OUTSOURCING
Disusun Oleh :
Kelompok 3
Dosen Pengampu :
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Hukum Ketenagakerjaan
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
yang telah membimbing kami dalam menulis makalah ini. Demikian, semoga makalah ini
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Defenisi Outsourcing.................................................................................................3
A. Kesimpulan................................................................................................................17
B. Saran...........................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehidupan bangsa. Menurut pendapat Plato, negara adalah suatu keinginan kerjasama
antara manusia dalam memenuhi kepentingan mereka. Kesatuan mereka ini yang
kemudian disebut sebagai masyarakat dan masyarakat itu adalah negara, antara sifat-
kita bisa melihat bahwa hampir semua aksi Buruh dalam memperingati hari buruh
sedunia (mayday) selalu menuntut keadilan atas kemanusiaan. Misalnya saja dalam
pelaksanaan outsourcing dan apa yang tercantum dalam isi Undang-Undang mengenai
bekerja secara nasional. Selain itu, dalam sisi ketenagakerjaan akan mempengaruhi
daya serap tenaga kerja dan korelasi terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1
2. Bagaimana pelaksanaan Outsourcing di Indonesia?
Outsourcing?
C. Tujuan
hukum Outsourhing.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Outsourcing
outsourcing berkembang di sektor lain, hal ini di antaranya dapat dilihat dari
Kontrak di Kawasan Berikat Nusantara. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah
nilai ekspor dan meningkatkan kualitas produk ekspor. Selanjutnya, dengan semakin
pesatnya perkembangan teknologi dan pasar bebas maka muncullah berbagai bentuk
hubungan kerja yang lebih fleksibel yang bertujuan untuk lebih memaksimalkan
efisiensi perusahaan. Hubungan kerja tersebut antara lain perjanjian kerja kontrak atau
perjanjian kerja waktu tertentu (PKWT), dan outsourcing. PKWT atau pekerja
atau wewenang kepada pihak lain guna mendukung strategi pemakai jasa outsourcing,
dan penyediaan jasa tenaga kerja atau pendelegasian operasi dan manajemen harian
dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan jasa outsourcing). Outsourcing
1
Triyono. Outsourcing Dalam Perspektif Pekerja Dan Pengusaha. (Jurnal Kependudukan Indonesia,
2011). Vol. VI. No. 1. Hal. 47
3
dibagi atas dua suku kata yaitu out dan sourcing. Sourcing berarti mengalihkan kerja,
tanggung jawab dan keputusan kepada orang lain. Outsourcing dalam bahasa
Indonesia berarti alih daya. Dalam dunia bisnis, Outsourcing atau alih daya dapat
atau penunjang oleh suatu perusahaan kepada perusahaan lain melalui perjanjian
atau business process outsourcing. Dan yang kedua, Penyediaan jasa pekerjaan/buruh
(labor contract/supplier)3.
menyadari bahwa mereka saling membutuhkan. Karena jika buruh menuntut upah
tinggi, sedangkan di pihak lain pengusaha tidak sanggup maka jalan terakhir adalah
perusahaan akan tutup. Jika hal ini terjadi maka pemutusan hubungan kerja tidak
dapat dihindarkan. Di sisi lain jika pengusaha memberikan upah murah, padahal
perusahaan mampu memberikan upah yang lebih tinggi maka menyebabkan semangat
kerja buruh semakin menurun dan akibatnya pun hasil produksi menurun. Oleh karena
itu, hubungan pengusaha dan buruh seharusnya saling menguntungkan, namun yang
2
Julyatika Fitriyaningrum. Implementasi Sistem Alih Daya Atau Outsourcing Dalam Mencapai
Kesejahteraan Pekerja Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. (Jurnal Indonesion
State Law Review, Oktober 2019). Vol. 2 No. 1. Hal. 91
3
Iftida Yasar. Menjadi Karyawan Outsourcing. (Jakarta: Pustaka Utama 2011), Hal.5
4
Lahirnya outsourcing untuk menciptakan produktivitas perusahaan dan
kapitalisme. Oleh karena itu, secara tidak langsung munculnya fenomena outsourcing
di Indonesia tidak lepas dari konspirasi asing agar mereka lebih mudah untuk masuk
kebijakan outsourcing seharusnya dilihat dari berbagai sisi serta disertai kajian
akademis. Kemudian ada beberapa tahapan untuk melihat dan merumuskan model
ini bukan hanya dari pihak pengusaha namun juga dapat juga dilakukan oleh buruh.
Misalnya, dari pihak buruh dengan seenaknya memutus kontrak di tengah jalan
perdebatan, hal itu terkait dengan batasan, pengertian, dan pemahaman mengenai
jenis pekerjaan inti (core) dan pendukung (non core) yang berbeda. Oleh karena itu,
4
Triyono. Outsourcing Dalam….., Hal 47
5
berbagai perusahaan tentunya memiliki pertimbangan sendiri dalam menetapkan
keuntungan, kebiasaan perusahaan, dan pertimbangan lain seperti kemanan, selain itu
yang menjadi pertimbangan pokok adalah apakah yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebut. Berbagai bentuk petjanjian kerja saat ini lebih mengarah ke outsourcing yang
banyak ditentang oleh kaum buruh. Akan tetapi, pertentangan suatu kebijakan oleh
salah satu pihak yang merasa dirugikap, di sisi lain terdapat pihak yang mendukung5.
a. Outsourcing dalam BW
berikut6 :
5
Triyono. Outsourcing Dalam….., Hal 48
6
Lalu Husni. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. (Jakarta : Raja Grafindo Persada 2008).
Edisi Revisi. Hal 178
6
2) Pemborongan pekerjaan berhenti dengan meninggalnya si pemborong
sampai biaya dan upah-upah yang dikeluarkan untuk barang itu dipenuhi
Ketenagakerjaan
penyedia jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis. Perkerjaan yang dapat
terpisah dari kegiatan utama, dilakukan dengan perintah langsung atau tidak
7
ketenagakerjaan. Jika persyaratan diatas tidak dipenuhi, demi hukum status
pekerjaan. Syarat lain dalam outsourcing yang harus dipenuhi adalah sebagai
berikut7 :
2003.
jenis dan sifat pekerjaan atau kegiatan pekerjannya akan selesai dalam
sebagai berikut :
8
2) Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja sebagaimana
dimaksud pada huruf a adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang
perjanjian kerja waktu tidak tentu dibuat secara tertulis dan ditandatangani
jasa pekerja/buruh.
Ketenagakerjaan.
9
perselisihan yang timbul menjadi tanggung jawab perusahaan penyedia
jasa pekerja/buruh.
membawa dampak timbulnya persaingan usaha yang begitu ketat dan terjadi di semua
bidang. Lingkungan yang sangat kompetitif ini menuntut dunia usaha untuk
menyesuaikan sdengan tuntutan pasar yang memerlukan respons yang cepat dan
lebih efektif, efisien, dan produktif. Dalam kaitan itulah dapat dimengerti bahwa kalau
atau beberapa bagian kegiatan perusahaan yang tadinya dikelola sendiri kepada
pekerja/buruh, karena hubungan kerja selalu dalam bentuk tidak tetap/ kontrak
(perjanjian kerja waktu tertentu), upah lebih rendah, jaminan social kalaupun ada
hanya sebatas minimal, tidak adanya job security serta tidak adanya jaminan
9
Muzni Tambusai. Pelaksanaan Organisasi Ditinjau Dari Aspek Hukum Ketenagakerjaan Tidak
Mengaburkan Hubungan Industrial. (Jurnal Hukum, 2004). Vol.1. Hal. 18
10
pengembangan karier, dan lain lain. Dengan demikian memeang benar kalau dalam
pekerja/buruh dan membuat kaburnya hubungan industrial. Hal tersebut dapat terjadi
menyangkut syarat-syarat kerja, kondisi serta jaminan social dan perlindungan kerja
industrial adalah tidak benar. Pelaksanaan hubungan kerja pada outsourcing telah
diatur secara jelas dalam Pasal 65 ayat (6) dan (7) dan Pasal 66 ayat (2) dan (4)
begitu lengkap. Memang pada keadaan tertentu sangat sulit untuk mendefinisikan atau
menentukan jenis pekerjaan yang dikategorikan penunjang. Hal ini dapat terjadi
11
karena perbedaan persepsi dan ada kalanya juga dilator belakangi oleh kepentingan
yang diwakili untuk memperoleh keuntungan dan kondisi tersebut. Disamping itu,
multinasional dalam era globalisasi in membawa bentuk baru pola kemitraan usaha,
tersebut dengan mempertimbangkan masuka dan semua pihak pelaku proses produksi
barang maupun jasa. Selain upaya tersebut, untuk mengurangi timbulnya keracuan,
dapat pula dilakukan dengan membuat dan menetapkan skema proses produksi suatu
business), diluar itu berarti pekerjaan penunjang10. Dalam hal ini untuk menyamakan
buruh serta instansi terkait untuk kemudian dicantumkan dalam peraturan perusahaan/
masalah lain dan bukan karena aturannya itu sendiri. Oleh karena itu, untuk menjamin
10
Muzni Tambusai. Pelaksanaan Organisasi….., Hal. 20
11
Mas Muanam dan Ronald Saija. Rekontruksi Kontrak Kerja Outsourcing Di Perusahaan.
(Yogyakarta : CV. Budi Utama, 2019). Hal. 78
12
D. Penyelesaian Perselisihan Outsourcing
Dalam hubungan kerja dapat terjadinya konflik maupun sengketa, baik itu
adalah situasi atau keadaan dimana dua atau lebih pihak memperjuangkan tujuan
masing-masing yang tidak dapat dipersatukan dan dimana tiap-tiap pihak mencoba
makhluk sosial yang berinteraksi dengan manusia lain, merupakan suatu hal yang
wajar jika dalam interaksi tersebut terajadi perbedaan paham yang mengakibatkan
konflik anatar satu dengan yang lain, merupakan suatu yang lumrah, yang penting
di dalamnya sudah diikat dengan perjanjian kerja namun konflik tetap tidak dapat
dihindari.
Jika hak-hak para pekerja outsourcing tidak diberikan oleh pengusaha ada
beberapa sarana yang dapat dipakai untuk menyelesaikannya yakni secara bipartit,
13
dilakukan agar perselisihan dapat dilaksanakan secara kekeluargaan, yang
lembaga ini, jika lebih 30 hari maka perundingan bipartit dianggap gagal.
dibuat Perjanjian Bersama (PB) yang mengikat dan menjadi hukum serta
1) perselisihan hak
13
Mas Muanam dan Ronald Saija. Rekontruksi Kontrak……, Hal. 105-106
14
2) perselisihan kepentingan
musyawarah yang ditengahi oleh seorang atau lebih konsilator yang netral.
konsilatror.
2. Penyelesaian Litigasi
Dalam hal mediasi atau konsilasi tidak tercapai kesepakatan, salah satu pihak
Pengadilan umum, kecuali di atur secara khusus oleh Undang-Undang No. 2 Tahun
2004.
15
menerima gugatan hareus sudah menetapkan majelis hakim yang terdiri atas satu
orang hakim ketua majelis dan dua orang hakim ad hoc sebagai anggota majelis
b. Putusan Hakim
terhitung sejak hari sidang pertama. setelah putusan majelis hakim dibacakan
pada sidang terbuka untuk umum, panitera pengganti dalam waktu tuju hari kerja
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pekerjaan yang sifatnya penunjang oleh suatu perusahaan kepada perusahaan lain
murni (full outsource) dan yang kedua, Penyediaan jasa pekerjaan/buruh (labor
contract/supplier).
dan penyediaan jasa tenaga kerja atau pendelegasian operasi dan manajemen harian
dari suatu proses bisnis kepada pihak luar (perusahaan jasa outsourcing). Oleh karena
itu, secara tidak langsung munculnya fenomena outsourcing di Indonesia tidak lepas
15
Mas Muanam dan Ronald Saija. Rekontruksi Kontrak……, Hal. 116
16
Mas Muanam dan Ronald Saija. Rekontruksi Kontrak……, Hal. 117
16
dari konspirasi asing agar mereka lebih mudah untuk masuk ke Indonesia dan
antara lain :
non litigasi (penyelesaian diluar pengadilan) seperti bipartit, arbitrase, konsilasi dan
mediasi. Selain itu dapat juga melalui Lembaga Litigasi yaitu Pengadilan Negeri dan
Mahkamah Agung.
B. Saran
Penulis sangat berharap kepada pembaca supaya dapat memahami dan mengerti apa
dan bagaimana outsourcing, karena ilmu ini sangat penting untuk diketahui dan
dipelajari bagi setiap setiap orang baik itu yang dari kalangan mahasiswa maupun
mayarakat. Penulis juga berharap apabila pembaca sudah memahami dan mengerti
dari outsourcing ini, maka diharapkan untuk tidak melupakannya dan membagikan
17
DAFTAR PUSTAKA
Tahun 2003. (Jurnal Indonesion State Law Review, Oktober 2019). Vol. 2 No. 1
Husni, Lalu. Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia. (Jakarta : Raja Grafindo Persada
Muanam, Mas dan Ronald Saija. Rekontruksi Kontrak Kerja Outsourcing Di Perusahaan.
18
19