KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
SUSUNAN
REDAKSI
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
ii
4 Tugas 26 1959-1966
6 Fungsi 28 1966-1998
8 Tujuan 30 1998-2011
14 Struktur Organisasi
18 Lambang
VISI
MISI
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
VISI
MISI
2
TUGAS
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
TUGAS
4
FUNGSI
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
FUNGSI
6
TUJUAN
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
TUJUAN
1. Perluasan akses pendidikan bermutu bagi peserta didik yang berkeadilan dan
inklusif.
2. Penguatan mutu dan relevansi pendidikan yang berpusat pada
perkembangan peserta didik.
3. Pengembangan potensi peserta didik yang berkarakter.
4. Pelestarian dan pemajuan budaya, bahasa dan sastra serta
pengarus-utamaannya dalam pendidikan.
5. Penguatan sistem tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif,
transparan, dan akuntabel
8
SASARAN
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
SASARAN
10
TATA NILAI
BUDAYA KERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
1. Integritas
3. Inisiatif
4. Pembelajar
5. Menjunjung meritokrasi
6. Terlibat aktif
7. Tanpa pamrih
12
STRUKTUR
ORGANISASI
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
STRUKTUR ORGANISASI
14
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
STRUKTUR ORGANISASI
15
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
Setiap unit Eselon I tersebut memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dan
spesifik. Sekretariat Jenderal, sebagai sekretaris pimpinan dalam
mengoordinasikan pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administratif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan kementerian.
Sementara itu, masing-masing direktorat jenderal dan badan merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis sesuai bidangnya
masing-masing. Adapun Inspektorat Jenderal melaksanakan pengawasan
internal di lingkungan kementerian. Selain unit-unit Eselon I, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan juga didukung oleh Staf Ahli bidang Regulasi Pendidikan dan
Kebudayaan yang bertugas untuk memberikan telaahan dan masukan kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait regulasi bidang pendidikan dan
kebudayaan.
16
LAMBANG
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
Uraian Lambang:
18
SEJARAH
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
SEJARAH
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Nasional, dan pada 2011 menjadi
dahulu bernama “Departemen Pengajaran” Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dibentuk pertama kali 19 Agustus 1945 dan (Mendikbud), karena nomenklatur
sampai saat ini telah mengalami enam kali Kemdiknas berubah menjadi Kementerian
perubahan nomenklatur. Departemen Pendidikan dan Kebudayan
Pengajaran bertahan selama tiga tahun (Kemendikbud). Nomenklatur
(1945-1948) lalu diganti dengan dengan Kemendikbud bertahan hingga saat ini.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
pada dua jangka waktu, yaitu 1948-1955 dan Setelah Mohammad Nuh, posisi
1956-1999. Di tengah kedua waktu tersebut, Mendikbud dijabat oleh Anies Rasyid
organisasi ini pernah menjadi Departemen Baswedan (27 Oktober 2014 -- 27 Juli 2016).
Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan Masih di era Kabinet Gotong Royong
pada 1955-1956. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla, sejak tanggal 27 Juli 2016
Nomenklatur berikutnya adalah “Departemen Muhadjir Effendy menggantikan Anies
Pendidikan Nasional” (1999-2009), disingkat Rasyid Baswedan sebagai Mendikbud.
Depdiknas yang merupakan kementerian
dalam Pemerintah Indonesia yang Baru pada 23 Oktober 2019, Presiden
membidangi urusan pendidikan. Lalu pada Jokowi melantik Nadiem Anwar Makarim
2009-2011, Depdiknas berubah lagi menjadi sebagai Mendikbud di era Kabinet
Kementerian Pendidikan Nasional dan Indonesia Maju Presiden Joko Widodo dan
dipimpin oleh seorang Menteri Pendidikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Hingga saat
Nasional (Mendiknas) yang sejak tanggal 22 ini Mendikbud Anwar Makarim
Oktober 2009 sampai dengan 20 Oktober melanjutkan estafet perjuangan bidang
2014 dijabat oleh Mohammad Nuh. pendidikan dan kebudayaan bagi bangsa
Indonesia sesuai dengan amanat
Mohammad Nuh menjabat sebagai menteri Undang-Undang Dasar 1945.
pendidikan pada dua nomenklatur. Pertama
kali dilantik, ia menjabat sebagai Menteri
20
1945 - 1950
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
AWAL KEMERDEKAAN
22
1951 - 1959
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
Dapat dikatakan pada masa ini stabilitas politik menjadi sesuatu yang langka,
demikian halnya dengan program yang bisa dijadikan tonggak, tidak bisa
dideskripsikan dengan baik. Selama masa demokrasi liberal, sekitar sembilan
tahun, telah terjadi tujuh kali pergantian kabinet. Kabinet Natsir yang terbentuk
tanggal 6 September 1950, menunjuk Dr. Bahder Johan sebagai Menteri
Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan (PP dan K). Mulai bulan April 1951
Kabinet Natsir digantikan Kabinet Sukiman yang menunjuk Mr. Wongsonegoro
sebagai Menteri PP dan K. Selanjutnya Dr. Bahder Johan menjabat Menteri PP
dan K sekali lagi, kemudian digantikan Mr. Mohammad Yamin, RM. Soewandi, Ki
Sarino Mangunpranoto, dan Prof. Dr. Prijono.
24
1959 - 1966
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mengakhiri era demokrasi parlementer, digantikan era
demokrasi terpimpin. Di era demokrasi terpimpin banyak ujian yang menimpa
bangsa Indonesia. Konfrontasi dengan Belanda dalam masalah Irian Barat,
sampai peristiwa G30S/PKI menjadi ujian berat bagi bangsa Indonesia.
Dalam Kabinet Kerja I, 10 Juli 1959 – 18 Februari 1960, status kementerian diubah
menjadi menteri muda. Kementerian yang mengurusi pendidikan dibagi
menjadi tiga menteri muda. Menteri Muda Bidang Sosial Kulturil dipegang Dr.
Prijono, Menteri Muda PP dan K dipegang Sudibjo, dan Menteri Muda Urusan
Pengerahan Tenaga Rakyat dipegang Sujono.
26
1966 - 1998
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
Menteri pendidikan dan kebudayaan di era Orde Baru antara lain Dr. Daud
Joesoef, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, Prof. Dr. Faud Hassan, Prof. Dr. Ing.
Wardiman Djojonegoro, dan Prof. Dr. Wiranto Aris Munandar.
28
1998 - 2011
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
ERA REFORMASI
Setelah berjaya memenangkan enam kali Pemilu, Orde Baru pada akhirnya
sampai pada akhir perjalanannya. Pada tahun 1998 Indonesia diterpa krisis politik
dan ekonomi. Demonstrasi besar-besaran di tahun tersebut berhasil memaksa
Presiden Soeharto meletakkan jabatannya. Kabinet pertama di era reformasi
adalah kabinet hasil Pemilu 1999 yang dipimpin Presiden Abdurrahman Wahid.
Pada masa ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diubah menjadi
Departemen Pendidikan Nasional dengan menunjuk Dr. Yahya Muhaimin
sebagai Menteri Pendidikan Nasional.
Pada tahun 2001 MPR menurunkan Presiden Abdurrahman Wahid dalam sidang
istimewa MPR dan mengangkat Megawati Soekarnoputri sebagai presiden. Di
era pemerintahan Presiden Megawati, Mendiknas dijabat Prof. Drs. A. Malik
Fadjar, M.Sc. Pemilihan Umum 2004 dan 2009 rakyat Indonesia memilih presiden
secara langsung. Pada dua pemilu tersebut Susilo Bambang Yudhoyono berhasil
terpilih menjadi presiden. Selama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Mendiknas dijabat Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Dan Prof. Dr. Ir.
Mohammad Nuh.
Pada tahun 2011 istilah departemen diganti menjadi kementerian dan pada
tahun 2012 bidang pendidikan dan kebudayaan disatukan kembali menjadi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kebijakan pendidikan di era reformasi
antara lain perubahan IKIP menjadi universitas, reformasi undang-undang
pendidikan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Ujian
Nasional (UN), sertifikasi guru dan dosen, Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
pendidikan karakter, dan lain-lain.
30
RENCANA
STRATEGIS
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
RENCANA STRATEGIS
Arah kebijakan dan strategi pendidikan dan Kebudayaan. Secara garis besar, arah
kebudayaan pada kurun waktu 2020-2024 kebijakan dan strategi Kementerian
dalam rangka mendukung pencapaian 9 Pendidikan dan Kebudayaan untuk periode
(sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan 2020-2024 adalah sebagai berikut:
(Nawacita Kedua) dan tujuan Kementerian 1. Optimalisasi Angka Partisipasi Pendidikan
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kondisi yang ingin dicapai dalam
Kebijakan Merdeka Belajar yang bercita-cita peningkatan angka partisipasi pendidikan
menghadirkan pendidikan bermutu tinggi adalah:
bagi semua rakyat Indonesia, yang dicirikan a. angka partisipasi Pendidikan Anak Usia
oleh angka partisipasi yang tinggi diseluruh Dini meningkat;
jenjang pendidikan, hasil pembelajaran b. Wajib Belajar 9 (sembilan) Tahun tuntas
berkualitas, dan mutu pendidikan yang dan Wajib Belajar 12 (dua belas) Tahun
merata baik secara geografis maupun status meningkat; dan
sosial ekonomi. Selain itu, fokus c. angka partisipasi pendidikan tinggi
pembangunan pendidikan dan pemajuan meningkat.
kebudayaan diarahkan pada pemantapan
budaya dan karakter bangsa melalui Strategi yang dilakukan dalam rangka
perbaikan pada kebijakan, prosedur, dan peningkatan angka partisipasi PAUD adalah:
pendanaan pendidikan serta pengembangan 1. meningkatkan ketersediaan layanan PAUD
kesadaran akan pentingnya pelestarian dengan kualitas yang baik, termasuk
nilai-nilai luhur budaya bangsa dan PAUD Holistik Integratif (HI), sehingga
penyerapan nilai baru dari kebudayaan global dapat berkontribusi dalam menurunkan
secara positif dan produktif. prevalensi stunting pada balita;
2. membangun komitmen pemerintah
Sebagai jiwa dari kebijakan Kementerian daerah untuk terus mengadakan lembaga
Pendidikan dan Kebudayaan selama PAUD yang sesuai dengan kebutuhannya,
2020-2024, Kebijakan Merdeka Belajar khususnya di wilayah yang belum memiliki
terwujud dalam segala arah kebijakan dan lembaga PAUD;
strategi Kementerian Pendidikan dan 3. menyiapkan ketersediaan guru PAUD dan
32
kapasitas LPTK sebagai lembaga penyedia dampak bencana;
guru PAUD; 3. membina sekolah swasta agar kualitasnya
4. mempertimbangkan TK-SD Satu Atap sejajar atau bahkan lebih baik dari sekolah
dengan mengoptimalkan penugasan guru negeri dengan tetap mempertahankan
kelas awal SD; keunggulan tertentu sesuai ciri khasnya
5. menyediakan subsidi PAUD bagi anak dari sebagai sekolah swasta, untuk membantu
keluarga tidak mampu agar anak-anak pencapaian Wajib Belajar 12 (dua belas)
tersebut terbantu kesiapan bersekolahnya tahun; dan
melalui pemberian Bantuan Operasional 4. melaksanakan program afirmasi bagi
Penyelenggaraan (BOP) PAUD, Kebijakan daerah khusus termasuk anak dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM), kondisi tidak sekolah atau dengan
pendanaan dari filantropi dan subsidi kebutuhan khusus akan dilakukan
silang swadaya masyarakat melalui berbagai langkah di antaranya:
(crowdfunding); dan a. melanjutkan Program Indonesia
6. menyusun kebijakan kelembagaan yang Pintar (PIP) dan pelaksanaan program
dibutuhkan mengenai satuan PAUD. retrieval untuk anak putus sekolah;
b. membuat program/strategi untuk
Strategi yang dilakukan Kementerian membantu anak-anak yang memiliki
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka kondisi tidak sekolah atau kebutuhan
penuntasan Wajib Belajar 9 (sembilan) tahun khusus, termasuk afirmasi bagi
dan peningkatan Wajib Belajar 12 (dua belas) anak-anak tenaga kerja Indonesia di
tahun adalah: luar negeri;
1. memenuhi kebutuhan daya tampung c. menyediakan layanan pendidikan
untuk semua jenjang pendidikan melalui untuk anak dari daerah 3T yang tidak
pembangunan sekolah baru dan ruang memungkinkan pembangunan
kelas baru yang disesuaikan dengan sekolah di daerahnya, misalnya
kebutuhan, termasuk di wilayah yang melalui sekolah garis depan atau
terkena dampak bencana; sekolah berasrama;
2. mempertahankan kapasitas terpasang d. memberikan mekanisme belajar
dengan rehabilitasi fasilitas yang rusak, (seperti cara penyampaian materi
termasuk di wilayah yang terkena pelajaran dan pelaksanaan asesmen)
33
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
34
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
35
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
ataupun dari dana BOS dan TPG untuk Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
mendukung pembiayaan bagi upaya peningkatan mutu layanan PAUD satu tahun
pemerataan dan peningkatan pra-SD adalah:
kompetensi pendidik dan tenaga 1. menyiapkan kebijakan pendidikan
kependidikan. bermutu satu tahun pra-SD;
2. memperjelas jenis layanan PAUD yang
Strategi yang dilakukan Kementerian dimaksud untuk mendukung pendidikan
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka bermutu satu tahun pra-SD;
percepatan pemerataan kualitas layanan 3. menyiapkan mekanisme dan sistem
pendidikan adalah: insentif untuk pengelolaan dan
1. meningkatkan pemerataan layanan penjaminan mutu layanan PAUD; dan
pendidikan yang berkualitas; 4. mendorong tersusunnya kurikulum PAUD
2. memungkinkan pemanfaatan sumber memiliki relevansi dan implementasi yang
daya pendidikan secara bersama antar optimal untuk mencapai tujuan yang
satuan pendidikan dalam satu daerah ditetapkan terutama yang terkait dengan
(termasuk pendidik dan fasilitas lainnya); pemenuhan capaian SDG.
3. merancang intervensi yang
memperhitungkan situasi di setiap Strategi yang dilakukan Kementerian
daerah dan setiap satuan pendidikan; Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
4. mempertimbangkan mekanisme pemanfaatan teknologi informasi dan
intervensi dan pembiayaan berbasis komunikasi untuk peningkatan mutu
kinerja; pembelajaran adalah:
5. memastikan seluruh pemangku 1. mengembangkan platform pembelanjaan
kepentingan memegang peran sesuai barang dan jasa bagi sekolah, agar
kewenangan; dan pembelanjaan lebih berkualitas serta
6. memadukan seluruh sumber daya dari mengurangi beban administrasi kepala
pusat, daerah, satuan pendidikan dan sekolah dan guru, dengan demikian
masyarakat dalam melakukan intervensi kepala sekolah dan guru dapat
di setiap daerah. meningkatkan perhatian mereka pada
kualitas pembelajaran siswa;
Strategi yang dilakukan Kementerian 2. mengembangkan platform identifikasi
36
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
guru penggerak dari seluruh Indonesia menengah (internal dan eksternal) yang
secara massal untuk selanjutnya lebih sederhana, berpusat pada
dimobilisasi menggerakkan guru-guru keunggulan sekolah (school excellence)
lain. dan menggunakan data akreditasi,
3. mengembangkan mekanisme untuk penjaminan mutu, evaluasi diri
mendorong penyediaan materi guru/sekolah dan hasil belajar siswa
pengembangan kompetensi guru dan (formative assessment), untuk
media/alat bantu mengajar yang bermutu mengidentifikasi langkah-langkah
dan terstandar; peningkatan mutu pembelajaran,
4. menyediakan gawai yang sudah diisi berdasarkan praktik-praktik baik global
dengan materi yang sama (preloaded) maupun masukan dari masyarakat dan
untuk mendukung guru di daerah dengan DU/DI;
keterbatasan jaringan internet; 3. memperkuat peran dan pola pikir
5. menggunakan gawai untuk merekam kelembagaan yang ada (LPMP, Dinas
praktik mengajar untuk mendorong Pendidikan) dalam peningkatan mutu
peer-review praktik guru dan juga berbagi pendidikan;
praktik yang baik antarguru; dan 4. mendorong penerapan penilaian formatif
6. meningkatkan mutu data pendidikan dan pendidikan, seperti Asesmen Kompetensi
mengembangkan sistem informasi bagi Minimum (AKM), survei karakter, dan
para pemangku kepentingan. survei lingkungan belajar, untuk
memonitor hasil pembelajaran dan
Strategi yang dilakukan Kementerian menyediakan informasi diagnostik untuk
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka guru;
penguatan penjaminan mutu adalah: 5. meningkatkan kapasitas pendidik dan
1. menyesuaikan dan mengutamakan tenaga kependidikan untuk
standar nasional pendidikan untuk menyelenggarakan penilaian formatif dan
meningkatkan proses pembelajaran di portofolio dalam kelas serta
ruang kelas serta indikator kinerja dan memanfaatkan informasi diagnostik dari
akuntabilitas guru; program-program penilaian pendidikan
2. mengembangkan kerangka kerja dan hasil belajar siswa seperti AKM, survei
penjaminan mutu pendidikan dasar dan karakter, dan survei lingkungan belajar
37
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
38
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
39
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
40
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
41
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
42
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
43
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
masyarakat. vokasi;
5. menata asesmen kompetensi peserta
Strategi yang dilakukan Kementerian didik dalam mendorong kesiapan kerja;
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka 6. melengkapi tenaga pendidik dan
peningkatan kesiapan bekerja siswa untuk kependidikan di SMK, pendidikan tinggi
memasuki dunia kerja adalah: vokasi dan instruktur di pelatihan vokasi
1. memberikan kesempatan DU/DI untuk dengan kemampuan mengembangkan
turut memberikan pengakuan terhadap kompetensi teknis dan non-teknis
kompetensi peserta didik di SMK, peserta didik mereka;
pendidikan tinggi dan pelatihan melalui 7. memastikan perangkat pembelajaran
sertifikasi; beserta fasilitas sarana dan prasarana
2. selain memastikan pengembangan dalam pendidikan dan pelatihan vokasi
technical skills, juga menitikberatkan yang dikembangkan bersama DU/DI
pengembangan soft skills, penanaman dapat memfasilitasi pengembangan
values budaya kerja, serta kemampuan kompetensi peserta didik yang
berwirausaha pada kurikulum SMK, mumpuni;
pendidikan tinggi vokasi dan pelatihan 8. menggerakkan dukungan DU/DI
vokasi, sehingga mendorong terhadap pendidikan dan pelatihan
terwujudnya karakter lulusan yang siap vokasi melalui koordinasi K/L terkait dan
kerja; pemerintah daerah;
3. mendorong pembelajaran, project work, 9. memfasilitasi penyampaian informasi
riset terapan dan inovasi berbasis DU/DI dan peningkatan pemahaman peserta
melalui pengembangan teaching factory didik terkait dunia kerja melalui platform
dan teaching industry agar sekolah teknologi; dan
bermitra dengan pelaku DU/DI agar 10. menggunakan Kerangka Kualifikasi
peserta didik tidak hanya belajar Nasional Indonesia sebagai acuan dalam
berproduksi tetapi memastikan hasil pengembangan kompetensi dan
produksinya memenuhi standar industri; pelaksanaan Rekognisi Pembelajaran
4. memfasilitasi praktik kerja industri Lampau dalam pendidikan dan pelatihan
dan/atau project work peserta didik baik vokasi.
di SMK maupun pendidikan tinggi
44
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
45
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
46
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
47
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
48
KERANGKA
PENDANAAN
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
KERANGKA PENDANAAN
50
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
Kebutuhan pendanaan periode pertama tahun 2020 sebagaimana tertuang pada tabel
sebagai berikut:
Indikasi Kebutuhan
No. Program
Pendanaan (Rp Miliar)
JUMLAH 22.788,64
51
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
Adapun kebutuhan pendanaan pada tahun 2021-2024, mengikuti restrukturisasi program yang
dilaksanakan mulai tahun 2021 di seluruh kementerian/lembaga, tertuang tabel sebagai berikut:
Program Kualitas
2 Pengajaran dan 4.664,24 4.804,17 4.948,30 5.096,74 19.513,45
Pembelajaran
Program PAUD dan
3 Wajib Belajar 12 Tahun 23.265,62 23.963,59 24.682,49 25.422,97 97.334,67
Program Pendidikan
4 dan Pelatihan Vokasi 8.023,99 8.264,71 8.512,65 8.768,03 33.569,38
Program Pendidikan
5 Tinggi 43.726,54 51.038,35 58.568,90 63.326,58 216.660,37
Program Pemajuan
6 dan Pelestarian 2.390,40 2.462,11 2.535,97 2.612,05 10.000,53
Bahasa dan
Kebudayaan
52
BIRO KERJA SAMA DAN HUBUNGAN MASYARAKAT
Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung C Lantai 4, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta Pusat, 10270