Anda di halaman 1dari 18

Misi dan Tantangan

Desa Inklusif
Arie Sujito
Konteks Isu
• Masyarakat Indonesia, kurang
lebih 80% tinggal di pedesaan
• Mereka mengalami kerentanan
sebagian besar bersifat struktural
• Kemiskinan, pengangguran,
ketimpangan serta berbagai
bentuk kemerosotan kualitas
hidup
• Keterancaman ekologi, kerusakan
berlapis oleh kesalahan
pembangunan (lokal, nasional,
global)
• Intervensi kebijakan sejauh ini telah menghasilkan capaian
perbaikan, secara bertahap
• Kuncinya: pembaharuan paradigma pembangunan dan
pemberdayaan, mempertimbangkan program-program yang
orientasinya memperbaiki kesalahan lama
Partisipasi

Teknokrasi

Formulai pendekatan kebijakan yang bermakna:

meningkatkan kualitas tautan partisipasi,


Engagement teknokrasi dan poltik yang bersenyawa
(engagement)
Mandat Desa
Inklusif:
Asas pengaturan
desa dalam UU
Desa

Mencari jalan
persimpangan antara
norma kebijakan dan
problem empirik,
melahirkan strategi
Desa inklusif ditopang • Tantangan
oleh: – Konsolidasi intervensi
1. Pemdes yang stakeholder luar menuju desa
responsif inklusif.
2. Lembaga – Banyak intervensi luar seperti
dari perusahaan dan pemda
Kemasyarakatan
justru seringkali tidak
Desa dan berparadigma inklusif.
komunitas warga
partisipatif • Alternatif
– Penguatan kanal aspirasi selain
3. Kebijakan terbuka,
BPD (Realitas banyak BPD yang
berkeadilan tidak efektif)
• Ketiganya sebagai pendekatan
Kebudayaan, menarik; jikalau ditarik dalam
demokrasi dan substansi
pembangunan • Menjalankan demokrasi sebagai
praktik kebudayaan dalam desa
saat membangun dirinya
• Tantangannya, mengatasi
konservatisme dan praktik
diskriminasi dibalik romantisme:
KUNCINYA TRANSFORMASI DESA
• Inklusi sosial berarti transformasi
politik kewargaan desa
Apayang bisa
• Memanfaatkan arena-arena
dilakukan? strategis dalam pengambilan
keputusan desa
Perhatian pada: • Melibatkan aktor-aktor yang
arena selama ini termarginalisasi;
representasi kelompok (Pemdes,
isu
BPD, dll) dalam mewujudkan corak
aktor keputusan yang berkeadilan
• Mengangkat isu-isu dalam
dokumen kebijakan yang
memprioritaskan semangat
kesetaraan
• Membuat terobosan; afirmasi yang
menumbuhkan kepekaan keadilan
Arena
• Musyawarah desa
(Musdes)
• Musyawarah
perencanaan
pembangunan desa
(Musrenbangdes)
• Forum-forum
informalitas sektoral
• Jaringan antar desa
• Pusat-pusat
masyarakat
Musyawarah desa
Ruang negosiasi; kontestasi aktor, artikulasi kepentingan
Representasi isu, agenda dan aktor (agencies)
Pembentukan subjek politik pembangunan
Aktor
• Kepala Desa
• Perangkat Desa
• Badan Permusyawaratan
Desa (BPD)
• Kelompok petani
• Kelompok perempuan
• Karang taruna
• Kelompok disable
• Kelompok buruh
• Kelompok pengrajin dst
Kades
Akses APBDes
Perangkat Desa
Pemerintahan Bersih
Pemuda
Agraria
BUMDes Petani
ARENA BARU
Perlindungan rentan RELASI KUASA Buruh
Inklusi sosial Perempuan
Pelayanan Dasar
Tokoh adat
Air, pupuk, bibit

Tata Ruang
Tokoh Agama

Aset Desa
Disable
• Penguatan ekonomi warga
(BUMDes dan ekonomi alternatif
lokal) • Pengelolaan sumberdaya pertanian
• Layanan kesehatan dan untuk ketahanan, kedaulatan
pendidikan (hak dasar) pangan dan kebutuhan dasar
• Rehabilitasi, pemanfaatan serta • Pemanfaatan dana desa untuk
pelestarian aset dan lingkungan kemandirian dan kesejahteraan
desa masyarakat
• Penguatan partisipasi warga • Reformasi tata pemerintahan desa
dalam kebijakan strategis dan perbaikan pelayanan publik
• Perhatian kelompok rentan: • Pengembangan sistem informasi
disable, perempuan, anak, desa
orang tua
 Kelompok marginal seperti; difabel,
perempuan, komunitas adat, petani,, kaum
miskin, dan warga yang “dikucilkan” perlu
diperkuat kapasitas dan perannya untuk
terlibat dalam proses pengambilan keputusan
desa
 Forum-forum warga sebagai arena partisipasi
harus dimanfaatkan kelompok-kelompok
warga yang termarginalkan sebagai arena dan
fungsi representasi komunitas di desa
 Memperkuat kapasitas warga, dalam hal
partisipasi, kerjasama, pengawasan,
kemampuan kreatif dan inovatif, serta
kemampuan teknis membantu dan
mengontrol penyelenggaraan pemerintahan
desa
 Menumbuhkan inisiatif ekonomi kreatif,
merevitalisasi modal sosial, serta
memperkuat relawan-relawan desa di
berbagai bidang dan sektor
 Membangun kelompok-kelompok “active
citizen” sebagai mesin penggerak inisiasi
mengartikulasi kepentingan dan aspirasi
untuk mempengaruhi pengambilan
keputusan strategis desa
 Secara aktif menjalin kerjasama warga lintas
desa untuk kegiatan sosial ekonomi
pemberdayaan serta media penguatan
bargaining pada supradesa
 Memanfaatkan arena-arena strategis dalam
pengambilan keputusan desa
 Melibatkan aktor-aktor yang selama ini
termarginalisasi; representasi kelompok (Pemdes,
BPD, dll) dalam mewujudkan corak keputusan yang
berkeadilan
 Mengangkat isu-isu dalam dokumen kebijakan yang
memprioritaskan semangat kesetaraan
 Membuat terobosan; afirmasi yang menumbuhkan
kepekaan keadilan
Memadukan: partisipasi kelompok
marginal yang terorganisir, komitmen
politik dan struktur kesempatan yang
memungkinkan perubahan
berlangsung

KUNCI…

Anda mungkin juga menyukai