Anda di halaman 1dari 9

GAMBARAN PSIKOLOGIS: KONSEP DIRI PADA ANAK

USIA SEKOLAH DASAR DI WILAYAH BANJIR ROB


KELURAHAN BANDARHARJO SEMARANG UTARA
Ria Suwargarini*, M.Fatkhul Mubin**
* Alumni Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
** Dosen Fakultas Keperawatan Jiwa Unimus Semarang

ABSTRAK

Anak usia sekolah dasar mempunyai banyak faktor yang dapat menjadikan mereka mengalami gangguan
emosi berupa perilaku menyimpang. Kondisi lingkungan yang bermasalah bagi anak usia sekolah di
Kelurahan Bandarharjo adalah kurangnya ruang bermain bagi mereka akibat dari banjir rob. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui gambaran psikologis: konsep diri anak usia sekolah dasar di wilayah banjir
rob Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survey, yaitu suatu metode penelitian dengan cara mengambil sampel dari populasi tertentu. Jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan teknik proporsional stratified random sampling yaitu
sebanyak 88 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa anak usia sekolah dasar di Kelurahan
Bandarharjo mempunyai konsep diri yang buruk yaitu citra diri, harga diri dan peran diri. Sedangkan
konsep diri yang mempunyai nilai baik yaitu ideal diri dan identitas diri. Hasil penelitian menghasilkan
bahwa anak usia sekolah dasar di Kelurahan Bandarharjo mempunyai citra diri buruk 53,4 %, harga diri
buruk 56,8%, ideal diri baik 96,6 %, peran diri buruk 52,3 %, identitas diri baik 53,4 %. Rekomendasi
dari penelitian ini adalah masyarakat juga ikut memotivasi anak dalam perkembangan mereka ke depan
walaupun lingkungan banjir rob tapi diharapkan perkembangan anak anak tersebut tidak ikut terganggu
pula. Masyarakat disarankan menyediakan fasilitas tempat bermain.
Kata kunci: Psikologis, konsep diri, usia sekolah dasar

ABSTRACT

Elementary school-age children have a lot of factors which can influence them for having an emotion
disturbance like divergent behavior. The environmental problem in Bandarharjo village is the lack of the
playground for the children because of the rob. The aim of this research is to find out the psychological
outlook: self concept of elementary school-age children in the rob area in Bandarharjo village, North
Semarang. This research used survey method. Furthermore, the sample as used in this research is 88
respondents with proporsional stratified random sampling technique.The result of the research shows
that elementary school-age children in Bandarharjo village have a bad self concept :self image, self
esteem, and self role. On the other hand, the self concept which has good value are self ideal and self
identity. The result of the research states that the elementary school-age children in Bandarharjo village
has bad self-image 53,4%, bad self-esteem 56.8%, good self-ideal 96,6%, bad self-role 52,3%, good self-
identity 53,4%. The researcher suggests that the society also have to motivates the children in their future
development, however, they live in the rob area, their development must not be interrupted. The society
are suggested to provide play ground facilities.
Keywords: psychological, self concept, elementary school age children

124 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 2, November 2014; 124-132


PENDAHULUAN Proses pembentukan konsep diri dimulai
Anak usia sekolah dasar merupakan sejak anak masih kecil. Masa kritis
individu yang berada dalam satu rentang pembentukan konsep diri adalah saat anak
perubahan perkembangan yang dimulai dari masuk sekolah dasar. Kita dapat melihat
bayi hingga remaja (Hidayat, 2005, hlm.6). konsep diri seseorang dari sikap mereka.
Rentang kehidupan yang dimulai dari usia Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan
6-12 tahun seringkali disebut usia sekolah rasa tidak percaya diri, tidak berani
dasar atau masa sekolah. Periode ini mencoba hal hal baru, tidak berani mencoba
dimulai dengan masuknya anak ke hal yang menantang, takut gagal, takut
lingkungan sekolah, yang memiliki dampak sukses, merasa diri bodoh, rendah diri,
signifikan dalam perkembangan dan merasa diri tidak berharga, merasa tidak
hubungan anak dengan orang lain. Anak layak sukses, pesimis dan masih banyak
mulai bergabung dengan teman seusianya, perilaku inferior lainnya (Gunawan, 2006,
mempelajari budaya masa kanak kanak, dan hlm.4).
menggabungkan diri ke dalam kelompok,
sebaya yang merupakan hubungan dekat Komponen konsep diri terdiri dari 5
pertama di luar kelompok keluarga (Wong, komponen yaitu menurut Stuart Sundeen
2008, hlm.559). (1991, hlm.374 dalam Keliat, hlm.4).
1. Citra diri
Di dalam perkembangan anak banyak Citra diri adalah sikap seseorang
dibicarakan bahwa dasar kepribadian terhadap tubuhnya secara sadar dan
seseorang terbentuk pada masa anak anak. tidak sadar. Sikap ini mencakup
Proses proses perkembangan yang terjadi persepsi dan perasaan tentang ukuran
dalam diri seseorang anak ditambah dengan dan bentuk, fungsi, penampilan dan
apa yang dialami dan diterima selama masa potensi tubuh saat ini dan masa lalu.
anak anaknya secara sedikit demi sedikit 2. Ideal diri
memungkinkan ia tumbuh dan berkembang Ideal diri adalah persepsi individu
menjadi manusia dewasa (Gunarsa & tentang bagaimana ia harus berperilaku
Singgih, 2008, hlm.3). Banyak faktor yang sesuai dengan standar pribadi.
dapat menjadi penyebab anak mengalami 3. Harga diri
gangguan emosi berupa perilaku Harga diri adalah penilaian pribadi
menyimpang. Faktor penyebab tersebut terhadap hasil yang dicapai dengan
berasal dari anak sendiri dan dapat juga dari menganalisa seberapa jauh perilaku
lingkungannya (Aziz, 2006, hlm.26). memenuhi ideal diri.
4. Peran diri
Komisi Nasional Perlindungan Anak Peran diri adalah pola sikap, perilaku,
(Komnas PA) mencatat sebanyak 2.008 niali dan tujuan yang diharapkan dari
kasus kriminalitas yang dilakukan anak usia seseorang berdasarkan posisinya di
sekolah terjadi di sepanjang kuartal pertama masyarakat.
2012. Angka kriminalitas yang dilakukan 5. Identitas diri
anak usia sekolah cenderung meningkat Identitas diri adalah kesadaran akan
setiap tahunnya. Dari data yang diperoleh diri sendiri yang bersumber dari
Komnas Perlindungan observasi dan penilaian, yang
merupakan sintesa dari semua aspek
Anak, pada 2010 terjadi 2.413 kasus konsep diri sebagai suatu kesatuan
kriminal anak usia sekolah. Jumlah itu yang utuh.
kemudian meningkat di 2011, yakni
sebanyak 2.508 kasus. Jumlah itu meliputi Menurut Hurlock, 1980, hlm.173 salah satu
juga gangguan berbagai jenis kejahatan faktor yang mempengaruhi konsep diri
seperti pencurian, tawuran, dan pelecehan pada masa anak anak adalah lingkungan.
seksual yang dilakukan siswa SD Lingkungan fisik mempengaruhi
(Puskominfo, 2012, 1). kepribadian seseorang karena
mempengaruhi tingkat kebutuhan yang

Gambaran Psikologis: Konsep Diri Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Banjir Rob 125
Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara
Ria Suwargarini, M.Fatkhul Mubin
harus dicapai oleh seseorang. Kondisi Semarang Tengah dan jalan rel KA Stasiun
lingkungan yang bermasalah bagi anak usia Tawang, dan sebelah timur oleh Banjir
sekolah adalah kurangnya ruang bermain Kanal Timur serta wilayah Kecamatan
bagi mereka. Bermain bagi anak usia Semarang Timur. Kelurahan Bandarharjo
sekolah merupakan unsur yang penting merupakan salah satu dari delapan
untuk perkembangan anak baik fisik, emosi, Kelurahan yang paling parah terkena
mental dan sosial secara intelektual maupun dampak banjir rob. Di Kelurahan
kreativitas. Kurangnya ruang bermain bagi Bandarharjo terjadi amblesan tanah (land
mereka berakibat anak cenderung menjadi subsidence) 20 cm/th. Kedalaman banjir
lebih egois, individualis dan tidak bisa bervariasi, dari yang terendah hingga lebih
mengembangkan kreativitas mereka. Salah dari 60 cm. Lama genangan dapat mencapi
satu terganggunya ruang bermain bagi anak satu hari hingga selama satu minggu
usia sekolah akibat dari banjir rob (Sarbidi, 2002, 2).
(Ngastiyah, 2003, hlm.13).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Banjir rob merupakan genangan air pada Khasan dan Widjanarko pada tahun 2011
bagian daratan pantai yang terjadi pada saat yang berjudul perilaku koping masyarakat
air laut pasang. Banjir rob menggenangi terhadap banjir di Desa Setrokalangan
bagian daratan pantai atau tempat, yang Kudus menunjukkan bahwa masyarakat
lebih rendah dari muka air laut pasang menggunakan bentuk Problem Focused
tinggi (high water level). Kejadian banjir Coping yaitu yang paling menonjol adalah
rob yang terjadi hampir disepanjang tahun bentuk strategi coping konfrontatif dan
baik terjadi di musim hujan maupun di pemecahan masalah yang terencana,
musim kemarau. Hal ini menunjukan bahwa sedangkan pencarian dukungan sosial tidak
curah hujan bukanlah faktor utama yang semuanya muncul. Selain itu mereka
menyebabkan fenomena banjir rob. Banjir menggunakan Emotion Focused Coping
rob terjadi terutama karena pengaruh tinggi- lebih banyak berorientasi pada bentuk
rendahnya pasang surut air laut yang terjadi kontrol diri dan lari atau menghindar.
oleh gaya gravitasi (BNPB,2013, 28). Sedangkan pengalihan, penilaian positif,
penerimaan tanggung jawab berbeda pada
Banjir rob terjadi di wilayah Kecamatan setiap individu dalam memaknai kejadian
Semarang Barat 12,4 km2 dan Semarang bencana banjir dan posisi individu saat
Utara 27,2 km2. Diperkirakan banjir terjadi banjir.
mengenangi kawasan sekitar Semarang
Utara 32,6 km2 dengan kedalaman Studi pendahuluan yang dilakukan oleh
bervariasi dari yang terendah, hingga peneliti selama satu minggu dimulai dari
mencapai lebih dari 60 cm. Penurunan tanggal 30 Desember 2013 di Kelurahan
muka tanah pada wilayah pantai Kota Bandarharjo Semarang. Fenomena yang
Semarang berkisar antara (2 – 25) terlihat ketika peneliti di Kelurahan
cm/tahun. Hal tersebut dapat berdampak Bandarharjo adalah banjir rob berpengaruh
pada jalan lingkungan / gang atau halaman pada kerusakan pondasi, lantai dan dinding
rumah yang menyebabkan peninggian jalan rumah / bangunan. Banjir rob menyebabkan
dikarenakan rob. Salah satu genangan rob lantai rumah atau bangunan harus
yang tertinggi adalah di wilayah Semarang ditinggikan. Lantai rumah dan bangunan
Utara yaitu di Kelurahan Bandarharjo pada umumnya tergenang air, serta banyak
(Sarbidi, 2002, 2). dijumpai pada rumah yang ditinggalkan
atau tidak dihuni oleh pemiliknya. Rumah
Wilayah Semarang Utara merupakan daerah atau bangunan tampak rusak, seperti retak,
yang rawan terhadap banjir rob. Terletak di miring, tenggelam tanah urugan. Tampak
kawasan pantai Semarang yang secara jalanan dan lingkungan yang tergenang oleh
langsung berbatasan laut Jawa di sebelah banjir rob.
utara, sebelah barat oleh banjir kanal barat,
sebelah selatan oleh wilayah Kecamatan

126 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 2, November 2014; 124-132


Peneliti melakukan studi pendahuluan Penelitian ini merupakan penelitian
dengan metode pengamatan dan wawancara deskriptif yaitu suatu metode penelitian
kepada Lurah. Lurah yang bernama Drs. yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
Margo Haryadi, MM mengatakan bahwa di membuat gambaran atau deskripsi tentang
Kelurahan Bandarharjo Semarang hampir suatu keadaan yang objektif. Metode yang
setiap harinya selalu ada banjir rob yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggenangi rumah warga. Apabila hujan metode survey, yaitu suatu metode
turun sebentar saja, wilayah ini sudah penelitian dengan cara mengambil sampel
tergenang dengan luapan genangan air. dari populasi tertentu (Nasir et al., 2011,
Luapan banjir rob biasanya menggenang hlm.131).
selama satu minggu. Beliau juga
berpendapat bahwa dari 12 RW yang HASIL DAN PEMBAHASAN
terdapat di Kelurahan Bandarharjo ada 4
RW yang sering terjadi rob yaitu wilayah Kelurahan Bandarharjo merupakan salah
RW 1, RW 2, RW 4, RW 8 dan RW 12. satu Kelurahan yang terletak di Kecamatan
Semarang Utara. Kelurahan Bandarharjo
Hasil wawancara yang dilakukan peneliti memiliki luas wilayah 342.675 ha.
pada anak usia Sekolah Dasar dihasilkan Kelurahan Bandarharjo terletak di sebelah
yaitu dari 10 anak usia sekolah dasar utara kota Semarang dan berbatasan
mengatakan bahwa 8 anak merasa langsung dengan laut Jawa. Sebelah selatan
terganggu dengan lingkungan mereka yang berbatasan dengan wilayah Kecamatan
banjir rob. Mereka juga mengatakan bahwa Semarang Tengah, sebelah timur berbatasan
rob sangat mengganggu aktivitas mereka dengan wilayah Kelurahan Panggung Lor.
terutama pada saat berangkat sekolah. Anak Sebelah barat berbatasan langsung dengan
anak SD tersebut mengatakan bahwa Kelurahan Tanjung Mas. Kelurahan
mereka merasa terganggu jika harus ke Bandarharjo letaknya berbatasan langsung
sekolah dengan keadaan jalan yang becek dengan laut Jawa oleh karena itu Kelurahan
karena hal tersebut membuat mereka Bandarharjo dilewati dan menjadi dua
merasa tidak nyaman. muara dari sungai, yaitu Kali Asin dan Kali
Baru. Topografi ini membuat Kelurahan
Anak anak yang tinggal di Kelurahan Bandarharjo memiliki keunikan dan
Bandarharjo juga terganggu dalam hal permasalahan yang khas yang tidak dimiliki
bermain. Hal tersebut bisa kita lihat dari oleh semua Kelurahan di kota Semarang.
hasil wawancara peneliti terhadap mereka. Penduduk di Kelurahan Bandarharjo
Anak anak tersebut mengatakan bahwa berjumlah 3.345 orang.
mereka merasa enggan bermain di luar
rumah dengan keadaan lingkungan yang KARAKTERISTIK
banjir rob. Dengan keadaan lingkungan
yang seperti itu mereka tidak bisa bermain Karakteristik responden berdasarkan jenis
bola, keluar rumah bahkan rumah yang kelamin dapat dilihat pada tabel sebagai
mereka tempat tinggali saja terkena banjir berikut:
rob. Maka yang mereka lakukan hanya di
rumah saja karena tidak bisa bermain Tabel 1 Distribusi frekuensi responden
dengan teman sebaya mereka. berdasarkan jenis kelamin di Kelurahan
BandarharjoSemarang Utara
DESAIN PENELITIAN Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
(%)
Rancangan penelitian ini merupakan jenis Laki-laki 43 48,9
penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif Perempuan 45 51,1
digunakan untuk menguraikan variabel, Total 88 100,0
memeriksa hubungan antara variabel dan
menentukan interaksi sebab dan akibat
antara variabel (Hamid, 2007, hlm. 11).

Gambaran Psikologis: Konsep Diri Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Banjir Rob 127
Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara
Ria Suwargarini, M.Fatkhul Mubin
Hasil yang didapatkan diketahui bahwa mengacu pada sifat sifat pribadi, falsafah
responden perempuan sebanyak 45 dasar dan sikap sikap terhadap diri dan
(51,1%), lebih banyak dibandingkan orang lain. Usia 10-12 tahun merupakan
responden laki laki 43 (48,9%). usia di saat anak anak mulai menunjukkan
Anak perempuan usia Sekolah Dasar di efek efek adanya konsep diri dalam diri
Kelurahan Bandarharjo mempunyai jumlah masing masing anak tersebut. Mereka mulai
yaitu sebanyak 388 orang, sedangkan anak dihadapkan pada peristiwa yang mulai
laki laki sebanyak 368 orang. Berdasarkan mendapat tantangan.
uraian di atas anak usia sekolah dasar di
Kelurahan Bandarharjo jumlah perempuan Berdasarkan hal diatas, jadi anak usia
cenderung lebih banyak dibandingkan laki Sekolah Dasar dengan umur 10 sampai
laki. dengan 12 tahun merupakan usia di saat
mereka mulai terganggu konsep dirinya.
Menurut Larson dan Harm (dalam Berk, Anak anak tersebut mulai mengalami
2012, hlm. 506) peristiwa peristiwa negatif peristiwa yang lebih biasa dari umur
yang terus meningkat sejak dari masa kanak mereka sebelumnya. Anak anak usia
kanak akan mempengaruhi perilakunya sekolah pada umur tersebut biasanya mulai
hingga dewasa. Selain itu tingkat stress stress karena harus dihadapkan pada ujian
anak perempuan lebih sering terjadi sekolah untuk ke jenjang yang lebih tinggi.
daripada anak laki laki.
Konsep diri responden
Jadi anak anak usia Sekolah Dasar dengan Citra diri pada responden dapat dilihat
jenis kelamin perempuan merupakan yang sebagai berikut:
paling banyak terganggu konsep dirinya.
Hal ini disebabkan anak perempuan Tabel 3 Citra diri pada responden di
perasaannya lebih sensitif atau lebih cepat wilayah banjir rob Kelurahan
tersinggung jika mendapat ejekan dari Bandarharjo Semarang Utara
temannya. Selain itu anak perempuan lebih Citra Diri Total nilai Persentase
menggunakan perasaan dalam berperilaku (%)
dan berteman dengan usia sebayanya. Baik 41 46,6
Karakteristik responden berdasarkan usia Buruk 47 53,4
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Total 88 100,0

Tabel 2 Distribusi frekuensi responden Hasil dapat diketahui bahwa kategori citra
berdasarkan usia di Kelurahan diri pada responden kategori baik sebesar
Bandarharjo Semarang Utara 41 (46,6 %) lebih kecil dibandingkan
Umur Frekuensi Persentase kategori buruk sebesar 47 (53,4 %). Anak
(%) usia sekolah dasar di Kelurahan
6-7 tahun 9 10,2 Bandarharjo cenderung memilki citra diri
8-9 tahun 28 31,8 yang buruk karena anak usia sekolah dasar
10-12 tahun 51 58,0 tersebut sikap dirinya terhadap tubuhnya
Total 88 100,0 secara sadar atau tidak sadar mengatakan
bahwa mereka tidak pernah suka dengan
Hasil yang didapatkan diketahui bahwa penampilannya saat ini. Biasanya anak anak
umur responden dengan jumlah terbanyak selalu merasa bahwa mereka mempunyai
adalah umur 10-12 tahun sebanyak 51 (58,0 pandangan negatif terhadap tubuhnya
%), sedangkan umur responden dengan sendiri. Tidak hanya tubuh saja tapi
jumlah yang paling sedikit adalah umur 6-7 sebagian besar anak anak yang tempat
tahun sebanyak 9 (10,2 %). tinggalnya terkena banjir rob merasa
Menurut Burns (1979, hlm. 211), usia yang minder dengan teman teman mereka yang
meningkat dikaitkan dengan penggunaan tempat tinggalnya tidak terkena banjir rob.
yang lebih besar dari kategori kategori yang Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini

128 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 2, November 2014; 124-132


menunjukkan bahwa konsep diri tentang ketakutan akan kegagalan dan ejekan
citra diri pada anak usia sekolah dasar di teman. Bila pada masa ini ia sering gagal
wilayah banjir rob Kelurahan Bandarharjo dan merasa cemas akan tumbuh rasa rendah
tergolong buruk. diri pada anak. Berdasarkan uraian di atas,
penelitian ini menunjukkan bahwa konsep
Harga diri pada responden dapat dilihat diri tentang harga diri pada anak usia
pada tabel sebagai berikut: sekolah dasar di wilayah banjir rob
Kelurahan Bandarharjo tergolong buruk.
Tabel 4 Harga diri pada responden di
wilayah banjir rob Kelurahan Ideal diri pada responden dapat dilihat
Bandarharjo Semarang Utara sebagai berikut:
Harga Diri Total nilai Persentase
(%) Tabel 5 Distribusi ideal diri pada
responden di wilayah banjir rob
Baik 38 43,2
Buruk 50 56,8 Kelurahan Bandarharjo Semarang
Utara
Total 88 100,0
Ideal Diri Total nilai Persentase
(%)
Hasil dapat diketahui kategori harga diri
pada responden kategori baik sebanyak 38 Baik 85 96,6
(43,2 %) lebih kecil dibandingkan kategori Buruk 3 3,4
buruk sebesar 50 (56,8 %). Pernyataan yang Total 88 100,0
diuraikan di atas yang menunjukkan total
nilai paling tinggi adalah pada pernyataan Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui
tentang saya merasa nyaman dengan diri kategori ideal diri pada responden kategori
saya. Menurut Burns (1993, hlm. 258), baik sebanyak 85 (96,6 %) lebih kecil
menyatakan bahwa anak anak yang dibandingkan kategori buruk sebesar 3 (3,4
dicirikan dengan tingkatan menengah dari %). Anak anak usia sekolah dasar biasanya
perasaan harga dirinya mirip dengan subyek mereka sangat kuat untuk mempunyai cita
subyek dengan perasaan harga diri yang cita yang sesuai mereka inginkan. Salah
tinggi di dalam banyak hal mereka juga satunya adalah untuk menjadi orang sukses.
cenderung untuk bersikap optimis, ekspresif Kebanyakan menurut anak anak biasanya
dan mampu untuk menerima kritik. Tetapi sukses itu mempunyai banyak uang, bisa
mereka juga cenderung untuk bergantung membeli apa saja yang mereka inginkan.
pada penerimaan dari masyarakat untuk Maka dari itu banyak anak anak yang
menghilangkan setiap ketidakpastian yang mempunyai keinginan untuk menjadi orang
mereka rasakan di dalam harga diri sukses yaitu dengan cara meraih cita cita
pribadinya. Ketidakamanan akan harga diri mereka sendiri. Berdasarkan uraian di atas,
ini membuat mereka jauh lebih aktif penelitian ini menunjukkan bahwa konsep
dibandingkan dengan kelompok dengan diri tentang ideal diri pada anak usia
perasaan harga diri yang lebih tinggi di sekolah dasar di wilayah banjir rob
dalam pencarian pengalaman pengalaman Kelurahan Bandarharjo tergolong baik.
sosial yang akan meningkatkan evaluasi
diri. Hal ini memang sudah terlihat pada Peran diri pada responden dapat dilihat
gambaran anak anak sekolah dasar disana pada tabel sebagai berikut:
yang merasa tidak nyaman diri mereka Tabel 6 Distribusi responden tentang
sendiri karena ejekan dari teman teman peran diri di wilayah banjir rob
karena tempat wilayah mereka yang banjir. Kelurahan Bandarharjo Semarang
Anak anak yang sudah kelas 5 dan 6 lebih Utara
sering merasa lebih cepat malu karena Peran Diri Total nilai Prosentase
mereka sudah peka. Anak anak biasanya (%)
suka membandingkan dirinya dengan teman Baik 42 47.7
temannya, mereka mudah sekali dihinggapi Buruk 46 52.3
Total 88 100,0

Gambaran Psikologis: Konsep Diri Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Banjir Rob 129
Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara
Ria Suwargarini, M.Fatkhul Mubin
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui
kategori peran diri pada responden kategori kategori identitas diri pada responden
baik sebanyak 42 (47,7 %) lebih kecil kategori baik sebanyak 47 (53,4 %) lebih
dibandingkan kategori buruk sebesar 46 kecil dibandingkan kategori buruk sebesar
(52,3 %). Hal ini sesuai bahwa peran 41 (46,6 %). Anak membangun rasa
memberikan sarana untuk berperan serta identitas diri mereka berdasarkan reaksi
dalam kehidupan sosial dan merupakan cara reaksi orang lain kepada mereka dan
untuk menguji identitas dengan pandangan yang mereka yakini dimiliki
memvalidasi pada orang yang berarti. oleh orang lain tentang mereka (Upton,
Setiap orang disibukkan oleh beberapa 2012, hlm.198). Di masa kanak kanak
peran yang berhubungan dengan posisi pertengahan, komunitas teman sebaya
pada tiap waktu sepanjang daur kehidupan. menjadi konteks yang semakin penting bagi
Hal yang merupakan pengaruh penyesuaian perkembangan. Hubungan teman sebaya,
diri invidu dengan peran adalah kejelasan sebagaimana telah kita lihat, berperan bagi
perilaku dan pengetahuan yang sesuai pengambilan perspektif dan pemahaman
dengan peran. Selain itu juga kecocokan tentang diri dan orang lain (Berk,
dan keseimbangan antar peran yang 2012,hlm.462). Persahabatan di kalangan
diembannya (Suliswati, et al., 2004, anak anak usia sekolah bersifat selektif.
hlm.94). Anak usia sekolah dasar di (Markowitz, 2001 dalam Berk, 2012,
Kelurahan Bandarharjo mempunyai banyak hlm.463). Pada masa anak anak hubungan
hambatan yang ditemui dalam proses teman teman sangatlah berperan penting.
belajar, sehingga belajar terkesan menjadi Anak anak merupakan invidu yang mulai
sesuatu yang berat. Peran mereka sebagai mencari pertemanan dalam hal perorangan
anak sekolah dasar seharusnya belajar dan kelompok. Mereka menempatkan
dengan tekun. Oleh sebab itu belajar pertemanan dalam hal yang sangat berperan
menjadi sesuatu yang tidak menyenangkan dalam kehidupan mereka. Sehingga jarang
dan banyak yang merasa tertekan untuk ada anak yang mencari masalah dengan
menjalankannya. Lingkungan sangat teman sebaya mereka. Berdasarkan uraian
berpengaruh dalam pembentukan karakter di atas, penelitian ini menunjukkan bahwa
seseorang. Lingkungan juga berpengaruh konsep diri tentang identitas diri pada anak
terhadap aktivitas belajar. Lingkungan yang usia sekolah dasar di wilayah banjir rob
kondusif akan membantu memahami suatu Kelurahan Bandarharjo tergolong baik.
materi pelajaran. Lingkungan di Kelurahan
Bandarharjo yang sering banjir rob SIMPULAN DAN SARAN
menjadikan salah satu faktor dari mereka Berdasarkan hasil penelitian dan
dalam terhambatnya belajar. Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan:
uraian di atas, penelitian ini menunjukkan Anak usia sekolah dasar di wilayah banjir
bahwa konsep diri tentang peran diri pada rob Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara
anak usia sekolah dasar di wilayah banjir perempuan sebanyak 51,1 %, sedangkan
rob Kelurahan Bandarharjo tergolong baik. laki laki sebanyak 48,9 %; berumur 10-12
Identitas diri diri pada responden dapat tahun sebanyak 58,0%, berumur 8-9 tahun
dilihat pada tabel sebagai berikut: 31,8%, sedangkan berumur 6-7 tahun
10,2%.
Tabel 7 Distribusi responden tentang Citra diri pada anak usia sekolah dasar di
identitas diri di wilayah banjir rob wilayah banjir rob Kelurahan Bandarharjo
Kelurahan Bandarharjo Semarang Semarang Utara mempunyai kategori baik
Utara sebanyak 46,6%, sedangkan mempunyai
Identitas Diri Total nilai Persentase kategori buruk sebanyak 53,4%.
(%) Harga diri pada anak usia sekolah dasar di
Baik 47 53,4 wilayah banjir rob Kelurahan Bandarharjo
Buruk 41 46,6 Semarang Utara mempunyai kategori baik
Total 88 100,0 sebanyak 43,2%, sedangkan mempunyai
kategori buruk sebanyak 56,8%.

130 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 2, November 2014; 124-132


Ideal diri pada anak usia sekolah dasar di Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara.
wilayah banjir rob Kelurahan Bandarharjo Peneliti selanjutnya dapat mencari variabel
Semarang Utara mempunyai kategori baik lain tentang perilaku anak anak sekolah
sebanyak 96,6%, sedangkan mempunyai dasar dalam menghadapi banjir rob.
kategori buruk sebanyak 3,4%. Bagi Pemerintah, rekomendasi yang
Peran diri pada anak usia sekolah dasar di diusulkan untuk pemerintah adalah
wilayah banjir rob Kelurahan Bandarharjo melakukan program perbaikan dan
Semarang Utara mempunyai kategori baik peningkatan kualitas pemukiman di RW 1,
sebanyak 47,7%, sedangkan mempunyai 2, 4 dan 8. Normalisasi kali Semarang saat
kategori buruk sebanyak 52,3 %. ini dan melakukan peninggian dan
Identitas diri pada anak usia sekolah dasar pavingisasi di jalan. Memberikan ruang
di wilayah banjir rob Kelurahan bermain bagi anak usia sekolah dasar di
Bandarharjo Semarang Utara mempunyai Kelurahan Bandarharjo.
kategori baik sebanyak 53,4%, sedangkan
mempunyai kategori buruk sebanyak DAFTAR PUSTAKA
46,6%. Aziz, Utami Rini. (2006). Jangan biarkan
Berdasarkan hasil simpulan kesimpulan anak kita berperilaku menyimpang.
diatas maka saran yang dapat disampaikan Solo: Tiga Serangkai
antara lain sebagai berikut Berk, Laura., E., (2012). Development
Bagi masyarakat Kelurahan Bandarharjo, Throught The Lifespan dari prenatal
anak usia Sekolah Dasar di Kelurahan sampai remaja (transisi menjelang
Bandarharjo mempunyai konsep diri yang dewasa). Yogyakarta: Pustaka
buruk yaitu harga diri, citra diri, peran diri. Pelajar
Konsep diri yang buruk dapat diatasi BNPB. (2013). Data kejadian bencana
dengan mendatangkan tim penyuluh baik banjir dalam satu bulan terakhir.
dari kesehatan ataupun psikologis. Hal http://geospasial.bnpb.go.id/pantauan
tersebut menjadikan masyarakat lebih bencana/data/databanjir.php
bersikap memperhatikan juga tentang diperoleh tanggal 1 Desember 2013
perkembangan psikologis anak anak. Burns, R.B., (1979). Konsep diri teori,
Masyarakat di Kelurahan Bandarharjo pengukuran, perkembangan dan
seharusnya juga ikut memotivasi anak perilaku. Jakarta: Arcan
sekolah dasar dalam perkembangan mereka Gunarsa, S.D., & Gunarsa Y.D., (2008).
ke depan walaupun lingkungan banjir rob Psikologi perkembangan anak dan
tapi diharapkan perkembangan anak anak remaja. Jakarta: PT BPK Gunung
tersebut tidak ikut terganggu pula. Konsep Mulia
diri yang baik pada anak usia sekolah dasar Hamid, Achir S. (2007). Buku ajar riset
di Kelurahan Bandarharjo yaitu ideal diri keperawatan: konsep etika dan
dan identitas diri. Konsep diri yang sudah instrumentasi. Jakarta: EGC.
baik tersebut harus bisa dipertahankan Hidayat, Aziz., .A.A., (2005). Metode
untuk anak anak usia sekolah dasar. penelitian kebidanan dan teknik
Bagi pendidikan keperawatan, dapat analisis data. Jakarta: Salemba
menjadikan dasar sebagai penelitian Medika
keperawatan jiwa di masyarakat dan tidak Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi
hanya di Rumah Sakit Jiwa saja. Di perkembangan suatu pendekatan
masyarakat dapat diketahui lebih luas sepanjang rentang kehidupan.
tentang gambaran psikologis masing Jakarta : Erlangga
masing kelompok masyarakat dan sebagai Nasir, A., & Muhith N., (2011). Dasar
terapis untuk pasien psikososial. dasar keperawatan jiwa:
Bagi peneliti selanjutnya, dapat digunakan pengantar&teori. Jakarta: Penerbit
sebagai sumber data dalam keperawatan Salemba Medika
jiwa khususnya untuk mengetahui Nasir Abd., Muhith, Abdul., & Ideputri,
gambaran psikologis: konsep diri pada anak M.E., (2011). Buku ajar: metodologi
usia sekolah dasar di wilayah banjir rob

Gambaran Psikologis: Konsep Diri Pada Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Banjir Rob 131
Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara
Ria Suwargarini, M.Fatkhul Mubin
penelitian kesehatan. Yogyakarta: Sarbidi. (2002). Pengaruh rob pada
Nuha Medika pemukiman pantai.
http://www.google.com/url?sa=t&rct
Ngastiyah. (2003). Perawatan anak sakit. =j&q=&esrc=s&source=web&cd=2
Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran &cad=rja&ved=0CDUQFjAB&url=h
EGC ttp%3A%2F%2Fsim.nilim.go.jp%2F
Puskominfo. (2012). 2.008 kasus kriminal GE%2FSEMI3%2FPROSIDING%2
dilakukan anak-anak. F08SBI.doc&ei=L3ifUqWWKe_hsA
http://humaspoldametrojaya.com/201 T0_YL4Cg&usg=AFQjCNHlFSkvS
2/05/2.html diperoleh tanggal 1 dyiI3IrHtJm8YuG6yvWqA&bvm=b
Desember 2013 v.57155469,d.cWc diperoleh tanggal
Suliswati., Payapo, T.A., Maruhawa, J., 4 Desember 2013
Sianturi, Y., & Sumijatun. (2004). Stuart, G.W., & Sundeen, S.J., (1998). Buku
Konsep Dasar Keperawatan saku keperawatan jiwa. Edisi 3.
Kesehatan Jiwa. Jakarta: Buku Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Kedokteran EGC Upton, Penney. (2012). Psikologi
perkembangan. Jakarta: Erlangga

132 Jurnal Keperawatan Anak . Volume 2, No. 2, November 2014; 124-132

Anda mungkin juga menyukai