Anda di halaman 1dari 3

a) Risiko reputasional

Di dalam sebuah perusahaan ada yang namanya operasional perusahaan, seperti Sumber
daya Manusia (SDM), cara memproduksi, penerapan kebijakan, dan lain-lain. Singkatnya
operasional perusahaan adalah bagian-bagian yang dapat mengembangkan usaha menjadi lebih
maju. Oleh sebab itu, operasional perusahaan menjadi hal yang perlu diperhatikan dalam
membangun usaha. Setiap bagian operasional perusahaan akan menjalani fungsi dan perannya
masing-masing. Namun, jika operasional perusahaan tidak berjalan dengan baik, maka akan
memunculkan risiko usaha.
Risiko operasional adalah risiko yang muncul karena setiap bagian-bagian di usaha tidak
menjalankan fungsi dan perannya dengan baik. Terjadinya risiko operasional disebabkan karena
beberapa hal, seperti permasalahan SDM, tidak adanya inovasi dan kualitas produk, salah
mengambil keputusan, dan lain-lain.
Contoh :
Perusahaan pakaian dengan brand "NEVADA" mendapatkan isu buruk yang beredar di Internet
bahwa salah satu pegawainya memberikan pelayanan yang kuang sopan dan tidak baik lalu viral
di sosial media, sehingga menyebabkan perusahaan tersebut mendapatkan reputasi yang buruk
dari pelanggan karena citranya sudah tercoreng.

Tindakan Antisipasi :
Jadi, sebaiknya setiap perusahaan terutama pimpinannya harus memerhatikan setiap bagian
divisi perusahaan sudah berjalan dengan baik atau belum.

b) Risiko sosial
Risiko sosial adalah risiko yang timbul atau berkaitan dengan lingkungan sosial dimana
perusahaan beroperasi. Risiko sosial sebagai bagian dari risiko strategis seringkali kurang
terkelola dengan baik karena pada awalnya isu sosial diasumsikan sebagai domain pemerintah
dan LSM. Saat ini risiko sosial sudah terangkat pula ke ranah korporat dipicu oleh beberapa
insiden kerusakan reputasi yang dikaitkan dengan persepsi masyarakat terhadap perusahaan.
Risiko sosial timbul karena perbedaan persepsi dan budaya yang mengakibatkan terjadinya rasa
ketidakpuasan serta ketidakadilan dari para pemangku kepentingan eksternal. Kegagalan
mengelola risiko sosial ini dapat mengakibatkan biaya ekonomi tinggi dan merusak reputasi dari
organisasi, serta pada akhirnya dapat berdampak sistemik menghancurkan keunggulan bersaing
dari suatu negara
Contoh :
Perbedaan suku atau budaya yang mengakibatkan terjadinya konflik atau rasa ketidakpuasan
serta ketidak adilan dari para pelaku kepentingan perusahaan. Adapun antisipasi yang dapat
dilakukan dengan menumbuhkan sikap toleransi dalam perusahaan,

Tindakan Antisipasi :
Perusahaan harus membangun etika yang baik untuk warga sekitar, supaya adanya keharmonisan
antara perusahaan dengan warga sekitar, dan hindari membangun konflik dengan lingkungan
eksternal. Menerapkan analisis resiko sosial (social risk analysis) merupakan bagian dari
manajemen untuk memahami resiko sebagai akibat interaksi dan lingkungan sosial. Resiko sosial
muncul dari ketidakpuasan–keluhan dari masyarakat dan pemangku kepentingan lain (eksternal)
yang dapat menimbulkan kerentanan sosial dan konflik. 
c) Risiko lingkungan (ekologi)
Risiko lingkungan (ekologi) merupakan risiko terhadap kesehatan manusia yang
disebabkan oleh karena faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, hayati, maupun social
ekonomi- budaya. Secara umum dapat dikatakan bahwa risiko lingkungan merupakan suatu
faktor atau proses dalam lingkungan yang mempunyai kemungkinan (probability) tertentu untuk
menyebabkan konsekuensi yang merugikan manusia dan lingkungannya. Berdasarkan penjelasan
tersebut risiko lingkungan mengandung unsur yang tidak pasti, kemungkinan terjadinya dapat
tinggi atau rendah dan tidak dapat dikatakan pasti terjadi.
Contoh :
Timbulan sampah di wilayah perkotaan Yogyakarta sampai saat ini dilakukan di TPA Piyungan
Kabupaten Bantul. Meskipun hal ini merupakan metode yang paling konvesional dan tidak
sesuai dengan beberapa alternative yang lebih baik dalam rangkaian teknologi manajemen
sampah perkotaan. Dengan adanya TPA maka akan diikuti dampak negatif terhadap lingkungan.
Dampak negatif tersebut adalah dihasilkan timbulan gas dan lindi yang sangat berpotensi
merusak lingkungan. 

Tindakan Antisipasi :
Evaluasi informasi yang diperoleh dari uji data, dengan melakukan uji aspek dan dampak
lingkungan lingkungan.   Indentifikasi dari kegiatan pada masa lalu, masa kini dan masa yang
akan datang memiliki potensi memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.
Adapun tahapan tahapannya yaitu :
 Tahapan Analisis Resiko lingkungan
 Melakukan Proses evalusi dapat dilakuakan dengan mengkombinasikan opini pribadi
dengan matrik evaluasi resiko. Matrik evaluasi resiko dapat dilakukan dengan analisis
kulitatif dan kuatitatif.
 Analisis Risiko Lingkungan Pemukiman
 Analisis Risiko Lingkungan  Perusahaan

d) Risiko Hukum/Legal
Risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, misalnya karena adanya
tuntutan hukum, ketiadaan peraturan perundangan-undangan yang mendukung atau kelemahan
perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang tidak
sempurna.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko hukum, diantaranya:
 Faktor Litigasi
Terjadi karena adanya gugatan atau tuntutan tersebut yang dasarnya menimbulkan biaya
yang bisa merugikan perusahaan.
 Faktor kelemahan perikatan
Dilakukan oleh perusahaan merupakan sumber terjadinya permasalahan atau sengketadi
kemudian hari sehingga berpotensi menimbulkan risiko hukum.
 Faktor ketiadaan/perubahan peraturan perundang-undangan
Terutama atas produk yang dimiliki perusahaan, yang akan mengakibatkan produk
tersebut menjadi sengketa di kemudian hari yang bisa menimbulkan risiko hukum.
Contoh :
Bank Indonesia (BI) membekukan kegiatan usaha (BKU) PT Bank Global Tbk. Sekitar 8.000
nasabah yang tercatat di 13 kantor cabang terpaksa kerepotan mengurus dananya. Bukan hanya
itu, ratusan investor publik pemegang saham juga menjadi tidak jelas investasinya. Belum lagi
bank dan pihak lain yang memiliki tagihan. Nasib ratusan karyawan pun menjadi tak menentu di
tengah sulitnya lapangan kerja. Apa jadinya kalau mereka di-PHK? Jelas, akan menambah
deretan panjang pengangguran. Semua itu tentu akan menambah beban pemerintah dalam
memulihkan roda perekonomian, terutama sektor real.

Tindakan Antisipasi :
Sebagai perusahaan terbuka, semestinya Bank Global transparan dan menerapkan dengan
seksama asas good corporate governance. Lebih merupakan pendalaman masalah-masalah
hukum termasuk dalam pembuatan dokumen-dokumen hukum misalnya kontrak, litigasi, legal
audit, legal opinion dan seterusnya. Dalam melakukan penerapan manajemen risiko hukum
peusahan perlu memiliki sistem pengendlian internl untuk risiko hukum, antara lain untuk
memastikn tingkat respon perusahaan, kelemahan aspek yuridis serta ketiadaan dan atau
perubahan peraturan perundang-undangan dan proses litigasi.

REFERENSI :
 Leo J. Susilo : Governance, Risk Management and Compliance, Executive’s Guide to
Risk
Governance and Risk Oversight.
 Rothery, Brian. 1996. Sistem Manajemen Lingkungan terjemahan oleh Emma
Rahmawaty. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
 BMP ADBI4211/MODUL 4 hal. 4.13

Anda mungkin juga menyukai