Anda di halaman 1dari 58

PROFIL

KEMENTERIAN
PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN
SUSUNAN
REDAKSI
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
ii

Pengarah | Sekretaris Jenderal, Ainun Na’im


dan Staf Khusus Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan
Bidang Komunikasi dan Media,
Muhamad Heikal

Penanggung Jawab | Evy Mulyani

Ketua | Anang Ristanto

Sekretaris | Agi Bahari

Penyunting Naskah | Aline Rogeleonick

Penulis | Ardanari C. Bunga, Tri Susilawati,


Revita Septa, Kania Farradiba

Desain Grafis | Susilo Widji P

Fotografer | Tasori, Sudrajat, Yus Pajarudin


DAFTAR
ISI
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N
iv

Hal. ii Susunan Redaksi 20 Sejarah

iv Daftar Isi 22 1945-1950

2 Visi dan Misi 24 1951-1959

4 Tugas 26 1959-1966

6 Fungsi 28 1966-1998

8 Tujuan 30 1998-2011

10 Sasaran 32 Rencana Strategis

12 Tata Nilai Budaya Kerja 50 Kerangka Pendanaan

14 Struktur Organisasi

18 Lambang
VISI
MISI
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

VISI

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mendukung Visi dan Misi Presiden


untuk mewujudkan Indonesia Maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
melalui terciptanya Pelajar Pancasila yang bernalar kritis, kreatif, mandiri,
beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
bergotong royong, dan berkebinekaan global.

MISI

1. Mewujudkan pendidikan yang relevan dan berkualitas tinggi, merata dan


berkelanjutan, didukung oleh infrastruktur dan teknologi.
2. Mewujudkan pelestarian dan pemajuan kebudayaan serta pengembangan
bahasa dan sastra.
3. Mengoptimalkan peran serta seluruh pemangku kepentingan untuk
mendukung transformasi dan reformasi pengelolaan pendidikan dan
kebudayaan.

2
TUGAS
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

TUGAS

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan


urusan pemerintahan di bidang pendidikan (pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi) serta
pengelolaan kebudayaan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan
pemerintahan negara.

4
FUNGSI
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

FUNGSI

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di usia dini, pendidikan dasar, pendidikan


bidang pendidik dan tenaga menengah, pendidikan vokasi,
kependidikan, pendidikan anak usia dini, pendidikan tinggi, dan pengelolaan
pendidikan dasar, pendidikan menengah, kebudayaan;
pendidikan vokasi, pendidikan tinggi, dan 7. Pelaksanaan kebijakan di bidang
pengelolaan kebudayaan; pelestarian cagar budaya dan pemajuan
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang kebudayaan;
pengendalian formasi pendidik, 8. Pelaksanaan kebijakan di bidang
pemindahan pendidik, dan pembinaan perfilman nasional;
pengembangan karir pendidik, serta 9. Pelaksanaan pengembangan,
pemindahan pendidik dan tenaga pembinaan, dan pelindungan bahasa
kependidikan lintas daerah provinsi; dan sastra Indonesia;
3. Penetapan standar nasional pendidikan 10. Pelaksanaan pengelolaan sistem
dan kurikulum nasional pendidikan perbukuan;
menengah, pendidikan dasar, pendidikan 11. Pelaksanaan bimbingan teknis dan
anak usia dini, dan pendidikan supervisi atas pelaksanaan urusan
nonformal; Kementerian di daerah;
4. Pelaksanaan kebijakan di bidang 12. Koordinasi pelaksanaan tugas,
pendidikan tinggi; pembinaan, dan pemberian dukungan
5. Pelaksanaan fasilitasi pendidik dan administrasi kepada seluruh unsur
tenaga kependidikan dan organisasi di lingkungan Kementerian;
penyelenggaraan pendidikan anak usia 13. Pengelolaan barang milik/kekayaan
dini, pendidikan dasar, pendidikan negara yang menjadi tanggung jawab
menengah, pendidikan vokasi, dan Kementerian;
pendidikan tinggi, serta pengelolaan 14. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di
kebudayaan; lingkungan Kementerian; dan
6. Pelaksanaan penelitian dan 15. Pelaksanaan dukungan substantif untuk
pengembangan di bidang pendidik dan mendukung pencapaian tujuan dan
tenaga kependidikan, pendidikan anak sasaran strategis Kementerian.

6
TUJUAN
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

TUJUAN

1. Perluasan akses pendidikan bermutu bagi peserta didik yang berkeadilan dan
inklusif.
2. Penguatan mutu dan relevansi pendidikan yang berpusat pada
perkembangan peserta didik.
3. Pengembangan potensi peserta didik yang berkarakter.
4. Pelestarian dan pemajuan budaya, bahasa dan sastra serta
pengarus-utamaannya dalam pendidikan.
5. Penguatan sistem tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif,
transparan, dan akuntabel

8
SASARAN
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

SASARAN

1. Meningkatnya pemerataan layanan pendidikan bermutu di seluruh jenjang.


2. Meningkatnya kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan di seluruh
jenjang.
3. Menguatnya karakter peserta didik.
4. Meningkatnya pemajuan dan pelestarian bahasa dan kebudayaan.
5. Menguatnya tata kelola pendidikan dan kebudayaan yang partisipatif,
transparan, dan akuntabel.

10
TATA NILAI
BUDAYA KERJA
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

TATA NILAI BUDAYA KERJA

1. Integritas

2. Kreatif dan Inovatif

3. Inisiatif

4. Pembelajar

5. Menjunjung meritokrasi

6. Terlibat aktif

7. Tanpa pamrih

12
STRUKTUR
ORGANISASI
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

STRUKTUR ORGANISASI

14
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

STRUKTUR ORGANISASI

Dalam rangka mengoptimalkan pelaksanaan tugas dan fungsi Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam
memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi kementerian, didukung oleh 9
(sembilan) unit Eselon I sebagai berikut:
1. Sekretariat Jenderal;
2. Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan;
3. Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
4. Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi;
5. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi;
6. Direktorat Jenderal Kebudayaan;
7. Inspektorat Jenderal;
8. Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan; dan
9. Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.

15
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

Setiap unit Eselon I tersebut memiliki tugas dan fungsi yang berbeda-beda dan
spesifik. Sekretariat Jenderal, sebagai sekretaris pimpinan dalam
mengoordinasikan pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administratif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan kementerian.
Sementara itu, masing-masing direktorat jenderal dan badan merumuskan dan
melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis sesuai bidangnya
masing-masing. Adapun Inspektorat Jenderal melaksanakan pengawasan
internal di lingkungan kementerian. Selain unit-unit Eselon I, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan juga didukung oleh Staf Ahli bidang Regulasi Pendidikan dan
Kebudayaan yang bertugas untuk memberikan telaahan dan masukan kepada
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait regulasi bidang pendidikan dan
kebudayaan.

16
LAMBANG
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

Uraian Lambang:

1. Bidang Segi Lima (biru muda) menggambarkan alam kehidupan Pancasila.


2. Semboyan Tut Wuri Handayani digunakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam
melaksanakan sistem pendidikannya. Pencantuman semboyan ini berarti
melengkapi penghargaan dan penghormatan kita terhadap almarhum Ki
Hajar Dewantara yang hari lahirnya telah dijadikan Hari Pendidikan Nasional.
3. Belencong Menyala Bermotif Garuda Belencong (menyala) merupakan
lampu yang khusus dipergunakan pada pertunjukan wayang kulit. Cahaya
belencong membuat pertunjukan menjadi hidup.
4. Burung Garuda (yang menjadi motif belencong) memberikan gambaran sifat
dinamis, gagah perkasa, mampu dan berani mandiri mengarungi angkasa
luas. Ekor dan sayap garuda digambarkan masing-masing lima, yang berarti:
satu kata dengan perbuatan Pancasilais.
5. Buku merupakan sumber bagi segala ilmu yang dapat bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
6. Warna: Warna putih pada ekor dan sayap garuda dan buku berarti suci, bersih
tanpa pamrih. Warna kuning emas pada nyala api berarti keagungan dan
keluhuran pengabdian. Warna biru muda pada bidang segi lima berarti
pengabdian yang tak kunjung putus dengan memiliki pandangan hidup yang
mendalam (pandangan hidup Pancasila).

18
SEJARAH
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

SEJARAH

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Nasional, dan pada 2011 menjadi
dahulu bernama “Departemen Pengajaran” Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dibentuk pertama kali 19 Agustus 1945 dan (Mendikbud), karena nomenklatur
sampai saat ini telah mengalami enam kali Kemdiknas berubah menjadi Kementerian
perubahan nomenklatur. Departemen Pendidikan dan Kebudayan
Pengajaran bertahan selama tiga tahun (Kemendikbud). Nomenklatur
(1945-1948) lalu diganti dengan dengan Kemendikbud bertahan hingga saat ini.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
pada dua jangka waktu, yaitu 1948-1955 dan Setelah Mohammad Nuh, posisi
1956-1999. Di tengah kedua waktu tersebut, Mendikbud dijabat oleh Anies Rasyid
organisasi ini pernah menjadi Departemen Baswedan (27 Oktober 2014 -- 27 Juli 2016).
Pengajaran, Pendidikan, dan Kebudayaan Masih di era Kabinet Gotong Royong
pada 1955-1956. Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden
Jusuf Kalla, sejak tanggal 27 Juli 2016
Nomenklatur berikutnya adalah “Departemen Muhadjir Effendy menggantikan Anies
Pendidikan Nasional” (1999-2009), disingkat Rasyid Baswedan sebagai Mendikbud.
Depdiknas yang merupakan kementerian
dalam Pemerintah Indonesia yang Baru pada 23 Oktober 2019, Presiden
membidangi urusan pendidikan. Lalu pada Jokowi melantik Nadiem Anwar Makarim
2009-2011, Depdiknas berubah lagi menjadi sebagai Mendikbud di era Kabinet
Kementerian Pendidikan Nasional dan Indonesia Maju Presiden Joko Widodo dan
dipimpin oleh seorang Menteri Pendidikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Hingga saat
Nasional (Mendiknas) yang sejak tanggal 22 ini Mendikbud Anwar Makarim
Oktober 2009 sampai dengan 20 Oktober melanjutkan estafet perjuangan bidang
2014 dijabat oleh Mohammad Nuh. pendidikan dan kebudayaan bagi bangsa
Indonesia sesuai dengan amanat
Mohammad Nuh menjabat sebagai menteri Undang-Undang Dasar 1945.
pendidikan pada dua nomenklatur. Pertama
kali dilantik, ia menjabat sebagai Menteri

20
1945 - 1950
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

AWAL KEMERDEKAAN

Pada prakemerdekaan, pendidikan bukan menambah jumlah pengajar.


untuk mencerdaskan kaum pribumi,
melainkan lebih pada kepentingan kolonial Pada Kabinet Syahrir II, Menteri Pengajaran
penjajah. Pada bagian ini, semangat dijabat Muhammad Sjafei sampai tanggal 2
menggelorakan ke-Indonesia-an begitu Oktober 1946. Selanjutnya Menteri
kental sebagai bagian dari membangun Pengajaran dipercayakan kepada Mr.
identitas diri sebagai bangsa merdeka. Soewandi hingga 27 Juni 1947. Pada era
Karena itu tidaklah berlebihan jika instruksi kepemimpinan Mr. Soewandi ini terbentuk
menteri saat itu pun berkait dengan upaya Panitia Penyelidik Pengajaran Republik
memompa semangat perjuangan dengan Indonesia yang diketuai Ki Hadjar Dewantara.
mewajibkan bagi sekolah untuk Panitia ini bertujuan meletakkan dasar-dasar
mengibarkan sang merah putih setiap hari di dan susunan pengajaran baru.
halaman sekolah, menyanyikan lagu
Indonesia Raya, hingga menghapuskan
nyanyian Jepang Kimigayo.

Organisasi kementerian yang saat itu masih


bernama Kementerian Pengajaran pun masih
sangat sederhana. Tapi kesadaran untuk
menyiapkan kurikulum sudah dilakukan.
Menteri Pengajaran yang pertama dalam
sejarah Republik Indonesia adalah Ki Hadjar
Dewantara. Pada Kabinet Syahrir I, Menteri
Pengajaran dipercayakan kepada Mr. Mulia.
Mr. Mulia melakukan berbagai langkah
seperti meneruskan kebijakan menteri
sebelumnya di bidang kurikulum
berwawasan kebangsaan, memperbaiki
sarana dan prasarana pendidikan, serta

22
1951 - 1959
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

ERA DEMOKRASI LIBERAL

Dapat dikatakan pada masa ini stabilitas politik menjadi sesuatu yang langka,
demikian halnya dengan program yang bisa dijadikan tonggak, tidak bisa
dideskripsikan dengan baik. Selama masa demokrasi liberal, sekitar sembilan
tahun, telah terjadi tujuh kali pergantian kabinet. Kabinet Natsir yang terbentuk
tanggal 6 September 1950, menunjuk Dr. Bahder Johan sebagai Menteri
Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan (PP dan K). Mulai bulan April 1951
Kabinet Natsir digantikan Kabinet Sukiman yang menunjuk Mr. Wongsonegoro
sebagai Menteri PP dan K. Selanjutnya Dr. Bahder Johan menjabat Menteri PP
dan K sekali lagi, kemudian digantikan Mr. Mohammad Yamin, RM. Soewandi, Ki
Sarino Mangunpranoto, dan Prof. Dr. Prijono.

Pada periode ini, kebijakan pendidikan merupakan kelanjutan kebijakan menteri


periode sebelumnya. Yang menonjol pada era ini adalah lahirnya payung hukum
legal formal di bidang pendidikan yaitu UU Pokok Pendidikan Nomor 4 Tahun
1950.

24
1959 - 1966
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

ERA DEMOKRASI TERPIMPIN

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mengakhiri era demokrasi parlementer, digantikan era
demokrasi terpimpin. Di era demokrasi terpimpin banyak ujian yang menimpa
bangsa Indonesia. Konfrontasi dengan Belanda dalam masalah Irian Barat,
sampai peristiwa G30S/PKI menjadi ujian berat bagi bangsa Indonesia.

Dalam Kabinet Kerja I, 10 Juli 1959 – 18 Februari 1960, status kementerian diubah
menjadi menteri muda. Kementerian yang mengurusi pendidikan dibagi
menjadi tiga menteri muda. Menteri Muda Bidang Sosial Kulturil dipegang Dr.
Prijono, Menteri Muda PP dan K dipegang Sudibjo, dan Menteri Muda Urusan
Pengerahan Tenaga Rakyat dipegang Sujono.

26
1966 - 1998
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

ERA ORDE BARU

Setelah Pemberontakan G30S/PKI berhasil dipadamkan, terjadilah peralihan dari


demokrasi terpimpin ke demokrasi Pancasila. Era tersebut dikenal dengan nama
Orde Baru yang dipimpin Presiden Soeharto. Kebijakan di bidang pendidikan di
era Orde Baru cukup banyak dan beragam mengingat orde ini memegang
kekuasaan cukup lama yaitu 32 tahun. Kebijakan-kebijakan tersebut antara lain
kewajiban penataran P4 bagi peserta didik, normalisasi kehidupan kampus, bina
siswa melalui OSIS, ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan atau EYD,
kuliah kerja nyata (KKN) bagi mahasiswa, merintis sekolah pembangunan, dan
lain-lain. Pada era ini tepatnya tahun 1978 tahun ajaran baru digeser ke bulan
Juni. Pembangunan infrastruktur pendidikan juga berkembang pesat pada era
Orde Baru tersebut.

Menteri pendidikan dan kebudayaan di era Orde Baru antara lain Dr. Daud
Joesoef, Prof. Dr. Nugroho Notosusanto, Prof. Dr. Faud Hassan, Prof. Dr. Ing.
Wardiman Djojonegoro, dan Prof. Dr. Wiranto Aris Munandar.

28
1998 - 2011
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

ERA REFORMASI

Setelah berjaya memenangkan enam kali Pemilu, Orde Baru pada akhirnya
sampai pada akhir perjalanannya. Pada tahun 1998 Indonesia diterpa krisis politik
dan ekonomi. Demonstrasi besar-besaran di tahun tersebut berhasil memaksa
Presiden Soeharto meletakkan jabatannya. Kabinet pertama di era reformasi
adalah kabinet hasil Pemilu 1999 yang dipimpin Presiden Abdurrahman Wahid.
Pada masa ini Departemen Pendidikan dan Kebudayaan diubah menjadi
Departemen Pendidikan Nasional dengan menunjuk Dr. Yahya Muhaimin
sebagai Menteri Pendidikan Nasional.

Pada tahun 2001 MPR menurunkan Presiden Abdurrahman Wahid dalam sidang
istimewa MPR dan mengangkat Megawati Soekarnoputri sebagai presiden. Di
era pemerintahan Presiden Megawati, Mendiknas dijabat Prof. Drs. A. Malik
Fadjar, M.Sc. Pemilihan Umum 2004 dan 2009 rakyat Indonesia memilih presiden
secara langsung. Pada dua pemilu tersebut Susilo Bambang Yudhoyono berhasil
terpilih menjadi presiden. Selama kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono, Mendiknas dijabat Prof. Dr. Bambang Sudibyo, MBA. Dan Prof. Dr. Ir.
Mohammad Nuh.

Pada tahun 2011 istilah departemen diganti menjadi kementerian dan pada
tahun 2012 bidang pendidikan dan kebudayaan disatukan kembali menjadi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Kebijakan pendidikan di era reformasi
antara lain perubahan IKIP menjadi universitas, reformasi undang-undang
pendidikan dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Ujian
Nasional (UN), sertifikasi guru dan dosen, Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
pendidikan karakter, dan lain-lain.

30
RENCANA
STRATEGIS
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

RENCANA STRATEGIS

Arah kebijakan dan strategi pendidikan dan Kebudayaan. Secara garis besar, arah
kebudayaan pada kurun waktu 2020-2024 kebijakan dan strategi Kementerian
dalam rangka mendukung pencapaian 9 Pendidikan dan Kebudayaan untuk periode
(sembilan) Agenda Prioritas Pembangunan 2020-2024 adalah sebagai berikut:
(Nawacita Kedua) dan tujuan Kementerian 1. Optimalisasi Angka Partisipasi Pendidikan
Pendidikan dan Kebudayaan melalui Kondisi yang ingin dicapai dalam
Kebijakan Merdeka Belajar yang bercita-cita peningkatan angka partisipasi pendidikan
menghadirkan pendidikan bermutu tinggi adalah:
bagi semua rakyat Indonesia, yang dicirikan a. angka partisipasi Pendidikan Anak Usia
oleh angka partisipasi yang tinggi diseluruh Dini meningkat;
jenjang pendidikan, hasil pembelajaran b. Wajib Belajar 9 (sembilan) Tahun tuntas
berkualitas, dan mutu pendidikan yang dan Wajib Belajar 12 (dua belas) Tahun
merata baik secara geografis maupun status meningkat; dan
sosial ekonomi. Selain itu, fokus c. angka partisipasi pendidikan tinggi
pembangunan pendidikan dan pemajuan meningkat.
kebudayaan diarahkan pada pemantapan
budaya dan karakter bangsa melalui Strategi yang dilakukan dalam rangka
perbaikan pada kebijakan, prosedur, dan peningkatan angka partisipasi PAUD adalah:
pendanaan pendidikan serta pengembangan 1. meningkatkan ketersediaan layanan PAUD
kesadaran akan pentingnya pelestarian dengan kualitas yang baik, termasuk
nilai-nilai luhur budaya bangsa dan PAUD Holistik Integratif (HI), sehingga
penyerapan nilai baru dari kebudayaan global dapat berkontribusi dalam menurunkan
secara positif dan produktif. prevalensi stunting pada balita;
2. membangun komitmen pemerintah
Sebagai jiwa dari kebijakan Kementerian daerah untuk terus mengadakan lembaga
Pendidikan dan Kebudayaan selama PAUD yang sesuai dengan kebutuhannya,
2020-2024, Kebijakan Merdeka Belajar khususnya di wilayah yang belum memiliki
terwujud dalam segala arah kebijakan dan lembaga PAUD;
strategi Kementerian Pendidikan dan 3. menyiapkan ketersediaan guru PAUD dan

32
kapasitas LPTK sebagai lembaga penyedia dampak bencana;
guru PAUD; 3. membina sekolah swasta agar kualitasnya
4. mempertimbangkan TK-SD Satu Atap sejajar atau bahkan lebih baik dari sekolah
dengan mengoptimalkan penugasan guru negeri dengan tetap mempertahankan
kelas awal SD; keunggulan tertentu sesuai ciri khasnya
5. menyediakan subsidi PAUD bagi anak dari sebagai sekolah swasta, untuk membantu
keluarga tidak mampu agar anak-anak pencapaian Wajib Belajar 12 (dua belas)
tersebut terbantu kesiapan bersekolahnya tahun; dan
melalui pemberian Bantuan Operasional 4. melaksanakan program afirmasi bagi
Penyelenggaraan (BOP) PAUD, Kebijakan daerah khusus termasuk anak dengan
Standar Pelayanan Minimal (SPM), kondisi tidak sekolah atau dengan
pendanaan dari filantropi dan subsidi kebutuhan khusus akan dilakukan
silang swadaya masyarakat melalui berbagai langkah di antaranya:
(crowdfunding); dan a. melanjutkan Program Indonesia
6. menyusun kebijakan kelembagaan yang Pintar (PIP) dan pelaksanaan program
dibutuhkan mengenai satuan PAUD. retrieval untuk anak putus sekolah;
b. membuat program/strategi untuk
Strategi yang dilakukan Kementerian membantu anak-anak yang memiliki
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka kondisi tidak sekolah atau kebutuhan
penuntasan Wajib Belajar 9 (sembilan) tahun khusus, termasuk afirmasi bagi
dan peningkatan Wajib Belajar 12 (dua belas) anak-anak tenaga kerja Indonesia di
tahun adalah: luar negeri;
1. memenuhi kebutuhan daya tampung c. menyediakan layanan pendidikan
untuk semua jenjang pendidikan melalui untuk anak dari daerah 3T yang tidak
pembangunan sekolah baru dan ruang memungkinkan pembangunan
kelas baru yang disesuaikan dengan sekolah di daerahnya, misalnya
kebutuhan, termasuk di wilayah yang melalui sekolah garis depan atau
terkena dampak bencana; sekolah berasrama;
2. mempertahankan kapasitas terpasang d. memberikan mekanisme belajar
dengan rehabilitasi fasilitas yang rusak, (seperti cara penyampaian materi
termasuk di wilayah yang terkena pelajaran dan pelaksanaan asesmen)

33
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

yang disesuaikan dengan kondisi (DU/DI) dalam pendidikan tinggi.


hidup anak yang khusus, seperti anak
rimba, anak nelayan, dan anak yang 2. Peningkatan dan Pemerataan Mutu
berkonflik dengan hukum; dan Layanan Pendidikan
e. melaksanakan sistem informasi Kondisi yang ingin dicapai dalam
pendidikan berbasis masyarakat peningkatan dan pemerataan mutu layanan
untuk dapat menemukenali pendidikan adalah:
anak-anak yang tidak bersekolah a. kepemimpinan pendidikan yang
untuk dapat didorong kembali berorientasi kepada kepemimpinan
mengikuti pendidikan baik jalur instruksional (instructional leadership)
formal maupun nonformal. menguat;
b. kompetensi pendidik dan tenaga
Strategi yang dilakukan Kementerian kependidikan merata dan meningkat;
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka c. percepatan pemerataan kualitas layanan
peningkatan angka partisipasi pendidikan pendidikan terlaksana;
tinggi adalah: d. mutu layanan PAUD satu tahun pra-SD
1. meningkatkan daya tampung dan meningkat;
pemerataan akses perguruan tinggi; e. teknologi informasi dan komunikasi
2. meningkatkan mutu dan memperluas mendukung peningkatan dan
layanan pendidikan jarak jauh berbasis pemerataan kualitas layanan pendidikan;
teknologi, salah satunya dengan f. penjaminan mutu semakin kuat dan
memperkuat Universitas Terbuka sebagai bermakna;
platform pembelajaran pendidikan tinggi g. proses pemelajaran meningkat mutunya;
jarak jauh; h. kapasitas dan pemanfaatan penilaian
3. meningkatkan peran akademi komunitas formatif dan portofolio di sekolah
sebagai bagian dari penyedia layanan meningkat;
pendidikan tinggi; i. jumlah perguruan tinggi kelas dunia
4. menyediakan beasiswa khususnya untuk bertambah; dan
masyarakat miskin melalui KIP Kuliah; dan j. pendidikan dan pelatihan vokasi yang
5. mendorong kemitraan dengan dan berkualitas dan diakui industri.
investasi dunia usaha/dunia industri

34
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

Strategi yang dilakukan Kementerian 3. melakukan transformasi Pendidikan


Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka Profesi Guru (PPG) melalui seleksi masuk
penguatan kepemimpinan instruksional yang lebih baik, kurikulum yang
(instructional leadership) di sekolah adalah: berorientasi pada praktik dan
1. memperkuat peran pengawas sekolah penggunaan teknologi, pengajar yang
dan kepala sekolah sebagai pemimpin menguasai praktik di sekolah, dan ujian
instruksional, pendamping bagi guru, dan kelulusan yang menekankan
mendukung pembentukan komunitas keterampilan mengajar dan kemampuan
pembelajar sekolah; dan berefleksi;
2. mengembangkan kompetensi pengawas 4. berkonsultasi dengan pemerintah daerah
sekolah dan kepala sekolah dalam peran agar Guru Penggerak dapat diarahkan
mereka untuk menjaga kinerja guru menjadi pemimpin-pemimpin
secara efektif dan memberikan umpan pendidikan, seperti menjadi Kepala
balik yang konstruktif terhadap guru. Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Kepala
Dinas Pendidikan;
Strategi yang dilakukan Kementerian 5. bekerja sama secara erat dengan
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka pemerintah daerah untuk melakukan
pemerataan dan peningkatan kompetensi redistribusi guru secara lebih merata dan
pendidik dan tenaga kependidikan untuk memastikan rekrutmen guru yang
mendukung peningkatan kualitas dilakukan sesuai dengan kebutuhan di
pendidikan adalah: tingkat satuan pendidikan;
1. mengembangkan kompetensi pendidik 6. menerapkan berbagai inovasi termasuk
dan tenaga kependidikan melalui skema multi-subject teaching untuk
Sekolah Penggerak dan Guru Penggerak; meningkatkan ketersediaan guru dengan
2. mengembangkan Balai Guru Penggerak tetap memegang prinsip efisiensi dan
(Center of Excellence) di setiap provinsi efektivitas; dan
untuk menciptakan ekosistem belajar 7. membuka akses satuan pendidikan dan
guru yang berdaya, aktif, kolaboratif, guru terhadap pembiayaan di luar APBN
inklusif, berkelanjutan dan inovatif seperti: pembiayaan oleh daerah, pihak
sehingga dapat menunjang ke-3 (contoh: Pengabdian Masyarakat
pembelajaran siswa di sekolah; Perguruan Tinggi, CSR, investasi DU/DI)

35
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

ataupun dari dana BOS dan TPG untuk Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
mendukung pembiayaan bagi upaya peningkatan mutu layanan PAUD satu tahun
pemerataan dan peningkatan pra-SD adalah:
kompetensi pendidik dan tenaga 1. menyiapkan kebijakan pendidikan
kependidikan. bermutu satu tahun pra-SD;
2. memperjelas jenis layanan PAUD yang
Strategi yang dilakukan Kementerian dimaksud untuk mendukung pendidikan
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka bermutu satu tahun pra-SD;
percepatan pemerataan kualitas layanan 3. menyiapkan mekanisme dan sistem
pendidikan adalah: insentif untuk pengelolaan dan
1. meningkatkan pemerataan layanan penjaminan mutu layanan PAUD; dan
pendidikan yang berkualitas; 4. mendorong tersusunnya kurikulum PAUD
2. memungkinkan pemanfaatan sumber memiliki relevansi dan implementasi yang
daya pendidikan secara bersama antar optimal untuk mencapai tujuan yang
satuan pendidikan dalam satu daerah ditetapkan terutama yang terkait dengan
(termasuk pendidik dan fasilitas lainnya); pemenuhan capaian SDG.
3. merancang intervensi yang
memperhitungkan situasi di setiap Strategi yang dilakukan Kementerian
daerah dan setiap satuan pendidikan; Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
4. mempertimbangkan mekanisme pemanfaatan teknologi informasi dan
intervensi dan pembiayaan berbasis komunikasi untuk peningkatan mutu
kinerja; pembelajaran adalah:
5. memastikan seluruh pemangku 1. mengembangkan platform pembelanjaan
kepentingan memegang peran sesuai barang dan jasa bagi sekolah, agar
kewenangan; dan pembelanjaan lebih berkualitas serta
6. memadukan seluruh sumber daya dari mengurangi beban administrasi kepala
pusat, daerah, satuan pendidikan dan sekolah dan guru, dengan demikian
masyarakat dalam melakukan intervensi kepala sekolah dan guru dapat
di setiap daerah. meningkatkan perhatian mereka pada
kualitas pembelajaran siswa;
Strategi yang dilakukan Kementerian 2. mengembangkan platform identifikasi

36
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

guru penggerak dari seluruh Indonesia menengah (internal dan eksternal) yang
secara massal untuk selanjutnya lebih sederhana, berpusat pada
dimobilisasi menggerakkan guru-guru keunggulan sekolah (school excellence)
lain. dan menggunakan data akreditasi,
3. mengembangkan mekanisme untuk penjaminan mutu, evaluasi diri
mendorong penyediaan materi guru/sekolah dan hasil belajar siswa
pengembangan kompetensi guru dan (formative assessment), untuk
media/alat bantu mengajar yang bermutu mengidentifikasi langkah-langkah
dan terstandar; peningkatan mutu pembelajaran,
4. menyediakan gawai yang sudah diisi berdasarkan praktik-praktik baik global
dengan materi yang sama (preloaded) maupun masukan dari masyarakat dan
untuk mendukung guru di daerah dengan DU/DI;
keterbatasan jaringan internet; 3. memperkuat peran dan pola pikir
5. menggunakan gawai untuk merekam kelembagaan yang ada (LPMP, Dinas
praktik mengajar untuk mendorong Pendidikan) dalam peningkatan mutu
peer-review praktik guru dan juga berbagi pendidikan;
praktik yang baik antarguru; dan 4. mendorong penerapan penilaian formatif
6. meningkatkan mutu data pendidikan dan pendidikan, seperti Asesmen Kompetensi
mengembangkan sistem informasi bagi Minimum (AKM), survei karakter, dan
para pemangku kepentingan. survei lingkungan belajar, untuk
memonitor hasil pembelajaran dan
Strategi yang dilakukan Kementerian menyediakan informasi diagnostik untuk
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka guru;
penguatan penjaminan mutu adalah: 5. meningkatkan kapasitas pendidik dan
1. menyesuaikan dan mengutamakan tenaga kependidikan untuk
standar nasional pendidikan untuk menyelenggarakan penilaian formatif dan
meningkatkan proses pembelajaran di portofolio dalam kelas serta
ruang kelas serta indikator kinerja dan memanfaatkan informasi diagnostik dari
akuntabilitas guru; program-program penilaian pendidikan
2. mengembangkan kerangka kerja dan hasil belajar siswa seperti AKM, survei
penjaminan mutu pendidikan dasar dan karakter, dan survei lingkungan belajar

37
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

guna meningkatkan proses pembelajaran; paradigma pemelajaran (learning),


6. mengoptimalkan keterlibatan DU/DI berpusat pada peserta didik dan
secara menyeluruh dalam mendorong peserta didik untuk saling
penyelenggaraan pendidikan dan berinteraksi, berargumen, berdebat, dan
pelatihan vokasi guna mendorong mutu berkolaborasi;
ekosistem pendidikan dan pelatihan 2. memanfaatkan Sekolah Penggerak untuk
vokasi berstandar industri, seperti: mendorong dan membina penguatan
kurikulum, fasilitas pendidikan dan proses pemelajaran di sekolah-sekolah
pelatihan, kapasitas lain;
guru/instruktur/pelatih/dosen, magang, 3. membina guru agar dapat menyiapkan
asesmen dan uji kompetensi; rencana pemelajaran yang
7. menyederhanakan sistem akreditasi memperhatikan kebutuhan dan
perguruan tinggi menjadi bersifat karakteristik masing-masing peserta didik
otomatis bagi yang sudah terakreditasi, (normal, remedial, dan pengayaan);
dan tidak ada penurunan indikator mutu 4. mengembangkan kurikulum di semua
bagi seluruh peringkat akreditasi, dan jenjang dan jalur pendidikan yang dapat
bersifat sukarela bagi perguruan tinggi didiversifikasi melalui adopsi, adaptasi
dan program studi yang sudah siap naik atau disesuaikan oleh satuan pendidikan
peringkat; dan dan pemerintah daerah yang didasarkan
8. mengembangkan lembaga akreditasi atas kebutuhan, konteks dan karakteristik
mandiri yang melibatkan pengguna daerah;
(DU/DI, profesi, asosiasi) dan berstandar 5. melakukan program-program khusus
internasional serta bersifat sukarela. kepada siswa-siswa yang memiliki
kompetensi kurang atau di bawah standar
Strategi yang dilakukan Kementerian minimum;
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka 6. melakukan kerja sama dengan berbagai
penguatan proses pemelajaran adalah: pihak, termasuk DU/DI, untuk melakukan
1. mendorong guru untuk mengubah penguatan dan pendampingan pada
strategi pemelajaran yang berlandaskan satuan pendidikan dalam pengembangan
paradigma pengajaran (teaching) menjadi dan implementasi kurikulum di tingkat
strategi pemelajaran kreatif berlandaskan satuan pendidikan;

38
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

7. pengayaan dan perluasan moda mengetahui hasil pembelajaran siswa


pembelajaran di perguruan tinggi, melalui yang bersifat performatif, artistik, kreatif,
experiential learning di industri, magang dan inovatif;
di perusahaan/pemerintahan/lembaga 4. meningkatkan kapasitas guru dan tenaga
internasional, masyarakat (membangun kependidikan untuk menyelenggarakan
desa), kegiatan independen, atau aksi penilaian formatif dan portofolio dalam
kemanusiaan, yang dapat diakui sebagai kelas guna meningkatkan proses
bagian dari Satuan Kredit Semester (SKS) pembelajaran; dan
program pendidikan; dan 5. mengizinkan dan mendorong
8. pengkajian dan evaluasi dalam rangka penggunaan portofolio dan asesmen
pengembangan kurikulum secara yang lebih otentik untuk penilaian
berkelanjutan. sumatif kelulusan jenjang sekolah.

Strategi yang dilakukan Kementerian Strategi yang dilakukan Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
peningkatan kapasitas dan pemanfaatan menambah jumlah perguruan tinggi tingkat
penilaian formatif dan portofolio di sekolah dunia adalah:
adalah: 1. mewujudkan diferensiasi misi perguruan
1. mendorong penerapan penilaian formatif tinggi dengan mendorong fokus
pendidikan, seperti AKM, untuk perguruan tinggi dalam mengemban
memonitor hasil pembelajaran dan tridharma perguruan tinggi, yakni
menyediakan informasi diagnostik untuk sebagai research university, teaching
guru; university, atau vocational university;
2. meningkatkan kapasitas tenaga 2. merasionalkan jumlah perguruan tinggi
kependidikan di sekolah untuk (right sizing) dan meningkatkan
memperoleh informasi diagnostik untuk kesehatan serta keberlanjutan
peningkatan pembelajaran dari penyelenggaraan pendidikan tinggi yang
program-program penilaian pendidikan bermutu melalui penggabungan dan
dan hasil belajar siswa seperti AKM; pembinaan/penguatan kapasitas serta
3. mendorong penerapan penilaian meningkatkan otonomi PTN dengan
portofolio yang relevan untuk menjadi PTN BH;

39
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

3. meningkatkan kerja sama antar mahasiswa dan mengembangkan


perguruan tinggi dalam negeri, dan pusat-pusat inkubasi bisnis/startup
antara perguruan tinggi dengan DU/DI berbasis karya iptek;
dan pemerintah; 9. membangun Science Techno Park di 5
4. menetapkan beberapa perguruan tinggi (lima) universitas: UGM, UI, ITB, IPB, dan
sebagai Centers of Excellence dalam ITS;
rangka percepatan hadirnya perguruan 10. melibatkan industri/masyarakat sebagai
tinggi tingkat dunia dan pembinaan penopang dalam ‘pentahelix’ untuk
perguruan tinggi lain yang sedang mempercepat pembangunan melalui
berkembang; pengajaran kurikulum/penilaian proyek
5. meningkatkan mutu dan relevansi mahasiswa serta kontribusi pendanaan;
penelitian sejalan dengan kebutuhan 11. mendorong kinerja dosen untuk
sektor-sektor pembangunan serta DU/DI menghasilkan penelitian yang berkualitas
untuk penguatan dan relevan dengan kebutuhan
knowledge/innovation-based economy masyarakat dan DU/DI;
yang relevan dengan kebutuhan Revolusi 12. meningkatkan publikasi kelas dunia serta
Industri 4.0 dan pembangunan paten/HKI, meningkatkan reputasi jurnal
berkelanjutan; ilmiah dalam negeri agar berkelas dunia,
6. meningkatkan mutu dan relevansi meningkatkan visibilitas karya perguruan
pengabdian kepada masyarakat yang tinggi secara internasional;
sejalan dengan kebutuhan 13. mendorong dukungan dari DU/DI melalui
pembangunan nasional, seperti kesempatan magang, kerja sama
pengurangan angka kemiskinan, penelitian dan komersial, berbagi sumber
peningkatan kesehatan dan daya, dan pendanaan;
kesejahteraan masyarakat, penguatan 14. mengembangkan future skills platform
UMKM, atau perbaikan lingkungan hidup; bersama dengan masyarakat dan DU/DI
7. meningkatkan kerja sama dengan untuk memberikan masukan dalam
universitas kelas dunia (Top 100 QS/THES) pengembangan kurikulum, dan pedagogi
dalam pengembangan pendidikan dan di perguruan tinggi;
penelitian; 15. melaksanakan inisiatif Kampus Merdeka
8. meningkatkan entrepreneurship yang mendorong studi interdisipliner dan

40
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

pengalaman di industri/masyarakat bagi di seluruh Indonesia;


mahasiswa diploma atau S1; dan 4. memfasilitasi kerja sama yang mumpuni
16. memfasilitasi dosen mengambil waktu dengan DU/DI dalam setiap pembukaan
untuk mendapatkan pengalaman atau pengembangan program studi di
langsung di DU/DI dan/atau memperoleh pendidikan tinggi vokasi;
sertifikasi di industri. 5. meningkatkan kualitas pembelajaran
pada pendidikan dan pelatihan vokasi
Strategi yang dilakukan Kementerian dengan metode problem-based learning
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka agar peserta didik dapat
mewujudkan pendidikan dan pelatihan mengembangkan technical skills dan soft
vokasi untuk Revolusi Industri 4.0 yang skills sesuai dengan standar DU/DI;
berkualitas dan diakui industri: 6. mendorong pengembangan produk dan
1. membuka ruang kerja sama yang erat atau jasa melalui riset terapan dan inovasi
dengan DU/DI, di mana DU/DI dapat dengan kerja sama industri dan
langsung terlibat dalam masyarakat;
menginformasikan kebutuhan pasar 7. peningkatan kapasitas technical skills,
tenaga kerja dan memastikan kualitas soft skills, dan pedagogical skills sumber
program pendidikan dan pelatihan vokasi daya manusia di pendidikan dan
dimutakhirkan sesuai dengan standar pelatihan vokasi
industri; (guru/instruktur/dosen/pelatih) agar
2. membentuk forum kerja sama DU/DI sesuai dengan standar DU/DI;
dengan lembaga pendidikan yang 8. mendorong kapasitas kepemimpinan
relevan agar setiap program pendidikan dan kemampuan manajemen usaha
vokasi baik di SMK, pendidikan tinggi pimpinan (kepala sekolah, direktur)
vokasi, maupun kursus dan pelatihan dalam mengembangkan institusi
menghasilkan kompetensi lulusan yang pendidikan dan pelatihan vokasi;
standarnya diakui oleh industri; 9. memberikan kesempatan praktisi
3. mengembangkan beberapa SMK industri/profesional untuk mengajar di
menjadi Centers of Excellence guna pendidikan dan pelatihan Vokasi;
mempercepat peningkatan kapasitas 10. memberikan kesempatan bagi setiap
guru dan pembelajaran siswa-siswi SMK peserta didik untuk melakukan praktik

41
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

kerja industri dan/atau project work 1. melakukan penyesuaian kurikulum


dengan DU/DI; untuk memberikan waktu yang lebih
11. memberikan kesempatan profesional besar bagi pengembangan kompetensi
atau pekerja untuk kembali ke institusi dasar terutama literasi dan numerasi;
Pendidikan vokasi dengan mekanisme 2. mengembangkan strategi penguatan
Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL); pembelajaran numerasi secara
12. membuat mekanisme insentif yang menyeluruh (kelas 1-12);
transparan untuk DU/DI yang terlibat; 3. mengembangkan kompetensi guru yang
dan berfokus pada kompetensi mengajar
13. menggalang kerja sama yang sinergis literasi dan numerasi di kelas awal (1-3
dan kolaboratif dengan pemerintah SD/MI);
daerah penyelenggaraan Pendidikan 4. menyediakan modul pelatihan serta
SMK. penyediaan sumber bacaan; dan
5. memperkuat sistem dan mekanisme
3. Peningkatan Relevansi Pendidikan penyediaan dukungan dan ketersediaan
Kondisi yang ingin dicapai dalam sumber daya bagi guru yang
peningkatan relevansi pendidikan adalah: mengajarkan literasi dan numerasi di
a. kemampuan literasi dan numerasi kelas awal.
meningkat;
b. perencanaan layanan pendidikan vokasi Strategi yang dilakukan Kementerian
dan perguruan tinggi berdasarkan Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
kebutuhan lapangan kerja terlaksana; optimalisasi perencanaan layanan pendidikan
dan vokasi dan perguruan tinggi berdasarkan
c. kesiapan siswa untuk memasuki dunia kebutuhan lapangan kerja adalah:
kerja meningkat. 1. memastikan keterlibatan DU/DI dalam
merencanakan, mengembangkan dan
Strategi yang dilakukan Kementerian mengevaluasi program pendidikan dan
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka pelatihan vokasi agar sesuai dengan
penguatan kemampuan literasi dan standar DU/DI, termasuk pengembangan
numerasi untuk mendorong relevansi kurikulum, peningkatan kapasitas SDM
pendidikan adalah: (guru/instruktur/dosen/kepala

42
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

sekolah/pimpinan), pemutakhiran dan pendidikan tinggi vokasi;


fasilitas, dan asesmen terhadap hasil 8. memfasilitasi pengalaman langsung dan
pembelajaran peserta didik; pelatihan di industri bagi guru/instruktur
2. memfasilitasi exchange of information SMK dan dosen/instruktur pendidikan
dari DU/DI dan pendidikan dan pelatihan tinggi vokasi;
vokasi mengenai kebutuhan kompetensi 9. meningkatkan
atau profesi di pasar tenaga kerja melalui keterhubungan/kesinambungan antara
platform yang dapat digunakan seluruh program studi vokasi dari jenjang
peserta didik; Pendidikan SMK dan pendidikan tinggi
3. melakukan analisis terhadap relevansi vokasi;
pendidikan dan pelatihan vokasi melalui 10. mengembangkan fleksibilitas pendidikan
data yang dikumpulkan dari lulusan vokasi dan pendidikan akademik melalui
Pendidikan vokasi melalui tracer study; skema Multi Exit, Multi Entry System,
4. mengembangkan kurikulum pada SMK, untuk pendidikan menengah,
pendidikan tinggi vokasi dan pelatihan pendidikan tinggi, dan dunia kerja;
vokasi yang disesuaikan dengan (1) 11. memberikan otonomi yang lebih besar
Permintaan pasar dan kebutuhan DU/DI bagi SMK dan pendidikan tinggi vokasi
(demand driven); (2) Kebersambungan untuk berinovasi dan berkembang;
(link) antara pengguna lulusan 12. mendorong peningkatan citra
pendidikan dan penyelenggara pendidikan vokasi melalui kerja sama
pendidikan kejuruan serta; dan (3) dengan media dan praktisi komunikasi;
Kecocokan (match) antara pekerja 13. mendorong SMK dan pendidikan tinggi
dengan pemberi kerja; vokasi untuk berbagi sumber daya
5. mengembangkan asesmen kompetensi seperti guru/instruktur dan sarana
peserta didik agar sesuai dengan prasarana praktik (bengkel, lab)
kebutuhan DU/DI; khususnya yang memiliki bidang
6. menjalankan program penempatan kerja keahlian yang sama; dan
dan praktek kerja industri langsung 14. melakukan aktivitas pembelajaran
dengan DU/DI; bersama DU/DI seperti riset gabungan
7. mendatangkan pengajar dari DU/DI atau (joint research) dan/atau proyek (project
praktisi industri untuk mengajar di SMK work) berdasarkan permasalahan riil di

43
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

masyarakat. vokasi;
5. menata asesmen kompetensi peserta
Strategi yang dilakukan Kementerian didik dalam mendorong kesiapan kerja;
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka 6. melengkapi tenaga pendidik dan
peningkatan kesiapan bekerja siswa untuk kependidikan di SMK, pendidikan tinggi
memasuki dunia kerja adalah: vokasi dan instruktur di pelatihan vokasi
1. memberikan kesempatan DU/DI untuk dengan kemampuan mengembangkan
turut memberikan pengakuan terhadap kompetensi teknis dan non-teknis
kompetensi peserta didik di SMK, peserta didik mereka;
pendidikan tinggi dan pelatihan melalui 7. memastikan perangkat pembelajaran
sertifikasi; beserta fasilitas sarana dan prasarana
2. selain memastikan pengembangan dalam pendidikan dan pelatihan vokasi
technical skills, juga menitikberatkan yang dikembangkan bersama DU/DI
pengembangan soft skills, penanaman dapat memfasilitasi pengembangan
values budaya kerja, serta kemampuan kompetensi peserta didik yang
berwirausaha pada kurikulum SMK, mumpuni;
pendidikan tinggi vokasi dan pelatihan 8. menggerakkan dukungan DU/DI
vokasi, sehingga mendorong terhadap pendidikan dan pelatihan
terwujudnya karakter lulusan yang siap vokasi melalui koordinasi K/L terkait dan
kerja; pemerintah daerah;
3. mendorong pembelajaran, project work, 9. memfasilitasi penyampaian informasi
riset terapan dan inovasi berbasis DU/DI dan peningkatan pemahaman peserta
melalui pengembangan teaching factory didik terkait dunia kerja melalui platform
dan teaching industry agar sekolah teknologi; dan
bermitra dengan pelaku DU/DI agar 10. menggunakan Kerangka Kualifikasi
peserta didik tidak hanya belajar Nasional Indonesia sebagai acuan dalam
berproduksi tetapi memastikan hasil pengembangan kompetensi dan
produksinya memenuhi standar industri; pelaksanaan Rekognisi Pembelajaran
4. memfasilitasi praktik kerja industri Lampau dalam pendidikan dan pelatihan
dan/atau project work peserta didik baik vokasi.
di SMK maupun pendidikan tinggi

44
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

4. Penguatan Budaya, Bahasa, dan majemuk serta multi budaya;


Pendidikan Karakter c. mengutamakan gotong royong,
Kondisi yang ingin dicapai dalam kaitannya saling menghormati dan saling
dengan upaya penguatan budaya, bahasa, membantu;
dan pendidikan karakter adalah: d. menghormati hak-hak orang lain,
a. nilai-nilai tradisi, budaya dan sejarah memahami kewajiban sebagai warga,
bangsa Indonesia menjadi aspek-aspek dan menghormati penegakan
utama pendidikan karakter; hukum;
b. peran kebudayaan dan bahasa dalam e. menerima kehadiran budaya luar tapi
pendidikan menjadi semakin kuat; tidak mudah terpengaruh budaya
c. cagar budaya terkelola dengan baik; luar; dan
d. kegiatan dan juga upaya-upaya f. menyesuaikan pendidikan karakter
diplomasi budaya menjadi lebih efektif dalam konteks lokal bangsa Indonesia
dan terlaksana dengan baik; dan yang berbeda-beda dan diterapkan
e. sistem perbukuan nasional menjadi lebih baik dalam satuan pendidikan
efektif dan optimal. maupun di luar satuan pendidikan.
2. memperkenalkan survei keadaan sekolah
Strategi yang dilakukan Kementerian (school climate survey) untuk
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka mempromosikan budaya positif sekolah;
pemanfaatan nilai-nilai tradisi, budaya, dan dan
sejarah bangsa Indonesia dalam 3. mengumpulkan informasi yang lebih
memperkaya pendidikan karakter adalah: luas tentang latar belakang, kecakapan,
1. membangun identitas bangsa Indonesia dan kepribadian siswa (seperti: toleransi,
dan rasa bangga sebagai bangsa kreativitas, ketahanan, dan kapasitas
Indonesia, yang memiliki ciri sebagai metakognitif siswa) sebagai upaya untuk
berikut: meningkatkan pemahaman atas
a. memiliki etos kerja tinggi, kesentosaan anak (children wellbeing).
berintegritas, memiliki budaya malu
yang positif; Strategi yang dilakukan Kementerian
b. menghargai perbedaan agama dan Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
toleran terhadap bangsa yang penguatan kebudayaan dan bahasa dalam

45
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

pendidikan adalah: 7. membantu pengembangan muatan lokal


1. melakukan penguatan budaya dan - terutama bahasa daerah - dengan
bahasa daerah dalam mata pelajaran penekanan pada pelestarian bahasa dan
seperti Seni Budaya, Bahasa Indonesia, budaya daerah oleh masyarakat lokal.
Sejarah, dan Muatan Lokal;
2. melakukan penguatan penggunaan Strategi yang dilakukan Kementerian
bahasa Indonesia di semua mata Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
pelajaran – terutama yang banyak pengelolaan cagar budaya adalah:
mengadopsi istilah-istilah asing (Sains, 1. memetakan keberadaan cagar budaya
Matematika dan Pendidikan Agama); untuk membuat peta jalan pengelolaan
3. melakukan penguatan dan pemutakhiran cagar budaya secara holistik;
konten-konten sejarah untuk 2. menguatkan kerja sama dengan
memperkuat pemahaman, penerimaan, organisasi di daerah, dan juga pemerintah
dan aktualisasi identitas bangsa Indonesia; daerah untuk pengelolaan cagar budaya
4. mendorong kegiatan pertukaran antar secara mandiri sesuai dengan standar
pelaku budaya dari latar belakang yang konservasi budaya UNESCO; dan
berbeda untuk menyelenggarakan tata 3. memanfaatkan cagar budaya untuk
interaksi yang inklusif dalam ekosistem penguatan nilai-nilai budaya daerah dan
kebudayaan di Indonesia; juga nilainilai ekonomi cagar budaya,
5. memperkuat inisiatif mandiri masyarakat salah satunya sebagai objek wisata, tetapi
untuk melestarikan dan memajukan tetap berfokus pada keberlanjutan
kebudayaan sehingga pemerintah dapat sebagai cagar budaya.
berperan sebagai fasilitator yang
menunjang gerakan pelestarian dan Strategi yang dilakukan Kementerian
pemajuan budaya; Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
6. melakukan penguatan pendidikan seni penguatan kegiatan diplomasi budaya
budaya tradisional yang berpusat pada sebagai wadah untuk memperkenalkan
nilainilai seni dan budaya dan bangsa Indonesia dalam kancah antar
kebanggaan atas seni budaya tetapi daerah, regional ataupun internasional,
dengan adaptasi praktis di dunia modern; adalah:
dan 1. fokus pada nilai-nilai positif bangsa

46
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

Indonesia untuk mendorong pemahaman 5. Penguatan Tata Kelola Pendidikan


akan identitas bangsa Indonesia; Kondisi yang ingin dicapai dalam penguatan
2. memperkenalkan budaya Indonesia tata kelola pendidikan adalah:
sebagai kekayaan budaya regional (Asia a. implementasi program pembangunan
Tenggara) dan juga dunia; dan pendidikan melalui koordinasi dengan
3. menguatkan nilai ekonomi seni budaya instansi terkait, termasuk DU/DI, menguat;
dan wisata sebagai salah satu modal b. efisiensi satuan pendidikan meningkat;
bangsa di luar sumber daya alam dan c. akuntabilitas layanan pendidikan dengan
ekonomi. pemerintah daerah meningkat; dan
d. perencanaan dan penganggaran
Strategi yang dilakukan Kementerian pendidikan di daerah membaik.
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
optimalisasi sistem perbukuan nasional Strategi yang dilakukan Kementerian
adalah: Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
1. mendorong ketersediaan bahan bacaan memperkuat implementasi program
berkualitas melalui penguatan ekosistem pembangunan pendidikan melalui koordinasi
perbukuan; dengan instansi terkait, termasuk DU/DI
2. melakukan pengayaan materi bacaan adalah:
berjenjang baik dalam tahapan 1. melakukan koordinasi dengan Kemensos
kemampuan baca atau kesesuaian dalam mengelola program pendanaan
bacaan agar materi bacaan sesuai dengan pendidikan afirmatif untuk keluarga tidak
usia; dan mampu atau anak rentan putus sekolah;
3. mengelola mutu bahan bacaan untuk 2. mengembangkan mekanisme dengan
menghindari konten-konten bermutu KemenPANRB, Kemenkeu, dan
rendah (berisi materi yang mendorong Kemendagri untuk mengelola hal-hal
radikalisasi dan diskriminasi berdasarkan yang berdampak pada anggaran
SARA, berisi materi yang tidak sejalan pendidikan, antara lain:
dengan integritas dan nilai bangsa a. formasi dan perekrutan guru
Indonesia, atau bersifat plagiat). berdasarkan kinerja akademis dan

47
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

kualitas pribadi, serta pengelolaan all’ di seluruh pemerintah daerah; dan


sumber daya guru; dan 2. pemerintah pusat sebagai penunjang,
b. pengelolaan pembiayaan pendidikan fasilitator, dan konsultan untuk pemerintah
termasuk BOS, BOS Afirmasi, TPG, daerah;
DAK fisik, dan DAK non-fisik untuk
pendidikan, termasuk penggunaan Strategi yang dilakukan Kementerian
pembayaran non-tunai (cashless). Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
3. mengundang partisipasi DU/DI dalam membantu perencanaan dan penganggaran
penyelarasan kurikulum pendidikan pendidikan di daerah adalah:
vokasi, penyelarasan kompetensi pendidik 1. membantu daerah dalam melakukan analisis
dan peserta didik dengan kebutuhan situasi dan perencanaan strategis Perangkat
industri, pemagangan dan praktek kerja di Daerah (PD) Pendidikan;
industri, serta penyerapan lulusan 2. memberikan masukan kepada daerah untuk
pendidikan vokasi. menyusun program tahunan, menentukan
sasaran dan menyelaraskan kebijakan; dan
Strategi yang dilakukan Kementerian 3. membantu Kemendagri dan Kemenkeu
Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka untuk melakukan evaluasi anggaran
peningkatan efisiensi satuan pendidikan pendidikan kabupaten/kota.
adalah mengurangi jumlah waktu yang
dihabiskan oleh satuan pendidikan untuk
kegiatan administrasi birokrasi.

Strategi yang dilakukan Kementerian


Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka
penguatan akuntabilitas layanan pendidikan
dengan pemerintah daerah adalah:
1. melakukan pendekatan asimetris untuk
memenuhi kebutuhan setiap pemerintah
daerah, alih-alih pendekatan ‘one-size fits

48
KERANGKA
PENDANAAN
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

KERANGKA PENDANAAN

Upaya untuk mencapai tujuan Kemendikbud dan sasaran-sasaran strategis yang


telah ditetapkan, diperlukan dukungan berbagai macam sumber daya, dukungan
dan prasarana yang memadai, dukungan regulasi, dan tentunya sumber pendanaan
yang cukup. Sehubungan dengan dukungan pendanaan, indikasi kebutuhan
pendanaan untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis Kemendikbud dibagi ke
dalam dua periode yakni:
a. periode tahun 2020; dan
b. periode tahun 2021-2024, berdasarkan restrukturisasi program yang
dilaksanakan mulai tahun 2021 di seluruh kementerian/lembaga.

50
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

Kebutuhan pendanaan periode pertama tahun 2020 sebagaimana tertuang pada tabel
sebagai berikut:

Indikasi Kebutuhan
No. Program
Pendanaan (Rp Miliar)

Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis 22.788,64


1
Lainnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2 Program Guru dan Tenaga Kependidikan 3.593,39

Program Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan 6.050,60


3
Pendidikan Menengah

4 Program Pendidikan Vokasi 7.790,28

5 Program Pendidikan Tinggi 32.002,16

6 Program Pelestarian dan Pemajuan Budaya 1.804,61

Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur 221,82


7
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Program Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan 935,00


8
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

9 Program Pengembangan dan Pembinaan Bahasa dan Sastra 516,16

JUMLAH 22.788,64

51
K E M E N T E R I A N P E N D I D I KA N D A N K E B U D AYA A N

Adapun kebutuhan pendanaan pada tahun 2021-2024, mengikuti restrukturisasi program yang
dilaksanakan mulai tahun 2021 di seluruh kementerian/lembaga, tertuang tabel sebagai berikut:

Indikasi Kebutuhan Pendanaan (Rp Miliar)


No. Program JUMLAH
2021 2022 2023 2024

1 Program Dukungan 13.468,91


3.219,29 3.315,87 3.415,94 3.517,81
Manajemen

Program Kualitas
2 Pengajaran dan 4.664,24 4.804,17 4.948,30 5.096,74 19.513,45
Pembelajaran
Program PAUD dan
3 Wajib Belajar 12 Tahun 23.265,62 23.963,59 24.682,49 25.422,97 97.334,67

Program Pendidikan
4 dan Pelatihan Vokasi 8.023,99 8.264,71 8.512,65 8.768,03 33.569,38

Program Pendidikan
5 Tinggi 43.726,54 51.038,35 58.568,90 63.326,58 216.660,37

Program Pemajuan
6 dan Pelestarian 2.390,40 2.462,11 2.535,97 2.612,05 10.000,53
Bahasa dan
Kebudayaan

JUMLAH 85.290,08 93.848,80 102.664,25 108.744,18 390.547,31

52
BIRO KERJA SAMA DAN HUBUNGAN MASYARAKAT
Kompleks Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Gedung C Lantai 4, Jalan Jenderal Sudirman, Senayan
Jakarta Pusat, 10270

Pusat Panggilan | 177


Laman Pengaduan | ult.kemdikbud.go.id
Posel Pengaduan | pengaduan@kemdikbud.go.id

Kemdikbud.RI Kemdikbud_RI kemdikbud.ri KEMDIKBUD RI kemdikbud.ri www.kemdikbud.go.id

Anda mungkin juga menyukai