko kedepannya.

5
Gambar 1. Diagram alir penelitian excavator terperosok, pekerja yang naik di atas
dump truck yang menumpang jatuh atau terkena
bucket saat pemuatan atau terkena lemparan
sepihan batuan, tertimpa material longsor, terkena
lemparan serpihan batu, penyok/bengkoknya body
dump dan atau as pada dump truck dump pada
dump truck atau kerusakan unit alat dump truck,
terhirupnya debu.
b. Tahap Pengangkutan (hauling)
Identifikasi tahap pengangkutan (hauling) ini
hanya ada satu jenis pekerjaan selama pengamatan
penelitian yaitu proses pengangkutan material
batuan baik dari pemecahan manual dan batuan
hasil peledakan menuju area dumping/crusher saja,
berikut adalah hasilnya :

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara


dengan operator/supir unit alat dump truck, ada
beberapa potensi bahaya K3 adalah unit dump
III. HASIL DAN PEMBAHASAN truck bersengolan dengan unit dump truck lain atau
Hasil yang kendaraan lainya, unit dump truck menabrak
unit motor yang parkir semabarangan, unit dump
Hasil identifikasi potensi bahaya dari setiap
truck tumbang, ban unit dump truck bocor atau
tahapan kegiatan muat, angkut dan dumping adalah
pecah, unit dump truck tergelincir, kecelakaan
sebagai berikut :
kerja, patahnya as dump truck dan atau spring
a. Tahap Pemuatan (loading)
dump truck, dan terhirupnya debu.
Identifikasi potensi bahaya dan risiko pada
tahap pemuatan ini dibagi dalam tiga (3) proses c. Tahap Dumping
pekerjaan yaitu proses persiapan (prestart check), Identifikasi pada tahap dumping ini terbagi
pemposisian unit alat, dan pemuatan (loading), dalam empat (1) jenis pekerjaan namun terdapat
berikut adalah hasilnya : empat (4) kondisi, yaitu proses unit dump truck
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara memasuki area dumping, unit dump truck
dengan petugas persiapan unit alat excavator melakukan maneuver di area dumping, unit dump
(helper) dan operator alat baik excavator atau truck melakukan dumping, dan unit dump truck
dump truck, ada beberapa potensi bahaya dan keluar dari area dumping, dan berikut adalah
risiko kesehatan dan keselamatan kerja seperti hasilnya identifikasinya :
tergelincir, terkilir, tangan terluka, dan kepala atau
bagian tubuh helper terbentur dengan alat,
tersenggolnya kendaraan (motor) yang lewat oleh
excavator, excavator terbalik/tumbang, excavator
terperosok, longsor, tersenggolnya unti excavator
oleh unit dump truck, unit dump truck menabrak
unit excavator, dump truck terperosok, pengedara
motor tersenggol unit dump truck,
tertabraknya/tersenggolnya unit kendaraan kecil
(motor) yang parkir sembarangan, terbenturnya
bucket dengan body dump truck, batuan yang jatuh
menimpa atau serpihan batu yang terlempar ke
kendaraan yang lewat, unit excavator terbalik, unti

6
cara melakukan penjadwalan berkala untuk
penyiraman pada jalan yang berdebu agar
debu-debu yang berterbangan dapat
Risiko unit dump truck tergelicir saat diminimalisir dan mengurangi paparan debu
memasuki area dumping dan terhirupnya debu, yang berterbangan.
menyenggol atau menabrak excavator atau unit 2) Tertimpa Longsor Perlu pengendalian
kendaraan lain, unti dump truck menabrak tanggul sesegera mungkin, dengan cara : Alat
pengaman, unit dump truck tumbang/terbalik, pelindung diri (APD) saat berkerja, Warning
tergelincir pada area dumping, dan terperosoknya sign (pengendalian secara administratif) pada
unit dump truck akibat runtuhnya tanah, unit dump unit alat sebagai pengingat dalam bekerja,
truck terperosok, terkena lemparan batuan saat Paparan pada risiko ini dapat diminimalisir
dumping, dan unti dump truck tebalik saat dengan cara selalu memastikan kondisi dari
dumping, dump truck tumbang dan unit dump truck jenjang hasil peledakan dan dilakukan
tergelincir. pengerusan pada jenjang agar batuan-batuan
yang lepas dan retak dapat turun dan jatuh
dengan aman.
b. Hasil Rencana Pengendalian Risiko K3 Tahap
Pengangkutan (Hauling) yang perlu penangan
secara cepat dan lebih lanjut adalah risiko :
Terhirupnya debu dan bentuk pengendalian
yang disarankan seperti Aktifitas dihentikan
sampai risiko bias dikurangi hingga mencapai
batas yang diperbolehkan atau diterima,
rekomendasinya yang dilakukan adalah safety
breafing, mengunakan APD, Warning sign
(pengendalian secara administratif) pada unit
alat sebagai pengingat dalam bekerja, Paparan
Pembahasan pada risiko ini dapat diminimalisir dengan
Penelitian ini dilakukan dengan cara cara melakukan penjadwalan berkala untuk
observasi dan wawancara mendalam. Observasi penyiraman pada jalan yang berdebu agar
dilakukan dengan subjektifitas peneliti karena debu-debu yang berterbangan dapat
petugas safety yang tidak ada ditempat sehingga diminimalisir dan mengurangi paparan debu
tidak bisa mendampingi peneliti saat melakukan yang berterbangan.
penelitian. Wawancara dilakukan secara langsung c. Hasil Rencana Pengendalian Risiko K3 Tahap
pada narasumber yang dipilih peneliti sesuai Dumping yang perlu penangan secara cepat
kriteria peneliti (purposive sampling) dan peneliti dan lebih lanjut adalah risiko :
juga pada kondisi tertentu ikut merasakan kegiatan 1) Terhirupnya debu dan bentuk pengendalian
pekerjaan sembari melakukan wawancara. yang disarankan seperti Aktifitas dihentikan
Identifikasi dan analisis risiko yang hanya sebatas sampai risiko bias dikurangi hingga mencapai
pada K3 saja dan dilakukan pada saat proses batas yang diperbolehkan atau diterima,
operasi produksi berlangsung berlangsung, hal ini rekomendasinya yang dilakukan adalah safety
disebabkan pada keterbatasan waktu penelitian breafing, mengunakan APD, Warning sign
yang hanya satu bulan saja. (pengendalian secara administratif) pada unit
Hasil Anlisis Risiko K3 Tahap Pemuatan alat sebagai pengingat dalam bekerja, Paparan
(Loading), Pengangkutan (Hauling), dan Tahap pada risiko ini dapat diminimalisir dengan
Dumping serta pengendaliann dapat dilihat pada cara melakukan penjadwalan berkala untuk
hasil analisis di bawah. penyiraman pada jalan yang berdebu agar
a. Hasil Rencana Pengendalian Risiko K3 Tahap debu-debu yang berterbangan dapat
Pemuatan (Loading) yang perlu penangan diminimalisir dan mengurangi paparan debu
secara cepat dan lebih lanjut adalah risiko : yang berterbangan.
1) Terhirupnya debu dan bentuk pengendalian 2) Terperosoknya unit dump truck akibat
yang disarankan seperti Aktifitas dihentikan runtuhnya tanah, Aktifitas dihentikan sampai
sampai risiko bias dikurangi hingga mencapai risiko bias dikurangi hingga mencapai batas
batas yang diperbolehkan atau diterima, yang diperbolehkan atau diterima,
rekomendasinya yang dilakukan adalah safety rekomendasinya yang dilakukan adalah safety
breafing, mengunakan APD, Warning sign breafing, Warning sign (pengendalian secara
(pengendalian secara administratif) pada unit administratif) pada unit alat sebagai pengingat
alat sebagai pengingat dalam bekerja, Paparan dalam bekerja, paparan pada risiko ini dapat
pada risiko ini dapat diminimalisir dengan

7
diminimalisir dengan cara melakukan (HIRA) Pada Proses Fabrikasi Plate Tanki
penguatan pada dinding-dinding. 42-T-501A PT Pertamina (Persero) RU VI
Balongan. Jurnal. Vol. 5, No. 2, Hal 192–
203.
IV. PENUTUP
Hamid, S. 2020, Januari 18. SOP Pemuatan dan
Kesimpulan Pengangkutan,
a. Tingkat risiko priority 3 dengan nilai 20-70 URL:http://academia.edu/34662431/
terdapat 11 bahaya yaitu, ban unit dump SOP_Pemuatan_Dan_ Pengangkutan.
truck bocor atau pecah, patahnya as dump Irawan, S., Panjaitan, T. W.S., Bendatu. L. Y.
truck dan atau spring dump truck, unti dump 2015. Penyusunan Hazard Identification
truck menabrak tanggul pengaman, unit dump Risk Assessment and Risk Control
truck terperosok, tersenggolnya unit excavator (HIRARC) di PT.X. Jurnal Titra. Vol.3,
oleh unit dump truck, excavator terbalik dan No1, Hal 15-18.
atau excavator terperosok, benturan anatara
bucket dan dump truck, tertimpa/serpihan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral
pecahhan batuan mengenai/terlempar Republik Indonesia. 2019. Kepdirjen
pengendara/kendaraan yang lewat, jatuh, Minerba KemESDM RI No.
terkilir, terkena batuan, terkena bucket, 185.K/37.04/DJB/2019 Tentang Petunjuk
terkena lemparan serpihan batu. Teknis Pelaksanaan Keselamatan
b. Tingkat risiko substansial terdapat 4 bahaya Pertambangan dan Pelaksanaan, Penilaian,
yaitu, kecelakaan kerja, tangan terluka akibat dan Pelaporan Sistem Menejemen
kawat atau tertembus kawat, Keselamatan Pertambangan Mineral dan
penyok/bengkoknya body dump dan atau as Batubara. Januari 18, 2020.
pada dump truck dump pada dump truck, Khairul., Norzaimi., Kamal. 2015. Investigation
terbalik. The Effective Of The Hazard
c. Tingkat risiko priority 1 dan penanganannya Identification, Risk Assessment And
dengan cara perlu pengendalian sesegera Determining Control (Hirac) In
mungkin adalah tertimpa material longsor Manufacturing Process. Jurnal.
d. Tingkat risiko very high terdapat 2 bahaya Madill, K. 2003. Australian Standard - New
yaitu, terhirupnya debu batu dan debu tanah, Zealand Standard 4360:1999.1999. Risk
dan terperosoknya unit dump truck akibat Management Guidelines. Sydney.
runtuhnya tanah. Australian Standar.
Saran Mallapiang, F., Samosir, I. A, 2014. Analisis
a. Sebaiknya pihak perusahaan melakukan potensi bahaya dan pengendaliannya
penegasan mengenai SOP yang ada dengan metode HIRAC. Makasar :
b. Sosialisasi mengenai dampak dan akibat dari Universitas Islam Negeri Alauddin
kegiatan pertambangan harus dilakukan untuk Makassar. Tugas Akhir. Makassar.
meminimalisir dan memberikan pemahaman Maradona, H. 2013. Tinjauan Keselamatan dan
mengenai kergiatan pertambangan yang Kesehatan Kerja Pada Area Penambangan
sedang dilakukan yang berdampak pada dan Pengolahan Tambang Terbuka PT.
masyarakat sekitar Atoz Nusantara Mining Kabupaten Pesisir
c. Pengawasan terhadap pekerjaan baik pada Selatan Provinsi Sumatera Barat. Tugas
setiap lokasi kerja, unit kerja, pekerja serta Akhir. Universitas Pembangunan Nasional
lingkungan kerja agar menghindari risiko “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.
kecelakaan kerja Ramdani, A. R. 2013. Analisis tingkat risiko
d. Pengkajian ulang pengedalian risiko bahaya keselamatan kerja pada kegiatan
yang ada pada setiap tahapan kerja, dan penambangan batubaradi bagian Mining
melakukan penambahan pengendalian Operation PT. Thiess Contractors
e. Untuk penelitian yang sejenis disarankan saat Indonesia Sangatta Mine Project,
menganalisis risiko mengunakan metode Kalimantan Timur Tahun 2013. Tugas
analisi kuantitatif karena data yang dihasilkan Akhir. Universitas Islam Negeri Syarif
lebih akurat dengan jangka waktu yang Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Panjang dan dukungan data yang mendalam.
Ramli, S. 2010. sistem manajemen keselamatan
dan kesehatan kerja. jakarta :PTt. Dian
DAFTAR PUSTAKA Rakyat.
Ambarani, A. Y., Tualeka A. R. 2016. Hazard Socrates, M. F. 2013. Analisis Risiko Keselamatan
Identification And Risk Assessment Kerja Dengan Metode HIRARC (Hazard

8
Identification Risk Assessment, And Risk
Control) Pada Akat Suspension Preheater
Pada Bagian Produksi di Plant 6 dan 11
Field Citerueup PT. Indocement Tunggal
Perkasa, Tahun 2013. Tugas Akhir.
Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Jakarta.
Supriyadi., Nalhadi. A. 2015. Identifikasi bahaya
dan penilaian risiko K3 pada tindakan
perawatan & perbaikan mengunakan
metode HIRARC (Hazard Identification
And Risk Assesment Risk Control) pada
PT. X. Jurnal. Universitas Serang Raya.
Seminar Nasional Riset Terapan 2015.
ISBN: 978-620-73672-0-3.

Anda mungkin juga menyukai